Anda di halaman 1dari 8

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN


IV.1 Hasil
IV.2 Pembahasan
Percobaan yang dilakukan adalah Percobaan Penanganan Hewan Coba. Hewan
coba yang diketahui penanganannya pada percobaan ini yaitu mencit dan kelinci.
Mencit atau (Mus musculus) merupakan salah satu hewan percobaan dilaboratorium
yang biasa disebut tikus putih, hewan ini dapat berkembang biak secara cepat dan
dalam jumlah yang cukup besar (Febriana, 2012)
Kelinci atau (Oryctolagus cuniculus) merupakan hewan Famili leporidae
(Pemakan tumbuhan hijau) yang dapat ditemukan dibelahan bumi. Dulunya hewan ini
adalah hewan liar yang hidup di Afrika hingga ke daratan Eropa (Febriana, 2012)
Hal-hal yang perlu diperhatikan pada hewan coba mencit dan kelinci antara lain
ditinjau dari nutrisi, jenis kelamin, kandang hewan, dan penyakit pada hewan. Nutrisi
yang diberikan pada hewan coba mencit harus yang bergizi, cukup sesuai kebutuhan,
segar, dan bersih, kemudian jenis kelamin mencit yang diigunakan adalah mencit
berjenis kelamin jantan, sebab jika menggunakan mencit berjenis kelamin betina, maka
data yang akan diperoleh tidak akurat, sebab pada mencit berjenis kelamin betina dapat
mengalami masa estrsus (Malole, 2000).
Masa estrus atau fase estrus yang dalam bahasa latin disebut oestrus yang berarti
kegilaan atau gairah, hipotalamus terstimulasi untuk melepaskan gonadotropinreleasing hormone (GRH). Estrogenmenyebabkan pola perilaku kawin pada mencit,
gonadotropin menstimulasi pertumbuhan folikel yangdipengaruhi follicle stimulating
hormone (FSH) sehingga terjadi ovulasi. Kandungan FSH ini lebihrendah jika
dibandingkan dengan kandungan luteinizing hormone (LH) maka jika terjadi coitus

dapatdipastikan mencit akan mengalami kehamilan. Pada saat estrus biasanya mencit
terlihat tidak tenang danlebih aktif, dengan kata lain mencit berada dalam keadaan
mencari perhatian kepada mencit jantan. Fase estrus merupakan periode ketika betina
reseptif terhadap jantan dan akan melakukan perkawinan, mencit jantan akan mendekati
mencit betina dan akan terjadi kopulasi ( Marcondes,FK, 2002).
Kemudian kriteria kandang hewan mencit dimana bangunannya dibuat agar
nyaman untuk hewan, sesuai untuk masing-masing jenis hewan, permukaan tidak
tajam, mudah dibersihkan, tidak mudah dirusak oleh hewan, cukup luas untuk bergerak,
cukup tenang dan pembuangan limbah dan ventilasi memadai. Hewan dalam kandang
akan merasa tentram bila kandang kering, bersih, tidak ribut, suhu udara 18 - 29 C,
kelembaban relatif 30 70 %, pertukaran udara minimal 10 kali/jam, serta alas
kandang berupa serbuk gergaji atau kulit padi dan harus diganti 1-3 kali dalam
seminggu karena dapat menganggu pernafasan dan merangsang selaput lendir dan urin
dan feses selalu dibersihkan, jangan menumpuk (Malole, 2000).
Dalam penanganan hewan coba mencit terdiri dari lima langkah yaitu, ujung
ekor diangkat dengan tangan kanan, kemudian mencit dibiarkan mencekeram alas
penutup kandang yang kasar (kawat) sehingga tertahan di tempat, setelah itu ibu jari
dan jari telunjuk kiri menjepit kulit tengkuk seerat mungkin, kemudian ekor
dipindahkan, dijepit diantara jari manis dan jari kelingking tangan kiri dan langkah
terakhir mencit siap diberi perlakuan dengan tangan kanan. Penanganan hewan coba
kelinci terdiri dari 3 langkah yaitu kelinci dipegang kulit tengkuknya, kemudian pantat
diangkat dengan tangan kanan dan didekapkan ke badan anda atau kelinci langsung
dimasukkan kedalam kotak penelitian (Malole, 2000).

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Mencit

KLASIFIKASI MENCIT
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Sub filum : Vertebrata
Class : Mamalia
Sub class : Theria
Ordo : Rodentia
Sub ordo : Myomorpha
Famili : Muridae
Sub family : Murinae
Genus : Mus
Species : Mus musculus
Mencit (Mus musculus) merupakan hewan yang masuk dalam familia dari
kelompok mamalia (hewan menyusui). Pada beberapa jenis ternak yang hidup didaerah
berikilim subtropics, siklus birahi (astrus) hanya terjadi selama musim kawin dan peride
bukan musim kawin ternak betina dalam keadaan enastrus (tidak birahi). Pada sejumlah
mamalia, proses reproduksi terjadi selama satu periode terbatas dalam setahun, seperti
pada sebagian besar hewan menyusui. Estrus adalah keadaan fisiologi hewan betina yang
siap menerima perkawinan dengan jantan (Sonjaya, 2008).

Siklus birahi dibagi dua fase fasu luteal dan fase folikel Pada fase luteal dan fase
folikel. Pada fase luteal dicirikan oleh aktifnya korpus luteum yang mensekresikan
progesterone pada level yang tinggi sedangkan LH dan FSH rendah. Pada fase folikel
diawali pada saat corpus luteum lisis, kadar progerteron menurun dan pertumbuhan
folikel mulai aktif dan ,mensekresikan secara bertahap estrogen sesuai dengan
perkembangan populasi folikel. Peningkatan estrogen akan menimbulkan terjadinya
tingkahlaku birahi dan control umpan balik positif terhadap hipotalamus dan hipofisia
yang berdampak meningkatkan pulsaliti LH dan kadar FSH sampai terjadi evolusi
(Sonjaya, 2008).
Mencit yang telah dewasa dan siap dikawinkan mempunyai bobot jantan 28 gram,
betina 20-25 gram. Kebuntingan antara 17-22 hari, rata-rata 21 hari Mencit termasuk
hewan polioestrus, siklusnya berlangsung setiap 4-5 hari sekali, lamanya birahi antara 920 jam, estrus terjadi 20-40 jam setelah partus. Penyapihan dapat menginduksi estrus
dalam 2-4 hari. Cara perkawinan mencit berdasarkan rasio jantan dan betina dibedakan
atas monogamus, triogamus dan harem. Sistem Monogamus terdiri dari satu jantan dan
satu betina, triogamus terdiri dari satu jantan dan dua betina dan harem satu jantan lebih
dari tiga betina dalam satu kandang ( Marcondes,FK, 2002).
Pada setiap siklus yang terjadi pada tubuh mencit, terjadi perubahan-perubahan
perilaku yang dipengaruhi oleh hormon.
1. Fase estrus
Pada fase estrus yang dalam bahasa latin disebut oestrus yang berarti
kegilaan atau gairah , hipotalamus terstimulasi untuk melepaskan gonadotropinreleasing hormone (GRH). Estrogen menyebabkan pola perilaku kawin pada mencit,
gonadotropin menstimulasi pertumbuhan folikel yang dipengaruhi follicle stimulating
hormone (FSH) sehingga terjadi ovulasi. Kandungan FSH ini lebih rendah jika
dibandingkan dengan kandungan luteinizing hormone (LH) maka jika terjadi coitus

dapat dipastikan mencit akan mengalami kehamilan. Pada saat estrus biasanya mencit
terlihat tidak tenang dan lebih aktif, dengan kata lain mencit berada dalam keadaan
mencari perhatian kepada mencit jantan. Fase estrus merupakan periode ketika betina
reseptif terhadap jantan dan akan melakukan perkawinan, mencit jantan akan
mendekati mencit betina dan akan terjadi kopulasi. Mencit jantan melakukan
semacam panggilan ultrasonik dengan jarak gelombang suara 30 kHz - 110kHz yang
dilakukan sesering mungkin selama masa pedekatan dengan mencit betina, sementara
itu mencit betina menghasilkan semacam pheromon yang dihasilkan oleh kelenjar
preputial yang diekskresikan melalui urin. Pheromon ini berfungsi untuk menarik
perhatian mencit jantan. Mencit dapat mendeteksi pheromon ini karena terdapat organ
vomeronasal yang terdapat pada bagian dasar hidungnya. Pada tahap ini vagina pada
mencit betinapun membengkak dan berwarna merah. Tahap estrus pada mencit terjadi
dua tahap yaitu tahap estrus awal dimana folikel sudah matang, sel-sel epitel sudah
tidak berinti, dan ukuran uterus pada tahap ini adalah ukuran uterus maksimal, tahap
ini terjadi selama 12 jam. Lalu tahap estrus akhir dimana terjadi ovulasi yang hanya
berlangsung selama 18 jam ( Marcondes,FK, 2002).
2. Fase Metestrus
Pada tahap metestrus birahi pada mencit mulai berhenti, aktivitasnya mulai
tenang, dan mencit betina sudah tidak reseptif pada jantan. Ukuran uterus pada tahap
ini adalah ukuran yang paling kecil karena uterus menciut. Pada ovarium korpus
luteum dibentuk secara aktif, terdapat sel-sel leukosit yang berfungsi untuk
menghancurkan dan memakan sel telur tersebut. Fase ini terjadi selama 6 jam. Pada
tahap ini hormon yang terkandung paling banyak adalah hormon progesteron yang
dihasilkan oleh korpus leteum ( Marcondes,FK, 2002).
3. Fase Diestrus
Tahap selanjutnya adalah tahap diestrus, tahap ini terjadi selama 2-2,5 hari.
Pada tahap ini terbentuk folikel-folikel primer yang belum tumbuh dan beberapa yang

mengalami pertumbuhan awal. Hormon yang terkandung dalam ovarium adalah


estrogen meski kandungannya sangat sedikit. Fase ini disebut pula fase istirahat
karena mencit betina sama sekali tidak tertarik pada mencit jantan. Pada apusan
vagina akan terlihat banyak sel epitel berinti dan sel leukosit. Pada uterus terdapat
banyak mukus, kelenjar menciut dan tidak aktif, ukuran uterus kecil, dan terdapat
banyak lendir ( Marcondes,FK, 2002).
4. Fase Proestrus
Pada fase proestrus ovarium terjadi pertumbuhan folikel dengan cepat menjadi
folikel pertumbuhan tua atau disebut juga dengan folikel de Graaf. Pada tahap ini
hormon estrogen sudah mulai banyak dan hormon FSH dan LH siap terbentuk. Pada
apusan vaginanya akan terlihat sel-sel epitel yang sudah tidak berinti (sel cornified)
dan tidak ada lagi leukosit. Sel cornified ini terbentuk akibat adanya pembelahan sel
epitel berinti secara mitosis dengan sangat cepat sehingga inti pada sel yang baru
belum terbentuk sempuna bahkan belum terbentuk inti dan sel-sel baru ini berada di
atas sel epitel yang membelah, sel-sel baru ini disebut juga sel cornified (sel yang
menanduk. Perilaku mencit betina pada tahap ini sudah mulai gelisah namun
keinginan untuk kopulasi belum terlalu besar. Fase ini terjadi selama 12 jam. Setelah
fase ini berakhir fase selanjutnya adalah fase estrus dan begitu selanjutnya fase akan
berulang ( Marcondes,FK, 2002).

II.2 Tikus ( Rattus novergicus)

KLASIFIKASI TIKUS
Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Mamalia
Ordo : Rodentia
Family : Murinae
Genus : Rattus
Spesies : Rattus novergicus
Memiliki kepala, badan, dan leher yang terlihat jelas, tubuhnya tertutup rambut,
ekornya bersisik, kadang-kadang berambut. Merupakan hewan liar, mempunyai sepasang
daun telinga dan bibir yang lentur. Tikus termasuk hewan mamalia,oleh sebab itu
dampaknya terhadap suatu perlakuan mungkin berbeda jauh dibanding mamalia lainnya.
Tikus merupakan hewan laboratorium yang banyak digunakan dalam percobaan atau
penelitian, antara lain untuk mempelajari pengaruh obat-obatan, toksisitas, metabolisme,
embriologi dan tingkah laku (Malole, 2000)
Dalam penanganan hewan coba tikus tidak berbeda dengan mencit, yaitu terdiri
dari lima langkah yaitu, ujung ekor diangkat dengan tangan kanan, kemudian mencit
dibiarkan mencekeram alas penutup kandang yang kasar (kawat) sehingga tertahan di
tempat, setelah itu ibu jari dan jari telunjuk kiri menjepit kulit tengkuk seerat mungkin,
kemudian ekor dipindahkan, dijepit diantara jari manis dan jari kelingking tangan kiri
dan langkah terakhir mencit siap diberi perlakuan dengan tangan kanan (Malole, 2000).
II.3 . Kelinci (Oryctolagus cuniculus)

KLASIFIKASI KELINCI
Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Sub filum : Vertebrata
Kelas : Mamalia
Ordo : Lagumorida
Family : Leporidae
Genus : Oryctolagus
Spesies : Oryctolagus cuniculus
Kelinci mempunyai punggung melengkung dan berekor pendek, kepalanya kecil
dan telinganya tegak lurus ke atas akan tetapi bibir terbelah dan yang bagian atasnya
bersambung hingga hidung. Mempunyai beberapa helai kumis dan pembuluh darah banyak
terdapat pada telinga. Kelinci merupakan hewan famili leporidae (Pemakan tumbuhan

hijau) yang dapat ditemukan dibelahan bumi. Dulunya hewan ini adalah hewan liar
yang hidup di Afrika hingga ke daratan Eropa (Febriana, 2012).
Penanganan hewan coba kelinci terdiri dari 3 langkah yaitu kelinci dipegang
kulit tengkuknya, kemudian pantat diangkat dengan tangan kanan dan didekapkan ke
badan anda atau kelinci langsung dimasukkan kedalam kotak penelitian
2000).

(Malole,

Anda mungkin juga menyukai