Anda di halaman 1dari 3

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Pembahasan
Ovariohisterectomy (OH) merupakan tindakan bedah / operasi pengangkatan organ
reproduksi betina dari ovarium sampai dengan uterus. Sebelum operasi ovariohisterectomy
dilakukan, alat alat operasi dipersiapkan. Alat tersebut berupa :
1. Duk yang berfungsi sebagai pelindung pasien dari kontaminan dan sebagai alas untuk
2.
3.
4.
5.
6.
7.

meletakkan alat alat operasi yang digunakan selama operasi berlangsung.


Towel clamp berfungsi untuk menjepit duk agar menempel / melekat pada kulit.
Needle holder yang berfungsi untuk memegang jarum.
Pinset yang berfungsi untuk memegang jaringan.
Gunting yang berfungsi untuk memotong jaringan.
Pisau scalpel berfungsi untuk menginsisi kulit.
Spy Hook berfungsi untuk mencari organ yang dikehendaki.
Perlakuan awal yang dilakukan yaitu pemeriksaan fisik (PE) yang meliputi suhu

tubuh, pulsus (detak jantung), nafas. Pemeriksaan fisik dilakukan selama proses operasi,
harus dipantau setiap 15 menit sekali. Sebelum obat anastesi diberikan pasien diberikan obat
premedikasi berupa Acepromazine di berikan secara subcutan (SC). Setelah diinjeksikan
kemudian ditunggu selama 30 menit. Kemudian diinjeksikan Atropin Sulfat yang di berikan
secara subcutan (SC). Setelah premedikasi diberikan kemudian tunggu 10-15 menit,
dilanjutkan dengan pemberian obat anastesi, yaitu Ketamin. Pemberian obat anastesi tersebut
di berikan secara intramuscular (IM).
Perhitungan dosis :
Jumlah yang diberikan = bobot badan x dosis
konsentrasi

ACP

0,2 mg/kg x 1,8 kg

= 0,18 ml

2 mg/ml
Atropin Sulfat

0,04 mg/kg x 1,8 kg = 0,29 ml


0,25 mg/ml

Ketamine

20 mg/kg x 1,8 kg =

0,36 ml

100 mg/ml
Ovariohisterectomy ini menggunakan teknik laparotomi posterior dimana dengan
sayatan medianus sesuai dengan posisi ovarium uterus. Uterus tersebut berada pada daerah
abdominal (flank) bagian posterior, tepatnya di anterior dari vesica urinaria. Setelah kucing
tersebut teranastesi atau pingsan, kucing tersebut diletakkan diatas meja operasi dengan posisi
dorsal recumbency. Kemudian bersihkan bulu dan semprotkan terlebih dahulu alcohol pada
area yang akan dicukur, kemudian cukur di daerah abdomen, posterior umbilical. Bersihkan
dan disinfeksi daerah sekitar dengan menggunakan betadine. Setelah itu, buatlah sayatan
sekitar 2-3 cm dari umbilicus arah caudal, pada linea alba dengan panjang kurang lebih 3 - 4
cm. Lapisan pertama yang disayat adalah kulit kemudian subkutan. Daerah di

bawah

subkutan kemudian dipreparir sedikit hingga bagian peritoneum dapat terlihat. Setelah itu,
bagian peritoneum tersebut dijepit menggunakan pinset, disayat sedikit tepat pada bagian
linea alba menggunakan scalpel hingga ruang abdomen terlihat. Kemudian, sayatan tersebut
diperpanjang ke arah anterior dan posterior menggunakan gunting dengan panjang sesuai
dengan sayatan yang telah dilakukan pada kulit. Diusahakan sayatan seminimal mungkin
dengan tujuan agar proses penjahitan dan penyembuhan tidak terlalu lama. Setelah rongga
abdomen terbuka, kemudian dilakukan pencarian organ uterus dan ovarium. Setelah di dapat
organ uterus, uterus ditarik keluar hingga daerah percabangan uterus (bivurcatio uteri). Klem
tepat diatas ovarium dan tepat diatas cervix. Ligasi diatas klem pertama (diatas ovarium) dan
klem kedua (diatas cervix). Setelah diligasi dengan kuat potong uterus, lepas klem. Pastikan
ligasi kuat dan tidak lepas, serta tidak ada rembesan darah dari saluran yang telah di potong.
Setelah proses pemotongan selesai, masukkan kembali peritoneum. Bagian linea alba ditutup
kembali tapi sebelum itu diberi antibiotic kemudian ditutup dengan penjahitan aponeurose di
m.obliqous abdominis externus m. abdominis externus dengan menggunakan teknik terputus
sederhana. Dan pastikan jahitan tidak melukai atau mengenai organ didalamnya. Penjahitan
pada kulit dengan menggunakan benang silik dengan teknik jahitan simple terputus, dan
dilanjutkan dengan jahitan terputus sederhana. Setelah penjahitan selesai, diusap dengan
betadin diatas jahitan secara merata kemudian ditutup dengan hypavix dan gurita untuk
melindungi jahitan agar cepat kering, tidak ada kontaminasi dan tidak lepas.
4.2 Perawatan Post Operasi

Tepat setelah operasi dilaksanakan, kucing telah sadar. Keesokan harinya perawatan
post operasi dilakukan dengan membuka bekas jahitan dengan air hangat. Setelah itu melepas
hypavix pelan-pelan agar kucing tidak kesakitan.

Kemudian diusapkan betadine secara

merata pada bekas jahitan dan pemberian bioplacenton salep hingga jahitan mengering. Lalu
tutup jahitan dengan mengganti kasa dan hypavix yang baru. Selain pemberian obat dan
salep, pembersihan kandang, pemberian makan dan minum, serta

pemeriksaan fisik

sederhana (suhu, pulsus, nafas, dan CRT) juga tidak kalah pentingnya. Usahakan kucing
diberikan pakan basah agar tidak terlalu sakit ketika merejan sewaktu kucing defikasi. Jahitan
pada pasien lepas dengan sendirinya setelah kurang lebih 10 hari post operasi, namun pasien
masih tetap dalam pengawasan karena ditakutkan terjadi pembukaan luka kembali atau
infeksi yang diakibatkan bakteri. Sehingga pengawasan akan tetap dilakukan hingga
seminggu kedepan sampai dipastikan bahwa pasien benar - benar sembuh dan sehat kembali.

Log Monitoring Pasien


Hari / tanggal
Jenis Hewan

12 November 2014
Kucing

Umur
Jenis Kelamin
Berat Badan

8 Bulan
Betina
1,8 kg

Pemeriksaan Fisik (PE) :


Suhu : 39 C
BB : 1,8 kg
Nafas : 51
Pulsus : 60 / menit

Prosedur Operasi :
Ovariohisterectomy (OH)
Kelas / Kelompok :
A/ 6

Anda mungkin juga menyukai