Anda di halaman 1dari 23

SINDROM DISTRESS

PERNAFASAN
Ana Verawaty
1161050234

Pendahuluan
Atau Sindrom Gangguan Napas yang disebut juga
Hyaline membrane disease hampir terjadi sebagian
besar pada BKB

Insidensi dan derajat penyakit ini


berhubungan dengan umur
kehamilan
Beberapa tahun membaik dengan
penggunaan steroid antenatal,
terapi pasca natal dengan surfaktan
dan teknik penggunaan ventilator

Etiologi Gangguan
napas
Obstruksi jalan napas
Trakhea (fistula trakeoesofagus,
stenosis trakhea, dan stenosis
bronkhial)

Penyebab pulmonal
Penyebab non pulmonal

PERKEMBANGAN PARU
NORMAL

Paru berasal dari pengembangan embryonic


foregut dimulai dengan perkembangan bronkhi
utama pada usia 3 minggu kehamilan.

Pertumbuhan paru kearah kaudal ke mesenkhim


sekitar dan pembuluh darah, otot halus, tulang
rawan dan komponen fibroblast berasal dari
jaringan ini.

Secara endodermal epitelium mulai membentuk


alveoli dan saluran pernapasan

4 stadium
perkembangan paru
Pseudoglandular (5 17 minggu)

Terjadi perkembangan percabangan bronkus dan tubulus asiner

Kanalikuler (16 26 minggu)

Terjadi proliferasi kapiler dan penipisan mesenkhim


Diferensiasi pneumosit alveolar tipe II sekitar 20 minggu

Sakuler (24 38 minggu)

Terjadi perkembangan dan ekspansi rongga udara


Awal pembentukan septum alveolar

Alveolar (36 minggu lebih 2 tahun setelah lahir)

Penipisan septum alveolar dan pembentukan kapiler baru

Surfaktan paru

Dibentuk pada pneumosit alveolat tipe II dan disekresi kedalam


rongga udara kecil sekitar usia kehamilan 22 minggu

Komponen utama: fosfolipid, sebagian


dipalmitylphospatidylcholine (DPPC)

Disekresi oleh eksositosis dari lamellar bodies pneumosit alveolar


tipe II dan mielin tubuler yg dibentuk tergantung pada ion kalsium
dan protein surfaktan SP-A dan SP-B

Fungsinya adalah untuk mengurangi tegangan permukaan dan


menstabilkan saluran napas kecil selama ekspirasi yang
memungkinkan stabilisasi dan pemeliharaan sisa volume paru.
Terjadi proses re-uptake and recycling secara akrip dari fosfolipid
surfaktan

besar

terdiri

dari

MANIFESTASI KLINIS

Takipnea: frekuensi napas > 60 80 kali/menit

Retraksi sela iga

Napas cuping hidung

Merintih atau runting

Sianois sentral

Apnu atau henti napas

Anamnesis

Prematuritas, sindrom gangguan napas, sindrom aspirasi


mekonium, infeksi, trauma persalinan sungsang, depresi
susunan saraf pusat, perdarahan susunan saraf pusat,
paralisis nervus

Gangguan SSP

Kelainan kongenital

Diabetes pada ibu, perdarahan antepartum pada


persalinan kurang bulan, partus lama, kulit ketuban pecah
dini, oligohidramnion, penggunaan obat yang berlebihan

Pemeriksaan fisik

Merintih atau grunting tetapi warna kulit masih kemerahan,


merupakan gejala yang menonjol

Sianosis sentral

Retraksi sela iga

Tanda obstruksi saluran napas mulai dari hidung: atresis koanae,


ditandai dengan kesulitan memasukkan pipa nasogastrik melalui
hidung

Air ketuban bercampur mekonium atau perwanaan hijaukekuningan pada tali pusat

Abdomen mengempis

DIAGNOSIS

Derajat beratnya distress nafas dapat dinilai


dengan menggunakan skor SilvermanAnderson dan skor Downes.

Skor Silverman-Anderson lebih sesuai


digunakan untuk bayi prematur yang
menderita hyaline membrane disease (HMD)
skor Downes merupakan sistem skoring yang
lebih komprehensif dan dapat digunakan pada
semua usia kehamilan

PENATALAKSANAAN NONRESPIRATORIK

Monitoring temperature

Temperatur bayi harus dijaga dalam rentang 36,537,50 C

Enteral feeding harus dihindari untuk mencegah hipoglikemi

Pemberian cairan

biasanya dimulai dengan jumlah yang minimum, mulai dari 60


ml/kgBB/hari dengan Dekstrose 10%

Pemberian nutrisi parenteral dapat dimulai sejak hari


pertama.

Pemberian protein dapat dimulai dari 3,5 g/kgBB/hari dan lipid


mulai dari 3 g/kgBB/hari.10

TATALAKSANA

Pembersihan jalan nafas

Monitoring saturasi oksigen dengan pulse oxymetri

Tekanan Positif pada Saluran Nafas Kontinu Continuous Positive Airway


Pressure (CPAP) Biasanya 5-7 cm H2O

Pengobatan SURFAKTAN

Alat Ventilator

Kantong & masker / selang endotracheal


Ventilator untuk neonatus

Asidosis respiratorik, hipoksemia, atau apnu IPPV (Intemittent


positive pressure ventilation) sebagai tambahan PEEP (positive endexpiratory pressure)

TEKNIK MEMBERI CPAP

Endotracheal tube: sederhana, mudah &


efesien tetapi karena lumen kecil, menambah
tugas kerja bernafas.

Face mask: Mudah dipasang, murah, tetapi sulit


diatur dan menyebabkan distensi lambung.

Nasal Prongs: Cara yg paling sering dipakai


sederhana & mudah dipasang, murah. Tetapi
bocoran di mulut menghindari tekanan terlalu
tinggi tetapi efesensi dihambat

Pengaturan awal ventilator


konvensional

Fraksi oksigen inspirasi 60 100%

Tekanan puncak inspirasi 20 25 H2O

Tekanan positif akhir ekspirasi 5 cm H2O dan


frekuensi napas 30 50 x/menit

PEMBERIAN SURFAKTAN

Setelah pemberian
surfaktan

PROGNOSIS

Tergantung pada latar belakang etiologi


gangguan napas

Baik bila gangguan napas akut dan tidak


berhubungan dengan keadaan hipoksemia
yang lama

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai