Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang


Dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang
kedokteran, pemeriksaan radiografi telah menjadi salah satu alat diagnostik utama
di bidang kedokteran gigi. Pencitraan modern (modern imaging) yang dapat
memberikan informasi diagnostik lebih baik dan akurat, telah pula dikembangkan
sejak 1970an. Di Indonesia sarana radiografi modern ini mulai banyak digunakan.
Walaupun demikian pemeriksaan radiografi yang menggunakan peralatan yang
konvensional masih merupakan andalan bagi sebagian besar praktisi kedokteran
gigi di Indonesia. Proyeksi standar yang sudah banyak digunakan oleh dokter gigi
umum seperti proyeksi intra oral dan ekstra oral, meskipun terlihat sederhana,
sesungguhnya dapat memberikan informasi diagnostik lebih banyak untuk
memenuhi kebutuhan klinis yang maksimal. Namun, seiring dengan
perkembangan zaman saat ini selain secara konvensional dan digital, sudah ada
pemeriksaan radiografi secara modern yang dapat dilihat melalui komputer
sehingga hasil pemeriksaan yang diperoleh lebih akurat.1
Untuk setiap proyeksi memang terdapat ketentuan pengaturan standar.
Namun demikian, tidak selalu radiograf yang dihasilkan dengan teknik standar
dapat memenuhi tujuan pemeriksaan yang diinginkan dokter gigi. Seringkali
diperlukan kreativitas agar informasi diagnostik yang diinginkan dapat diperoleh
secara maksimal.1

Gambaran radiografi sangat membantu dalam penatalaksanaan berbagai


kasus, terutama membantu dalam menegakkan diagnosis, perencanaan perawatan,
maupun evaluasi hasil perawatan yang dilakukan. Namun demikian, yang perlu
diingat adalah bahwa disamping nilai diagnostik yang diperoleh, pemeriksaan
radiografi memiliki potensi mengakibatkan bahaya radiasi, dimana pada saat sinar
X mengenai jaringan tubuh, akan terjadi ionisasi pada jaringan yang dilaluinya
sehingga terjadi kerusakan pada jaringan tersebut.3 Karena itu, perlu dilakukan
proteksi yang baik pada saat melakukan pemeriksaan radiologi agar efek radiasi
yang diterima oleh penderita, operator maupun lingkungan disekitar ruang
radiografi dapat sekecil mungkin. Selain itu, pemilihan proyeksi pemotretan yang
tepat adalah salah satu upaya yang harus dilakukan untuk menghindari paparan
radiasi yang tidak diperlukan.2
Salah satu masalah penting dalam kedokteran gigi khususnya perawatan
dibidang Bedah Mulut adalah adanya kelainan pada duktus stensen yaitu
sialectasia. Sialectasia adalah suatu kelainan dimana terjadi penyumbatan pada
duktus stensen yang mengalami dilatasi sehingga mengakibatkan pembengkakan.
Untuk membantu menegakkan diagnosis sialectasia pada duktus stensen
kita dapat menggunakan sialografi. Sialografi merupakan pemeriksaan radiografi
secara menyeluruh dari kelenjar saliva dengan menggunakan sinar-X,
Ultrasonografi, MRI, dan CT Scan yang dapat digunakan untuk mendeteksi
sialectasia pada duktus stensen. Penentuan lokasi secara radiografi sangat
membantu meningkatkan keberhasilan penatalaksanaan berbagai penyakit gigi
dan mulut, khususnya dibeberapa disiplin Ilmu Kedokteran Gigi Klinik.4

Melalui skripsi ini, penulis membahas tentang penggunaan radiologi


dalam membantu menegakkan diagnosis sialectasia pada duktus stensen.

I.2. Tujuan Penulisan


Untuk mendiagnosa kasus sialectasia pada duktus stensen, tidak cukup
hanya dengan melihat gejala yang dikeluhkan pasien, tetapi juga didukung dengan
serangkaian pemeriksaan lain, salah satunya pemeriksaan radiografi. Berdasarkan
alasan tersebut, maka penyusunan skripsi ini dilakukan dengan tujuan :
I.2.1. Mengenali gambaran umum mengenai kasus sialectasia pada duktus
stensen.
I.2.2. Membantu menegakkan diagnosis sialectasia pada duktus stensen.
I.2.3. Mengetahui metode perawatan yang dapat dilakukan pada kasus
sialectasia duktus stensen

I.3. Metode Penulisan


Metode yang digunakan pada penulisan skripsi ini yaitu menggunakan
metode tinjauan pustaka dengan mengumpulkan berbagai literatur berupa text
book, jurnal, artikel, dan internet yang berkaitan dengan gambaran radiografi
dalam mendiagnosis sialectasia pada duktus stensen yang kemudian
dideskripsikan dalam bentuk skripsi.

Anda mungkin juga menyukai