CEMAS
ANATOMI GANGGUAN
CEMAS
Modulator terpenting
Amygdala
rasa cemas dan takut (hiperresponsif terhadap rangsang)
Prefrontal Limbik
abnormalitasnya mempbuat kerentanan terhadap efek farmakologis
PATOFISIOLOGI
MEDIATOR UTAMA
CNS:
Norepinefrin
Serotonine
Dopamine
GABA
Perifer:
Corticotophin factor
SINGKATNYA PATOFISIOLOGI
parahippocampal kanan mengalami kenaikan flow. Reseptor
ETIOLOGI
Faktor genetik adalah penyebab meningkatnya resiko gangguan cemas.
ETIOLOGI
Fobia Sosial
trauma sosial dan rendahnya kemampuan bersosial
Fobia Spesifik
pengalaman traumatis
Agorafobia
akumulasi dari serengan panik
Gangguan Panik
Genetik terganggu oleh neurochemical -> ketidaksimbangan fungsi otonom
DIAGNOSIS
Complete blood Count
Tyroid funtion test hypertiroid merupakan gejala umum yang sering dikaitkan
GANGGUAN PANIK
Penderita datang dengan keluhan sakit di bagian dada, takut seolah-olah akan
mati. Gejala ini berlangsung tiba tiba dengan puncaknya kira-kira 10 menit.
Gejala tersebut antara lain:
ini:
Gelisah
Mudah lelah
Sulit konsentrasi
Gangguan tidur
Mudah marah
Muscle tension
Ide untuk bunuh diri
FOBIA SOSIAL
Penderita dengan fobia sosial ditandai dengan takut berpenampilan di
AGORAFOBIA
Penderita ditandai dengan cemas jika berada di luar rumah, cemas dengan
FOBIA SPESIFIK
Penderita lebih spesifik cemas terhadap barang barang tertentu seperti
binatng, serangga, darah, jarum suntik, ketinggian, dsb. Fobia ini bisa
menimbulkan stress pada penderitasnya dan bisa menyebabkan cemas
hingga percobaan untuk bunuh diri.
TREATMENT
Pengobatan dilakukan dengan kombinasi antara farmakoterapi dan
Interpersonal psikoterapi (IPT) dan CBT (cognitive based test) juga banyak
digunakan untuk terapi perilaku orang dengan gangguan panik dan fobia.
Di terapi menggunakan benzodiazepin. Selain itu dukungan lingkungan dan keluarga adalah pengobatan ideal.
Gangguan cemas umum
Terapi yang sukses menggunakan CBT (cognitive behavioral therapy). Menggabungkan CBT dengan psikoterapi lainnya
akan lebih efektif seperti mindfulness theraphy dsb.
Jika hal tersebut masih berlangsung harus di masukan ke Rumah Sakit dengan kriteria seperti gangguan fungsional,
percobaan bunuh diri, dan defisit kemampuan sosial.
Gangguan panik
Farmakoterapi, kognitif psikoterapi dan psikologikal terapi lainnya adalah modalitas utama untuk menangani kasus
panik. Gangguan panik direkomendasikan menggunakn SSRI dan CBT. Kombinasi antara farmakoterapi dan psikoterapi
jauh lebih poten mengetasi panik jika dibandingkan dengan monoterapi saja.
Farmakoterapi untuk panik adalah golongan SSRI sebagai first line lalu menggunakan TCA. Contohnya adalah
Fluoxetine. Fluoxetine baik prognosisnya karena mempunyai waktu paruh yang panjang.
Selain itu ada golongan SSRI lainnya sepert, citaprolam (kontraindikasi dengan penderita elongasi QT), escitaprolam,
sertraline
Golongan TCA yang bisa mengatasi gangguan panik antara lain: paroxetine, mirtazapine. Obat obat ini digunakan
Fobia sosial
Self-exposure monoterapi merupakan terapi terbaik unutk sosial fobia. Farmakoterapi yang bisa membantu
mengatasi fobia antara lain sertraline, fluvoxamine (golongan SSRi) terapi ini berikan selama 6 minggu. Jika
masih gagal biasanya masih bisa diterapi dengan benzodiazepin, clonazepam, clonidine, propanolol yang
kerjanya mengurangi cemas penderita.
Fobia spesifik
Fobia spesifik dapat diterapi dengan prognosis baik oleh CBT. Selain CBT juga bisa menggunakan Virtual
Reality Exposure (VRE) dimana terapi ini di kontrol lebih dari 1 tahun.
Pelatihan teknik pernafasan juga berguna sebagai psikoterapi untuk mencegah fobia spesifik.
Agorafobia
Terbaik diterapi menggunakan golongan SSRI. Terapi dilakukan dari dosis rendah kemudian di titrasi sampai
efek dosis minimal. Benzodiazepine bisa digunakan sebagai oengobatan tapi efek sampingnya berupa
penyalah gunaan oleh penderita.
Alprazolam juga biasa digunakan untuk mengontol akut simtomatis dari panik. Alprazolam ini dikonsumsi
selama 6 minggu, dan ditambah 2 minggu sampai dosis maksimal apabila tidak ada respon.