Anda di halaman 1dari 3

PROBLEM TANAH MASAM

Kemasaman tanah merupakan hal yang biasa terjadi, di Indonesia lebih dari 50 % dari luasan
tanah adalah kategori tanah masam, diwilayah bercurah hujan tinggi menyebabkan tercucinya
basa-basa dari kompleks jerapan dan hilang melalui air draenase, tinggallah kation Al dan H
sebagai kation dominan yang menyebabkan tanah bereaksi masam.
Disamping Al dan H hasil dekomposisi senyawa bahan organik dan oksidasi senyawa pirit
juga menimbukan reaksi tanah masam, salah satu produk dekomposisi bahan organik adalah
H2CO3, senyawa ini berperan melarutkan basa-basa dari batuan, dengan demikian cepat
hilang tercuci dan terserap tanaman, hilangnya basa-basa merupakan salah satu sebab
tumbuhnya reaksi masam.
Terbentuknya asam-asam organik seperti H2SO4 dan HNO3 baik dari mineralisasi bahan
organik maupun akibat kegiatan mikroorganisme terhadap pupuk anorganik juga merupakan
penyumbang reaksi masam. Dalam hal ini pemberian pupuk yang mengandung belerang
misalnya amonium sulfat perlu sekali mendapat perhatian jika akan diberikan pada tanah
masam.
Kemasaman tanah bukanlah reaksi yang absolut, tetapi dapat berubah sesuai dengan waktu
atau pengaruh perlakuan manusia seperti halnya pemupukan dan pengapuran.
Tingkat kemasaman tanah dibagi 2 yaitu :
1. Kemasaman aktif : Jumlah ion H berada dalam larutan tanah,
2. Kemasaman cadangan : Jumlah ion H yang terjerap.
Berdasarkan pengalaman kemasaman cadangan lebih berbahaya daripada kemasaman aktif,
karna kemasaman aktif memerlukan 2 kg kapur CACO3/Ha untuk menetralkan pH bila pH
tanah 4, sedang untuk tanah dengan kemasaman cadangan memerlukan 2 ton kapur
CACO3/Ha.
Pengaruh tanah masam dan keracunan Al
Derajat kemasaman yang dikehendaki tanaman padi sawah pada umumnya 5 8, namun
setiap varietas mempunyai respon yang berbeda-beda terhadap pH tanah.
Dalam suasana masam atau sangat masam pertumbuhan tanaman padi akan tertekan, hal ini
disebabkan oleh :
1. Pengaruh langsung ion H+,
2. Terganggunya absorpsi Ca dan Na,
3. Meningkatnya kelarutan dan daya racun Al, Fe dan Mn,
4. Berkurangnya ketersediaan P dan Mo,

5. Berkurangnya kadar basa-basa akibat defisiensinya Ca, Mg dan K,


6. Tidak normalnya faktor-faktopr biotik seperti terganggunya siklus N dan aktifitas
mychoriza.
Setiap jenis tanaman mempunyai toleransi yang berbeda terhadap aluminium, analisa pH
rendah kelarutan aluminium akan semakin meningkat, pada konsentrasi 1-2 ppm Al dapat
membahayakan dan bersifat racun bagi tanaman padi, gejala keracunan Al dapat ditunjukkan
dengan garis-garis kuning diantara pembuluh daun.
Masalah keracunan Al lebih lanjut dapat dianalisa bahwa keracunan Al akan menghambat
perpanjangan dan pertumbuhan akar primer, menghalangi pembentukan akar lateral dan bulu
akar, mengurangi pembentukan DNA, RNA dan ADP serta menghambat pembelahan sel, dan
mengurangi serapan hara P, Ca, Mg, K, Fe, Mn, Cu, dan Zn.
Gejala keracunan lain adalah : Akar tumbuh gemuk pendek, dinding del akar menebal dan
kaku, akar cabang sedikit dan tanpa bulu akar, akar cenderung tumbuh ke atas, pertumbuhan
bagian atas buruk, daun muda sukar membuka dan mudah gugur.
Terganggunya sistem perakaran baik morfologi maupun fisiologinya sudah pasti menggangu
serapan P dan unsur hara lainnya oleh tanaman, maka sangat beralasan bila pertumbuhan
terhambat dan produksi rendah.
Tanah masam dan Pengapuran.
Mekanisme reaksi kapur dengan tanah masam adalah komplit namun tingkat netralisasi dan
hasil akhir tidak diketahui secara pasti. Bila ditinjau dari sudut kimia dalam pengapuran perlu
ditinjau sumber kemasaman dari tanah dan sumber mana yang harus dinetralkan. Pada
umumnya tujuan pengapuran pada tanah masam diwilayah tropik adalah untuk meniadakan
pengaruh meracun dari Al dan menyediakan hara Ca bagi tanaman.
Pemberian kapur kedalam tanah asam tidak saja memperbaiki sifat kimia tanah tetapi juga
mempengaruhi sifat fisika dan biologi tanah. Pengaruh kapur yang menonjol terhadap kimia
tanah adalah naiknya kadar Ca dan pH tanah, sehingga reaksi tanah mengarah ke netral,
dilain pihak terjadi penurunan kandungan Al-dd dan kejenuhan Al = Al/Ca + Mg + K +Na +
Al. Pengaruh lang sung terhadap biologi tanah dengan naiknya pH dan tersedianya beberapa
hara yang dibutuhkan tanah menyebabkan jasad hidup mudah memperoleh energi dan materi
dalam jumlah banyak, sejalan dengan itu populasi dan aktifitas jasad renik akan meningkat.
Pengaruh kapur terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman dapat ditinjau dari dua segi, (1)
pengaruh langsung yaitu kapur sebagai sumber Ca dan Mg. dan (2) Pengaruh tidak langsung
yaitu berupa perbaikan sifat dan ciri tanah sehingga menciptakan suasana tumbuh yang baik
bagi akar.
Penentuan kebutuhan kapur.
Penentuan banyaknya kapur yang harus diberikan didasarkan pada 2 hal, (1) tanaman apa
yang diusahakan, dan (2) berapa banyak Al yang harus ditekan agar dicapai pertumbuhan
maksimum. Dengan kata lain tanah dan tanaman yang akan digunakan perlu diperhatikan.

Dari hasil uji korelasi antara berbagai ciri tanah diperoleh hasil kebutuhan kapur untuk
perubahan nilai pH sampai 5,2 - 5,5 dan 6,0 yang didasarkan atas jumlah Al-dd yang
terdapat didalam tanah, sbb :
1. Untuk menaikkan pH tanah menjadi 6,0 kebutuhan kapur 2,1 ton CaCO3/ha.
2. Untuk menaikkan pH tanah menjadi 5,5 kebutuhan kapur 1,5 ton CaCO3/ha.
3. Untuk menaikkan pH tanah menjadi 5,2 kebutuhan kapur 1,2 ton CaCO3/ha
Dengan catatan : perhitungan ini berlaku hanya untuk kedalaman tanah yang akan
dikapur 20 cm.

Anda mungkin juga menyukai