DENGAN DIAGNOSA
OSTEOMYELITIS
RUANG BOUGENVILE
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH NGUDI WALUYO WLINGI
Disusun oleh :
NURUL MEGAWATI TAWAINELLA
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan pendahuluan dan Asuhan Keperawatan di ruang BOUGENVILE RSUD
NGUDI WALUYO WLINGI yang disusun oleh:
Nama : Nurul Megawati Tawainella
Telah diperiksa dan disahkan sebagai salah satu tugas profesi Ners Departemen
Keperawatan Bedah
Mengetahui,
Pembimbing Akademik
Pembimbing Klinik
LAPORAN PENDAHULUAN
APENDISITIS
A. Konsep Dasar
1. Pengertian
Apendistis adalah peradangan dari apendik periformis dan merupakan
(Sabiston, 1995)
Apendisitis merupakan penyakit bedah mayor yang paling sering terjadi,
walaupun apendisitis dapat terjadi setiap usia, namun paling sering pada
dari
apendiks
vermiformis
dan
merupakan
2. Etiologi
Terjadinya apendisitis akut umumnya disebabkan oleh infeksi bakteri. Namun
terdapat banyak sekali faktor pencetus terjadinya penyakit ini. Diantaranya
obstruksi yang terjadi pada lumen apendiks. Obstruksi pada lumen apendiks ini
biasanya disebabkan karena adanya timbunan tinja yang keras ( fekalit),
hipeplasia jaringan limfoid, penyakit cacing, parasit, benda asing dalam tubuh,
cancer primer dan striktur. Namun yang paling sering menyebabkan obstruksi
lumen apendiks adalah fekalit dan hiperplasia jaringan limfoid.
3. Klasifikasi
a. Apendisitis akut, dibagi atas: Apendisitis akut fokalis atau segmentalis,
yaitu setelah sembuh akan timbul striktur lokal. Appendisitis purulenta
difusi, yaitu sudah bertumpuk nanah.
b. Apendisitis kronis, dibagi atas: Apendisitis kronis fokalis atau parsial,
setelah sembuh akan timbul striktur lokal. Apendisitis kronis obliteritiva
yaitu appendiks miring, biasanya ditemukan pada usia tua.
4. Manifestasi klinik
a. Nyeri pada kuadrat kanan bawah . sifat : nyeri tekan lepas.
b. Demam ringan
c. Mual muntah
d. Spasme oto abdomen tungkai sulit untuk diluruskan
e. Konstipasi atau diare
5. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan fisik lengkap dan tes laboratorium serta radiologi
b. Hitung darah lengkap dilakukan dan akan menunjukkan peningkatan
jumlah darah putih, jumlah leokosit mungkin lebih besar dari 10.000/mm3
c. Pemeriksaan USG bila terjadi infiltrat apendikularis
d. Pemeriksaan radiologi dan ultra sonografy menunjukkan densitas pada
kuadran bawah/tingkat aliran udara setempat
e. Pemeriksaan urin untuk membedakan dengan kelainan pada ginjal dan
saluran kemih.
6. Penatalaksanaan medis
a. Pemeriksaan fisik
Ada 2 cara pemeriksaan :
1) Psoas sign
Pasien terlentang, tungkai kanan lurus dan ditahan oleh pemeriksa.
Pasien disuruh aktif memfleksikan articulation coxae kanan, akan
terasa nyeri di perut kanan bawah ( cara aktif ) pasien miring ke
kiri, paha kanan dihiperekstensi oleh pemeriksa, akan terasa nyeri
di perut kanan bawah ( cara pasif ).
2) Obturator sign
Dengan gerakan fleksi dan endorotasi articulation coxae pada
posisi supine akan menimbulkan nyeri. Bila nyeri berarti kontak
dengan m.obturator internus, artinya appendix terletak di pelvis.
3) Pemeriksaan laboratorium
Terjadi leukositosis ringan (10.000 20.000 /ml ) dengan
penibgkatan jumlah netrofil.
4) Pemeriksaan Radiologi : tampak distensi sekum pada appendiditis
akut.
5) USG : menunjukan densitas kuadrat kanan bawah / kadar aliran
udara terlokalisasi.
a. Pembedahan : apendiktomy menurunkan resiko perforasi.
1) Sebelum operasi
Observasi
Dalam 8-12 jam setelah timbulnya keluhan, tanda dan
gejala apendisitis seringkali masih belum jelas. Dalam
keadaan ini observasi ketat perlu dilakukan. Pasien diminta
2) Operasi apendiktomi
Penatalaksanaan apendiksitis menurur Mansjoer, 2000 :
a. Apendiks dibuang, jika apendiks mengalami perforasi bebas,maka
abdomen dicuci dengan garam fisiologis dan antibiotika.
b. Abses apendiks diobati dengan antibiotika IV,massanya mungkin
mengecil,atau abses mungkin memerlukan drainase dalam jangka
waktu beberapa hari. Apendiktomi dilakukan bila abses dilakukan
operasi elektif sesudah 6 minggu sampai 3 bulan.
3) Pasca operasi
a. Observasi TTV.
c.
d.
e.
f.
Dehidrasi
Sepsis
Elektrolit darah tidak seimbang
Pneumonia
B. Konsep Askep
1. Pengkajian
a. Identitas klien Nama, umur, jenis kelamin, status perkawinan, agama,
suku/bangsa, pendidikan, pekerjaan, pendapatan, alamat, dan nomor register.
b. Keluhan utama :
Klien akan mendapatkan nyeri di sekitar epigastrium menjalar ke perut kanan
bawah. Timbul keluhan Nyeri perut kanan bawah mungkin beberapa jam
kemudian setelah nyeri di pusat atau di epigastrium
dirasakan dalam
klien
sekarang
DATA
ETIOLOGI
MASALAH
KEPERAWATAN
Nyeri akut
2.
Resiko Kekurangan
makanan rendah serat, peningkatan volume cairan
tekanan intra lumen)
3.
4.
Resiko infeksi
Appedisitis
Muncul banyak masalah
Kurang
pengetahuan
Tindakan operasi
Tidak tahu apa yang harus dilakukan, dan
tindakan apa yang dilakukan pada pasien
Kurang pengetahuan
2. Diagnosa
Pada klien Praoperasi :
a) Nyeri berhubungan dengan distensi jaringan usus oleh inflamasi.
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan 2 x 24 jam nyeri
berkurang/ hilang
Kriteria hasil :
Klien melaporkan rasa sakit / nyerinya berkurang / terkontrol.
Wajah tampak rileks.
Klien dapat tidur / istirahat dengan cukup.
Intervensi :
1) Kaji nyeri, catat lokasi, karakteristik, beratnya ( skala 0 10 )
selidiki dengan laporkan perubahan nyeri dengan tepat.
R/ : untuk menilai keefektifan obat, kemajuan penyembuhan.
2) Pertahankan istirahat dengan posisi semi fowler.
sesudah operasi.
Kooperatif dalam tindakan persiapan operasi maupun sesudah
operasi.
Intervensi:
1) Jelaskan prosedur persiapan operasi: pemasangan infuse, puasa 6
8 jam sebelum operasi, cukur area operasi.
R/: Meningkatkan kerjasama dengan klien dalam persiapan
prosedur atau tindakan medis yang diberikan.
2) Jelaskan situasi kamar bedah.
R/: Memberikan kondisi kamar bedah, menurunkan ansietas.
3) Jelaskan pada klien tentang latihan latihan yang akan dilakukan
setelah operasi.
R/: Menyiapkan klien agar dapat bekerjasama dalam melakukan
latihan latihan yang akan dilakukan setelah operasi.
4) Jelaskan prosedur operasi kolaborasi dengan medik.
R/: Memberikan gambaran tentang prosedur operasi, menurunkan
ansietas.
5) Kolaborasi dengan medik saat melakukan inform consent pada
klien dan keluarga.
Dx keperawatan
.
1.
Nyeri akut
1-52012
07.00a
m
2.
Resiko
Kekurangan
volume cairan
1-52012
07.30a
m
3.
Resiko infeksi
1-52012
07.30a
m
4.
Kurang
pengetahuan
ttd
1-5-
selanjutnya
S: pasien mengatakan paham tentang
2012
07.45a
tindakan operasi
O: wajah pasien tidak bingung, bisa
menjawab
pertanyaan
seputar
op.
appendectomy
A: masalah teratasi
P: lanjutkan pada masalah keperawatan
selanjutnya
Patofisiologi
Bakteri, fekalit, tumor, makanan
rendah serat, peningkatan tekanan
intra lumen.
Penyumbatan pengeluaran secret
mucus
Vasokongesti
Penurunan supply darah pada
appendix
Penurunan supply O2 pada appendix
Appendix mulai nekrosis, bakreti
masuk
Kerusakan Membran sell dari
appendix
Dimulainya Proses
inflamasi
Pelepasan mediator
kimia
Histamine,
Prostaglandin,
Leukotrienes,
Bengkak pada
appendix
Prostaglandin,
Bradykinin
Nyeri pada intra
abdomen
Nyeri
Interleukin-1
Aktivasi Vomitting di
pusat Medulla
Stimulasi
nervus vagus
Nausea &
vomitting
Penekanan
pada fungsi
Simpatis GI
Anorexia
Kebutuhan
nutrisi: kurang
dari kebutuhan
tubuh
Defisit
volume
cairan
Peningkatan
sel darah
putih
Neuthrophil ke
area
Inflamasi
appendix
(appendicitis)
appendocto
my
Kurang
pengetahu
an
Pus formation,
(bakteri fagosit
dan sell2 mati)
Resiko
infeksi (jika
rupture)
Trauma
jaringan
Luka
terbuka
Kerusak
an
integrita
Kerusakan
membrane
sel
Resik
o
Nociceptor
pada
dermis
Proses
inflamasi
Mengirim
impuls ke
CNS
Pelepasan
prostaglandi
n/ bradikinin
Nyeri pada
lokasi
pembedahan
Intoleran
DAFTAR PUSTAKA
Arif Mansyoer dkk, 2000. Kapita Selekta Kedokteran edisi 2, Media
Aescularis FKUI : Jakarta.
Brunner dan Suddath edisi 8, 2004. Keperawatan medikal Bedah, ECG :
Jakarta.
Marilyan E. Doenges, Rencana Asuhan Keperawatan, edisi 3
http://nursingbegin.com/askep-apendisitis/.
2016 jam 18.30
Diakses
tanggal
05-01-