Anda di halaman 1dari 2

Model Penelitian Etnografi dan 

Etnometodologi
23 FebruariUTCbWed, 27 Feb 2008 20:20:02 +0000000000pmWed, 27 Feb 2008
20:20:02 +000020 2008, 8:20 pm
Diarsipkan di bawah: PENELITIAN ETNOGRAFI,berfikir,berprilaku,hidup | Tag:
berfikir, berprilaku, hidup, PENELITIAN ETNOGRAFI

Ethnographi merupakan salah satu model penelitian yang lebih banyak terkait dengan
anthropologi, yang mempelajari peristiwa cultural, yang menyajikan pandangan hidup
subyek yang menjadi obyek studi. Lebih jauh ethonographik telah diperkembangkan
menjadi salah satu model penelitian ilmu-ilmu social yang menggunakan landasan filsafat
phenomenologi. Studi ethnographic merupakan salah satu deskripsi tentang cara mereka
berfikir, hidup, berprilaku; kalau sbyek studi kita anak-anak TK, maka kita peneliti
berupaya menghayati dan mendeskripsikan bagaimana anak TK menghayati interaksi di
TK, bagaimana persepsi mereka (bukan persepsi berdasar angan kita yang dewasa).
Ethnographi bukan deskripsi kehidupan masyarakat kita dalam beragam situasinya,
sebagaimana adanya: dalam kehidupan kesehariannya, cara mereka memandang
kehidupan, perilakunya dan semacamnya. Ethnomethodologi merupakan metodologi
penelitian yang mempelajari bagaimana perilaku social dapat dideskripsikan sebagaimana
adanya. Istilah ethnometodologi dikemukakan oleh Harold Garfinkel.

Ethnometodhodologi berupaya untuk memahami bagaimana masyarakat


memandang, menjelaskan dan menggambarkan kata hidup mereka sendiri. Agar dapat
dibuat laporan ethnographic perlu dipelajari metodologinya, yaitu ethnometodologi.

Model-Model penelitian yang serumpun adalah model grounded research dengan


tokoh utamanya Glasser & Strauss, model paradigma naturalistic dengan tokoh utamanya
Blumer dan Kuhn. Ketiga model tersebut bersama model ethnographik-ethnometodologik
merupakan sampel utama perkembangan utama metodologi penelitian kualitatif.

Modus Asumsi dan Sampel Penelitian Ethnographik

Konseptualisasi metodologik model penelitian ethnographic dapat dikerangkakan


menjadi empat dimensi, yaitu : 1) induksi deduksi, 2) generatif-verifikatif, 3) konstruktif-
enumeratif, dan 4) subyektif-obyektif. Penelitian ethnographic lebih cenderung mengarah
ke kutub induktif, generatif, konstruktif, dan subyektif.

Dimensi induktif-deduktif menunuk kedudukan teori dalam studi penelitian;


penelitian deduktif berharap data empirikdapat mendukung teori; sedangkan penelitian
induktif berharap dapat menemukan teori yang dapat menjelakan datanya. Dimensi
generatif-verifikatif menunjuk kedudukan dalam evidensi dalam studi penelitian;
penelitian verifikatif berupaya mencari evidensi agar hipotesinya dapat diaplikasikan
lebih luas, dapat diperlakukan universal; sedangkan penelitian generatif lebih mengarah
ke penemuan konstruksi dan proposisi dengan menggunakan data sebagai evidensi.

Dimensi konstruktif-enumeratif menunjukkan seberapa jauh unit analisis suatu


penelitian dirumuskan ataudijabarkan. Dalam penelitian dengan strategi konstruktif
mengarahkan penelitiannya untuk menemukan konstruks atau kategori lewat analisis dan
proses mengabstraksi; sedangkan strategi enumeratif dimulai dengan menjabarkan atau
merumuskan unit analisis. Desain penelitian dapat pula dilihat pada dimensi kontinum
antara subyektif dengan obyektif.

Anda mungkin juga menyukai