Butir-butir penjelasan tersebut telah dijabarkan dalam Kode Etik Arsitek dan Kaidah Tata Laku
Profesi Arsitek, pada poin Standar Etika 1.2 PENGETAHUAN DAN KEAHLIAN : Arsitek
senantiasa berupaya meningkatkan pengetahuan dan keahlian serta sikap profesionalnya sesuai
dengan nilai-nilai moral maupun spiritual. Dan juga pada poin Standar Etika 1.4 WARISAN
ALAM, BUDAYA DAN LINGKUNGAN : Arsitek sebagai budayawan selalu berupaya
mengangkat nilai-nilai budaya melalui karya, serta wajib menghargai dan membantu
pelestarian, juga berupaya meningkatkan kualitas lingkungan hidupnya yang tidak semata-
mata menggunakan pendekatan teknis-ekonomis, tetapi juga menyertakan asas pembangunan
berkelanjutan.
Sekarang telah banyak bangunan-bangunan megah, tetapi dilupakan aspek religinya. Banyak
bangunan yang mempunyai fasilitas lengkap, tetapi tempat untuk ibadah pemilik bangunan
terkesan enggan untuk menyediakannya. Arsitektur bukan sesuatu yang “wah”, tetapi arsitektur
adalah sesuatu yang dekat dengan kita. Bagaimana arsitektur bisa dekat dengan kita, kalau
untuk beribadah di dalamnya saja kita sulit untuk melakukannya. Pada bangunan yang sifatnya
dikunjungi orang banyak, tentu akan banyak karakter orang yang akan ditemui, jadi bangunan itu
paling tidak bisa memberikan kenyamanan dan rasa aman pada tiap orang yang berada dalam
gedung itu. Maka diperlukan pemahaman yang mendalam mengenai hukum dan norma oleh
seorang arsitek, sehingga ia mampu bertindak benar dengan pertimbangan yang matang dan
dapat diterima oleh semua pihak.