Anda di halaman 1dari 1

TUGAS 1 Kode Etik Arsitek dan Kaidah Tata laku Profesi Arsitek

Edy Subangkit | 25209036

Peraturan Bangunan Dipandang dari Hukum dan Norma


Persyaratan bangunan di Indonesia secara umum diatur oleh dua peraturan. Peraturan pertama
yang sifatnya mengikat masyarakat adalah peraturan dari pemerintah berupa undang-undang.
Dan peraturan yang ke dua adalah peraturan dari norma-norma yang berlaku dimasyarakat
seperti agama dan budaya. Untuk peraturan yang pertama biasanya merupakan produk
penetapan pemerintah daerah setempat yang menyangkut aturan-aturan pada rencana
peruntukan lahan. Peraturan ini mencakup antara lain garis sempadan, ketentuan tinggi
maksimal bangunan, dan ketentuan jarak bebas bangunan. Meskipun demikian, masih saja
terdapat masyarakat (arsitek atau owner) yang tidak mentaati peraturan tersebut. Hal ini bisa
terjadi karena kurang tegasnya tindakan atau sanksi yang diberikan kepada pelanggar. Peraturan
norma biasanya hanya segelintir orang saja yang menerapkan pada bangunannya. Hal ini
dikarenakan kebutuhan masyarakat yang telah berkembang, sehingga masyarakat kurang
memperhatikan persyaratan bangunan yang dipandang dari aspek agama ini.

Butir-butir penjelasan tersebut telah dijabarkan dalam Kode Etik Arsitek dan Kaidah Tata Laku
Profesi Arsitek, pada poin Standar Etika 1.2 PENGETAHUAN DAN KEAHLIAN : Arsitek
senantiasa berupaya meningkatkan pengetahuan dan keahlian serta sikap profesionalnya sesuai
dengan nilai-nilai moral maupun spiritual. Dan juga pada poin Standar Etika 1.4 WARISAN
ALAM, BUDAYA DAN LINGKUNGAN : Arsitek sebagai budayawan selalu berupaya
mengangkat nilai-nilai budaya melalui karya, serta wajib menghargai dan membantu
pelestarian, juga berupaya meningkatkan kualitas lingkungan hidupnya yang tidak semata-
mata menggunakan pendekatan teknis-ekonomis, tetapi juga menyertakan asas pembangunan
berkelanjutan.

Sekarang telah banyak bangunan-bangunan megah, tetapi dilupakan aspek religinya. Banyak
bangunan yang mempunyai fasilitas lengkap, tetapi tempat untuk ibadah pemilik bangunan
terkesan enggan untuk menyediakannya. Arsitektur bukan sesuatu yang “wah”, tetapi arsitektur
adalah sesuatu yang dekat dengan kita. Bagaimana arsitektur bisa dekat dengan kita, kalau
untuk beribadah di dalamnya saja kita sulit untuk melakukannya. Pada bangunan yang sifatnya
dikunjungi orang banyak, tentu akan banyak karakter orang yang akan ditemui, jadi bangunan itu
paling tidak bisa memberikan kenyamanan dan rasa aman pada tiap orang yang berada dalam
gedung itu. Maka diperlukan pemahaman yang mendalam mengenai hukum dan norma oleh
seorang arsitek, sehingga ia mampu bertindak benar dengan pertimbangan yang matang dan
dapat diterima oleh semua pihak.

Anda mungkin juga menyukai