Anda di halaman 1dari 20

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BAPAK “YA”

DENGAN IBU NIFAS POST SECTIO CESAREA DENGAN ANGGOTA


KELUARGA HIPERTENSI DAN DIABETES MELLITUS DI BANJAR
SAMBANGAN DESA SAMBANGAN KECAMATAN SUKASADA
WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUKASADA I
1. DATA UMUM
1. Nama YA : Bapak “YA”
2. Umur : 22 tahun
3. Agama : Hindu
4. Pendidikan : SMA
5. Pekerjaan : Pegawai Tata Usaha Universitas Undiksha
6. Alamat : Jln. Srikandi, Gg. Jeruk Bali IB, Desa
Sambangan
7. Komposisi Keluarga
Ket.
Pendid
No Nama JK Hub Umur Polio DPT HB Cam
ikan BCG
1 2 3 4 1 2 3 1 2 3 pak
1. SD L Ayah 52 thn SMA Hidup
2. AR P Ibu 50 thn SMA Hidup
3. NV P Istri 22 thn SMA Ibu nifas
4. YD L Adik 13 thn SMP Hidup
4. KT L Adik 8 thn SD Hidup
5. DV L Anak 4 hari - √ √ √ Hidup

Genogram

52 50 50 50

29 22 13 8 35 32 29
a 2

3 hr

1
Keterangan :
: laki-laki

: perempuan

: identifikasi keluarga

: tinggal dalam satu rumah

1. Tipe Keluarga
Keluarga bapak “YA” merupakan tipe keluarga besar yang anggota keluarganya
terdiri dari bapak, ibu, istri, 2 orang adik kandung dan 1 orang anak kandung.
2. Suku Bangsa
Bapak “YA” mengatakan keluarganya adalah asli suku Bali yang berkebangsaan
Indonesia serta tidak ada kebudayaan yang bertentangan dengan kesehatan.
3. Agama
Bapak “YA” mengatakan seluruh anggota keluarganya beragama Hindu dan tidak
menganut aliran atau kepercayaan lain yang bertentangan dengan kesehatan,
keluarga biasa mengikuti kegiatan keagamaan seperti sembahyang pada hari-hari
tertentu ataupun pada hari-hari besar agama Hindu.
4. Status Sosial Ekonomi Keluarga
Menurut Bapak “YA” sumber penghasilan keluarga berasal dari Bapak “YA”,
Bapak “SD” dan Ibu “AR”, dimana Bapak “YA” bekerja sebagai pegawai honor
Tata Usaha , penghasilan berkisar antara Rp. 500.000,- per bulan. Penghasilan
bapak ”SD” yang bekera sebagai PNS berkisar antara Rp 3.000.000, dan
penghasilan Ibu ”AR” yang bekerja sebagai Pegawai Tata Usaha berkisar antara
Rp 2.000.000. Penghasilan tersebut digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup
sehari-hari.
5. Aktivitas Rekreasi Keluarga
Bapak “YA” mengatakan sering berekreasi dan keluarga sering pergi ke tempat
hiburan atau ke tempat rekreasi, keluarga biasanya kumpul pada sore hari dan
malam hari sambil menonton TV.

1
II. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga
6. Tahap Perkembangan Keluarga Saat Ini
Keluarga bapak “YA” berada pada tahap perkembangan keluarga dengan bayi
baru lahir atau keluarga dengan child bearing, ini ditandai oleh anak bapak “YA”
yang pertama berusia 4 hari
7. Tahap Perkembangan Keluarga yang Belum Terpenuhi
Keluarga Bapak “YA” saat ini sudah memenuhi tugas perkembangan sesuai
dengan tahap perkembangan keluarga saat ini.
8. Riwayat Keluarga Inti
Bapak “YA” mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit keturunan ataupun
penyakit menular seperti kencing manis, TBC, jantung, hepatitis, hipertensi.
Apabila anggota keluarga sakit, keluarga biasanya berobat ke puskesmas. Anak
sudah mendapatkan imunisasi sesuai dengan usia anak.
9. Riwayat Keluarga Sebelumnya
Bapak “YA” mengatakan, ibu bapak “YA” mengidap penyakit hipertensi.
Sedangkan keluarga ibu “NV” tidak mempunyai riwayat penyakit yang berbahaya
seperti kencing manis, TBC, Jantung, hipertensi, hepatitis.

III. Pengkajian Lingkungan


10. Karakteristik Rumah
Luas rumah + 1 are, tipe rumah permanen, dimana terdapat 4 kamar tidur, 1
dapur, 1 ruang makan, 1 ruang tamu, 1 kamar mandi. Dimana ventilasi dari tiap
ruangan dimanfaatkan setiap hari, sehingga cahaya dapat masuk ke ruangan pada
siang hari. Penerangan rumah dengan menggunakan lampu listrik, lantai rumah
seluruhnya menggunakan keramik. Kondisi rumah secara keseruhan cukup bersih,
status rumah milik orang tua, mempunyai kamar mandi dan WC. Bapak “YA”
mengatakan mandi di kamar mandi. Sumber air minum keluarga adalah air
PDAM desa.
Denah Rumah :

11 10 9

2
7
4
6

2 3
1
1

Keterangan :
1 : pagar
2 : pekarangan
3 : sanggah
4 : ruang tamu
5 : kamar tidur
6 : kamar tidur
7 : kamar tidur
8 : kamar tidur
9 : ruang makan
10 : dapur
11 : WC

1. Karakteristik Tetangga dan Komunitas RW


Bapak “YA” mengatakan bahwa hubungan seluruh anggota keluarga dengan
masyarakat lainnya cukup harmonis, dalam melakukan suatu kegiatan dilakukan
dengan gotong royong, jarak rumah dengan tetangga cukup dekat, disini tidak ada
budaya setempat yang mempengaruhi kesehatan.
2. Mobilitas Geografi Keluarga
Bapak “YA” mengatakan bahwa keluarga pernah tinggal di Jalan Srikandi Gg.
Anggrek, kemudian berpindah ke rumah sekarang karena rumah yang dulu
merupakan rumah kontrakan.

2
3. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat
Bapak “YA” mengatakan sering berkumpul dan berinteraksi pada malam hari
setelah makan malam sambil menonton TV. Interaksi dengan masyarakat sekitar
berjalan baik, keluarga dengan tetangga dapat saling berkomunikasi dan
berinteraksi dengan baik.
4. Sitem Pendukung Keluarga
Bapak “YA” mengatakan seluruh anggota keluarga dalam keadaan sehat, istri
bapak “YA” sedang dalam masa nifas. Fasilitas kesehatan yang ada di wilayahnya
berupa Posyandu dimana Posyandu biasanya diadakan di banjar.
IV. Struktur Keluarga
5. Pola komunikasi Keluarga
Bapak “YA” mengatakan bahwa anggota keluarga berkomunikasi dengan
menggunakan bahasa Bali dan bahasa Indonesia. Komunikasi berlangsung dengan
baik dan keluarga menyelesaikan masalah dengan membicarakan terlebih dahulu
dengan angota keluarga dan pengambilan keputusan oleh kepala keluarga yang
sudah dimusyawarahkan sebelumnya.
6. Struktur Kekuatan Keluarga
Bapak “YA” mengatakan apabila ada masalah maka akan dirundingkan dengan
sang istri dan anggota keluarga lainnya.
7. Struktur Peran
Bapak “YA” mempunyai peran dalam rumah tangga sebagai pencari nafkah dan
ikut membantu mengasuh anak, ibu “NV” sebagai ibu rumah tangga, Bapak “SD”
berperan sebagai pencari nafkah dan ikut membantu mencukupi kebutuhan
keluarga, ibu “AR” berperan sebagai pencari nafkah dan ikut membantu
mencukupi kebutuhan keluarga.
8. Nilai dan Norma Keluarga
Keluarga mengatakan tidak ada adat istiadat/tradisi tertentu yang memiliki serta
dipercayai, keluarga mengikuti adat secara umum di desanya baik dalam upacara
agama dan kedinasan yang berlaku serta tidak ada kepercayaan yang bertentangan
dengan kesehatan.

V. Fungsi Keluarga
9. Fungsi Afektif

1
Setiap anggota keluarga menghargai dirinya sendiri dan mereka saling
membutuhkan satu sama lain, serta saling memberikan dukungan satu sama lain.
Setiap anggota keluarga selalu membina kehangatan dalam rumah tangganya dan
setiap malam selalu menyempatkan waktu untuk berkumpul dengan anggota
keluarga.
10. Fungsi Sosialisasi
Bapak “YA” mengatakan bahwa hubungan semua anggota keluarga baik, norma
budaya dan perilaku sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku di keluarga dan
yang berlaku di masyarakat.
11. Fungsi Perawatan Kesehatan
Bapak “YA” mengatakan penghasilan yang didapat cukup untuk kebutuhan
makan sehari-hari dan keluarga cukup mampu menyajikan makanan seadanya :
nasi putih, sayur-sayuran, tahu, tempe, telor, ikan laut, daging, susu, roti dan lain-
lain. Semua anggota keluarga mempunyai pakaian ganti walaupun. Bapak “YA”
mengatakan biasa mandi di kamar mandi rumahnya, sedangkan BAB dan BAK
selalu di wc. Keluarga masih memanfaatkan fasilitas kesehatan apabila ada dari
salah satu keluarga yang sakit, anggota keluarga yang lain akan membawanya
untuk mendapatkan pelayanan kesehatan.
1) Kemampuan keluarga mengenal masalah kesehatan
Keluarga mengatakan tahu tentang masalah kesehatan yang
dihadapi keluarga, namun keluarga merasa baik-baik saja belum
ada hal-hal nyata yang mengganggu kesehatan dan aktivitas
sehari-hari sehingga keluarga tidak terlalu memikirkan masalah
kesehatan tersebut.
2) Kemampuan keluarga mengambil keputusan mengenai tindakan
kesehatan yang tepat.
Keluarga mengatakan beberapa masalah kesehatan sudah dapat
teratasi, misalnya kehamilan Ibu “NV” yang harus diakhiri
dengan section cesarean. Namun untuk masalah kesehatan lainnya
keluarga merasa belum perlu untuk diatasi. Jika ada salah satu
anggota keluaega yang sakit keluarga dengan segera
membawanya ke pelayanan kesehatan.
3) Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit

2
Keluarga mengatakan selama ini sudah cukup mampu merawat
anggota keluarga yang sakit dengan membawanya langsung ke
puskesmas atau periksa di bidan..
4) Kemampuan keluarga memelihara lingkungan rumah yang sehat
Keluarga mengatakan tahu akan kepentingan kesehatan
lingkungan yang dapat memenuhi kesehatan seperti menyediakan
wc (jamban). Kondisi rumah keluarga cukup bersih, membuang
sampah rumah tangga di tempat pembuangan akhir yang ada di
desanya.
5) Kemampuan keluarga menggunakan fasilitas/pelayanan kesehatan
di masyarakat
Keluarga mengatakan jika salah satu dari anggota keluarga yang
sakit selalu dibawa ke fasilitas kesehatan, yang dapat dijangkau
oleh keluarga seperti bidan desa atau puskesmas.

1. Fungsi Reproduksi
Bapak “YA” mempunyai satu orang anak yaitu laki-laki yang berumur 4 hari. Ibu
“NV” berencana ingin menggunakan KB suntik 3 bulan setelah masa nifas
berakhir. Keluarga berencana ingin memiliki 2 orang anak
2. Fungsi Ekonomi
Bapak “YA” mengatakan dari penghasilan setiap bulan cukup untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari seperti kebutuhan sandang, pangan dan papan tapi juga
dengan bantuan dari kedua orang tua bapak “YA”. Keluarga bapak “YA”
memiliki tabungan atau simpanan uang tapi kadang-kadang simpanan tersebut
bisa habis digunakan untuk keperluan mendadak seperti : apabila ada anggota
keluarga yang sakit jadi diperlukan biaya untuk membawanya ke pelayanan
kesehatan.

VI. Stress dan Koping Keluarga


3. Stressor Jangka Pendek dan Panjang
Bapak “YA” mengatakan bahwa keluarganya tidak pernah menghadapi masalah
yang berkepanjangan, sehingga membuat keluarganya menjadi khawatir, bingung
dan cemas. Bila ada masalah keluarga, mereka selalu menyelesaikan secara
kekeluargaan.

2
4. Kemampuan Keluarga berespon Terhadap Situasi/Sbrussor
Bapak “YA” mengatakan bila ada masalah dalam keluarga, maka segera
dibicarakan dengan anggota keluarga untuk mencari pemecahan masalah.
5. Strategi Koping yang Digunakan
Bapak “YA” mengatakan bahwa keluarga tidak pernah melakukan hal-hal yang
menyimpang dalam menghadapi segala masalah yang ada seperti menyelesaikan
masalah dengan menggunakan kekerasan dengan bersama-sama dan selalu
menyelesaikan masalah secara kekeluargaan.
6. Strategi Adaptasi Disfungsional
Bapak “YA” mengatakan anggota keluarganya tidak ada yang menggunakan cara-
cara diluar cara umum seperti kekerasan dalam menghadapi masalahnya.

VII. Pemeriksaan Fisik


1. Pemeriksaan Fisik pada Bapak ”YA”
• Keadaan umum : baik, TTV : TD: 100/60 mmHg, N : 80x/menit, R:
20x/menit, S: 36ºc, BB : 60 kg.
2. Pemeriksaan Fisik pada Ibu ”NV”
• Keadaan umum : baik, postur: normal, TTV : TD: 100/70 mmHg, N :
80x/menit, R: 20x/menit, S: 36º c, BB : 54 kg, TB : 162 cm.
• Wajah: tidak ada edema, tidak pucat.
• Mata: konjungtiva pucat, sklera putih.
• Mulut dan gigi : bibir lembab, tidak ada karies pada gigi.
• Payudara dan aksila: bentuk simetris, puting susu menonjol, bersih, tidak
ada retraksi, terdapat pengeluaran ASI, tidak ada pembesaran kelenjar
limfe di aksila.
• Abdomen: ada bekas luka operasi, TFU : ½ pusat-sympisis, KK kosong,
luka jahitan belum sembuh.
• Anogenital: lochea : merah kehitaman, volume ± 3 cc, tidak ada oedeme,
tidak ada varises, tidak ada tanda-tanda infeksi, tidak ada haemoroid
• Ekstremitas: tidak ada edema di tangan dan kaki, warna kuku kemerahan,
tidak ada varises pada kaki,tanda homan (-)
3. Pemeriksaan Fisik pada bapak ”SD”
• Keadaan umum : baik, TD : 170/90 mmHg, S : 36,2º C, N: 84x/menit,
respirasi : 20x/menit, BB : 72 kg, TB : 170 cm

1
4. Pemeriksaan Fisik pada ibu ”AR”
• Keadaan umum : baik, TD : 160/80 mmHg, S: 36º C, N: 80x/menit,
respirasi: 20x/menit, BB : 54 kg, TB: 155 cm.
5. Pemeriksaan fisik pada “YD”
• Keadaan umum : baik, TD : 120/80 mmHg, S : 36,4º C, N: 84x/menit, R :
20x/menit, TB : 160 cm, BB : 45 kg.
5. Pemeriksaan fisik pada “KT”
• keadaan umum : baik, S: 36,3º C, N: 90x/menit, R: 24x/menit, TD : 125
cm, BB : 25 kg.
5. Pemeriksaan fisik pada bayi “ DV”
• Keadaan umun : baik, HR : 120x/menit, RR : 45x/menit, S : 36º C, PB :
43 cm, BB : 2600 gr,LK : 32, LD : 30 cm, jenis kelamin : laki-laki
• Kepala : bentuk bundar, ubun-ubun besar datar, belum menutup, Uuk
belum menutup, sutura terpisah, rambut hitam, tipis.
• Wajah : tidak pucat, tidak oedeme
• Mata : letak simetris, bentuk simetris, gerakan bola mata simetris, tidak
ada pengeluaran abnormal, konjungtiva merah muda, sclera putih, reflek
pupil +/+, reflek berkedip +/+, reflek mata boneka : +/+, tidak ada
kelainan.
• Hidung : lubang hidung tidak tersumbat, tidak ada pengeluaran, tidak ada
pernafasan cuping hidung, reflek glabela (+), tidak ada kelainan.
• Mulut : warna bibir merah, lembab, lidah bersih, rooting reflek (+),
swallowing reflek (+), sucking reflek (+), tidak ada kelainan.
• Telinga : simetris, tidak ada pengeluaran, tidak ada kelainan.
• Leher : tidak ada pembesaran kelenjar limfe dan kelenjar tiroid, tidak ada
kelainan.
• Dada : bentuk simetris, bentuk corong, tidak ada retraksi oto dada, puting
masuk, tidak ada benjolan, tidak ada pengeluaran.
• Abdomen : tidak ada distensi, bising usus (+), tali pusat sudah pupus,
tidak ada kelainan.
• Pungggung : bentuk datar, tidak ada kelainan
• Genetalia dan anus : kedua testis sudah masuk ke dalam skrotum, lubang
penis paten, tidak ada kelainan, bayi sudah BAK, lubang anus paten,
tidak ada kelainan.

1
• Tangan : bentuk simetris, jumlah jari 10, warna kuku merah muda, reflek
moro (+), tidak ada kelainan.
• Kaki : simetris, jumlah jari 10, warna kuku merah muda, reflek babinski
(+), tidak ada kelainan.

VIII. Harapan Keluarga


Keluarga mengatakan senang bila ada petugas kesehatan yang melakukan
kunjungan rumah, keluarga sangat berharap masalah yang berhubungan dengan
kesehatan yang dialami keluarga dapat teratasi dengan diberikannya informasi
yang dibutuhkan oleh keluarganya serta keluarga juga berharap agar masalah
kesehatan keluarga bapak “YA” dapat segera teratasi.

1
1. ANALISA DATA
No. Data Subyektif Data Obyektif Etiologi Masalah
1. • Ibu ”NV” mengatakan • Payudara dan Kurangnya Kurangnya
baru selesai menjalani aksila: bentuk pengetahuan pengetahuan ibu
sectio cesarea pada hari simetris, keluarga dalam mengenai tanda
senin. Ibu ”NV” puting susu perawatan bahaya masa nifas
mengatakan bahwa ia menonjol, kesehatan ibu dan perawatan
harus melakukan SC bersih, tidak masa nifas bayi sehari-hari.
karena terjadinya placenta ada retraksi,
previa yang mengharuskan terdapat
ibu dioperasi. pengeluaran
• Ibu mengatakan tidak ASI, tidak ada
mengalami keluhan 3 hari pembesaran
pasca operasi, ibu kelenjar limfe
mengatakan sudah bisa di aksila.
melakukan mobilisasi • Abdomen: ada
seperti berjalan, duduk, bekas luka
dan berdiri, ibu operasi, TFU :
mengatakan sudah bisa ½ pusat-
BAK dan BAB dengan sympisis, KK
baik, ibu biasa makan 3x kosong, luka
sehari dengan menu yang jahitan belum
bervariasi, ibu biasa sembuh.
minum 8 gelas air tiap hari, • Anogenital:
ibu biasa mandi 2x sehari, lochea : merah
gosok gigi 2x sehari, vulva kehitaman,
hygine yaitu tiap habis volume ± 3 cc,
BAK,BAB dan tiap mandi, tidak ada
ibu sudah bisa melakukan oedeme, tidak
perawatan payudara, ibu ada varises, tidak
belum tahu kapan boleh ada tanda-tanda
melakukan hubungan infeksi, tidak ada
seksual. Ibu selalu haemoroid
menyusui bayinya tiap

1
bayinya membutuhkan.
• Ibu belum tahu tentang
tanda bahaya masa nifas,
ibu belum bisa
memandikan bayi

2. • Keluarga mengatakan tahu • TD : 160/80 Kurangnya ketidakmauan


bahwa ibu “AR” mmHg, hasil pengetahuan keluarga dalam
mengalami hipertensi dan pemeriksaan keluarga dalam mengatasi masalah
DM namun keluarga lab : glukosa mengenal, kesehatan keluarga
belum merasakan darah sewaktu : melakukan
terganggunya aktivitas ibu 370 mg/dL, perawatan
“AR” akibat sakit yang trigliserida : 248 kesehatan dan
dideritanya mg/dL, LDL : mengambil
• Ibu mengatakan tidak 262 mg/dL keputusan terkait
melakukan diet makanan dengan hipertensi
rendah kolesterol, rendah dan DM yang
glukosa dan rendah garam dialami ibu
untuk mengatasi hipertensi ”AR”.
dan DM, ibu tidak mau
melakukan diet tersebut. Kurangnya
• Keluarga mengatakan pengetahuan
tahu bahwa bapak ”SD” TD : 170/90 mmHg keluarga dalam
mengalami masalah mengenal,
kesehatan berupa melakukan
hipertensi namun tidak perawatan dan
ada kemauan untuk mengembil
mengatasi masalah keputusan terkait
tersebut. dengan hipertensi
• Keluarga merasa tidak yang dialami
ada yang perlu diatasi bapak ”SD” dan
karena keluarga belum ibu ”AR”
merasakan adanya hal-hal
yang mengganggu

1
kesehatan bapak ”SD”.
• Bapak ”SD” merasa tidak
perlu melakukan
pemeriksaan lebih lanjut
terkait dengan hipertensi
yang dialaminya karena
menurut bapak ”SD”
pemeriksaan itu hanya
akan membuatnya
bertambah takut.
• Bapak ”SD” mengatakan
sering makan-makanan
dengan kadar kolesterol
dan kadar garam yang
tinggi.

1. PERUMUSAN MASALAH
1. Kurangnya pengetahuan ibu mengenai tanda bahaya masa nifas dan
perawatan bayi sehari-hari.
2. ketidakmauan keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan keluarga
1. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Perumusan Diagnosa Keperawatan Keluarga
1. Kurangnya pengetahuan ibu mengenai tanda bahaya masa nifas dan
perawatan bayi sehari-hari terkait dengan kurangnya pengetahuan keluarga
dalam perawatan ibu masa nifas.
2. Ketidakmauan keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan keluarga
terkait dengan Kurangnya pengetahuan keluarga dalam mengenal,
melakukan perawatan dan mengembil keputusan dalam perawatan
kesehatan keluarga.
1. Skala Prioritas Diagnosa

2
1. Kurangnya pengetahuan ibu mengenai tanda bahaya masa nifas dan
perawatan bayi sehari-hari terkait dengan kurangnya pengetahuan keluarga
dalam mengenal masalah kesehatan ibu masa nifas.
No Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran
1 Sifat masalah : 23 Masalah sudah terjadi, namun
2
x1
Ancaman 3 tidak memerlukan tindakan
kesehatan segera.
2 Kemungkinan 2 Keluarga dapat diberikan
2
x2
masalah dapat 2 penyuluhan secara langsung
diubah : mudah dengan menggunakan media
yang ada. Keluarga memiliki
kemampuan yang cukup
dalam menyerap informasi
yang akan diberikan.
3 Potensi masalah 1 Masalah tidak terlalu pelik
3
x1
untuk dicegah : 3 dan masalah belum
tinggi berlangsung terlalu lama,
penyuluhan yang diberikan
dapat cukup efektif untuk
mencegah terjadinya
masalah.
4 Menonjolnya 0 Ibu tidak merasakan
0
x1
masalah : masalah 2 kurangnya pengetahuannya
tidak dirasakan mengenai tanda bahaya nifas
dan perawatan bayi sehari-
hari sebagai suatu masalah
SKORING TOTAL 3 2/3

2. Ketidakmauan keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan keluarga


terkait dengan Kurangnya pengetahuan keluarga dalam mengenal,
melakukan perawatan dan mengembil keputusan dalam perawatan
kesehatan keluarga
No Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran
1 Sifat masalah : 1 Masalah sudah terjadi dan
3
x1
Tidak/kurang sehat 3 sudah dirasakan oleh

1
keluarga tetapi tidak
dianggap sebagai sesuatu
yang mengancam kesehatan.
2 Kemungkinan 1 Masalah dapat diatasi dengan
1
x2
masalah dapat 2 perawatan yang teratur dan
diubah : sebagian sesuai anjuran petugas
kesehatan, namun keluarga
kurang memiliki kemauan
untuk mengubah masalah
tersebut.
3 Potensi masalah 2/3 Apabila keluarga melakukan
2
x1
untuk dicegah : 3 pencegahan seperti diet
cukup rendah kolesterol dan rendah
garam, maka masalah
kesehatan dapat dicegah.
4 Menonjolnya 1/1x 1 1 Keluarga sudah tahu ada
masalah : ada masalah, tapi merasa baik-
masalah tetapi baik saja sehingga tidak perlu
tidak perlu dirangani.
ditangani
SKORING TOTAL 3 2/3

Prioritas Masalah :
1. Kurangnya pengetahuan ibu mengenai tanda bahaya masa nifas dan
perawatan bayi sehari-hari terkait dengan kurangnya pengetahuan keluarga
dalam mengenal masalah kesehatan ibu masa nifas.
2. Ketidakmauan keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan keluarga
terkait dengan Kurangnya pengetahuan keluarga dalam mengenal,
melakukan perawatan dan mengembil keputusan dalam perawatan
kesehatan keluarga

1
5. PERENCANAAN ASUHAN KEPERAWATAN
No Diagnosa Keperawatan Tujuan Kriteria Evaluasi Rencana Keperawatan
Umum Khusus Kriteria Standar
Keluarga
1 Kurangnya pengetahuan ibu Setelah diberikan Setelah diberikan Kognitif Keluarga mampu 1. Gali pengetahuan keluarga
mengenai tanda bahaya masa nifas asuhan keperawatan asuhan selama 30 mengenal tentang tanda bahaya
dan perawatan bayi sehari-hari selama 2 minggu menit diharapkan : pengertian, tanda kehamilan
terkait dengan kurangnya diharapkan keluarga 1. keluarga bahaya, macam- 2. Jelaskan pada keluarga
pengetahuan keluarga dalam dapat mengetahui mengenal macam tanda tentang pengertian tanda
perawatan ibu masa nifas. tanda bahaya masa macam- bahaya dan hal bahaya, macam-macam
nifas dan melakukan macam tanda yang harus tanda bahaya dan hal yang
perawatan bayi bahaya masa dilakukan bila harus dilakukan bila
sehari-hari. nifas. terdapat tanda terdapat tanda bahaya.
bahaya 3. Jelaskan kembali hal-hal
yang belum dimengerti
kognitif Keluarga dapat
2. keluarga melakukan 1. Gali pengetahuan keluarga
dapat perawatan bayi tentang perawatan bayi
melakukan sehari-hari seperti sehari-hari.
perawatan memandikan dan 2. Jelaskan pada keluarga
bayi sehari- melakukan tentang cara memandikan

1
hari perawatan bayi bayi
lainnya.

2
2. Ketidakmauan keluarga dalam Setelah diberikan Setelah diberikan Kognitif Keluarga mampu 1. Gali pengetahuan keluarga
mengatasi masalah kesehatan asuhan keperawatan asuhan selama 30 mengenal tentang penyakit DM dan
keluarga terkait dengan Kurangnya selama 2 minggu menit diharapkan : pengertian DM dan hipertensi
pengetahuan keluarga dalam diharapkan keluarga 1. Keluarga hipertensi, 2. Jelaskan tentang
mengenal, melakukan perawatan dapat melakukan mampu penyebab, dampak pengertian DM dan
dan mengembil keputusan dalam perawatan terhadap mengenal yang ditimbulkan, hipertensi, penyebab,
perawatan kesehatan keluarga anggota keluarga pengertian cara mencegah, gejala, dampak yang
yang menderita DM DM dan cara mengatasi dan ditimbulkan, cara
dan hipertensi. hipertensi, pengobatannya. mencegah, cara mengatasi
penyebab, dan pengobatannya.
gejala, 3. Jelaskan kembali hal-hal
dampak yang belum jelas.
yang
ditimbulkan, Afektif Keluarga dapat
cara mengambil 1. Sarankan keluarga untuk
mencegah, keputusan yang melakukan pemeriksaan
cara tepat untuk rutin terhadap gula darah
mengatasi melakukan di pelayanan kesehatan.
dan perawatan
pengobatann kesehatan

1
ya. Kognitif Keluarga dapat
2. Keluarga merawat anggota 1. Sarankan kepada keluarga
dapat keluarga yang untuk memberi perhatian
mengambil menderita DM dan mengingatkan selalu
keputusan dengan anggota keluarga yang
terhadap menerapkan diet menderita DM agar diet
perawatan rendah glukosa dan dengan teratur.
keluarga rendah kalori. 2. Sarankan ibu untuk
yang mengatur menu makanan
menderita dan membuat menu yang
DM khusus bagi penderita DM
3. Kelurga mau 3. Anjurkan ibu “AR” untuk
melakukan olah raga secara teratur.
perawatan 4. Anjurkan ibu “AR” untuk
kesehatan mengeecek kadar gula
bagi anggota darahnya secara rutin.
keluarga DM 5. Anjurkan ibu “AR” untuk
yaitu dengan memanfaatkan pelayanan
metode diet kognitif Keluarga dapat kesehatan yang ada.
rendah merawat anggota
glukosa dan keluarga yang 1. Sarankan kepada keluarga

1
2

Anda mungkin juga menyukai