Anda di halaman 1dari 7

KEBAJIKAN DALAM PRESFEKTIF Q-S ALBAQARAH :148, ANNHAL:30,THAHA:112 DAN ALA'RAF:5

8
I. PENDAHULUAN
Islam mengajarkan berbagai macam kebajikan, Kebajikan merupakan perbuata
n yang sangat terpuji atau merupakan kearifan atau suatu bentuk kebijaksanaan. A
pa yang kita kerjakan sekarang mungkin tidak lagi bisa kita kerjakan 1 menit ata
upun 1 tahun yang akan datang.Saat itu anda menyesal mengapa tidak mengerjakanny
a waktu itu.Tidak ada siapapun yang bisa menolong kita, ketika kita kehilangan k
esempatan,
Allah SWT sebagai pencipta dan seluruh makhluk, dengan kasih sayangnya member
ikan dorongan dan motivasi kepada manusia dalam berperilaku di dunia untuk melak
ukan kebajikan. Pendapat itu sejauh yang kami ketahui sesuai dengan firman Allah
SWT:

Artinya "Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap kep
adanya. Maka berlomba-lombalah (dalam membuat) kebaikan. di mana saja kamu berad
a, pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari kiamat). Sesungguh All
ah Maha Kuasa atas segala sesuatu".1
Manusia diciptakan Allah berbeda dari makhluk lainnya, yaitu diberinya akal fiki
ran. Hal ini menunjukan agar manusia mau berfikir sehingga memudahkannya dalam
menentukan perbuatan, dengan akal, manusia dapat memilih untuk berbuat baik dan
taat pada Tuhannya.
1 QS.AlBaqarah :148
Dengan demikian akal lah yang membimbing manusia dalam kehidupan untuk mengetahu
i sisi baik atau sisi buruk pada setiap perbuatan. Jika seseorang mengetahui sis
i baik perbuatan baik artinya ia telah mengetahui kebaikan perbuatan tersebut se
cara pasti, begitupun jika ia mengetahui sisi buruk dalam perbuatan buruk, ia pu
n mengetahui keburukan dari perbuatan tersebut. oleh karenanya segeralah berlomb
a dalam melakukkan kebajikan.

II. PEMBAHASAN
A. Pengertian Kebajikan
Kebajikan mempunyai arti yang sempit dan luas. Secara bahasa berasal dari kata
bajik dan semakna dengan kata baik, menurut Dendi Sugono, kalau dilihat dari aka
r kata, kebaikan berasal dari kata baik, kebaikan berarti sifat baik: tidak akan
aku lupakan.....sedangkan kebajikan asal dari kata bajik, yaitu sesuatu yang me
ndatangkan keselamatan, keuntungan dsb2.
Poerdarmita mendefiniskan kebajikan berasal dari kata Bajik adalah sesuatu yang
mendatangkan kebaikan (keselamatan, keberuntungan, kesenangan dsb) sedangkan keb
ajikan yaitu perbutan baik. Kebaikan adalah kita wajib berbuat baik kepada sesam
a manusia.3
Dalam Al-Quran, diantaranya Surat alBaqarah ayat 148 dan alNahl ayat 30 Kebaikan
disebut dengan al-khair, sedangkan dalam surat Thaha :112 disebut Amal Shalih d
an dalam Surat alBaqarah ayat 177 dan Surat Ali Imron ayat 92 disebut al-birr (k
ebajikan).
B. Kebajikan Dalam Presfektif QS. Al-Baqarah Ayat 148
Dengan kasih sayangnya Allah SWT memberikan dorongan dan motivasi kepada manusia
dalam berperilaku di dunia untuk melakukan kebajikan, Sebagaimana firman Allah
SWT dalam Q.S Al-Baqarah 148:

Artinya "Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap kepad
anya. Maka berlomba-lombalah (dalam membuat) kebaikan. di mana saja kamu berada,
pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari kiamat). Sesungguh Allah
Maha Kuasa atas segala sesuatu".
Dari ayat di atas kata al-khair â kebaikanâ yaitu satu bentuk perbuatan baik
. Ada pula kata al-birr â kebajikanâ yang merupakan himpunan atau kumpulan al-khair â k
baikanâ . Jadi kebajikan adalah tashawwur "persepsi atau pandangan hidup", perasaan
, amal dan perilaku.4
2 Kamus pelajar, pusat bahasa Depdiknas(Jakarta2003)hal 40
3 Kamus Besar Bahasa Indonesia, edisi kedua,cet kesembilan (Jakarta: Balai Pusta
ka 1997) hal 75
4 Sayyid Quthb,Tafsir Fi Zhilalil Qur,an"di bawah naungan al-Qur,an"jillid 1, (J
akarta:Gema Insani Press:2000) hal 283
Menurut pendapat Mujahid bahwa kebaikan itu adalah apa yang ditetapkan d
i dalam hati berupa ketaatan kepada Allah. Dan Adh-Dhahhak mengatakan mengenai k
ebaktian dan ketakwaan adalah pelaksanaan semua kewajiban menurut semestinya.5
Mengenai tafsir ayat ini, Al-Aufi meriwayatkan dari Ibnu Abas bahwasanya
tiap-tiap pemeluk suatu agama ada kiblatnya sendiri. Namun orang yang beriman t
ujuan atau kiblatnya hanya satu, yaitu mendapat ridha Allah6. Kiblat bukanlah po
kok, bagi Allah SWT timur dan barat adalah sama, yang pokok ialah menghadapkan h
ati langsung kepada Allah. Itulah wijhah atau tujuan yang sebenarnya. Dalam aga
ma tidak ada paksaan. Hanya berlombalah berbuat kebajikan, sama-sama beramal dan
membuat jasa dalam kehidupan ini. Kalau manusia dipanggil menghadap kepada Alla
h, dipertanggung jawabkanlah amalan yang telah dikerjakan di dunia. Ayat ini ada
lah seruan merata; seruan damai ke dalam masyarakat manusia berbagai agama. Buka
n khusus kepada umat Muhammad saja.
Jadi mengenai arah atau kiblat bukanlah soal penting dalam agama, tetapi
yang penting ialah kebaikan amalnya. Dalam ayat ini pula mengandung janji kebai
kan bagi orang yang taat dan ancaman siksa bagi orang yang maksiat. Kemudian All
ah menegaskan tidak sulit baginya untuk menghimpun kembali semua manusia pada ha
ri pembalasan nanti.7
Perintah berpacu berbuat kebaikan disini dikemukakan secara mujmal yang
akan diperinci oleh keterangan bermacam-macam kebaktian yang tercantum dalam Q-
S al-Baqarah ayat 177.8
5 Dr.Abdullah bin Muhamad,Tafsir Ibnu Katsir, terjemahan Abdul Ghaffar, jilid 1
(Bogor: Pustaka imam asyafi'i:2001)hal 330
6 Prof.Dr.Hamka,Tafsir Al-Azhar,juz II, (Jakarta:PT Pustaka Panjmas: 1984) hal 1
4.
7 Syekh Ahmad Musthafa Al-Marogi,Tarjamah Tafsir Al-Maroghi,juz 2 (Yogyakarta: S
umber Ilmu:1986)hal 17.
8 Ibid. Hal 16
Sabda Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Imam Muslim:

Artinya" Telah menceritakan kepadaku Muhammad bin Hatim bin Maimun telah menceri
takan kepada kami Ibnu Muhdi dari Muawiyah bin Sholih dari Abdurrahman bin Jabir
bin nafir dari ayahnya dari Nuwas bin Sam'an Alansori telah berkata: saya telah
bertanya kepada Rasulullah SAW tentang kebajikan dan dosa, maka Nabi menjawab:
kebaikan adalah tingkah laku baik dan dosa adalah sesuatu yang diragu-ragukan di
dalam dadamu.9
C. Pokok-Pokok Kebajikan dalam Q.S Al-Baqarah 177.
Allah meletakkan pokok-pokok gambaran iman yang benar, kaidah-kaidah moralitas i
mani yang benar dan sifat-sifat orang yang beriman dan bertakwa. Karenanya Allah
menghimpun al-khair â kebaikanâ dalam al-birr â kebajikanâ untuk menjadi nilai ukura
timbangan orang-orang yang beriman dan bertakwa.

Artinya:Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajika
n, akan tetapi Sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari Kemud
ian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicinta
inya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memer
lukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba
sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati j
anjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, pender
itaan dan dalam peperangan. mereka Itulah orang-orang yang benar (imannya); dan
mereka Itulah orang-orang yang bertakwa. (QS. AlBaqarah: 177)
9 Imam Muslim, Shohih Muslim, Jilid II, tt, hal:421
Ayat ini mencakup sendi-sendi yang agung dan akidah yang lurus. Penafsiran ayat
ini adalah ketika pertama kali Allah memerintahkan oranng-orang mukmin menghadap
Baitul Maqdis dan setelah itu Dia mengalihkan Kaâ bah, sebagian Ahlul Kitab dan ka
um muslimin merasa keberatan, maka Allah memberikan penjelasan mengenai hikmah p
engalihan kiblat tersebut agar taat kepada Allah, patuh pada semua perintah-Nya,
menghadap kemana saja yang diperintahkan dan mengikuti apa yang telah disyariâ atk
an. Inilah yang disebut dengan kebaikan, ketakwaan dan kesempurnaan iman.10
Imam ats-Tsauri mengemukakan, orang yang memiliki sifat yang disebutkan
dalam ayat ini berarti ia telah masuk ke seluruh wilayah Islam dan mengambil seg
ala bentuk kebaikan.11 Adapun bentuk-bentuk kebaikan tersebut adalah :
1. Keimanan
2. Kemanusiaan dalam kelompk manusia
3. Mendirikan shalat
4. Mengeluarkan zakat
5. Akhlak terpuji
Dalam konteks lain kebajikan lebih identik dengan amal shaleh, pendapat itu seja
uh yang kami ketahui sesuai dengan Firman Allah SWT dalam QS al-Baqarah ayat 148
:

Artinya:"Dan barang siapa yang mengerjakan amal-amal shaleh dan ia dalam keadaan
beriman, maka ia tidak khawatir akan perlakuan yang tidak adil (terhadapnya) da
n tidak (pula)akan pengurangan haknya".
10 Ibid, hal 329
11 ibid, hal 330
Di dalam ayat ini Allah SWT mengingatkan bahwasanya orang yang dimasa hidupnya d
idunia mengamalkan amalan-amalan yang shaleh, yaitu perbuatan-perbuatan dan usah
a yang baik yang di sukai oleh Allah dan sesamanya manusia, sedang amalannya itu
timbul dari sebab imannya kepada Tuhan, bukan beramal yang pada kulitnya keliha
tan baik, padahal pada bathinnya bukan dari karena iman kepada Allah, maka orang
yang beramal dari sebab beriman, tidaklah dia akan merrasa takut, atau tidak us
ah merasa cemas, takut dan bimbang bahwa dia akan teraniaya, karena Tuhan tidak
pernah berlaku aniaya kepada hamba-Nya. Demikian juga haknya tidak akan ditelan
atau akan dicurangi, kebajikan yang di perbuatnya tidak akan di lupakan, dalam s
urat Al-Zilzalah:7-8 Allah sudah menjelaskan :
"Barang siapa yang beramal, walau sebesar dzarrah dari kebajikan, pastil
ah akan dilihatnya. Dan barang siapa yang beramal walau sebesar dzarrah pastilah
akan dilihatnya". Itulah hakekat keadilan Ilahy. 11
Betapa pentingnya kesalehan individual dan sosial dalam ajaran islam, se
hingga keduanya di pandang sebagai satu kesatuan yang tidak boleh di pisahkan. B
egitu banyak ayat al-qur'an yang menunjukan betapa urgennya dua kesalehan ini. H
al ini setidaknya diisyaratkan berulangnya kata amanu yang selalu digandengkan
dengan kata amilu as-shalihat tidak kurang 52 kali.12 Seyogyanya dua jenis kesa
lehan tersebut, dilakukan secara seimbang dan beriringan.
Menurut Iman Khomeini yang dikutif oleh Jalaluddin Rakhmat berpendapat b
ahwa dalam suatu ayat al-Qur'an yang berbicara tentang kesalehan individuak maka
ada seratus ayat social yang turut menyertainya. 13
11 Prof.Dr.Hamka,Tafsir Al-Azhar,juz 16, (Jakarta:PT Pustaka Panjmas: 1984) hal
227
12 Syahril Harahap, Islam Dinamis,{yogyakarta:Tiara Wacana:1997)hal 74
13 Islam Alternatif (Bandung: Mizan:1998) hal 329
D. Balasan Bagi Pelaku Kebajikan dalam Persfektif Q.S al-Nahlt:30
dan al-Araf:59

Artinya: Dan dikatakan kepada orang-orang yang bertakwa:"apakah yang tel


ah diturnkan oleh Tuhanmu?" Mereka menjawab: "(Allah telah menurunkan) kebaikan"
.Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini mendapat (pembalasan) yang baik. Dan
sesungguhnya kampun akherat lebih baik itulah sebaik-baik tempat bagi orang yan
g bertakwa.(QS.al-Nahl ayat 30)
Allah SWT menggambarkan keadaan orang-orang mukmin apabila ditanya kepad
a mereka bagaimana kesannya terhadap orang-orang yang mematuhi ayat-ayat Allah i
tu akan memberikan jawaban bahwa ayat-ayat Allah yang diturunkan adalah kebaikan
dan rahmat Allah yang diberikan kepada hambaNya yang mentaati agamanya dan memp
ercayai RasulNya, serta mengamalkan bimbingan ayat itu di tengah-tengah masyarak
at, mereka akan menjadi hamba Allah yang berbuat kebajikan dan menerima kebahagi
aan hidupnya. 14
Bagi Pelaku kebaikan di dunia ia akan mendapatkan ganjaran yang kebaikan
, sekurangnya nama baik, budi baik yang dikenangkan orang, dan kalau mati mening
galkan kesan yang baik. Di akherat akan mendapatkan kebaikan yang lebih baik dar
i pada kebaikan dunia sebab di dunia ini, walaupun betapa kita berbuat baik, tid
ak juga semua manusia akan menyukai ada juga yang dengki. Tetapi di akherat di t
erima langsung (mutlak) dari Allah, dalam arti kepuasan yang sebenar-benarnya.
Negeri yang dijanjikan di akherat itu adalah "syurga-syurga 'Adn (Adn) a
rtinya yang kekal, yang mereka akan masuk ke dalamnya mengalir di bawahnya sunga
i-sungai, untuk mereka ada di dalamnya apa saja yang mereka khendaki. Demikianla
h ganjaran Allah atas orang-orang yang bertakawa"Al-Baqarah 31. 15
14 AlMaraghi, jilid 5 hal 73
15 Op.Cit Hamka,juzj 14, hal :237
Selanjutnya pada QS Al-A'raf ayat 58 Allah Berfirman:

Artinya: "Dan tanah yang baik, tanaman-tanamannya tumbuh subur dengan seizin All
ah, sedang tanah yang tidak subur, tanaman-tanamannya hanya tumbuh merana. Demik
ianlah kami mengulang tanda-tanda kebesaran (kami) bagi orang-orang yang bersyuk
ur".
Ayat tersebut memberikan perumpamaan pula dengan tanah yang baik dan subur serta
tanah yang buruk dan tidak subur untuk menjelaskan sifat dan tabiat manusia dal
am menerima dan menempatkan petunjuk Allah. Orang-orang yang baik sifat dan tabi
atnya dapat menerima kebenaran dan memanfaatkannya untuk kemaslahatan masyarakat
, sementara orang yang buruk sifat dan tabiatnya tidak mau menerima kebenaran ba
hkan selalu mengingkarinya sehingga tidak mendapat paedah sedikitpun untuk dirin
ya dari kebenaran itu apalagi untuk masyarakat.
Berkata Ibnu Abbas: ayat ini adalah suatu perumpamaan yang diberikan Allah bag
i orang mukmin dan kafir, bagi orang baik dan orang jahat, Allah menyerupakan or
ang-orang itu dengan tanah yang baik dan yang buruk, dan merupakan turunnya alQu
r'an dengan turunnya hujan.16
Maka bumi yang baik dengan turunnya hujan dapat mengahsilkan bunga-bunga dan bua
h-buahan, sedang tanah yang buruk, bila dicurahi hujan tidak dapat menumbuhkan k
ecuali sedikit sekali. Demikian pula jiwa yang baik dan bersih dari penyakit-pen
yakit kebodohan dan kemerosotan akhlak, apabila disinari cahaya alQur'an jadilah
dia jiwa yang patuh dan taat serta berbudi pekerti yang mulia.
Adapun jiwa yangng jahat dan kotor apabial disinari oleh alQur'an jarang sekali
yang menjadi baik dan berbudi mulia.
16 Syekh Ahmad Musthafa Al-Marogi,Tarjamah Tafsir Al-Maroghi,juz 8 (Yogyakarta:
Sumber Ilmu:1986)hal 452.
Diriwayatkan oleh Ahmad, Bukhori dan Muslim, dan Nasa'i dari hadits Abu
musa alasyari, Dia berkaat: Rasulullah saw bersabda: "Perumpamaan ilmu dan petu
njuk yang aku diutus untuk menyampaikannya adalah seperti hujan lebat yang menim
pa bumi. Maka ada diantara tanah itu yang bersih(subur) dan dapat menerima hujan
itu, lalu menumbuhkan tumbuh-tumbuhan dan rumput yang banyak. Tetapi diantarany
a ada tanah yang lekang yang tidak meresapi air hujan itu dan tidak menumbuhkan
sesuatu apapun.17
7 Ibid.

II. KESIMPULAN
Manusia diciptakan Allah berbeda dari makhluk lainnya, yaitu diberinya akal fiki
ran. Hal ini menunjukan agar manusia mau berfikir sehingga memudahkannya dalam
menentukan perbuatan, dengan akal, manusia dapat memilih untuk berbuat baik dan
taat pada Tuhannya.
Kebajiakan merupakan perbuatan-perbuatan dan usaha yang baik yang di suk
ai oleh Allah dan sesamanya manusia, diantara bentuk kebajikan adalah:
1. Keimanan
2. Kemanusiaan dalam kelompk manusia
3. Mendirikan shalat
4. Mengeluarkan zakat
5. Akhlak terpuji
Kebahagian akan di dapatkan di dunia dan akherat,dan Kebajikan yang mutlak akan
di perolehnya di akherat kelak oleh orang-orang yang melaksanakan kebajikan.

DAFTAR PUSTAKA
1. Al-Qur'an dan tarjamahnya, cet 9, Departemen Agama RI, Jakarta, 2009
2. Dr.Abdullah bin Muhammad, Tafsir Ibnu Katsir , tarjamahan Abdul Ghaffar,
Pustaka Imam asy-syafi'i, Bogor 2001
3. Sayyid Quthb, Tafsir Fi Dhilalil Qur'an, Gema Insani press, Jakarta 2000
4. Syekh Ahmad Musthafa Al-Maragi, Tarjamah Tafsir AlMaragi, Sumber Ilmu, Y
ogyakarta 1986
5. Prof.Dr.Hamka, Tafsir Al-Azhar, Pustaka Panjimas, Jakarta,1984
6. Imam Muslim, Shohih Muslim
7. Jalaluddin Rahmat, Islam Alternatif, mizan, Bandung, 1998
8. Syahril Harahap, Islam Dinamis, Tiara Wacana, Yogyakarta, 1997
9. W.J.S, Poerdarminta, Kamus Besar Bahasa Indonesia, edisi kedua, cet 9, B
alai Pustaka, Jakarta,1997
10. Dandy sugono, Kamus Pelajar, Pusat Bahasa Depdiknas, Jakarta,2003
`

Anda mungkin juga menyukai