setelah adanya rangsang[1]. Pada manusia gerak refleks terjadi melalui reflex arc.
Gerak refleks dapat dilatih misalnya pengulangan dari gerakan motorik pada latihan
olah raga atau pengaitan dari rangsang oleh reaksi otomatis selama pengkondisian
klasikal.
Gerak pada umumnya terjadi secara sadar, namun, ada pula gerak yang terjadi
tanpa disadari yaitu gerak refleks. Impuls pada gerakan sadar melalui jalan
panjang, yaitu dari reseptor, ke saraf sensori, dibawa ke otak untuk selanjutnya
diolah oleh otak, kemudian hasil olahan oleh otak, berupa tanggapan, dibawa
oleh saraf motor sebagai perintah yang harus dilaksanakan oleh efektor.
Gerak refleks berjalan sangat cepat dan tanggapan terjadi secara otomatis
terhadap rangsangan, tanpa memerlukan kontrol dari otak. Jadi dapat dikatakan
gerakan terjadi tanpa dipengaruhi kehendak atau tanpa disadari terlebih dahulu.
Contoh gerak refleks misalnya berkedip, bersin, atau batuk.
Pada gerak refleks, impuls melalui jalan pendek atau jalan pintas, yaitu dimulai
dari reseptor penerima rangsang, kemudian diteruskan oleh saraf sensori ke
pusat saraf, diterima oleh set saraf penghubung (asosiasi) tanpa diolah di dalam
otak langsung dikirim tanggapan ke saraf motor untuk disampaikan ke efektor,
yaitu otot atau kelenjar. Jalan pintas ini disebut lengkung refleks. Gerak refleks
dapat dibedakan atas refleks otak bila saraf penghubung (asosiasi) berada di
dalam otak, misalnya, gerak mengedip atau mempersempit pupil bila ada sinar
dan refleks sumsum tulang belakang bila set saraf penghubung berada di dalam
sumsum tulang belakang misalnya refleks pada lutut.
Gbr. Lengkung refleks yang menggambarkan mekanisme
jalannya impuls pada lutut yang dipukul
Sistem saraf pusat meliputi otak (ensefalon) dan sumsum tulang belakang
(Medula spinalis). Keduanya merupakan organ yang sangat lunak, dengan fungsi
yang sangat penting maka perlu perlindungan. Selain tengkorak dan ruas-ruas
tulang belakang, otak juga dilindungi 3 lapisan selaput meninges. Bila membran
ini terkena infeksi maka akan terjadi radang yang disebut meningitis.
Ketiga lapisan membran meninges dari luar ke dalam adalah sebagai berikut.
3. Piameter. Lapisan ini penuh dengan pembuluh darah dan sangat dekat dengan
permukaan otak. Agaknya lapisan ini berfungsi untuk memberi oksigen dan
nutrisi serta mengangkut bahan sisa metabolisme.
Walaupun otak dan sumsum tulang belakang mempunyai materi sama tetapi
susunannya berbeda. Pada otak, materi kelabu terletak di bagian luar atau
kulitnya (korteks) dan bagian putih terletak di tengah. Pada sumsum tulang
belakang bagian tengah berupa materi kelabu berbentuk kupu-kupu, sedangkan
bagian korteks berupa materi putih.
1. Otak
Otak mempunyai lima bagian utama, yaitu: otak besar (serebrum), otak tengah
(mesensefalon), otak kecil (serebelum), sumsum sambung (medulla oblongata),
dan jembatan varol.
Otak besar mempunyai fungsi dalam pengaturan semua aktifitas mental, yaitu
yang berkaitan dengan kepandaian (intelegensi), ingatan (memori), kesadaran,
dan pertimbangan.
Otak besar merupakan sumber dari semua kegiatan/gerakan sadar atau sesuai
dengan kehendak, walaupun ada juga beberapa gerakan refleks otak. Pada
bagian korteks serebrum yang berwarna kelabu terdapat bagian penerima
rangsang (area sensor) yang terletak di sebelah belakang area motor yang
berfungsi mengatur gerakan sadar atau merespon rangsangan. Selain itu
terdapat area asosiasi yang menghubungkan area motor dan sensorik. Area ini
berperan dalam proses belajar, menyimpan ingatan, membuat kesimpulan, dan
belajar berbagai bahasa. Di sekitar kedua area tersebut dalah bagian yang
mengatur kegiatan psikologi yang lebih tinggi. Misalnya bagian depan merupakan
pusat proses berfikir (yaitu mengingat, analisis, berbicara, kreativitas) dan emosi.
Pusat penglihatan terdapat di bagian belakang.
Otak tengah terletak di depan otak kecil dan jembatan varol. Di depan otak
tengah terdapat talamus dan kelenjar hipofisis yang mengatur kerja kelenjar-
kelenjar endokrin. Bagian atas (dorsal) otak tengah merupakan lobus optikus
yang mengatur refleks mata seperti penyempitan pupil mata, dan juga
merupakan pusat pendengaran.
Gbr. Otak dan kegiatan-kegiatan yang dikontrolnya
Serebelum mempunyai fungsi utama dalam koordinasi gerakan otot yang terjadi
secara sadar, keseimbangan, dan posisi tubuh. Bila ada rangsangan yang
merugikan atau berbahaya maka gerakan sadar yang normal tidak mungkin
dilaksanakan.
Jembatan varol berisi serabut saraf yang menghubungkan otak kecil bagian kiri
dan kanan, juga menghubungkan otak besar dan sumsum
tulang belakang.
Selain itu, sumsum sambung juga mengatur gerak refleks yang lain seperti
bersin, batuk, dan berkedip.
Pada penampang melintang sumsum tulang belakang ada bagian seperti sayap
yang terbagi atas sayap atas disebut tanduk dorsal dan sayap bawah disebut
tanduk ventral. Impuls sensori dari reseptor dihantar masuk ke sumsum tulang
belakang melalui tanduk dorsal dan impuls motor keluar dari sumsum tulang
belakang melalui tanduk ventral menuju efektor. Pada tanduk dorsal terdapat
badan sel saraf penghubung (asosiasi konektor) yang akan menerima impuls dari
sel saraf sensori dan akan menghantarkannya ke saraf motor.
Pada bagian putih terdapat serabut saraf
asosiasi. Kumpulan serabut saraf
membentuk saraf (urat saraf). Urat saraf
yang membawa impuls ke otak merupakan
saluran asenden dan yang membawa impuls
yang berupa perintah dari otak merupakan
saluran desenden.
Sistem saraf tepi terdiri dari sistem saraf sadai dan sistem saraf tak sadar (sistem
saraf otonom). Sistem saraf sadar mengontrol aktivitas yang kerjanya diatur oleh
otak, sedangkan saraf otonom mengontrol aktivitas yang tidak dapat diatur otak
antara lain denyut jantung, gerak saluran pencernaan, dan sekresi keringat.
Gbr. Saraf tepi dan aktivitas-aktivitas yang dikendalikannya
Sistem saraf sadar disusun oleh saraf otak (saraf kranial), yaitu saraf-saraf yang
keluar dari otak, dan saraf sumsum tulang belakang, yaitu saraf-saraf yang
keluar dari sumsum tulang belakang.
Gambar 2
Otak dilihat dari bawah menunjukkan saraf kranial
Saraf otak dikhususkan untuk daerah kepala dan leher, kecuali nervus vagus
yang melewati leher ke bawah sampai daerah toraks dan rongga perut. Nervus
vagus membentuk bagian saraf otonom. Oleh karena daerah jangkauannya
sangat luas maka nervus vagus disebut saraf pengembara dan sekaligus
merupakan saraf otak yang paling penting.
Saraf sumsum tulang belakang berjumlah 31 pasang saraf gabungan.
Berdasarkan asalnya, saraf sumsum tulang belakang dibedakan atas 8 pasang
saraf leher, 12 pasang saraf punggung, 5 pasang saraf pinggang, 5 pasang saraf
pinggul, dan satu pasang saraf ekor.
Beberapa urat saraf bersatu membentuk jaringan urat saraf yang disebut
pleksus. Ada 3 buah pleksus yaitu sebagai berikut.
2. Saraf Otonom
Sistem saraf otonom disusun oleh serabut saraf yang berasal dari otak maupun
dari sumsum tulang belakang dan menuju organ yang bersangkutan. Dalam
sistem ini terdapat beberapa jalur dan masing-masing jalur membentuk sinapsis
yang kompleks dan juga membentuk ganglion. Urat saraf yang terdapat pada
pangkal ganglion disebut urat saraf pra ganglion dan yang berada pada ujung
ganglion disebut urat saraf post ganglion.
Sistem saraf otonom dapat dibagi atas sistem saraf simpatik dan sistem saraf
parasimpatik. Perbedaan struktur antara saraf simpatik dan parasimpatik terletak
pada posisi ganglion. Saraf simpatik mempunyai ganglion yang terletak di
sepanjang tulang belakang menempel pada sumsum tulang belakang sehingga
mempunyai urat pra ganglion pendek, sedangkan saraf parasimpatik mempunyai
urat pra ganglion yang panjang karena ganglion menempel pada organ yang
dibantu.
Parasimpatik Simpatik
• memperbesar pupil
• mengecilkan pupil
• menghambat aliran ludah
• menstimulasi aliran ludah
• mempercepat denyut jantung
• memperlambat denyut jantung
• mengecilkan bronkus
• membesarkan bronkus
• menghambat sekresi kelenjar
• menstimulasi sekresi kelenjar
pencernaan
pencernaan
Kelima indra tersebut berfungsi untuk mengenali perubahan lingkungan luar, oleh
karenanya disebut eksoreseptor.
Mata mempunyai reseptor khusus untuk mengenali perubahan sinar dan warna.
Sesungguhnya yang disebut mata bukanlah hanya bola mata, tetapi termasuk
otot-otot penggerak bola mata, kotak mata (rongga tempat mata berada),
kelopak, dan bulu mata.
1. Bola Mata
Bola mata mempunyai 3 lapis dinding yang mengelilingi rongga bola mata. Ketiga
lapis dinding ini dari luar ke dalam adalah sebagai berikut.
Gbr. Struktur bola mata dilihat dari samping
a. Sklera
Sklera merupakan jaringan ikat dengan serat yang kuat; berwarna putih buram
(tidak tembus cahaya), kecuali di bagian depan bersifat transparan, disebut
kornea. Konjungtiva adalah lapisan transparan yang melapisi kornea dan kelopak
mata. Lapisan ini berfungsi melindungi bola mata dari gangguan.
b. Koroid
Koroid berwarna coklat kehitaman sampai hitam; merupakan lapisan yang berisi
banyak pembuluh darah yang memberi nutrisi dan oksigen terutama untuk
retina. Warna gelap pada koroid berfungsi untuk mencegah refleksi (pemantulan
sinar). Di bagian depan, koroid membentuk badan siliaris yang berlanjut ke
depan membentuk iris yang berwarna. Di bagian depan iris bercelah membentuk
pupil (anak mata). Melalui pupil sinar masuk. Iris berfungsi sebagai diafragma,
yaitu pengontrol ukuran pupil untuk mengatur sinar yang masuk. Badan siliaris
membentuk ligamentum yang berfungsi mengikat lensa mata. Kontraksi dan
relaksasi dari otot badan siliaris akan mengatur cembung pipihnya lensa.
c. Retina
Lapisan ini peka terhadap sinar. Pada seluruh bagian retina berhubungan dengan
badan sel-sel saraf yang serabutnya membentuk urat saraf optik yang
memanjang sampai ke otak. Bagian yang dilewati urat saraf optik tidak peka
terhadap sinar dan daerah ini disebut bintik buta.
Kotak mata pada tengkorak berfungsi melindungi bola mata dari kerusakan.
Selaput transparan yang melapisi kornea dan bagian dalam kelopak mata disebut
konjungtiva. Selaput ini peka terhadap iritasi. Konjungtiva penuh dengan
pembuluh darah dan serabut saraf. Radang konjungtiva disebut konjungtivitis.
Air mata mengandung lendir, garam, dan antiseptik dalam jumlah kecil. Air mata
berfungsi sebagai alat pelumas dan pencegah masuknya mikroorganisme ke
dalam mata.
2. Otot Mata
Ada enam otot mata yang berfungsi memegang sklera. Empat di antaranya
disebut otot rektus (rektus inferior, rektus superior, rektus eksternal, dan rektus
internal). Otot rektus berfungsi menggerakkan bola mata ke kanan, ke kiri, ke
atas, dan ke bawah. Dua lainnya adalah otot obliq atas (superior) dan otot obliq
bawah (inferior).
3. Fungsi Mata
Sinar yang masuk ke mata sebelum sampai di retina mengalami pembiasan lima
kali yaitu waktu melalui konjungtiva, kornea, aqueus humor, lensa, dan vitreous
humor. Pembiasan terbesar terjadi di kornea. Bagi mata normal, bayang-bayang
benda akan jatuh pada bintik kuning, yaitu bagian yang paling peka terhadap
sinar.
Ada dua macam sel reseptor pada retina, yaitu sel kerucut (sel konus) dan sel
batang (sel basilus). Sel konus berisi pigmen lembayung dan sel batang berisi
pigmen ungu. Kedua macam pigmen akan terurai bila terkena sinar, terutama
pigmen ungu yang terdapat pada sel batang. Oleh karena itu, pigmen pada sel
basilus berfungsi untuk situasi kurang terang, sedangkan pigmen dari sel konus
berfungsi lebih pada suasana terang yaitu untuk membedakan warna, makin ke
tengah maka jumlah sel batang makin berkurang sehingga di daerah bintik
kuning hanya ada sel konus saja.
Pigmen ungu yang terdapat pada sel basilus disebut rodopsin, yaitu suatu
senyawa protein dan vitamin A. Apabila terkena sinar, misalnya sinar matahari,
maka rodopsin akan terurai menjadi protein dan vitamin A. Pembentukan kembali
pigmen terjadi dalam keadaan gelap. Untuk pembentukan kembali memerlukan
waktu yang disebut adaptasi gelap (disebut juga adaptasi rodopsin). Pada waktu
adaptasi, mata sulit untuk melihat.
Pigmen lembayung dari sel konus merupakan senyawa iodopsin yang merupakan
gabungan antara retinin dan opsin. Ada tiga macam sel konus, yaitu sel yang
peka terhadap warna merah, hijau, dan biru. Dengan ketiga macam sel konus
tersebut mata dapat menangkap spektrum warna. Kerusakan salah satu sel
konus akan menyebabkan buta warna.
Jarak terdekat yang dapat dilihat dengan jelas disebut titik dekat (punctum
proximum). Jarak terjauh saat benda tampak jelas tanpa kontraksi disebut titik
jauh (punctum remotum). Jika kita sangat dekat dengan obyek maka cahaya
yang masuk ke mata tampak seperti kerucut, sedangkan jika kita sangat jauh
dari obyek, maka sudut kerucut cahaya yang masuk sangat kecil sehingga sinar
tampak paralel. Lihat Gambar 11.18. Baik sinar dari obyek yang jauh maupun
yang dekat harus direfraksikan (dibiaskan) untuk menghasilkan titik yang tajam
pada retina agar obyek terlihat jelas. Pembiasan cahaya untuk menghasilkan
penglihatan yang jelas disebut pemfokusan.
Cara kerja mata manusia pada dasarnya sama dengan cara kerja kamera, kecuali
cara mengubah fokus lensa. Persamaan dan perbedaannya disajikan pada Tabel.
Pada anak-anak, titik dekat mata bisa sangat pendek, kira-kira 9 cm untuk anak
umur 11 tahun. Makin tua, jarak titik dekat makin panjang. Sekitar umur 40
tahun - 50 tahun terjadi perubahan yang menyolok, yaitu titik dekat mata sampai
50 cm, oleh karena itu memerlukan pertolongan kaca mata untuk membaca
berupa kaca mata cembung (positif). Cacat mata seperti ini disebut presbiopi
atau mata tua karena proses penuaan. Hal ini disebabkan karena elastisitas lensa
berkurang. Penderita presbiopi dapat dibantu dengan lensa rangkap. Mata jauh
dapat terjadi pada anak-anak; disebabkan bola mata terlalu pendek sehingga
bayang-bayang jatuh di belakang retina. Cacat mata pada anak-anak seperti ini
disebut hipermetropi.
Miopi atau mata dekat adalah cacat mata yang disebabkan oleh bola mata terlalu
panjang sehingga bayang-bayang dari benda yang jaraknya jauh akan jatuh di
depan retina. Pada mata dekat ini orang tidak dapat melihat benda yang jauh,
mereka hanya dapat melihat benda yang jaraknya dekat. Untuk cacat seperti ini
orang dapat ditolong dengan lensa cekung (negatif). Miopi biasa terjadi pada
anak-anak.
Katarak adalah cacat mata, yaitu buramnya dan berkurang elastisitasnya lensa
mata. Hal ini terjadi karena adanya pengapuran pada lensa. Pada orang yang
terkena katarak pandangan menjadi kabur dan daya akomodasi berkurang.
A. Pembahasan
Refleks merupakan suatu respon organ efektor (otot ataupun kelenjar) yang bersifat
otomatis atau tanpa sadar terhadap suatu stimulus tertentu. Refleks pada amphibia
merupakan konsep dari suatu ritme yang melekat dalam sistem syaraf pusat yang telah
ditentukan selama perkembangan. Katak yang telah pulih dari shock spinal (akibat
dari operasi pemutusan), akan menarik sebuah kakinya apabila diberi stimulasi.
Apabila kaki yang terstimulasi itu dicegah agar tidak melengkung, kaki satunya akan
bereaksi melengkung (Frandson, 1993). Menurut Hildebrand (1995), sumsum tulang
belakang sebagai syaraf perifer mengandung tali spinal sehingga menimbulkan sinap
yang dibawa neuron yang selanjutnya menyebabkan gerak refleks. H2SO4 termasuk
larutan elektrolit kuat yang dapat menghantarkan listrik, sifat hantaran listrik ini
disebabkan karena adanya partikel bermuatan positif dan negatif. Larutan H2SO4
bersifat asam pekat yang digunakan pada saat praktikum berfungsi untuk memberikan
rangsangan kimiawi sehingga menimbulkan gerak reflek. Mekanisme gerak reflek
dapat disederhanakan dengan skema sebagai berikut :
Stimulus neuron sensori tali spinal interneuron neuron motorik efektor
Perusakan otak katak memberikan respon positif pada refleks pembalikan tubuh,
penarikan kaki depan dan penarikan kaki belakang sedangkan respon positif pada
refleks pencelupan kaki ke dalam larutan H2SO4. Percobaan ini sesuai dengan
pernyataan Ville et al. (1988) bahwa, refleks masih terjadi karena pusat dari refleks
spinal tidak berada dalam otak melainkan pada sumsum tulang belakang yang terpisah
dari otak. Berdasarkan pernyataan tersebut terjadi refleks ketika perlakuan penarikan
kaki depan dan penarikan kaki belakang.
Perusakan ¼ tulang belakang menimbulkan respon positif pada refleks pembalikan
tubuh penarikan kaki depan, kaki belakang serta pencelupan ke dalam larutan H2SO4.
Perusakan ½ tulang belakang menimbulkan respon positif pada penarikan kaki depan
dan penarikan kaki belakang, respon positif pada pembalikan tubuh serta pencelupan
ke dalam larutan H2SO4. Perusakan ¾ tulang belakang menimbulkan respon positif
pada penarikan kaki depan dan pembalikan tubuh, respon positif pada penarikan kaki
belakang serta pencelupan ke dalam larutan H2SO4. Perusakan total tulang belakang
menghasilkan respon positif pada pembalikan tubuh, penarikan kaki belakang dan
pencelupan dalam larutan H2SO4 damn memberikan respon positif pada penarikan
kaki depan.
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan terlihat bahwa pada katak yang dirusak
otaknya terjadi pengurangan frekuensi respon pada katak yang telah didekapitasi.
Akan tetapi katak yang didekapitasi masih dapat memberikan respon. Hal ini
disebabkan karena jantung katak bersifat neurogenik sehingga katak masih mampu
memberikan respon.
Pearc (1989) menyatakan bahwa sumsum tulang belakang merupakan pusat gerak
refleks, sehingga semakin tinggi tingkat perusakan sumsum tulang belakang maka
semakin lemah respon yang diberikan. Hal ini yang akan menyebabkan refleks
pembalikkan tubuh, penarikkan kaki depan dan kaki belakang serta pencelupan ke
dalam larutan H2SO4 makin melemah seiring dengan tingkat perusakan. Perusakan
tulang belakang juga merusak tali spinal sebagai jalur syaraf, namun dengan adanya
respon refleks yang sederhana dapat terjadi melalui aksi tunggal dari tali spinal
meskipun adanya perusakkan sumsum tulang belakang. Praktikum yang dilakukan
sesuai dengan pernyataan tersebut diatas.
Berdasarkan fungsinya, sel neuron dapat dibedakan menjadi 4 Bagian:
• Neuron sensorik (nouron aferen) yaitu sel saraf yang bertugas menyampaikan
rangsangan dari reseptor ke pusat susunan saraf. Neuron memiliki dendrit yang
berhubungan dengan reseptor (penerima rangsangan) dan neurit yang berhubungan
dengan sel saraf lainnya.
• Neuron Motorik (nouronaferen), yaitu sel saraf yang berfungsi untuk menyampaikan
impuls motorik dari susunan saraf pusat ke saraf efektor. Dendrit menerima impuls
dari akson neoron lain sedangkan aksonnya berhubungan dengan efektor.
• Neuron konektor adalah sel saraf yang bertugas menghubungkan antara neuron yang
satu dengan yang lainnya.
• Neuron ajustor, yaitu sel saraf yang bertugas menghubungkan neuron sensorik dan
neuron motorik yang terdapat di dalam sumsum tulang belakang atau di otak
(Idel,antoni.2000:211).
Pada katak yang diperlakuan dengan merusak sistem saraf otaknya, maka respon yang
dihasilkan tetap ada namun katak merespon stimulus sangat lama. Hal ini dikarenakan
sistem saraf pada otaknya telah mengalami kerusakan pada saat penusukan dengan
kawat atau jarum pada saat praktikum. Untuk mendapatkan hasil yang memuaskan
diperlukan satu mikroelektroda yang dapat ditusukkan kedalam akson tanpa
menimbulkan kerusakan pada akson tersebut. (Kartolo,wulangi.S.1993:208-212).
Kerusakan akson inilah yang dialami katak pada saat penusukan bagian saraf otaknya.
Sistem syaraf yang terdiri dari jaringan-jaringan syaraf mempunyai fungsi utama
sebagai pembuat peran kimiawi dan perkembangan saluran komunikasi untuk
koordinasi fungsi-fungsi tubuh. Sistem syaraf pada amphibi sama seperti sistem
syaraf pada vertebrata, terdiri dari sistem syaraf pusat dan sistem syaraf perifer (Hoar,
1984). Syaraf berfungsi dengan mekanisme depolarisasi dan repolarisasi. Kedua
mekanisme tersebut berkaitan dengan transportasi ion menembus membran
(transmembran). Transportasi transmembran tersebut terkait dengan ion kalsium dan
kalium sehingga kedua ion tersebut termasuk jenis ion yang esensial bagi mekanisme
dalam syaraf. Mekanisme tersebut memunculkan gelombang depolarisasi (Gunawan,
2002).
Bikov (1960) menyatakan bahwa sistem syaraf melibatkan tiga komponen yang
berlainan yaitu:
1. Reseptor yang merupakan suatu struktur yang mampu mendeteksi perubahan
tertentu dalam lingkungan yang mengawali suatu isyarat, yaitu impuls syaraf pada sel
syaraf yang melekat.
2. Penghantar impuls, yaitu syaraf itu sendiri. Syaraf tersusun atas berkas serabut
akson. Serabut ini merupakan sel-sel khusus yang memanjang dan meluas yaitu
neuron. Ada dua macam neuron, yaitu neuron sensori yang meneruskan dari reseptor
ke sistem syaraf pusat dan neuron motorik yang meneruskan impuls dari syaraf pusat
ke efektor.
3. Efektor, merupakan struktur yang melaksanakan aksi sebagai respon terhadap
impuls yang sampai kepadanya melalui motor. Efektor yang paling penting bagi
manusia adalah otot dan kelenjar.
B. Saran
Praktikan sebaiknya jangan membuat gaduh agar praktikum lebih kondusif.
DAFTAR REFERENSI
Bykov, K.M. 1960. Text Book of Physiology. Foreign Languages Publishing House,
Moskow.
Frandson, R. D. 1993. Anatomi dan Fisiologi Ternak. Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta.
Gordon, M. S., G. A. Bortholomew., A. D. Grinell., C. B. Jorgenscy and F. N. White.
1982. Animal Physiology : Principle and Adaptation, 4th Edition. MacMillan
Publishing Co INC, New York.
Gunawan, A. 2002. Mekanisme Penghantaran Dalam Neuron (Neurotransmitter).
Integral, 7 (2): 38-41.
Hildebrand, M. 1995. Analysis of Vertebrate Structure, 4th Edition. John
Willey&Sons INC, New York.
Hoar, W.S.1984. General and Comparative Physiology Third Edition. Prentice Hall of
India Private Limited, New Delhi.
Idel,Antoni.2000.Biologi Dalam Kehidupan Sehari-hari.Gitamedia Press:Jakarta.
Kastowo, H.1982. Zoologi Umum. Alumni, Bandung.
Madhusoodanan, M. G. P. 2007. Continence Issues in the Patient with Neurotrauma.
Senior Consultant Surgery, Armed Forces Medical Services ‘M’ Block, Ministry of
Defence, DHQ, New Delhi. Indian Journal of Neurotrauma (IJNT) 2007, Vol. 4, No.
2, pp. 75-78.
Pearce, E. 1989. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Gramedia. Jakarta.
Ville, C.A., W.F. Walker, Jr. dan R.D. Barnes. 1988. Zoologi Umum. Erlangga,
Jakarta.
Wulangi. S kartolo. Prinsip-prinsip fisiologi Hewan. DepDikBud : Bandung.
GERAK REFLEKS
1. TEORI
b. Saraf Tepi
Sistem saraf tepi terdiri dari sarfa-saraf yang berada di luar system
saraf pusat (otak dan sumsum ulang belakang). Artinya system saraf tepi
merupakan saraf yang menyebar pada seluruh bagian tubuh yang melayani
organ-organ tubh tertentu,sepeti kulit,persendian,otot,kelenjar,saluran
darah dan lain-lain.
Gerak pada umumnya terjadi secara sadar, namun, ada pula gerak yang terjadi
tanpa disadari yaitu gerak refleks. Impuls pada gerakan sadar melalui jalan panjang,
yaitu dari reseptor, ke saraf sensori, dibawa ke otak untuk selanjutnya diolah oleh
otak, kemudian hasil olahan oleh otak, berupa tanggapan, dibawa oleh saraf motor
sebagai perintah yang harus dilaksanakan oleh efektor.
Gerak refleks berjalan sangat cepat dan tanggapan terjadi secara otomatis
terhadap rangsangan, tanpa memerlukan kontrol dari otak. Jadi dapat dikatakan
gerakan terjadi tanpa dipengaruhi kehendak atau tanpa disadari terlebih dahulu.
Contoh gerak refleks misalnya berkedip, bersin, atau batuk. Dimana gerak refleks ini
merupakan gerak yang dihasilkan oleh jalur saraf yang paling sederhana. Jalur saraf
ini dibentuk oleh sekuen dari neuron sensorik ,interneuron, dan neuron motorik, yang
mengalirkan impuls saraf untuk tipe refleks tertentu. Gerak refleks yang paling
sederhanahanya memerlukandua tipe sel saraf, yaitu neuron sensorik dan neuron
motorik. Gerak refleks bekerja bukanlah dibawah kesadaran dan kemauan seseorang.
Pada gerak refleks, impuls melalui jalan pendek atau jalan pintas, yaitu
dimulai dari reseptor penerima rangsang, kemudian diteruskan oleh saraf sensori ke
pusat saraf, diterima oleh set saraf penghubung (asosiasi) tanpa diolah di dalam otak
langsung dikirim tanggapan ke saraf motor untuk disampaikan ke efektor, yaitu otot
atau kelenjar. Jalan pintas ini disebut lengkung refleks. Gerak refleks dapat dibedakan
atas refleks otak bila saraf penghubung (asosiasi) berada di dalam otak, misalnya,
gerak mengedip atau mempersempit pupil bila ada sinar dan refleks sumsum tulang
belakang bila set saraf penghubung berada di dalam sumsum tulang belakang
misalnya refleks pada lutut
Gerak refleks adalah gerak yang dihasilkan oleh jalur saraf yang paling
sederhana. Jalur saraf ini dibentuk oleh sekuen neuron sensor,interneuron,dan
neuron motor,yang mngalirkan impuls saraf untuk tipe reflek tertentu.Gerak
refleks yang paling sederhana hanya memerlukan dua tipe sel sraf yaitu neuron
sensor dan neuron motor.
Gerak refleks disebabkan oleh rangsangan tertentu yang biasanya
mengejutkan dan menyakitkan. Misalnya bila kaki menginjak paku,secara
otomatis kita akan menarik kaki dan akan berteriak. Refleks juga terjadi ketika
kita membaui makanan enak , dengan keluarnya air liur tanpa disadari. Brikut
skema gerak refleks:
Gerak refleks terjadi apabila rangsangan yang diterima oleh saraf sensori
langsung disampaikan oleh neuron perantara (neuron penghubung).Hal ini
berbeda sekali dengan ekanisme gerak biasa.
Gerak biasa rangsangan akan diterimaleh saraf sensorik dan kemudian
disampaikan langsung ke ota. Dari otak kemudian dikeluarkan perintah ke saraf
motori sehingga terjadilah gerakan. Artinya pada gerak biasa gerakan itu
diketahui atu dikontrol oleh otak. Sehingga oleh sebab itu gerak biasa adalah
gerak yang disaari.
2. PELAKSANAAN PRATIKUM
C. Cara Kerja
• Dalam ratikum ini diperlukan 2 orang praktikan.
• Kedua praktikan dalam posisi yang berhadapan.
• Praktikan pertama memegang mistar 30 cm dengan menjepitkannya di antara
ibu jari dan telunjuk.
• Penggaris dipegang setinggi mata rekan kerjanya.
• Praktikan kedua memposisikan tangan di bawah,agar dapat menangkap mistar
yang akan dijatuhkan.
• Penggaris dijatuhkan,dengan syarat praktikan kedua tidak boleh melihat arah
jatuhnya mistar.
• Kemudian praktikan kedua menangkap mistar tersebut dengan refleks,dan
apabila tidak dapat ditangkap maka percobaan diulangi lagi sehingga mistar
tersebut dapat ditangkap.
• Catat angka yang tertera di mistar yang tertanggap oleh pegangan kita.
• Lakukan sebanyak 5 kali percobaan.
A. Hasil
Percobaan I
1 = 21 cm cepat 4 = 2 cm lambat
3 = 10 cm cepat
Percobaan II
2 = 21 cm cepat 5 = 20 cm cepat
3 = 19 cm cepat
3.2 Pembahasan
Percobaan ini dilakukan sebanyak 5 kali dari tiap – tiap praktikan yang
berbeda. Hasil percobaan pertama yang dilkukan pada Tomi Anugrah
Pratama,didapat harga rata-rata gerak refleknya yang cepat ( 14,1 ),Sedangkan
untuk praktikan yang kedua nilainya lebih besar lagi ( 21,4 ).Ini menandakan
gerak reflek pada kelompok 3 dapat dikategorikan gerak refleknya cepat.
Cepatnya gerak reflek seseorang apabila memiliki nilai diatas 0,5 dari
panjang penggaris (30 cm). jadi jika praktikkan memiliki nilai rata-rata gerak
refleknya dibawah dari 15 maka ia dikatakan memiliki gerak reflek yang
lambat, dan sebaliknya jika hasil rata-rata perhitungan gerak reflek yang di
dapat diatas 15 maka dapat dikatakan ia memiliki gerak reflek yang cepat.
4. KESIMPULAN
Seperti yang telah dijelaskan pada bab teori diatas,jalan dari gerak
reflak ini adalah mulai dari stimulus diterima reseptor, kmudian impus
tersebut dibawa oleh saraf sensorik menuju sum-sum tulang belakang,
kemudian impul dilanjutkan oleh saraf motorik, kemudian diterima oleh
efektor maka terjadilah respon/tanggapan.
DAFTAR PUSTAKA
Hadisumarto,Suhargono.1997.Biologi-2b.Jakarta:Bumi Aksara.