Anda di halaman 1dari 24

Refleks adalah gerakan yang dilakukan tanpa sadar dan merupakan respon segera

setelah adanya rangsang[1]. Pada manusia gerak refleks terjadi melalui reflex arc.

Gerak refleks dapat digunakan pada pemeriksaan neurologis untuk mengetahui


kerusakan atau pemfungsian dari sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi.

Gerak refleks dapat dilatih misalnya pengulangan dari gerakan motorik pada latihan
olah raga atau pengaitan dari rangsang oleh reaksi otomatis selama pengkondisian
klasikal.

[sunting] Waktu reaksi


Bagi gerak refleks, waktu reaksi adalah jumlah waktu yang dibutuhkan oleh
organisme untuk bereaksi sejak rangsang muncul.

Terjadinya Gerak Biasa Dan Gerak Refleks


Biologi Kelas 2 > Sistem Saraf
84

< Sebelum Sesudah >

Gerak merupakan pola koordinasi yang sangat sederhana untuk menjelaskan


penghantaran impuls oleh saraf.

Gerak pada umumnya terjadi secara sadar, namun, ada pula gerak yang terjadi
tanpa disadari yaitu gerak refleks. Impuls pada gerakan sadar melalui jalan
panjang, yaitu dari reseptor, ke saraf sensori, dibawa ke otak untuk selanjutnya
diolah oleh otak, kemudian hasil olahan oleh otak, berupa tanggapan, dibawa
oleh saraf motor sebagai perintah yang harus dilaksanakan oleh efektor.

Gerak refleks berjalan sangat cepat dan tanggapan terjadi secara otomatis
terhadap rangsangan, tanpa memerlukan kontrol dari otak. Jadi dapat dikatakan
gerakan terjadi tanpa dipengaruhi kehendak atau tanpa disadari terlebih dahulu.
Contoh gerak refleks misalnya berkedip, bersin, atau batuk.

Pada gerak refleks, impuls melalui jalan pendek atau jalan pintas, yaitu dimulai
dari reseptor penerima rangsang, kemudian diteruskan oleh saraf sensori ke
pusat saraf, diterima oleh set saraf penghubung (asosiasi) tanpa diolah di dalam
otak langsung dikirim tanggapan ke saraf motor untuk disampaikan ke efektor,
yaitu otot atau kelenjar. Jalan pintas ini disebut lengkung refleks. Gerak refleks
dapat dibedakan atas refleks otak bila saraf penghubung (asosiasi) berada di
dalam otak, misalnya, gerak mengedip atau mempersempit pupil bila ada sinar
dan refleks sumsum tulang belakang bila set saraf penghubung berada di dalam
sumsum tulang belakang misalnya refleks pada lutut.
Gbr. Lengkung refleks yang menggambarkan mekanisme
jalannya impuls pada lutut yang dipukul

Sistem Saraf Pusat


Biologi Kelas 2 > Sistem Saraf
85

< Sebelum Sesudah >

Sistem saraf pusat meliputi otak (ensefalon) dan sumsum tulang belakang
(Medula spinalis). Keduanya merupakan organ yang sangat lunak, dengan fungsi
yang sangat penting maka perlu perlindungan. Selain tengkorak dan ruas-ruas
tulang belakang, otak juga dilindungi 3 lapisan selaput meninges. Bila membran
ini terkena infeksi maka akan terjadi radang yang disebut meningitis.

Ketiga lapisan membran meninges dari luar ke dalam adalah sebagai berikut.

1. Durameter; merupakan selaput yang kuat dan bersatu dengan tengkorak.

2. Araknoid; disebut demikian karena bentuknya seperti sarang labah-labah. Di


dalamnya terdapat cairan serebrospinalis; semacam cairan limfa yang mengisi
sela sela membran araknoid. Fungsi selaput araknoid adalah sebagai bantalan
untuk melindungi otak dari bahaya kerusakan mekanik.

3. Piameter. Lapisan ini penuh dengan pembuluh darah dan sangat dekat dengan
permukaan otak. Agaknya lapisan ini berfungsi untuk memberi oksigen dan
nutrisi serta mengangkut bahan sisa metabolisme.

Otak dan sumsum tulang belakang mempunyai 3 materi esensial yaitu:


1. badan sel yang membentuk bagian materi kelabu (substansi grissea)
2. serabut saraf yang membentuk bagian materi putih (substansi alba)
3. sel-sel neuroglia, yaitu jaringan ikat yang terletak di antara sel-sel saraf di
dalam sistem saraf pusat

Walaupun otak dan sumsum tulang belakang mempunyai materi sama tetapi
susunannya berbeda. Pada otak, materi kelabu terletak di bagian luar atau
kulitnya (korteks) dan bagian putih terletak di tengah. Pada sumsum tulang
belakang bagian tengah berupa materi kelabu berbentuk kupu-kupu, sedangkan
bagian korteks berupa materi putih.

1. Otak
Otak mempunyai lima bagian utama, yaitu: otak besar (serebrum), otak tengah
(mesensefalon), otak kecil (serebelum), sumsum sambung (medulla oblongata),
dan jembatan varol.

a. Otak besar (serebrum)

Otak besar mempunyai fungsi dalam pengaturan semua aktifitas mental, yaitu
yang berkaitan dengan kepandaian (intelegensi), ingatan (memori), kesadaran,
dan pertimbangan.

Otak besar merupakan sumber dari semua kegiatan/gerakan sadar atau sesuai
dengan kehendak, walaupun ada juga beberapa gerakan refleks otak. Pada
bagian korteks serebrum yang berwarna kelabu terdapat bagian penerima
rangsang (area sensor) yang terletak di sebelah belakang area motor yang
berfungsi mengatur gerakan sadar atau merespon rangsangan. Selain itu
terdapat area asosiasi yang menghubungkan area motor dan sensorik. Area ini
berperan dalam proses belajar, menyimpan ingatan, membuat kesimpulan, dan
belajar berbagai bahasa. Di sekitar kedua area tersebut dalah bagian yang
mengatur kegiatan psikologi yang lebih tinggi. Misalnya bagian depan merupakan
pusat proses berfikir (yaitu mengingat, analisis, berbicara, kreativitas) dan emosi.
Pusat penglihatan terdapat di bagian belakang.

Gbr. Otak dengan bagian-bagian penyusunnya

2. Otak tengah (mesensefalon)

Otak tengah terletak di depan otak kecil dan jembatan varol. Di depan otak
tengah terdapat talamus dan kelenjar hipofisis yang mengatur kerja kelenjar-
kelenjar endokrin. Bagian atas (dorsal) otak tengah merupakan lobus optikus
yang mengatur refleks mata seperti penyempitan pupil mata, dan juga
merupakan pusat pendengaran.
Gbr. Otak dan kegiatan-kegiatan yang dikontrolnya

3. Otak kecil (serebelum)

Serebelum mempunyai fungsi utama dalam koordinasi gerakan otot yang terjadi
secara sadar, keseimbangan, dan posisi tubuh. Bila ada rangsangan yang
merugikan atau berbahaya maka gerakan sadar yang normal tidak mungkin
dilaksanakan.

4. Jembatan varol (pons varoli)

Jembatan varol berisi serabut saraf yang menghubungkan otak kecil bagian kiri
dan kanan, juga menghubungkan otak besar dan sumsum
tulang belakang.

5. Sumsum sambung (medulla oblongata)

Sumsum sambung berfungsi menghantar impuls yang datang dari medula


spinalis menuju ke otak. Sumsum sambung juga mempengaruhi jembatan,
refleks fisiologi seperti detak jantung, tekanan darah, volume dan kecepatan
respirasi, gerak alat pencernaan, dan sekresi kelenjar pencernaan.

Selain itu, sumsum sambung juga mengatur gerak refleks yang lain seperti
bersin, batuk, dan berkedip.

6. Sumsum tulang belakang (medulla spinalis)

Pada penampang melintang sumsum tulang belakang tampak bagian luar


berwarna putih, sedangkan bagian dalam berbentuk kupu-kupu dan berwarna
kelabu.

Pada penampang melintang sumsum tulang belakang ada bagian seperti sayap
yang terbagi atas sayap atas disebut tanduk dorsal dan sayap bawah disebut
tanduk ventral. Impuls sensori dari reseptor dihantar masuk ke sumsum tulang
belakang melalui tanduk dorsal dan impuls motor keluar dari sumsum tulang
belakang melalui tanduk ventral menuju efektor. Pada tanduk dorsal terdapat
badan sel saraf penghubung (asosiasi konektor) yang akan menerima impuls dari
sel saraf sensori dan akan menghantarkannya ke saraf motor.
Pada bagian putih terdapat serabut saraf
asosiasi. Kumpulan serabut saraf
membentuk saraf (urat saraf). Urat saraf
yang membawa impuls ke otak merupakan
saluran asenden dan yang membawa impuls
yang berupa perintah dari otak merupakan
saluran desenden.

Gbr. Penampang melintang sumsum tulang


belakang

Sistem Saraf Tepi


Biologi Kelas 2 > Sistem Saraf
86

< Sebelum Sesudah >

Sistem saraf tepi terdiri dari sistem saraf sadai dan sistem saraf tak sadar (sistem
saraf otonom). Sistem saraf sadar mengontrol aktivitas yang kerjanya diatur oleh
otak, sedangkan saraf otonom mengontrol aktivitas yang tidak dapat diatur otak
antara lain denyut jantung, gerak saluran pencernaan, dan sekresi keringat.
Gbr. Saraf tepi dan aktivitas-aktivitas yang dikendalikannya

1. Sistem Saraf Sadar

Sistem saraf sadar disusun oleh saraf otak (saraf kranial), yaitu saraf-saraf yang
keluar dari otak, dan saraf sumsum tulang belakang, yaitu saraf-saraf yang
keluar dari sumsum tulang belakang.

Saraf otak ada 12 pasang yang terdiri dari:

1. Tiga pasang saraf sensori, yaitu saraf nomor 1, 2, dan 8


2. lima pasang saraf motor, yaitu saraf nomor 3, 4, 6, 11, dan 12
3. empat pasang saraf gabungan sensori dan motor, yaitu saraf nomor 5, 7,
9, dan 10.

Gambar 2
Otak dilihat dari bawah menunjukkan saraf kranial

Saraf otak dikhususkan untuk daerah kepala dan leher, kecuali nervus vagus
yang melewati leher ke bawah sampai daerah toraks dan rongga perut. Nervus
vagus membentuk bagian saraf otonom. Oleh karena daerah jangkauannya
sangat luas maka nervus vagus disebut saraf pengembara dan sekaligus
merupakan saraf otak yang paling penting.
Saraf sumsum tulang belakang berjumlah 31 pasang saraf gabungan.
Berdasarkan asalnya, saraf sumsum tulang belakang dibedakan atas 8 pasang
saraf leher, 12 pasang saraf punggung, 5 pasang saraf pinggang, 5 pasang saraf
pinggul, dan satu pasang saraf ekor.

Beberapa urat saraf bersatu membentuk jaringan urat saraf yang disebut
pleksus. Ada 3 buah pleksus yaitu sebagai berikut.

a. Pleksus cervicalis merupakan gabungan urat saraf leher yang mempengaruhi


bagian leher, bahu, dan diafragma.
b.Pleksus brachialis mempengaruhi bagian tangan.
c. Pleksus Jumbo sakralis yang mempengaruhi bagian pinggul dan kaki.

2. Saraf Otonom

Sistem saraf otonom disusun oleh serabut saraf yang berasal dari otak maupun
dari sumsum tulang belakang dan menuju organ yang bersangkutan. Dalam
sistem ini terdapat beberapa jalur dan masing-masing jalur membentuk sinapsis
yang kompleks dan juga membentuk ganglion. Urat saraf yang terdapat pada
pangkal ganglion disebut urat saraf pra ganglion dan yang berada pada ujung
ganglion disebut urat saraf post ganglion.

Sistem saraf otonom dapat dibagi atas sistem saraf simpatik dan sistem saraf
parasimpatik. Perbedaan struktur antara saraf simpatik dan parasimpatik terletak
pada posisi ganglion. Saraf simpatik mempunyai ganglion yang terletak di
sepanjang tulang belakang menempel pada sumsum tulang belakang sehingga
mempunyai urat pra ganglion pendek, sedangkan saraf parasimpatik mempunyai
urat pra ganglion yang panjang karena ganglion menempel pada organ yang
dibantu.

Fungsi sistem saraf simpatik dan parasimpatik selalu berlawanan (antagonis).


Sistem saraf parasimpatik terdiri dari keseluruhan "nervus vagus" bersama
cabang-cabangnya ditambah dengan beberapa saraf otak lain dan saraf sumsum
sambung.

Tabel Fungsi Saraf Otonom

Parasimpatik Simpatik
• memperbesar pupil
• mengecilkan pupil
• menghambat aliran ludah
• menstimulasi aliran ludah
• mempercepat denyut jantung
• memperlambat denyut jantung
• mengecilkan bronkus
• membesarkan bronkus
• menghambat sekresi kelenjar
• menstimulasi sekresi kelenjar
pencernaan
pencernaan

• menghambat kontraksi kandung


• mengerutkan kantung kemih
kemih
Indera Penglihat
Biologi Kelas 2 > Indera
87

< Sebelum Sesudah >

Indra mempunyai sel-sel reseptor khusus untuk mengenali perubahan


lingkungan. Indra yang kita kenal ada lima, yaitu:

1. Indra penglihat (mata)


2. Indra pendengar (telinga)
3. Indra peraba (kulit)
4. Indra pengecap (lidah)
5. Indra pencium (hidung).

Kelima indra tersebut berfungsi untuk mengenali perubahan lingkungan luar, oleh
karenanya disebut eksoreseptor.

Reseptor yang berfungsi untuk mengenali lingkungan dalam, misalnya nyeri,


kadar oksigen atau karbon dioksida, kadar glukosa dan sebagainya, disebut
interoreseptor.

Sel-sel interoreseptor misalnya terdapat pada sel otot, tendon, ligamentum,


sendi, dinding saluran pencernaan, dinding pembuluh darah, dan lain sebagainya.
Akan tetapi, sesungguhnya interoreseptor terdapat di seluruh tubuh manusia.
Interoreseptor yang membantu koordinasi dalam sikap tubuh disebut kinestesis.

INDERA PENGLIHAT (MATA)

Mata mempunyai reseptor khusus untuk mengenali perubahan sinar dan warna.
Sesungguhnya yang disebut mata bukanlah hanya bola mata, tetapi termasuk
otot-otot penggerak bola mata, kotak mata (rongga tempat mata berada),
kelopak, dan bulu mata.

1. Bola Mata

Bola mata mempunyai 3 lapis dinding yang mengelilingi rongga bola mata. Ketiga
lapis dinding ini dari luar ke dalam adalah sebagai berikut.
Gbr. Struktur bola mata dilihat dari samping

a. Sklera

Sklera merupakan jaringan ikat dengan serat yang kuat; berwarna putih buram
(tidak tembus cahaya), kecuali di bagian depan bersifat transparan, disebut
kornea. Konjungtiva adalah lapisan transparan yang melapisi kornea dan kelopak
mata. Lapisan ini berfungsi melindungi bola mata dari gangguan.

b. Koroid

Koroid berwarna coklat kehitaman sampai hitam; merupakan lapisan yang berisi
banyak pembuluh darah yang memberi nutrisi dan oksigen terutama untuk
retina. Warna gelap pada koroid berfungsi untuk mencegah refleksi (pemantulan
sinar). Di bagian depan, koroid membentuk badan siliaris yang berlanjut ke
depan membentuk iris yang berwarna. Di bagian depan iris bercelah membentuk
pupil (anak mata). Melalui pupil sinar masuk. Iris berfungsi sebagai diafragma,
yaitu pengontrol ukuran pupil untuk mengatur sinar yang masuk. Badan siliaris
membentuk ligamentum yang berfungsi mengikat lensa mata. Kontraksi dan
relaksasi dari otot badan siliaris akan mengatur cembung pipihnya lensa.

c. Retina

Lapisan ini peka terhadap sinar. Pada seluruh bagian retina berhubungan dengan
badan sel-sel saraf yang serabutnya membentuk urat saraf optik yang
memanjang sampai ke otak. Bagian yang dilewati urat saraf optik tidak peka
terhadap sinar dan daerah ini disebut bintik buta.

Adanya lensa dan ligamentum pengikatnya menyebabkan rongga bola mata


terbagi dua, yaitu bagian depan terletak di depan lensa berisi carian yang disebut
aqueous humor dan bagian belakang terletak di belakang lensa berisi vitreous
humor. Kedua cairan tersebut berfungsi menjaga lensa agar selalu dalam bentuk
yang benar.

Kotak mata pada tengkorak berfungsi melindungi bola mata dari kerusakan.
Selaput transparan yang melapisi kornea dan bagian dalam kelopak mata disebut
konjungtiva. Selaput ini peka terhadap iritasi. Konjungtiva penuh dengan
pembuluh darah dan serabut saraf. Radang konjungtiva disebut konjungtivitis.

Untuk mencegah kekeringan, konjungtiva dibasahi dengan cairan yang keluar


dari kelenjar air mata (kelenjar lakrimal) yang terdapat di bawah alis.

Air mata mengandung lendir, garam, dan antiseptik dalam jumlah kecil. Air mata
berfungsi sebagai alat pelumas dan pencegah masuknya mikroorganisme ke
dalam mata.

2. Otot Mata

Ada enam otot mata yang berfungsi memegang sklera. Empat di antaranya
disebut otot rektus (rektus inferior, rektus superior, rektus eksternal, dan rektus
internal). Otot rektus berfungsi menggerakkan bola mata ke kanan, ke kiri, ke
atas, dan ke bawah. Dua lainnya adalah otot obliq atas (superior) dan otot obliq
bawah (inferior).

3. Fungsi Mata
Sinar yang masuk ke mata sebelum sampai di retina mengalami pembiasan lima
kali yaitu waktu melalui konjungtiva, kornea, aqueus humor, lensa, dan vitreous
humor. Pembiasan terbesar terjadi di kornea. Bagi mata normal, bayang-bayang
benda akan jatuh pada bintik kuning, yaitu bagian yang paling peka terhadap
sinar.

Ada dua macam sel reseptor pada retina, yaitu sel kerucut (sel konus) dan sel
batang (sel basilus). Sel konus berisi pigmen lembayung dan sel batang berisi
pigmen ungu. Kedua macam pigmen akan terurai bila terkena sinar, terutama
pigmen ungu yang terdapat pada sel batang. Oleh karena itu, pigmen pada sel
basilus berfungsi untuk situasi kurang terang, sedangkan pigmen dari sel konus
berfungsi lebih pada suasana terang yaitu untuk membedakan warna, makin ke
tengah maka jumlah sel batang makin berkurang sehingga di daerah bintik
kuning hanya ada sel konus saja.

Pigmen ungu yang terdapat pada sel basilus disebut rodopsin, yaitu suatu
senyawa protein dan vitamin A. Apabila terkena sinar, misalnya sinar matahari,
maka rodopsin akan terurai menjadi protein dan vitamin A. Pembentukan kembali
pigmen terjadi dalam keadaan gelap. Untuk pembentukan kembali memerlukan
waktu yang disebut adaptasi gelap (disebut juga adaptasi rodopsin). Pada waktu
adaptasi, mata sulit untuk melihat.

Pigmen lembayung dari sel konus merupakan senyawa iodopsin yang merupakan
gabungan antara retinin dan opsin. Ada tiga macam sel konus, yaitu sel yang
peka terhadap warna merah, hijau, dan biru. Dengan ketiga macam sel konus
tersebut mata dapat menangkap spektrum warna. Kerusakan salah satu sel
konus akan menyebabkan buta warna.

Jarak terdekat yang dapat dilihat dengan jelas disebut titik dekat (punctum
proximum). Jarak terjauh saat benda tampak jelas tanpa kontraksi disebut titik
jauh (punctum remotum). Jika kita sangat dekat dengan obyek maka cahaya
yang masuk ke mata tampak seperti kerucut, sedangkan jika kita sangat jauh
dari obyek, maka sudut kerucut cahaya yang masuk sangat kecil sehingga sinar
tampak paralel. Lihat Gambar 11.18. Baik sinar dari obyek yang jauh maupun
yang dekat harus direfraksikan (dibiaskan) untuk menghasilkan titik yang tajam
pada retina agar obyek terlihat jelas. Pembiasan cahaya untuk menghasilkan
penglihatan yang jelas disebut pemfokusan.

Cahaya dibiaskan jika melewati konjungtiva kornea.


Cahaya dari obyek yang dekat membutuhkan lebih
banyak pembiasan untuk pemfokusan dibandingkan
obyek yang jauh. Mata mamalia mampu mengubah
derajat pembiasan dengan cara mengubah bentuk
lensa. Cahaya dari obyek yang jauh difokuskan oleh
lensa tipis panjang, sedangkan cahaya dari obyek
yang dekat difokuskan dengan lensa yang tebal dan
pendek. Perubahan bentuk lensa ini akibat kerja otot
siliari. Saat melihat dekat, otot siliari berkontraksi
sehingga memendekkan apertura yang mengelilingi
lensa. Sebagai akibatnya lensa menebal dan pendek.
Saat melihat jauh, otot siliari relaksasi sehingga
apertura yang mengelilingi lensa membesar dan
tegangan ligamen suspensor bertambah. Sebagai
akibatnya ligamen suspensor mendorong lensa
sehingga lensa memanjang dan pipih.Proses
pemfokusan obyek pada jarak yang berbeda-berda a. Akomodasi mata saat
disebut daya akomodasi.
melihat jauh

b. Akomodasi mata saat


melihat dekat

Cara kerja mata manusia pada dasarnya sama dengan cara kerja kamera, kecuali
cara mengubah fokus lensa. Persamaan dan perbedaannya disajikan pada Tabel.

Tabel 11.3 Cara kerja kamera dart mata


4. Kelainan pada Mata

Pada anak-anak, titik dekat mata bisa sangat pendek, kira-kira 9 cm untuk anak
umur 11 tahun. Makin tua, jarak titik dekat makin panjang. Sekitar umur 40
tahun - 50 tahun terjadi perubahan yang menyolok, yaitu titik dekat mata sampai
50 cm, oleh karena itu memerlukan pertolongan kaca mata untuk membaca
berupa kaca mata cembung (positif). Cacat mata seperti ini disebut presbiopi
atau mata tua karena proses penuaan. Hal ini disebabkan karena elastisitas lensa
berkurang. Penderita presbiopi dapat dibantu dengan lensa rangkap. Mata jauh
dapat terjadi pada anak-anak; disebabkan bola mata terlalu pendek sehingga
bayang-bayang jatuh di belakang retina. Cacat mata pada anak-anak seperti ini
disebut hipermetropi.

Miopi atau mata dekat adalah cacat mata yang disebabkan oleh bola mata terlalu
panjang sehingga bayang-bayang dari benda yang jaraknya jauh akan jatuh di
depan retina. Pada mata dekat ini orang tidak dapat melihat benda yang jauh,
mereka hanya dapat melihat benda yang jaraknya dekat. Untuk cacat seperti ini
orang dapat ditolong dengan lensa cekung (negatif). Miopi biasa terjadi pada
anak-anak.

Astigmatisma merupakan kelainan yang disebabkan bola mata atau permukaan


lensa mata mempunyai kelengkungan yang tidak sama, sehingga fokusnya tidak
sama, akibatnya bayang-bayang jatuh tidak pada tempat yang sama. Untuk
menolong orang yang cacat seperti ini dibuat lensa silindris, yaitu yang
mempunyai beberapa fokus.

Gbr. Kelainan mata : (a) Miopi, (b) Hipermetropi

Katarak adalah cacat mata, yaitu buramnya dan berkurang elastisitasnya lensa
mata. Hal ini terjadi karena adanya pengapuran pada lensa. Pada orang yang
terkena katarak pandangan menjadi kabur dan daya akomodasi berkurang.

Kelainan-kelainan mata yang lain adalah:

• Imeralopi (rabun senja): pada senja hari penderita menjadi rabun


• Xeroftalxni: kornea menjadi keying dan bersisik
• Keratomealasi: kornea menjadi putih dan rusak.

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN II

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS BIOLOGI
PURWOKERTO
2010
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Tabel hasil pengamatan reflek spinal katak
Perlakuan Pembalikan
Tubuh Penarikan
Kaki Depan Penarikan
Kaki Belakang H2SO4
Perusakan
Otak + + + +
Perusakan
¼ TB + + + +
Perusakan
½ TB + + + +
Perusakan ¾ TB + + + +
Perusakan
Total + + + +

Keterangan : TB = Tulang Beelakang


+ = Respon Positif
- = Respon Negatif

A. Pembahasan
Refleks merupakan suatu respon organ efektor (otot ataupun kelenjar) yang bersifat
otomatis atau tanpa sadar terhadap suatu stimulus tertentu. Refleks pada amphibia
merupakan konsep dari suatu ritme yang melekat dalam sistem syaraf pusat yang telah
ditentukan selama perkembangan. Katak yang telah pulih dari shock spinal (akibat
dari operasi pemutusan), akan menarik sebuah kakinya apabila diberi stimulasi.
Apabila kaki yang terstimulasi itu dicegah agar tidak melengkung, kaki satunya akan
bereaksi melengkung (Frandson, 1993). Menurut Hildebrand (1995), sumsum tulang
belakang sebagai syaraf perifer mengandung tali spinal sehingga menimbulkan sinap
yang dibawa neuron yang selanjutnya menyebabkan gerak refleks. H2SO4 termasuk
larutan elektrolit kuat yang dapat menghantarkan listrik, sifat hantaran listrik ini
disebabkan karena adanya partikel bermuatan positif dan negatif. Larutan H2SO4
bersifat asam pekat yang digunakan pada saat praktikum berfungsi untuk memberikan
rangsangan kimiawi sehingga menimbulkan gerak reflek. Mekanisme gerak reflek
dapat disederhanakan dengan skema sebagai berikut :
Stimulus neuron sensori tali spinal interneuron neuron motorik efektor
Perusakan otak katak memberikan respon positif pada refleks pembalikan tubuh,
penarikan kaki depan dan penarikan kaki belakang sedangkan respon positif pada
refleks pencelupan kaki ke dalam larutan H2SO4. Percobaan ini sesuai dengan
pernyataan Ville et al. (1988) bahwa, refleks masih terjadi karena pusat dari refleks
spinal tidak berada dalam otak melainkan pada sumsum tulang belakang yang terpisah
dari otak. Berdasarkan pernyataan tersebut terjadi refleks ketika perlakuan penarikan
kaki depan dan penarikan kaki belakang.
Perusakan ¼ tulang belakang menimbulkan respon positif pada refleks pembalikan
tubuh penarikan kaki depan, kaki belakang serta pencelupan ke dalam larutan H2SO4.
Perusakan ½ tulang belakang menimbulkan respon positif pada penarikan kaki depan
dan penarikan kaki belakang, respon positif pada pembalikan tubuh serta pencelupan
ke dalam larutan H2SO4. Perusakan ¾ tulang belakang menimbulkan respon positif
pada penarikan kaki depan dan pembalikan tubuh, respon positif pada penarikan kaki
belakang serta pencelupan ke dalam larutan H2SO4. Perusakan total tulang belakang
menghasilkan respon positif pada pembalikan tubuh, penarikan kaki belakang dan
pencelupan dalam larutan H2SO4 damn memberikan respon positif pada penarikan
kaki depan.
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan terlihat bahwa pada katak yang dirusak
otaknya terjadi pengurangan frekuensi respon pada katak yang telah didekapitasi.
Akan tetapi katak yang didekapitasi masih dapat memberikan respon. Hal ini
disebabkan karena jantung katak bersifat neurogenik sehingga katak masih mampu
memberikan respon.
Pearc (1989) menyatakan bahwa sumsum tulang belakang merupakan pusat gerak
refleks, sehingga semakin tinggi tingkat perusakan sumsum tulang belakang maka
semakin lemah respon yang diberikan. Hal ini yang akan menyebabkan refleks
pembalikkan tubuh, penarikkan kaki depan dan kaki belakang serta pencelupan ke
dalam larutan H2SO4 makin melemah seiring dengan tingkat perusakan. Perusakan
tulang belakang juga merusak tali spinal sebagai jalur syaraf, namun dengan adanya
respon refleks yang sederhana dapat terjadi melalui aksi tunggal dari tali spinal
meskipun adanya perusakkan sumsum tulang belakang. Praktikum yang dilakukan
sesuai dengan pernyataan tersebut diatas.
Berdasarkan fungsinya, sel neuron dapat dibedakan menjadi 4 Bagian:
• Neuron sensorik (nouron aferen) yaitu sel saraf yang bertugas menyampaikan
rangsangan dari reseptor ke pusat susunan saraf. Neuron memiliki dendrit yang
berhubungan dengan reseptor (penerima rangsangan) dan neurit yang berhubungan
dengan sel saraf lainnya.
• Neuron Motorik (nouronaferen), yaitu sel saraf yang berfungsi untuk menyampaikan
impuls motorik dari susunan saraf pusat ke saraf efektor. Dendrit menerima impuls
dari akson neoron lain sedangkan aksonnya berhubungan dengan efektor.
• Neuron konektor adalah sel saraf yang bertugas menghubungkan antara neuron yang
satu dengan yang lainnya.
• Neuron ajustor, yaitu sel saraf yang bertugas menghubungkan neuron sensorik dan
neuron motorik yang terdapat di dalam sumsum tulang belakang atau di otak
(Idel,antoni.2000:211).
Pada katak yang diperlakuan dengan merusak sistem saraf otaknya, maka respon yang
dihasilkan tetap ada namun katak merespon stimulus sangat lama. Hal ini dikarenakan
sistem saraf pada otaknya telah mengalami kerusakan pada saat penusukan dengan
kawat atau jarum pada saat praktikum. Untuk mendapatkan hasil yang memuaskan
diperlukan satu mikroelektroda yang dapat ditusukkan kedalam akson tanpa
menimbulkan kerusakan pada akson tersebut. (Kartolo,wulangi.S.1993:208-212).
Kerusakan akson inilah yang dialami katak pada saat penusukan bagian saraf otaknya.
Sistem syaraf yang terdiri dari jaringan-jaringan syaraf mempunyai fungsi utama
sebagai pembuat peran kimiawi dan perkembangan saluran komunikasi untuk
koordinasi fungsi-fungsi tubuh. Sistem syaraf pada amphibi sama seperti sistem
syaraf pada vertebrata, terdiri dari sistem syaraf pusat dan sistem syaraf perifer (Hoar,
1984). Syaraf berfungsi dengan mekanisme depolarisasi dan repolarisasi. Kedua
mekanisme tersebut berkaitan dengan transportasi ion menembus membran
(transmembran). Transportasi transmembran tersebut terkait dengan ion kalsium dan
kalium sehingga kedua ion tersebut termasuk jenis ion yang esensial bagi mekanisme
dalam syaraf. Mekanisme tersebut memunculkan gelombang depolarisasi (Gunawan,
2002).
Bikov (1960) menyatakan bahwa sistem syaraf melibatkan tiga komponen yang
berlainan yaitu:
1. Reseptor yang merupakan suatu struktur yang mampu mendeteksi perubahan
tertentu dalam lingkungan yang mengawali suatu isyarat, yaitu impuls syaraf pada sel
syaraf yang melekat.
2. Penghantar impuls, yaitu syaraf itu sendiri. Syaraf tersusun atas berkas serabut
akson. Serabut ini merupakan sel-sel khusus yang memanjang dan meluas yaitu
neuron. Ada dua macam neuron, yaitu neuron sensori yang meneruskan dari reseptor
ke sistem syaraf pusat dan neuron motorik yang meneruskan impuls dari syaraf pusat
ke efektor.
3. Efektor, merupakan struktur yang melaksanakan aksi sebagai respon terhadap
impuls yang sampai kepadanya melalui motor. Efektor yang paling penting bagi
manusia adalah otot dan kelenjar.

Gambar Sel Syaraf (Frandson, 1993)


Perubahan fisik atau kimia disebabkan oleh organisme yang datang dari luar yang
disebut stimulus. Beberapa rangsangan bereaksi langsung pada sel atau jaringannya,
namun kebanyakan hewan memiliki reseptor untuk menerima rangsangan dari luar.
Reseptor mengantarkan impuls ke syaraf melalui sistem syaraf ke struktur terminal di
luar atau efektor yang membawa jawaban (Kastowo,1982).
Menurut Gordon et al, (1982), refleks spinal pada katak dipengaruhi oleh beberapa
faktor, yaitu:
a. Kondisi sumsum tulang belakang dimana pengrusakan sumsum tulang belakang
dalam tingkat yang parah dapat menghilangkan reflek spinal
b. Larutan kimia seperti H2SO4 yang dapat menimbulkan refleks spinal tertentu.
c. Obat-obatan keras yang dapat menurunkan kontrol otak terhadap pergerakan
sehingga gerakan dikendalikan oleh sumsum tulang belakang sebagai refleks spinal.
Refleks merupakan sebagian kecil dari perilaku hewan tingkat tinggi, tetapi
memegang peranan penting dalam perilaku hewan tingkat tinggi. Refleks biasanya
menghasilkan respon jika bagian distal sumsum tulang belakang memiliki bagian
yang lengkap dan mengisolasi ke bagian pusat yang lebih tinggi. Tetapi kekuatan dan
jangka waktu menunjukan keadaan sifat involuntari yang meningkat bersama dengan
waktu (Madhusoodanan, 2007).
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut :
1. Refleks spinal pada katak dapat diketahui dengan merusak otak dan tulang
belakang katak dan dengan pencelupan kaki belakang katak dalam larutan H2SO4.
2. Perusakan otak , perusakan ¼ ,½, ¾ tulang belakang dan perusakan total masih
dapat memberikan respon pada kaki depan, kaki belakang dan pembalikkan tubuh.

B. Saran
Praktikan sebaiknya jangan membuat gaduh agar praktikum lebih kondusif.

DAFTAR REFERENSI
Bykov, K.M. 1960. Text Book of Physiology. Foreign Languages Publishing House,
Moskow.
Frandson, R. D. 1993. Anatomi dan Fisiologi Ternak. Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta.
Gordon, M. S., G. A. Bortholomew., A. D. Grinell., C. B. Jorgenscy and F. N. White.
1982. Animal Physiology : Principle and Adaptation, 4th Edition. MacMillan
Publishing Co INC, New York.
Gunawan, A. 2002. Mekanisme Penghantaran Dalam Neuron (Neurotransmitter).
Integral, 7 (2): 38-41.
Hildebrand, M. 1995. Analysis of Vertebrate Structure, 4th Edition. John
Willey&Sons INC, New York.
Hoar, W.S.1984. General and Comparative Physiology Third Edition. Prentice Hall of
India Private Limited, New Delhi.
Idel,Antoni.2000.Biologi Dalam Kehidupan Sehari-hari.Gitamedia Press:Jakarta.
Kastowo, H.1982. Zoologi Umum. Alumni, Bandung.
Madhusoodanan, M. G. P. 2007. Continence Issues in the Patient with Neurotrauma.
Senior Consultant Surgery, Armed Forces Medical Services ‘M’ Block, Ministry of
Defence, DHQ, New Delhi. Indian Journal of Neurotrauma (IJNT) 2007, Vol. 4, No.
2, pp. 75-78.
Pearce, E. 1989. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Gramedia. Jakarta.
Ville, C.A., W.F. Walker, Jr. dan R.D. Barnes. 1988. Zoologi Umum. Erlangga,
Jakarta.
Wulangi. S kartolo. Prinsip-prinsip fisiologi Hewan. DepDikBud : Bandung.
GERAK REFLEKS
1. TEORI

Baik disadari maupun tidak,tubuh kita selalu melakukan gerak.


Bahkanseseorang yang tidak memiliki kesempurnaan pun akan tetap melakukan
gerak. Saat kita tersenyum,mengedipkan mata atau bernapas sesungguhnya telah
terjadi gerak yang disebabkanoleh kontrasi otot.
Gerak terjadi begitu saja. Gerak terjadi melalui mekanisme rumit dan
melibatkan banyak bagian tubuh.Terdapat banyak komponen – komponen tubuh
yang terlibat dalam grak iniBaik itu disadari maupun tidak disadari.
Gerak adalah suatu tanggapan tehadap rangsangan baik itu dari dalam
tubuh maupun dari luar tubuh. Gerak merupakan pola koordinasi yang sangat
sederhana untuk menjelaskan penghantaran impuls oleh saraf.
Dan dalam melakukan gerak tubuh kita melakukan banyak koordinasi
dengan perangkat tubuh yang lain.Hal ini menunjukkan suatu kerja sama yang
siergis.
Kita dapat bayangkan diri kita berada dalam sebuah lorong yang gelap
Semua indera kita pun akan siap siaga.Telinga pasti akan mendengar segala
sesuatu sehalus apa pun. Kemudian kita menabrak sesuatu. Dalam keadaan
seperti itu diri kita pasti refleks melompat bahkan akan menjerit.Denyut jantung
akan cepat dan secara refeks kita pun berlari. Begitulah salah satu contoh gerak
refleks yang terjadi pada diri kita.
Seluruh mekanisme gerak yang terjadi di tubuh kita tak lepas dari peranan
system saraf. Sistem saraf ini tersusun atas jaringan saraf yang di dalamnya
terdapat sel-sel saraf atau neuron. Meskipun system saraf tersusun dengan
sangat kompleks,tetapi sebenarnya hanya tersusun atas 2 jenis sel,yaitu sel saraf
dan sel neuroglia.
Adapun berdasarkan fungsinya system saraf itu sendiri dapat dibedakan
atas tiga jenis :
1. Sel saraf sensorik
Sel saraf sensorik adalah sel yang membawa impuls berup
rangsangan dari reseptor (penerima rangsangan), ke system saraf pusat
(otak dan sumsum tulang belakang).SEl saraf sensorik disebut juga
dengan sel saraf indera,karena berhubungan dengan alat indra.

2. Sel saraf Motorik

SEl saraf motorik berfungsi membawa impuls berupa tanggapan


dari susunan saraf pusat (otak atau sumsum tulang belakang) menuju to
atau kelenjar tubuh. Sel saraf motorik disebut juga dengan sel saraf
penggerak,karena berhubungan erat dengan otot sebagai alat gerak.

3. Sel saraf penguhubung

Sel saraf penguhubung disebut juga dengan sel saraf konektor,hal


ini disebabkan karena fungsinya meneruskan rangsangan dari sel saraf
sensorik ke sel saraf motorik.
Namun pada hakikatnya sebenarnya system saraf terbagi menjadi du
kelompok besar :
1. Sistem saraf sadar
Adalah system saraf yang mengatu tau mengkoordinasikan semua kegiatan
yang dapat diatur menurut kemauan kita.Contohnya,melempar
bola,berjalan,berfikir,menulis,berbicara dan lain-lain.
Saraf sadar pun terbagi menjadi dua :
a.Saraf pusat
terdiri dari :
- Otak
Merupakan pusat kesadaran,yang letaknya di rongga tengkorak.
- Sumsum tulang belakang
Sumsum tulang belakang berfungsi menghantarkan impuls
(rangsangan) dari dan ke otak,serta mengkoordinasikan gerak
refleks. Letaknya pada ruas-ruas tulang belakang,yakni dari ruas
– ruas tulag leher hingga ke ruas-ruas tulang pinggang yang
kedua. Dan dalam sumsum ini terdapat simpul – simpul gerak
refleks.

b. Saraf Tepi

Sistem saraf tepi terdiri dari sarfa-saraf yang berada di luar system
saraf pusat (otak dan sumsum ulang belakang). Artinya system saraf tepi
merupakan saraf yang menyebar pada seluruh bagian tubuh yang melayani
organ-organ tubh tertentu,sepeti kulit,persendian,otot,kelenjar,saluran
darah dan lain-lain.

2. Susunan saraf tak sadar.

- Susunan saraf simpatis

- Susunan saraf parasimpatis

Gerak pada umumnya terjadi secara sadar, namun, ada pula gerak yang terjadi
tanpa disadari yaitu gerak refleks. Impuls pada gerakan sadar melalui jalan panjang,
yaitu dari reseptor, ke saraf sensori, dibawa ke otak untuk selanjutnya diolah oleh
otak, kemudian hasil olahan oleh otak, berupa tanggapan, dibawa oleh saraf motor
sebagai perintah yang harus dilaksanakan oleh efektor.
Gerak refleks berjalan sangat cepat dan tanggapan terjadi secara otomatis
terhadap rangsangan, tanpa memerlukan kontrol dari otak. Jadi dapat dikatakan
gerakan terjadi tanpa dipengaruhi kehendak atau tanpa disadari terlebih dahulu.
Contoh gerak refleks misalnya berkedip, bersin, atau batuk. Dimana gerak refleks ini
merupakan gerak yang dihasilkan oleh jalur saraf yang paling sederhana. Jalur saraf
ini dibentuk oleh sekuen dari neuron sensorik ,interneuron, dan neuron motorik, yang
mengalirkan impuls saraf untuk tipe refleks tertentu. Gerak refleks yang paling
sederhanahanya memerlukandua tipe sel saraf, yaitu neuron sensorik dan neuron
motorik. Gerak refleks bekerja bukanlah dibawah kesadaran dan kemauan seseorang.

Pada gerak refleks, impuls melalui jalan pendek atau jalan pintas, yaitu
dimulai dari reseptor penerima rangsang, kemudian diteruskan oleh saraf sensori ke
pusat saraf, diterima oleh set saraf penghubung (asosiasi) tanpa diolah di dalam otak
langsung dikirim tanggapan ke saraf motor untuk disampaikan ke efektor, yaitu otot
atau kelenjar. Jalan pintas ini disebut lengkung refleks. Gerak refleks dapat dibedakan
atas refleks otak bila saraf penghubung (asosiasi) berada di dalam otak, misalnya,
gerak mengedip atau mempersempit pupil bila ada sinar dan refleks sumsum tulang
belakang bila set saraf penghubung berada di dalam sumsum tulang belakang
misalnya refleks pada lutut

Kemudian bagaimanakah mekanisme gerak refleks dalam tubuh kita?

Gerak refleks adalah gerak yang dihasilkan oleh jalur saraf yang paling
sederhana. Jalur saraf ini dibentuk oleh sekuen neuron sensor,interneuron,dan
neuron motor,yang mngalirkan impuls saraf untuk tipe reflek tertentu.Gerak
refleks yang paling sederhana hanya memerlukan dua tipe sel sraf yaitu neuron
sensor dan neuron motor.
Gerak refleks disebabkan oleh rangsangan tertentu yang biasanya
mengejutkan dan menyakitkan. Misalnya bila kaki menginjak paku,secara
otomatis kita akan menarik kaki dan akan berteriak. Refleks juga terjadi ketika
kita membaui makanan enak , dengan keluarnya air liur tanpa disadari. Brikut
skema gerak refleks:

Gerak refleks terjadi apabila rangsangan yang diterima oleh saraf sensori
langsung disampaikan oleh neuron perantara (neuron penghubung).Hal ini
berbeda sekali dengan ekanisme gerak biasa.
Gerak biasa rangsangan akan diterimaleh saraf sensorik dan kemudian
disampaikan langsung ke ota. Dari otak kemudian dikeluarkan perintah ke saraf
motori sehingga terjadilah gerakan. Artinya pada gerak biasa gerakan itu
diketahui atu dikontrol oleh otak. Sehingga oleh sebab itu gerak biasa adalah
gerak yang disaari.

2. PELAKSANAAN PRATIKUM

A. Waktu dan Tempat

Waktu : kamis, 27 Desember 2007

Tempat : Ruangan Labor dasar Biologi Umum

B. Alat dan Bahan

- mistar/penggaris dengan panjang 30 cm

(digunakan untuk mengukur kecepatan gerak reflek seseorang)

C. Cara Kerja
• Dalam ratikum ini diperlukan 2 orang praktikan.
• Kedua praktikan dalam posisi yang berhadapan.
• Praktikan pertama memegang mistar 30 cm dengan menjepitkannya di antara
ibu jari dan telunjuk.
• Penggaris dipegang setinggi mata rekan kerjanya.
• Praktikan kedua memposisikan tangan di bawah,agar dapat menangkap mistar
yang akan dijatuhkan.
• Penggaris dijatuhkan,dengan syarat praktikan kedua tidak boleh melihat arah
jatuhnya mistar.
• Kemudian praktikan kedua menangkap mistar tersebut dengan refleks,dan
apabila tidak dapat ditangkap maka percobaan diulangi lagi sehingga mistar
tersebut dapat ditangkap.
• Catat angka yang tertera di mistar yang tertanggap oleh pegangan kita.
• Lakukan sebanyak 5 kali percobaan.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Percobaan I

Nama Praktikan : Tomi Anugrah Pratama

No.BP : 07 133 022

1 = 21 cm cepat 4 = 2 cm lambat

2 = 29 cm cepat 5 = 8,5 cm cepat

3 = 10 cm cepat

Rata-rata : 14,1 cepat

Percobaan II

Nama Praktikan : Febryansyah

No.BP : 06 933 030

1 =25 cm cepat 4 = 22 cm cepat

2 = 21 cm cepat 5 = 20 cm cepat
3 = 19 cm cepat

Rata-rata : 21,4 cepat

3.2 Pembahasan

Percobaan ini dilakukan sebanyak 5 kali dari tiap – tiap praktikan yang
berbeda. Hasil percobaan pertama yang dilkukan pada Tomi Anugrah
Pratama,didapat harga rata-rata gerak refleknya yang cepat ( 14,1 ),Sedangkan
untuk praktikan yang kedua nilainya lebih besar lagi ( 21,4 ).Ini menandakan
gerak reflek pada kelompok 3 dapat dikategorikan gerak refleknya cepat.

Cepatnya gerak reflek seseorang apabila memiliki nilai diatas 0,5 dari
panjang penggaris (30 cm). jadi jika praktikkan memiliki nilai rata-rata gerak
refleknya dibawah dari 15 maka ia dikatakan memiliki gerak reflek yang
lambat, dan sebaliknya jika hasil rata-rata perhitungan gerak reflek yang di
dapat diatas 15 maka dapat dikatakan ia memiliki gerak reflek yang cepat.

Praktikan sendiri menganalisa bahwa terdapat perbedaan kecepatan


gerak reflek seseorang. Hal ini sangat terkait denga syaraf-syarafnya dan
pembiasaan diri terhdap lingkungan luar.Ada praktikan yang dari awal
cepat,namun di akhir angka yang didapat semakin menurun. Dan ada juga
sebalikny. Bahkahn ada yang dari awal sampai akhir lambat

4. KESIMPULAN

Data yang diperoleh pada kelompom 3 sangat berbeda dan bervariasi.


Nilai yang didapatkan berbeda-beda, dan dapat dikatakan bahwa gerak reflek
disebabkan karena pengaruh ransangan yang datang dari luar tubuh dimana
jalannya tidak sampai ke otak. Pada umunya gerak refleks berlangsung
terhadap stimulus dari luar dan berlangsung dengan cepat atau tiba-tiba.
Gerakan terjadi juga diluar kesadaran kita (tidak didasarkan kemauan).

Seperti yang telah dijelaskan pada bab teori diatas,jalan dari gerak
reflak ini adalah mulai dari stimulus diterima reseptor, kmudian impus
tersebut dibawa oleh saraf sensorik menuju sum-sum tulang belakang,
kemudian impul dilanjutkan oleh saraf motorik, kemudian diterima oleh
efektor maka terjadilah respon/tanggapan.

Pada percobaan yang dilakukan, yang menjadi stimulus adalah mistar


yang dijatuhkan ke tangan praktikan. Mistar akan tertangkap dengan
cepat,dalam artian dapat tertangkap bagian terbesar darimistar tersebut. Maka
praktikan memiliki suatu refleks yang cepat terhadap mistar yang dijatuhkan
tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Amien,M.1987.Makhluk Hidup.Jakarta:PN Balai Pustka.

Hadisumarto,Suhargono.1997.Biologi-2b.Jakarta:Bumi Aksara.

Keeton,William T.1980.Biology Science.Library of Congress in Publication Krass.

Kimbal,John W.1983.Biology 3rd ed.Addison Wesley.

Syamsuri,Istamar.2004.Biologi SMA kelas XI.Jakarta : Erlangga.

Wilarso,joko.2001.BIOLOGI PENDIDIKAN DASAR.Jakarta:Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai