Anda di halaman 1dari 42

TEGANGAN EFEKTIF

Kelompok 2

Calvin Syatauw (163098)


I Kadek Bagus Widana P (16309835)
Kartini Halief (16309839)
Yogi Oktavianto (16309875)
PENGANTAR
Butiran pori dalam tanah saling berhubungan satu sama lain yang
merupakan suatu saluran seperti :

 Kemampuan memampat dari


tanah
 Daya dukung pondasi
 Kestabilan timbunan
 Tekanan tanah horizontal pada
konstruksi dinding penahan tanah,

Oleh sebab itu, kita perlu mengetahui perilaku dari


distribusi tegangan sepanjang suatu penampang tanah
DAFTAR BAHASAN
Bab 5 Konsep Tegangan Efektif :

5.1 Tegangan pada Tanah Jenuh Air Tanpa Rembesan


5.2 Tegangan pada Tanah Jenuh Air dengan Rembesan
5.3 Gaya Rembesan

5.4 Penggelembungan pada Tanah yang Disebabkan oleh


Rembesan di Sekeliling Turap
5.5 Tegangan Efektif di Dalam Tanah Jenuh Sebagian
5.6 Kenaikan Air Kapiler di Dalam Tanah
5.7 Tegangan Efektif di Dalam Zona Kenaikan Air Kapiler
Tegangan pada Tanah Jenuh Air Tanpa
Rembesan

σ = Hγw + ( HA – H )γsat … 5.1

Dimana :
σ = tegangan total pada titik A
γw = berat volume air

γsat = berat volume tanah jenuh air


H = tinggi muka air di ukur dari permukaan
tanah di dalam tabung
HA = jarak antara titik A dan muka air
Gambar 5.1a
Tegangan total (σ) yang diterima tanah dibagi
dalam 2 bagian :

1. Tegangan yang bekerja sama besar ke segala arah pada


air di dalam ruang pori yang menerus.
2. Tegangan yang dipikul oleh titik – titik sentuh pada
butiran tanah padat.

Gambar 5.1a
Perhatikan garis a – a yang melalui titik A :

Keterangan :
as = luas penampang melintang
titik- titik sentuh antara butiran
Pn = gaya yang bekerja pada
Gambar 5.1b titik sentuh n
Jumlah semua komponen vertikal gaya – gaya tersebut persatuan luas
penampang disebut TEGANGAN EFEKTIF ( Effective Stress) (σ΄)

P1 (v) + P2 (v) + P3 (v) + … + Pn (v)


σ΄ = … 5.2
A
Keterangan :
σ΄ = tegangan efektif
Pn(v) = komponen vertikal Pn
A = luas penampang melintang massa tanah yang ditinjau
Jika as = a1 + a2 + a3 + … + an ; maka Ruangan yang ditempati
air = ( A – as )

Dapat ditulis : u ( A – as )
σ = σ΄ + = σ΄ + u ( 1 – as΄ ) … 5.3
A

Dimana :
u = Haγw = tekanan air pori (yaitu tekanan hidrostatik pada titik A)

a s΄ = as/A = bagian dari satuan luas penampang melintang massa


tanah yang terletak pada titik – titik sentuh antara butiran.
Karena as΄ nilainya sangat kecil (dapat diabaikan), maka :

σ = σ΄ + u … 5.4

u dalam persamaan di atas dapat juga disebut sebagai Tegangan Netral


Masukkan persamaan σ (5.1) ke persamaan (5.2) , maka :

σ΄ = [ Hγw + (HA – H)γsat ] - HAγw


= (HA – H)(γsat – γw )
= (tinggi tanah di dalam tabung) x γ΄ … 5.5

Dimana :
γ΄ = γsat – γw = berat volume tanah terendam air (submerged unit weight)

Berdasarkan persamaan 5.5 dapat dikatakan, “ σ΄ pada titik A tidak


tergantung pada tinggi air (H) diatas muka tanah yang terendam air”.
Contoh :

Gambar 5.2 a,b,c,d


Prinsip tegangan efektif (pers. 5.4) pertama – tama dikembangkan
oleh Terzaghi (1925, 1936). Skempton (1960) meneruskan ide
Terzaghi tersebut dan kemudian dia memperkenalkan suatu
hubungan antara tegangan total dan tegangan efektif dalam bentuk
persamaan (5.3).

Kesimpulannya :

1. Tegangan Efektif adalah merupakan gaya persatuan luas


yang dipikul oleh butir – butir tanah.
2. Perubahan volume dan kekuatan tanah tergantung pada
tegangan efektif di dalam massa tanah .
3. Makin tinggi tegangan efektif suatu tanah, makin padat
tanah tersebut.
Tegangan pada Tanah Jenuh Air dengan
Rembesan

Tegangan efektif pada suatu titik di dalam massa


tanah akan mengalami perubahan dikarenakan
oleh adanya rembesan air yang melaluinya.
Tegangan efektif ini akan bertambah besar atau
kecil tergantung pada arah dari rembesan.

Ada 2 tipe Rembesan , yaitu :


1. Rembesan Air ke Atas, dan
2. Rembesan Air ke Bawah
Rembesan Air ke Atas
Gambar berikut akan menunjukkan suatu
lapisan tanah berbutir didalam silinder
dimana terdapat rembesan air ke atas yang
disebabkan oleh adanya penambahan air
melalui saluran pada dasar silinder.
Kecepatan penambahan air dibuat tetap.
Kehilangan tekanan yang disebabkan oleh
rembesan air ke atas antara titik A dan B
adalah h.
INGATTT !!! σ = Hγw + (HA – H)γsat
Sehingga dari Gambar di samping dapat
diperoleh :
Pada titik A
Tegangan total = σA = H1γw
Tekanan air pori = uA = H1γw
Tegangan efektif = σA΄ = σA - uA

Pada titik B
Tegangan total = σB = H1γw + H2γsat
Tekanan air pori = uB = (H1 + H2 + h)γw
Tegangan efektif = σB΄ = H
σB2(γ- satuB– γw) - hγw
= H2γ΄ - hγw

Pada titik C
Tegangan total = σC = H1γw + zγsat
Tekanan air pori = uC ==[H 1 + z
z(γ + (h/H2)z]γw
sat – γw) – (h/H2)zγw
Tegangan efektif = σC΄ == σzγ΄
C --u(h/H
C )zγ
Gambar 5.3a 2 w
= zγ΄ - izγw … 5.6
Distribusi Tegangannya

Gambar 5.3 b,c,d

Perbedaan antara gambar 5.2d dan 5.3d adalah :


“Tegangan efektif pada titik yang terletak pada kedalaman z dari
permukaan tanah pada Gambar 5.3d berkurang sebesar izγw
disebabkan oleh adanya rembesan air ke atas”
Apabila kecepatan rembesan (dan gradien hidrolik)
bertambah secara perlahan, suatu keadaan batas akan
dicapai di mana :

σc΄ = zγ΄ - icr zγw = 0 … 5.7

Dimana
icr = gradien hidrolik kritis (untuk keadaan di mana σ΄ = 0)

Dalam keadaan seperti ini, kestabilan tanah akan hilang. Keadaan ini
biasanya dikenal sebagai boiling atau quick condition.
γ΄
icr = γw … 5.8

Harga icr bervariasi dari 0,9 sampai dengan 1,1 dengan


angka rata –rata adalah 1,0.
Rembesan Air ke Bawah
Keadaan seperti ini dapat dilihat pada gambar
berikutnya. Dengan keadaan air di dalam silinder
diusahakan tetap ; hal ini dilakukan dengan cara
mengatur penambahan air dari atas dan pengaliran air
keluar melalui dasar silinder.

Gradien hidrolik yang disebabkan oleh rembesan


air ke bawah adalah sama dengan i = h/H2.
Gambar 5.4a

Tegangan total, Tekanan air pori, dan Tegangan


efektif pada titik C adalah :

σC = H1γw + zγsat
uC = (H1 + z – iz)γw
σC΄ = (H1γw + zγsat) – (H1 + z – iz)γw
= zγ΄ - izγw … 5.9
Distribusi Tegangannya

Gambar5.4b,c,d
Contoh 5.1
Suatu penampang melintang ditunjukkan dalam
Gambar 5.5. Hitung tegangan total, tekanan air pori,
dan tegangan efektif pada A, B, C dan D.

Gambar 5.5
Penyelesaian

Pada A

tegangan total : σA = 0

tekanan air pori : uA = 0

tegangan efektif : σA ΄= 0

Pada B

σB = 3γdry(pasir) = 3 x 16,5 = 49,5 kN/m2

uB = 0 kN/m2

σB΄ = 49,5 – 0 = 49,5 kN/m2

Gambar 5.5
Pada C

σC = 6γdry(pasir) = 6 x 16,5 = 99 kN/m2

uC = 0 kN/m2

σC ΄ = 99 – 0 = 99 kN/m2

Pada D

σD =
= 66γxdry(pasir)
16,5 ++ 1313γxsat(lempung)
19,25
= 99 + 250,25 = 349,25 kN/m2

uD = 13γw = 13 x 9,81 = 127,53 kN/m2

σD΄ = 349,25 -127,53 = 221,72 kN/m2


Gambar 5.5
GAYA REMBESAN

Tanpa Rembesan
 Rembesan ke Atas
 Rembesan ke Bawah
TANPA REMBESAN
GAYA efektif pada suatu luasan A
adalah :

KET :
P1 ΄ = Gaya Eefektif
Z = Kedalaman
γ΄ = Berat Volume Efektif
A = Luas Penampang
Melintang
Zγ΄A
z Volume Tanah
= zA
REMBESAN KE ATAS
Apabila terjadi rembesaan air arah ke atas
melalui lapian tanah gaya efektif pada luasan
A pada kedalaman Z dapat dituliskan :
KET :
P2 ΄ = Gaya Eefektif
Z = Kedalaman
γ΄ = Berat Volume Efektif
γw = Berat Volume Air
i = Gradien Hidrolik
A = Luas Penampang
Melintang
Oleh karena itu,pengurangan gaya total
sebagai akibat dari adanya rembesan adalah :

KET :
P1΄,P2΄ = Gaya Eefektif
Z = Kedalaman
Γw = Berat Volume Air

P1–P2 = izγwA I
A
= Gradien Hidrolik
= Luas Penampang
Melintang
volume tanah dimana gaya efektif bekerja
adalah sama dengan zA. Jadi, gaya efektif per
satuan volume tanah adalah :
KET :
P2΄, P2΄ = Gaya Eefektif
Z = Kedalaman
γw = Berat Volume Air
i = Gradien Hidrolik
A = Luas Penampang
Melintang
Gaya per satuan volume, iγw ,untuk keadaan
ini bekerja ke arah atas,yaitu searah dengan
arah aliran.
seperti pada gambar :

( zγ΄- izγw )A Zγ΄A


z

Izγw A = Gaya Rembesan


REMBESAN KE ARAH BAWAH
Untuk rembesan air ke arah bawah ,gaya
rembesnya per satuan volume tanah adalah
iγw

Izγw A =
Gaya
( zγ΄+ izγw )A
z Zγ΄A Rembesan
Kesimpulan
 Gaya rembesan per satuan volume tanah
adalah sama dengan iγw.
 Untuk tanah isotrofik gaya rembesan
tersebut bekerja searah dengan arah
rembesan.
 Jaringan aliran dapat digunakan untuk
menentukan garadien hidrolik disetiap titik
untuk menghitung gaya rembesan persatuan
volume tanah.
PENGGELEMBUNGAN PADA TANAH YANG
DISEBBKAN OLEH REMBESAN DISEKELILING
TURAP

Gaya rembesan per satuan volume tanah dapat dihitung


untuk memeriksa kemungkinan keruntuhan suatu turap
dimana rembesan dalam tanah mungkin dapat menyebabkan
penggelembungan (heave) pada daerah hirir.Pada umumnya
penggelembungan terjadi pada daerah sejauh D/2 dari turap
(dimana D adalah kedalam pemancangan turap).
Untuk itu kita perlu menyelidiki kesetabilan tanah di
daerah luasan D x D/2 di depan turap seperti pada
gambar :

turap

H1
H2

Deerah
D penggelemb
ungan

Lapisan kedap air


Faktor keamanan untuk mencegah terjadinya penggelembungan
dapat dituliskan :

FS = Faktor keamanan
W΄ = Berat tanah basah di daerah
gelembung per satuan lebara turap =

( γSat – γw ) = 2
γ΄
D
U = Gaya angkat disebabkan oleh
rembesan pada tanah dengan volume
W΄ yang sama.

Pembesaran daerah penggelembungan


Dari persamaan :

Dimana irata-rata = Gradien hidrolik rata-rata kelompok tanah.

Dengan memasukan harga w΄ dan u kedalam


persamaan ,didapat :
TEGANGAN EFEKTIF DI DALAM
TANAH JENUH SEBAGIAN

• Dalam tanah yang jenuh sebagaian,air tidak


mengisi seluruh ruang pori yang ada dalam
tanah.
• Dalam hal ini terdapat sistem 3 fase yaitu butiran
padat, air pori, dan udara pori.
sehingga dihasilkan tegangan total yang
terdiri dari masing-masing fase.
Dari hasil percobaan percobaan, disajiakan
suatu persamaan tegangan efektif untuk
tanah yang jenuh sebagian.

KET :
σ΄ = Tegangan efektif
σ = Teganagan total
Ua = Tekanan udara pori
Uw = Tekanan air pori
X = 0 ( Untuk tanah kering )
X = 1 ( Untuk tanah jenuh
air)
KENAIKAN AIR KAPILER DIDALAM AIR
TANAH
Ruang pori di dalam tanah yang berhubungan
satu sama lain dapat berprilaku sebagai
kumpulan tabung kapiler dengan luas
penampang yang bervariasi.
Konsep kenaikan air kapiler yang
didemonstrasikan dengan pipa kapiler dapat
dipakai untuk tanah.
Tinggi kenaiakan air di dalam pipa kapiler dapat
ditulis dengan rumus :

KET :
T = Gaya tarik permukaan.
α = Sudut sentuh antara permukaan
air dan dinding kapiler.
d = diameter pipa kapiler.
γw = Berat volume air
Perlu diperhatikan bahwa pipa kapiler yang terbentuk
didalam tanah mempunyai luas penampang yang bervariasi.
Sehingga perumusan untuk menentukan tinggi kenaikan
air kapiler secara pendekatan,yaitu:

KET :

H1(mm) = C
D10 = Ukuran efektif dalam (mm)
E = Aangka pori.
e D10 C = Konstanta yang bervariasi dari 10
mm2 sampai dengan 50 mm2
Rentang perkiraan kenaikan air kapiler
Tegangan Efektif di Dalam Zona Kenaikan
Air Kapiler
Hubungan umum antara tegangan
total, tegangan efektif, dan
tekanan air pori adalah sebagai
berikut:
σ = σ΄ + u
Tekanan air pori u pada suatu titik dalam lapisan
tanah yang 100% jenuh oleh air kapiler adalah sama
dengan -γwh (h= tinggi suatu titik yang ditinjau dari
muka air tanah) dengan tekanan atmosfer diambil
sebagai datum.
Apabila terdapat lapisan jenuh air sebagian yang
disebabkan oleh kapileritas, maka tegangan air
porinya dapat dituliskan sebagai berikut:

u = -( ) γw. h
Dimana S = derajat kejenuhan, dalam persen.
Ucapan Terima Kasih
Kepada :
Ir. Henrico Winata, MT.
Thank you!
Calvin Syatauw
I Kadek Bagus Widana Putra
Kartini Halief
Yogi Oktavianto
dan Teman – Teman yg sudah
Mendukung..........

Anda mungkin juga menyukai