Anda di halaman 1dari 27

KOMERSIALISASI PRODUKSI DAN ADAPTASI PENERAPAN

TEKNOLOGI ALAT PENANGKAPAN KE ARAH


PENINGKATAN KEHIDUPAN
SOSIAL EKONOMI
(Studi Kasus Komunitas Nelayan Patorani di Kabupaten Takalar
Propinsi Sulawesi Selatan)
OLEH:
SUWAIB. A
L3G03099

TIM PROMOTOR
Prof. H.OEKAN S. ABDOELLAH, MA.,Ph.D
Prof. H. SOEDARDJA ADIWIKARTA, MA.,Ph.D
Dr. YUGO SARIYUN, MA.
TIM OPONEN AKHLI
Prof. H.A.DJADJA SAEFULLAH, Drs.,MA.,Ph.D
Prof.H.KUSNAKA ADIMIHARDJA, MA.,Ph.D
Prof.H.JUDISTIRA K GARNA,MA.,Ph.D
Prof.Dr.H. HARYO MARTODIRDJO, MA.

GURU BESAR
www.hendratmoko.com
www.hendratmoko.com Prof. Dr.J.WINARDI,SE

1
Latar Belakang Penelitian

www.hendratmoko.com
www.hendratmoko.com

2
www.hendratmoko.com
www.hendratmoko.com

LATAR BELAKANG PENELITIAN

• Indonesia sebagai negara kepulauan , terdiri 17.508 pulau, perairan laut


5,8 juta Km persegi, garis pantai sepanjang 81.000 Kilometer
• Masyarakat Bugis-Makassar, dlm sejarah berjaya dlm bidang
kemaritiman yakni kerajaan di Jawa, Sumatera, Sulawesi dan Maluku
hingga benua Afrika.
• Keberadaan Komunitas nelayan patorani, diduga abad ke-17 (Abad ke-
17 s/d pertengahan abad 20 merupakan nelayan subsisten )
• Pertengahan abad ke-20 pergeseran karakteristik tradisional ke modern
orientasi penangkapan induk ikan ke telur ikan.
• Penerapan teknologi & mekanisme penangkapan merupakan pendukung
permintaan pasar.
• Kehadiran pasar menggeser pola penangkapan dari induk ke telur ikan
torani dan mengarah pada komersialisasi produksi.
• Faktanya bahwa komunitas nelayan patorani telah mengalami pergeseran.
Terkait itu, maka penelitian ini mengkaji tentang komersialisasi produksi
dan adaptasi penerapan teknologi ke arah peningkatan kehidupan sosial
ekonomi.
3
RUMUSAN DAN IDENTIFIKASI MASALAH

Rumusan Masalah
Bagaimana komersialisasi produksi dan adaptasi Penerapan teknologi
alat penangkapan Ke arah peningkatan kehidupan sosial ekonomi pada
komunitas nelayan patorani

Identifikasi Masalah
1. Bagaimana karakteristik komunitas nelayan patorani secara
tradisional ke nelayan patorani modern?

2. Bagaimana proses pergeseran pola penangkapan pada komunitas


nelayan patorani sejak masuknya permintaan pasar dan komersialisasi
produksi?

3. Bagaimana hubungan sosial dan internalisasi nilai siri’ pada komunitas


nelayan patorani sejak berlangsungnya penerapan teknologi alat
penangkapan dan komersialisasi produksi?

www.hendratmoko.com 4
Maksud dan Tujuan Penelitian
Maksud Penelitian
Penelitian ini bermaksud utk mengkaji pergeseran nelayan patorani
tradisional ke modern & pergeseran pola penangkapan Serta adaptasi
penerapan teknologi alat penangkapan sejak berlangsungnya
komersialisasi produksi serta hubungan sosial & internalisasi nilai siri’
komunitas nelayan patorani.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk
1. Mengkaji pergeseran karakteristik pada komunitas nelayan patorani
secara tradisional ke nelayan patorani modern.
2. Menemukan proses pergeseran pola penangkapan pada komunitas
nelayan patorani sejak masuknya permintaan pasar dan komersialisasi
produksi.
3. Menemukan hubungan sosial dan internalisasi nilai siri’ pada
komunitas nelayan patorani sejak berlangsungnya penerapan teknologi
alat penangkapan dan komersialisasi produksi

www.hendratmoko.com
www.hendratmoko.com

5
KEGUNAAN PENELITIAN

Aspek Teoritis
Diharapkan dari hasil penelitian dpt memberikan kontribusi pd pengembangan
ilmu sosial, khususnya kpd pengembangan Sosiologi Antropologi.
Pengembangan tersebut berkaitan dgn sosiologi masyarakat pesisir dan
nelayan. Penelitian ini pula akan mengungkapkan ttg kehidupan sosial ekonomi
yg fokusnya tentang pergeseran komunitas nelayan.

Aspek Praktis
Diharapkan dari hasil penelitian dpt memberikan informasi dlm perumusan
kebijakan bagi pembangunan masyarakat khususnya pd pengambilan kebijakan
yg berpihak pd komunitas nelayan. Selanjutnya hasil penelitian ini dpt
digunakan sbgai bahan penyadaran pembangunan, pembenahan kelembagaan
pd masyarakat pesisir secara umum khususnya komunitas nelayan Patorani di
Sulawesi Selatan.

www.hendratmoko.com
www.hendratmoko.com

6
KAJIAN PUSTAKA,
KERANGKA PEMIKIRAN &
HIPOTESIS KERJA

www.hendratmoko.com
www.hendratmoko.com

7
Penelitian terdahulu
Penelitian tentang nelayan di Sulawesi Selatan
& Takalar
Penelitian yang dilakukan di Galesong
Mattulada (1987) Pinggawa Sawi dan Kehidupan kabupaten Takalar, belum menjadikan
Nelayan di Sulawesi Selatan nelayan patorani sebagai subjek penelitian.

Mappawata (1986) hubungan Patron Klien di


Sedangkan penelitian ini terfokus pada
Kalangan Nelayan (studi kasus Desa Tamalate komunitas nelayan Patorani di Galesong
Kecamatan Galesong Utara Takalar Sulawesi selatan) Selatan dan Galesong Utara Kabupaten
Demmalino (1997) Transformasi Sosio-Kultural: Takalar
Model Pengembangan Masyarakat Nelayan di Takalar

Penelitian tentang komunitas nelayan Patorani Temuan Rahim,cenderung pada periodisasi


perkembangan nelayan patorani; Munadah
Rahim (2001) Komunitas Nelayan Patorani di mengkaji tentang pergeseran ilmu
Galesong Periode Tahun 1938-1998 (kajian sejarah pengetahuan & perilaku nelayan patorani
sosial) sesuai dengan kebutuhan operasionalnya;
Salle mengkaji tentang pembagian hasil dari
Munadah (1991) Sistem Pengetahuan dan Perubahan segi tinjauan hukum; Arifin mengkaji ttg
Sosial Patorani di Takalar pergeseran penggunaan teknologi &
pergeseran perahu tradisional ke perahu
Salle (1995) Aspek Hukum Bagi Hasil Perikanan Laut modern (kapal); Anshar mengkaji tentang
(Studi Kasus Nelayan Patorani Di Kabupaten Takalar) makna nilai-nilai & prosesi upacara
Arifin (1991) Patorani Sebuah Okupasi Yang Mulai patorani. Penelitian akan menemukan &
Terkikis mengkaji secara mendalam tentang aspek
fundamental terjadinya pergeseran baik
Anshar (1996) Nilai-nilai Budaya Yang Terkandung karakteristik, adaptasi penerapan teknologi
Dalam Upacara Patorani Di Kabupaten Takalar dan masuknya unsur pasar & komersialisasi
8
www.hendratmoko.com
www.hendratmoko.com produksi hingga pada hubungan sosial.
KONSEP DAN TEORI YANG TERKAIT
Teori Modernisasi
Moore (Abraham,1991) proses modernisasi ada dua; (1) Partisipasi Pasar;
mencakup gerakan dari pertanian tradisional & subsisten menuju mekanisasi
& komersialisasi perekonomian serta peranan efektif dunia pasar rasional;
(2) Relokasi Sektoral mengacu pd perub (pergantian) kegiatan & membuka
berbagai kesempatan bidang manufakturin & jasa.

Berger (1990) Modernisasi (teknologi modern) memiliki kekuatan otonom yg


menciptakan pengaruhnya dlm konteks kehidupan material hingga
menyebabkan terjadinya beberapa perubahan dlm kehidupan sosial
ekonomi.

Sanderson (2000) modernisasi (teknologi) meliputi alat, teknik & pengetahuan


yg dimiliki para anggota masyarakat & digunakan dlm proses pemenuhan
kebutuhan hidup. Aktivitas ekonomi tidak mungkin ada tanpa teknologi.

Koentjaraningrat (1990) penerapan teknologi (modernisasi) menciptakan


adaptasi terkait perubahan yg diakibatkan ekspansi ekonomi & peningkatan
nilai komersialisasi ekonomi. Menyebabkan pengaruh budaya lama secara
cepat & beralih ke budaya baru.

www.hendratmoko.com
www.hendratmoko.com
9
Kerangka Pikir
Nelayan Patorani Tradisional
Penangkapan Induk Ikan Torani

Komersialisai Permintaan
Produksi Pasar

Nelayan Patorani Modern


Penerapan Teknologi
Penangkapan
berorientasi pada telur ikan

Pergeseran Pergeseran pola


Hubungan Sosial & Penangkapan
Pembagian Kerja Dari Induk Ikan ke Penangkapan
Telur Ikan Torani

Adaptasi internalisasi Peningkatan


Nilai-Nilai Budaya Hasil Produksi
► Nilai Siri’ Bugis Makassar
► Etos Kerja & Motivasi
Berprestasi

www.hendratmoko.com
www.hendratmoko.com
Kehidupan
Sosial – Ekonomi
10
HIPOTESIS KERJA

1. Pergeseran karakteristik komunitas nelayan patorani terkait


proses dari tradisional ke nelayan patorani modern.
2. Pergeseran pola penangkapan pada komunitas nelayan patorani
akibat masuknya permintaan pasar dan komersialisasi
produksi.
3. Hubungan sosial dan internalisasi nilai siri’ pada komunitas
nelayan patorani bergeser akibat berlangsungnya penerapan
teknologi alat penangkapan dan komersialisasi produksi.

www.hendratmoko.com
www.hendratmoko.com

11
METODE PENELITIAN
Subjek Penelitian:
Subjek penelitian ini (informan) adalah 31 informan terdiri atas:
Eksportir 3 informan
papalele 6 informan
Pinggawa 14 informan
Sawi 8 informan

Objek Penelitian:
Objek penelitian ini adalah proses terjadinya pergeseran pola penangkapan
secara tradisional ke pola penangkapan modern, pola penangkapan dari induk
ikan ke penangkapan telur ikan. Serta hubungan sosial dan internalisasi nilai
siri’ komunitas nelayan patorani.

• Penelitian ini menggunakan paradigma penelitian interpretif dengan


metode penelitian kualitatif melalui tradisi penelitian studi kasus.
• Lokasi Penelitian: kecamatan Galesong Utara dan kecamatan Gaelsong
Selatan Kabupaten Takalar Sulawesi Selatan
• Teknik penentuan informan: secara purporsif
www.hendratmoko.com
www.hendratmoko.com

12
Teknik Pengumpulan, Analisis dan Pemeriksaan Keabsahan Data

• Teknik Pengumpulan Data : Data sekunder, Data perimer


– Tahap orientasi
– Pengamatan berperanserta
– Wawancara mendalam
– Dokumentasi

• Analisis Data Kualitatif


– Reduksi data
– Penyajian data
– Penarikan kesimpulan

• Pemeriksaan Keabsahan Data; Triangulasi pengecekan kembali terhadap derajat


kepercayaan data (kesamaan pandangan, pendapat/pemikiran) peneliti dan
informan

www.hendratmoko.com
www.hendratmoko.com

13
Teknik Pengumpulan, Analisis & Pemeriksaan Keabsahan Data

Sumber lain •Pengamatan Penyajian


Data
(Data Sekunder) berperanserta
•Wawancara
Reduksi
Informan mendalam Analisis Data Data
(Data Primer) •Dokumentasi Kualitatif
Pengumpulan Data Penarikan
Kesimpulan

Pemeriksaan Keabsahan Data

www.hendratmoko.com
www.hendratmoko.com

14
HASIL PENELITIAN &
PEMBAHASAN

www.hendratmoko.com
www.hendratmoko.com

15
Hasil Temuan
Pergeseran Karakteristik Komunitas Nelayan Patorani Secara Tradisional Ke
Nelayan Patorani Modern.
Unsur Pergeseran Karakteristik Patorani Tradisional Karakteristik Patorani Modern
• Materil • Peralatan tangkap tradisional (perahu layar/ • Peralatan Alat tangkap (perahu/ kapal
biseang bulat,bubu/pakkaja) berteknologi, ballak-ballak)
• Dukungan teknologi belum maksimal utk • Teknologi mesin menambah kekuatan
jangkauan wilayah penangkapan. daya jangkau wil penangkapan.
• Orientasi Penangkapan lbh mengarah • Orientasi pasar ekspor & komersialisasi
subsisten & pasar lokal. produksi

• Pengetahuan ttg kepatoranian secara turun • Pengetahuan tentang kepatoranian


temurun (berdasarkan keahlian & fungsi)
•Non materil
• Penangkapan lebih berdasar pd • Penangkapan lebih berdasar pada situasi
pengalaman & ketergantungan alam musim pattoranian.
• Kepercayaan & upacara merupakan • Upacara (ritual) sudah mulai bergeser &
rangkaian ritual untuk memperoleh hasil memperoleh hasil terkait dgn usaha

Mempertahankan nilai-nilai kepatoranian Perpaduan nilai-nilai erang


(erang pasimombalang & erang pakboya- pasimombalang & erang pakboya-
boyang) boyang dengan unsur teknologi
•Faktor internal
Masuknya kapitalis menggeser ke orientasi Eksportir-papalele-pinggawa semakin
www.hendratmoko.com
www.hendratmoko.com
komersialisasi produksi terintegrasi ke peningkatan sosial
ekonomi
•faktor eksternal 16
Hasil Temuan
Proses pergeseran pola penangkapan pada komunitas nelayan patorani
sejak masuknya permintaan pasar dan komersialisasi produksi

•Hadirnya negara tujuan ekspor


yakni Jepang pd thn 1970 Permintaan eksportir telur ikan torani
harga Rp.11.000,-/kg

• Masuk dan berkembangnya kapitalis


kelompok eksportir & papalele

• Awal thn 1990-an hingga thn 2000-an


eksportir bertambah: Korea, Singapura & Lituania harga Rp.350.000,-/kg
• Keberadaan pasar penentu hasil tangkapan
dari induk ke telur ikan torani, kuota hasil produksi
• Ketergantungan terhadap pasar
harga jual & negara tujuan
www.hendratmoko.com
www.hendratmoko.com
17
Hasil Temuan
Hubungan sosial dan internalisasi nilai siri’ pada komunitas nelayan
patorani sejak berlangsungnya penerapan teknologi alat penangkapan
dan komersialisasi produksi

• Solidaritas tradisional (kekeluargaan) – solidaritas industrial (hubungan


profesional)

• Hubungan patron klien (papalele-pinggawa-sawi)


Hubungan kelompok pemilik modal (papalele ) & pemilik pasar (eksportir)

• Pembagian kerja hubungan tradisional ke hubungan kontraktual


•Orientasi kehidupan sosial ekonomi peningkatan produksi
• Pembagian hasil didominasi berdasarkan fungsi & kepemilikan teknologi alat
penangkapan

• Nilai siri’ sumber motivasi utk berprestasi meningkatkan produksi (rasa malu
(siri ripakasiri’), rasa solidaritas (pesse/ pacce), ketentuan nasib (were’)

www.hendratmoko.com

18
KESIMPULAN

www.hendratmoko.com
www.hendratmoko.com

19
Kesimpulan I

Kehadiran teknologi menggeser nelayan patorani dr segi pola


penangkapan dengan orientasi permintaan pasar. Masuknya unsur
teknologi memiliki pula kemampuan utk menggeser pengetahuan &
kepercayaan ttg kepatoranian, baik makna ritual maupun upacara
pattoranian hingga sekarang sdh mulai bergeser ke kondisi rasionalisasi.
Walaupun demikian, bekal ttg pengetahuan pelayaran (erang
passimombalang) & bekal pengetahuan penangkapan & pengelolaan hasil
(erang pakboya-boyang) tetap dimiliki sebagai bekal utk melakukan
aktivitas pattoranian. Temuan ini menunjukkan adanya relevansi yg
dinyatakan oleh Berger (1990) ttg penerapan teknologi modern memiliki
kekuatan otonom & menciptakan pengaruhnya di sekitar konteks
kehidupan sosial ekonomi. Maka memperkenalkan teknologi ke dlm suatu
masyarakat akan menyebabkan terjadinya beberapa perubahan dlm
kehidupan baik material maupun non material.

www.hendratmoko.com
www.hendratmoko.com

20
KESIMPULAN II

Pergeseran karakteristik pola penangkapan pd nelayan patorani dari


induk ikan ke telur ikan torani didominasi oleh tekanan pasar &
masuknya eksportir yg memfokuskan permintaan hanya telur ikan
torani. Dlm kondisi inilah, maka nelayan patorani tdk ada pilihan lain
serta kelompok yg terlibat di dlm aktivitas kepatoranian mengikuti
kekuatan arus permintaan pasar & komersialisasi produksi. Kelompok-
yg terdiri eksportir-papalele-pinggawa terintegrasi dengan berorientasi
pd peningkatan produksi. Temuan ini menunjukkan relevansi atau
memperkuat konsep Moore (Abraham, 1991) Partisipasi pasar
mencakup gerakan dr pertanian tradisional & subsistensi menuju
mekanisasi & komersialisasi berbagai segmen perekonomian serta
peranan efektif dlm dunia pasar rasional.

www.hendratmoko.com
www.hendratmoko.com

21
KESIMPULAN III

Pergeseran hubungan sosial, secara internal terkait pd struktur


semakin terspesialisasi antara papalele-pinggawa-sawi. Hub
tradisonal sdh mulai bergeser kehubungan fungsional &
kontraktual. Hub kontraktual, diberlakukan atas dasar pemberian
modal pd pinggawa kemudian pinggawa mengembalikan pd
papalele dlm jangka waktu perhitungan satu musim. Kemudian
secara kultural Internalisasi nilai siri’ merupakan salah satu
dimensi utk membentuk suatu tujuan utk peningkatan kehidupan
sosial ekonomi. Temuan ini menunjukkan relevansi atau
memperkuat konsep McClelland tentang kebudayaan
menghasilkan daya dorong dari perkembangan ekonomi bila dlm
kebudayaan itu tertanamkan kebutuhan berprestasi yg tinggi.
www.hendratmoko.com
www.hendratmoko.com

22
Saran Akademis
• Hasil penelitian ini dari segi keilmuan, menyarankan perlunya dilakukan
penelitian lbh lanjut & mendalam tentang mengapa komersialisasi
produksi & tuntutan pasar menggeser karakteristik nelayan patorani di
Galesong Utara & Galesong Selatan. Hasil demikian perlu dilakukan untuk
menemukan konsep ilmu sosiologi & antropologi ttg perubahan sosial Pd
komunitas nelayan.
• Keterlibatan eksportir terkait tentang penguasaan pasar dan distribusi
telur ikan hasil tangkapan nelayan patorani, memberikan kekuatan
papalele berkaitan dgn penguasaan sumberdaya permodalan & kepemilikan
teknologi. Penelitian selanjutnya disarankan utk fokus pd sejauhmana
struktur sec internal komunitas nelayan melakukan eksploitasi.

• Penelitian ttg hub. sosial & aspek internalisasi siri’ sbg budaya lokal
sebagai motivasi etos kerja, ditemukan adanya hubungan tradisional ke
kontraktual. Penelitian lanjut disarankan perlunya dilakukan penelitan
berkaitan ttg bagaimana nilai-nilai siri’ ketika kondisi nelayan tradisional
kemudian beralih ke nelayan patorani modern. Apakah nilai siri’ sec
internalisasi memberikan kontribusi adanya keinginan utk meningkatkan
kehidupan sos ekonomi.
www.hendratmoko.com
www.hendratmoko.com

23
Saran Praktis

• Berkaitan dengan pemberdayaan yg berkaitan aspek struktural kondisi


kehidupan komunitas nelayan patorani, maka dibutuhkan adanya hubungan
antara pengambil kebijakan dgn nelayan patorani utk melestarikan
karaketeristik nelayan patorani. Terkait hal itu, perlu dilakukan melalui
program penguatan secara kelembagaan utk membuka akses pemasaran.
• Terkait kepemilikan teknologi & permodalan sepatutnya pengambil
kebijakan perlu memberikan kesempatan & kemudahan bagi pinggawa utk
membuka akses sumberdaya permodalan terhadap lembaga-lembaga
keuangan pemerintah, sehingga kedepannya tdk tergantung lagi pada
papalele.
• Dari aspek kelembagaan nelayan patorani dengan berbagai kelemahan yg
dialaminya, terutama hubungan sosial dengan papalele & pembagian hasil
yg eksploitatif di butuhkan keterlibatan lembaga yg terkait utk
menengahi pembagian hasil yg sesuai dgn peraturan pemerintah. Hal ini
dilakukan utk mengantisipsi adanya ketidakseimbangan antara pembagian
papalele-pinggawa & sawi.
www.hendratmoko.com
www.hendratmoko.com

24
TERIMA KASIH

www.hendratmoko.com
www.hendratmoko.com

25
Peta Kabupaten Takalar

Skala 1:13.750

www.hendratmoko.com
www.hendratmoko.com

26
Peta Kec. Galut & Galsel serta desa pemukiman nelayan patorani

www.hendratmoko.com
www.hendratmoko.com

27

Anda mungkin juga menyukai