Anda di halaman 1dari 5

Resume Jurnal Internasional

RESUME JURNAL EMBRIOLOGI

Korelasi antara Analis Cairan Semen dan Tingkatan Gonadotropins pada


Serum dan Normozoospermic Pria pada Plasma Semen dan Kemandulan
Pasien
(M. Baqir MR Fakhrildin, Ph.D dari Irian Journal of Fertility and Sterility,
Vol 1, No 2 Summer 2007, Pages:55-62)

Oleh :
Nama : Prima Santi
NIM : 0911310056
Kelas : PKH A 2009

Pendidikan Dokter Hewan


Program Kedokteran Hewan
Universitas Brawijaya
Malang
2009

Prima Santi / 0911310056 / PKH Kelas A 2009


Resume Jurnal Internasional

RESUME

1. JUDUL

Korelasi antara Analis Cairan Semen dan Tingkatan Gonadotropins pada


Serum dan Normozoospermic Pria pada Plasma Semen dan Kemandulan
Pasien (M. Baqir MR Fakhrildin, Ph.D dari Irian Journal of Fertility and
Sterility, Vol 1, No 2 Summer 2007, Pages:55-62)

2. PENDAHULUAN

Masalah kemandulan merupakan bagian penting dalam dunia kesehatan


pada kebanyakan negara. Tetapi kebanyakan studi hanya memusatkan pada
mutu semen dan hormone reproduksi saja. Studi kasus sebelumnya hanya
membahas mengenai FSH dan LH yang diproduksi oleh kelenjar pituitari
yang penting pada spermatogenesis dan pengeluaran testoteron, FSH
perangsang sel-sel sertoli pada testis, konsentrasi LH pada spermatogenesis,
ukuran dan fungsi testis, kadar logam dalam tubuh pasien mandul, serta
kuman sebagai penyebab kemandulan.
Sedangkan korelasi atau hubungan antara pengaruh tingkat LH dan FSH
dalam konsentrasi mani dan plasma belum diketahui. Sehingga studi ini
dirancang untuk a) mengevaluasi tingkatan serum dengan FSH dan LH b)
untuk mengetahui apakah gonatropins mempengaruhi cairan SFA yang
berkembang dan c) menghitung nilai korelasi antara tingkatan gonatropins
pada serum dan plasma yag berkembang pada pria normal dan pada pria
mandul.

3. METODE
Pokok
Tujuh puluh delapan pria yang terdaftar dalam IVF Institut Riset Emrio
dan Perawatan Kemandulan Universitas Al-Nahrain sebagai sampel tetapi
tidak menderita penyakit kronik, melainkan murni tidak memiliki varicocele,
hydrocele, cryptorchidism, turun berok dan lain-lain sejak lahir dan sudah
melalui konsultasi urologis.

Prima Santi / 0911310056 / PKH Kelas A 2009


Resume Jurnal Internasional

Analisis Cairan Semen

Pengumpulan cairan dilakukan setelah tiga hari masa pantangan secara


langsung di masukkan ke dalam petri bersih, kering, steril yang diberi label
nama, usia pasangan, umur, nomor file data pribadi, periode pantangan dan
waktu pengambilan sample. Pengujian dilakukan secara makroskopi dan
mikroskopi sesuai dengan langkah-langkah/metodologi WHO yang detail
pada manual WHO. Klasifikasi/penggolongan pokok pria mandul dan
normozoospermic bergantung pada krteria WHO dari kadar normal semen
yang ada pada manual NAFA-ESHRE.

Pengujian kadar logam Gonadotropins

Tiga mili sampel darah dioleskan dan dikumpulkan pada tabung plastik
yang bersih. Serum diamati dan diisolasi dari diputar selama 8 menit pada
mesin sentrigugasi (pada kecepatan 2500 rpm). Preparat dari plasma yang
bebas dari spermatozoa untuk pengujian kadar logam setalah dilakukan
sentrifugasi selama 10 menit pada kecepatan 2500 rpm dan lapisan atas yaitu
plasma diambil sebanyak 1 ml dan dimasukkan ke dalam tabung plastik yang
bersih. Preparat serum dan plasma semen sampel disimpan pada suhu 20 oC
sampai penggunaan pada pengujian kadar logam gonadotropins pada
kemudian hari.

Statistik

Hasil ditunjukkan sebagai rata-rata standart error (SEM) dari parameter


SFA dan tingkatan serum dan plasma smen proclatin. Data dianalisis secara
statistika dengan analisa multi variansi (MANOVA) dan korelasi multi dan
tes regresi untuk dibandingkan dengan perbedaan rata-rata kelompok
menggunakan SPSS.

4. HASIL
Hasil dari studi ini adalah parameter dari SFA digolongan ke dalam 12
pria normozoospermic (rata-rata usia 34,2 thn) dan 66 pasien mandul (rata-
rata usia 35,6 thn). Pasien mandul dibagi menjadi kelompok azoozpermic

Prima Santi / 0911310056 / PKH Kelas A 2009


Resume Jurnal Internasional

(No.52), kelompok asthenozoospermic (No.6) dan kelompok


oligoasthenoteratozoospermic (No.8). Hasilnya ditunjukkan bahwa korelasi
tingkatan seminal FSH dari normospermic dan asthenozoospermis sampel
positif terhadap usia (r=0.825 ; p=0.001 dan r=0.907; p=0.013,berturut-
turut). Pada umumnya tingkatan LH pada plasma semen lemah dan tidak
signifikan dengan korelasi usia dari kelompok normospermic, azoozpermic
dan asthenozoospermis pria. Korelasi tingkatan LH plasma semen dengan
usia oligoasthenoteratozoospermic signifikan negatif.
Korelasi FSH pada serum dan plasma semen normozoospermic
signifikan positif. Sedangkan korelasi antara serum dan tingkatan FSH
plasma semen seluruh kelompok pada pasien mandul menyatakan lemah dan
tidak signifikan. Tingkatan LH pada plasma semen dan serum lemah dan
tidak signifikan untuk normozoospermic pria dan kelompok pasien mandul
yang lain.
Pengurangan tingkatan gonadotropins plasma semen dicatat dan
dibandingkan dengan tngkatan gonadotropins serum. Selanjutnya tingkatan
FSH pada serum dan plasma semen pasien azoospermic signifikan ketika
dibandingkan dengan kelompok lain. Tingkatan LH pada serum naik secara
signifikan pada pasien azoospermic ketika dibandingkan dengan yang lain.
Korelasi antara tingkatan LH pada semen dan volume dari
normozoospermic pria bersifat signifikan negatif (r=-0.664; p=0.05) dan pada
pasien oligoasthenoteratozoospermic (r=-0649; p=0.05). Data lengkap pada
tabel 1 dan 2.

Prima Santi / 0911310056 / PKH Kelas A 2009


Resume Jurnal Internasional

5. PEMBAHASAN
Gonadotropins berperan penting pada produksi man. Dapat dilaporakan
adanya hubungan antara konsentrasi hormon dan parameter dari fungsi testis
dan abnormal spermatogenesis terjadi bersamaan dengan kelainan endokrin.
Pada studi ini pengurangan (p<0.05) pada tingkatan gonadotropins dengan
plasma semen dibandingkan dengan serum. Hasil dari observasi ini sangata
dipengaruhi oleh perbedaan waktu pada pengambilan sampel, faktor-faktor
abnormal yang ada, farmakoniketic dan farmacodynamis, aktivitas antibodi,
abnormal fungsi sel sertoli, dan penyakit reproduksi.
Korelasi antara tingkatan FSH dan LH pada serum dan plasma semen
pada pria dengan abnormal SFA tidak signifikan. Korelasi anatara tingkatan
LH pada serum dan plasma normozoospermic juga menyatakan hal yang
sama. Tingkatan FSH dan LH pada serum dan plasma semen tidak
berhubungan. Korelasi antar tingkatan LH emen dan volume semen bersifat
negatif signifikan pada normozoospermic pria dan pasien
oligoasthenoteratozoospermic. Korelsi positf terjadi anatara konsentrasi FSH
pada plasma semen dengan volume plasma semen pada pasien normal dan
mandul. Dilaporkan peningkatan secara tajam FSH dan atau LH berdampak
langsung tentunya pada parameter sperma. Signifikan positif terdapat pada
korelasi antara tingkatan LH semen dan konsentrasi sperma, total motil
progresif spermatozoa dari persentase mani. Pada normozoospermic, korelasi
signifikan ditemukan hanya antara konsentrasi LH dan mobilitas sperma.
Tetapi pada pria abnormal SFA, konsentrasi LH hanya signifikan positif
dengan mobilitas sperma.
6. KESIMPULAN
Dapat disimpulan dari studi ini bahwa ada suatu hubungan korelasi yang
sangat kuat dengan pengaruh nyata antara FSH semen dan FSH serum dan
parameter SFA pada pria normal maupun abnormal. Penemuan ini dapat
ditemukan pada segerombolan tentara dengan jumlah populasi lebih besar
untuk analisa yang lebih akurat.

Prima Santi / 0911310056 / PKH Kelas A 2009

Anda mungkin juga menyukai