Potensi dalam jiwa muda ini dilihat betul oleh Nahdlatul Ulama,
yang dalam perjalanannya membentuk underbow yang dinamakan IPNU
dan IPPNU. Wadah ini menjadi ajang pertarungan ide dan aksi kaum
muda NU. Meskipun sempat berubah singkatan dari pelajar menjadi
pemuda, kemudian menjadi pelajar lagi, hal ini tidak mengurangi makna
kemudaan di dalamnya.
2
yang produktif. Sebaliknya, browsing situs-situs porno atau chatting dan
facebookan berlebihan tentu mengarah ke hal negatif dan
kontraproduktif.
1
Definisi sederhana ini penulis dapatkan dari hasil kajian tematik dengan pengasuh
Ponpes Al-Muayyad cab. Windan, Surakarta di sekitar akhir 1990an.
2
Pembagian mental kuli vs. mental majikan ini penulis sarikan dari hasil beberapa
diskusi dengan rekan-rekan di sebuah ponpes mahasiswa di Solo di awal 2000an.
3
lainnya. Ini tidak untuk merendahkan kelas pekerja tertentu atas kelas
pekerja yang lain. Karena, ada kuli yang bermental majikan (tentu dalam
pengertian positifnya), dan ada juga majikan yang bermental kuli (dalam
pengertian negatifnya).
Mental kuli yang saya maksud di sini adalah mental seorang yang
tidak mandiri, tidak memiliki prinsip yang teguh terhadap hal yang
ditanganinya. Orang bermental kuli hanya akan (terlihat) bekerja rajin
jika sedang ditunggui mandornya. Dia kelihatan sangat sibuk
mencermati setiap detail pekerjaannya. Namun, setelah semua
(terutama majikan) yang mengawasinya lenyap dari pandangan, dia
akan back to nature menjadi bermalas-malasan dan tidak memiliki
kepedulian pada tanggung jawabnya. Dia hanya berpikir kalau dia
bekerja lebih rajin paling dia akan bertambah capek, dan tidak akan
mengubah posisinya sebagai kuli.
4
kapan saja jika tidak terlihat tidak produktif.
5
kita, seremeh apapun pekerjaan itu, tentu akan membuat kita
bersemangat. Saya sering memperhatikan beberapa pekerja kasar di
Amerika. Ada yang menjadi tukang kebun yang menyirami bunga,
janitor atau kita biasa menyebut petugas cleaning service, tukang pos
yang mengantarkan seabrek paket dan surat, supir bus kampus, dan
banyak lagi lainnya. Sebagian besar dari mereka adalah orang yang
serius dengan pekerjaan mereka tanpa harus kehilangan keceriaan.
Senyum selalu tampak di muka mereka biarpun pekerjaan mereka
hanyalah pekerjaan remeh-temeh di negeri kita. Semangat melakukan
yang terbaik pun mereka tunjukkan dari cara mereka bersosialisasi
dengan orang lain.
3
Diambil dari sebagian kisahnya dalam buku The Audacity of Hope.
6
merta direspon banyak pihak, baik dari pemerintah yang kemudian
menyisihkannya, dari kalangan kiai yang menganggapnya seolah
imam yang kentut, sehingga tidak layak diikuti, sampai dengan
masyarakat umum yang menilainya gendheng. Dan kita saksikan
bahwa hal itu tidak pernah menghentikannya. Belakangan hampir
semua pihak mengikuti langkahnya.