Anda di halaman 1dari 17

PROPOSAL PENELITIAN

PENGARUH MITOVASI BELAJAR SISWA TERHADAP PROSES BELAJAR


MENGAJAR DI KELAS

(Studi Kasus : Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Dengan Penggunaan Media Simulator Pada
Pelajaran Praktikum Elektronika Di SMK Negeri 6 Bandung
Bandung-Jawa
Jawa Barat)

Diajukan Oleh :

Nama : Jaka Mulyadi

NIM : 5215077524

Prodi : Pendidikan Teknik Elektronika

Fakultas Teknik
Program Studi Pend. Teknik Elektronika
Jurusan Teknik Elektronika

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA


2010
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

Tanda Persetujuan Penelitian

Judul Penelitian : Pengaruh Motivasi Belajar Siswa Terhadap Proses Belajar


Mengajar Di Kelas ( Studi Kasus : Meningkatkan Motivasi Belajar
Siswa Dengan Penggunaan Media Simulator Pada Pelajaran
Praktikum Elektronika Di SMK Negeri 6 Bandung-Jawa Barat )

Nama : Jaka Mulyadi

NIM : 5215077524

Program Studi : Pendidikan Teknik Elektronika

Tanggal : 06 Juni 2010

Menyetujui,
Dosen Pembimbing

(Dr. Bambang Dharmaputra, M.Pd)


ABSTRAK

Realita lapangan menunjukan bahwa siswa di Indonesia tidak memiliki kemauan belajar
yang tinggi baik kemampuan belajar matematika, bahasa maupun ilmu pengetahuan alam.
Banyak siswa merasa ogah-ogahan di dalam kelas, tidak mampu memahami dengan baik
pelajaran yang disampaikan oleh guru-guru mereka. Hal ini menunjukan bahwa siswa tidak
mempunyai motivasi yang kuat untuk belajar. Siswa masih mengganggap kegiatan belajar
tidak menyenangkan dan memilih kegiatan lain di luar kontek belajar seperti menonton
televisi, sms, dan bergaul dengan teman sebaya. Rendahnya motivasi belajar siswa akan
membuat mereka tertarik pada hal-hal yang negative,seperti minum obat- obatan terlarang,
pergaulan bebas dan lainnya. Motivasi adalah suatu proses untuk menggiatkan motif menjadi
perbuatan atau tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan tertentu. Dalam
hal belajar motivasi diartikan sebagai keseluruhan daya penggerak dalam diri siswa untuk
melakukan serangkaian kegiatan belajar guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Tugas
guru adalah membangkitkan motivasi anak sehingga ia mau melakukan serangkaian kegiatan
belajar. Motivasi siswa dapat timbul dari dalam diri individu (motivasi intrinsik) dan dapat
timbul dari luar diri siswa (motivasi ekstrinsik). Kegiatan untuk menumbuhkan motivasi
belajar siswa bukanlah hal mudah untuk dilakukan. Rendahnya kepedulian guru, merupakan
salah satu penyebab sulitnya menumbuhkan motivasi belajar anak. Hal-hal yang
mempengaruhi rendahnya motivasi belajar siswa diantaranya adalah metode dan cara-cara
mengajar guru yang monoton dan tidak menyenangkan, media yang digunakan kurang
interaktif dan menarik miat belajar siswa, tujuan kurikulum dan pengajaran yang tidak
jelas,tidak adanya relevansi kurikulum dengan kebutuhan dan minat siswa, latar belakang
ekonomi dan sosial budaya siswa. Maka guru perlu melakukan perubahan, baik dalam
metode maupun penggunaan media dalam proses belajar mengajar untuk menumbuhkan
motivasi belajar anak. Untuk menghasilkan kolaborasi dalam rangka mencapai tujuan yang
baik maka pola kerja sama antara ke duanya harus dirancang sedemikian rupa.

Kata kunci: Motivasi belajar


KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan syukur kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat
dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal penelitian ini dengan
baik.
Proposal ini disusun guna memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan mata
kuliah MKPE. Dalam penyusunan proposal ini penulis menyadari akan keterbatasan
kemampuan, pengetahuan maupun pengalaman, namun berkat bimbingan dan dorongan
dari berbagai pihak maka akhirnya penulis dapat menyelesaikan proposal ini dengan baik.
Dengan rasa tulus dan kerendahan hati, pada kesempatan ini penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Orang Tua tercinta, terima kasih atas dukungan dan doa-doanya.
2. Bpk. Dr. Bambang Dharmaputra, M.Pd yang saya hormati, terima kasih atas
bimbingannya.
3. Teman-teman yang saya sayangi, terima kasih atas dukungan dan bantuannya.
4. Kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah
membantu sehingga proposal penelitian ini dapat selesai dengan baik.
Penulis menyadari proposal ini masih jauh dari bentuk sempurna, tetapi penulis
berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis pribadi serta bagi para
pembaca yang budiman. Segala kritik serta saran akan penulis jadikan masukan yang
sangat berarti dan bermanfaat.

Jakarta, Juni 2010

Penyusun
MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA SMK JURUSAN TEKNIK
ELEKTRONIKA DENGAN PENGGUNAAN SIMULATOR SEBAGAI MEDIA
PEMBELAJARAN PADA MATA PELAJARAN PRAKTIKUM

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Mutu pendidikan di Indonesa sekarang ini sangat memprihatinkan dan kenyataan
membuktikan bahwa pendidik di Indonesia masih tertinggal jauh dengan negara-negara
lain. Sesuai dengan kenyataan tersebut, peran guru SMK sebagai pembimbing sangatlah
dibutuhkan karena usia anak-anak SMK adalah usia labil yang harus diarahkan. Setiap
siswa memiliki perbedaan antara satu dengan yang lainnya, disamping persamaannya.
Perbedaan menyangkut : kapasitas intelektual, keterampilan, motivasi, presepsi, sikap,
kemampuan, minat, latar belakang kehidupan dalam keluarga dan lain-lain. Perbedaan ini
cenderung akan mengakibatkan adanya perbedaan pula dalam belajar setiap murid baik
dalam kecepatan belajarnya maupun keberhasilan yang dicapai murid itu sendiri,
sehingga perlu adanya bimbingan dari guru kepada siswa. Bimbingan guru terhadap
siswa dalam bentuk apapun merupakan aktifitas yang akan membantu dalam
menyelenggrarakan pendidikan di sekolah dalam rangkaian mencapai tujuan pendidikan.
Dengan demikian maka hasil pendidikan sesungguhnya akan tercermin pada pribadi anak
didik yang berkembang baik secara akademik, psikologi maupu social.
Apabila kita bertanya kepada para guru di sekolah tentang pelanggaran apakah
yang sering dilakukan oleh para siswa, jawaban mereka di antaranya adalah banyak siswa
yang tidak mengerjakan PR (Pekerjaan Rumah), sebagian mengerjakan PR di sekolah dan
sebagian lagi memang mengerjakan di rumah. Adapun mereka yang mengerjakan PR di
rumah diantaranya ada yang merasa terpaksa karena takut dimarahi oleh orang tua atau
takut akan sangsi yang dijatuhkan di sekolah nanti apabila mereka tidak mengerjakan PR.
Sebagai seorang guru hal ini memang menjadi suatu pertanyaan dan permasalahan
yang memerlukan solusi yang baik, selain guru bertugas mentransfer ilmu mereka juga
mengemban amanat untuk membimbing dan mendidik akhlak dan kebiasaan siswa
karena menurut agama menuntut ilmu itu wajib hukumnya bagi setiap manusia. Mulai
dari mereka masih di ayunan sampai kelak ke liang lahat. Disamping itu bila sebagian
besar nilai hasil belajar siswa tidak sesuai dengan KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal)
maka dapat dikatakan bahwa guru tersebut Belum Berhasil dalam menunaikan tugasnya
sebagai guru

B. Permasalahan
Dengan berkembangnya teknologi elektronika di luar dunia pendidikan,
menyebabkan SMK jurusan elektronika harus mengikuti perkembangan teknologi yang
sedang berkembang di dunia industry. Sebagian besar siswa SMK jurusan elektronika
belum dapat memahami sepenuhnya mengenai teknologi elektronika dan
perkembangannya. Hal tersebut dikarenakan motivasi belajar siswa dengan metode dan
media yang ada kurang diminati dan diterima dengan baik. Sehingga para siswa hanya
sekedar datang ke sekolah hanya untuk formalitas saja dan bahkan hanya main bersama
teman-temannya, tanpa adanya motivasi untuk belajar.
Oleh karena itu perlunya memperbaiki metode dan media yang digunakan agar
dapat meningkatkan motivasi belajar siswa, sehingga dapat meningkatkan kualitas
pembelajarannya. Adapun permasalahan yang ada dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Apakah dengan metode praktikum secara langsung dapat meningkatkan motivasi
belajar, kreatifitas dan daya tangkap siswa.
2. Apakah dengan pemberian media pembelajaran yang lebih atraktif dapat
meningkatkan motivasi belajar siswa dan menguasai pelajaran elektronika.

C. Tujuan
Dalam pelaksanaan penelitian ini penulis mempunyai tujuan yang hendak dicapai
yaitu :
1. Untuk mengetahui sejauh mana penggunaan media simulator pada mata pelajaran
praktikum elektronika terhadap motivasi belajar siswa
2. Untuk meningkatkan kualitas hasil belajar siswa SMK jurusan Elektronika.
3. Untuk memberikan bimbingan dan memberikan motivasi belajar siswa pada pelajaran
elektronika.
D. Manfaat
1. Bagi siswa
 Meningkatkan motivasi belajar siswa
 Meningkatkan pemahaman siswa pada pelajaran praktukum
 Hasil belajar siswa meningkat
2. Bagi guru
 Menambah pengetahuan guru dalam mengatasi pelajaran praktikum di SMK
 Pembelajaran dapat disampaikan dengan efektif dan efesien sesuai dengan
tujuan yang akan dicapai
3. Bagi penulis
Menerapkan ilmu-ilmu yang diperoleh selama kuliah
Mengetahui cara membuat media pembelajaran yang interaktif, efektif dan
efisien
Untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan mata kuliah MKPE semester
092.

E. Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah pembaca dalam memahami alur penelitian skripsi ini, maka
penulis sajikan sistematika skripsi berikut :

1. Bagian Awal
Bagian awal ini meliputi : Halaman judul, halaman persetujuan, halaman pengesahan,
motto, halaman persembahan, kata pengantar dan ucapan terima kasih, daftar isi,
daftar tabel, daftar laporan dan abstrak
2. Bagian Inti
Pada bagian inti ini terdiri dari lima bab, secara berturut-turut meliputi :
BAB II

KERANGKA TEORITIK

Dalam bab ini akan dikemukakan uraian yang berhubungan dengan dasar-dasar
teori untuk menganalisa masalah-masalah yang akan diteliti yang merupakan hasil studi
kepustakaan.

A. Pengertian Bimbingan Belajar


Bimbingan adalah suatu proses pemberian bantuan yang terus menerus dan
sistematis dari pembimbing kepada yang di bimbing agar tercapai kemandirian dalam
pemahaman, penerimaan, pengembangan yang optimal dan penyesuaian diri dengan
lingkungan. Dalam pengertian lain bimbingan adalah proses membantu individu
memperoleh pemahaman diri dan pengarahan diri untuk menyesuaikan diri secara
maksimal kepada keluarga, sekolah dan masyarakat. Secara umum bimbingan dapat
diartikan sebagai bantuan yang diberikan kepada individu untuk dapat memilih,
memepersiapkan didi dan memangku jabatan serta mendapat kemajuan dalam jabatan
yang dipilih itu.
Belajar adalah perubahan perilaku yang disebabkan oleh karena individu
mengadakan interaksi dengan lingkungan. Jadi pengertian bimbingan belajar yaitu proses
bantuan yang diberikan kepada individu (murid) agar dapat mengatasi masalah-masalah
yang dihadapinya dalam belajar. Sehingga melalui hasil belajar yang optimal sesuai
dengan kemampuan, bakat dan minat yang dimiliki.

B. Kesulitan Belajar
a. Kesulitan belajar dan gejala-gejalanya
Jika ada siswa yang tidak dapat dengan sewajarnya, maka siswa tersebut
mengalami kesulitan belajar siswa. Semua siswa dalam satu kelas berpola pikir yang
berbeda-beda. Kesulitan belajar merupakan gejala yang sangat mudah untuk dikenali
secara dini sehingga dapat langsung diatasi.
Gejala-gejala yang menandai adanya kesulitan belajar antara lain :
a) Menunjukan hasil belajar yang sangat minim
b) Lambat dalam mengerjakan soal
c) Tingkah laku yang berlainan
d) Menunjukan sikap yang pemurung tersinggung dan lain-lain
b. Teknik-teknik mengidentifikasi kesulitan belajar
Suhito (1992:35) mengatakan bahwa teknik mengidentifikasi kesulitan belajar
adalah sebagai berikut :
a) Teknik observasi merupakan salah satu teknik untuk mengamati kesulitan belajar
siswa yang sangat penting dan sederhana
b) Teknik interview merupakan teknik yang digunakan untuk menyimpulkan data
informasi tentang siswa
c) Teknik tes digunakna utnuk mengidentifikasi kesulitan siswa melalui pengerjaan
soal-soal
d) Teknik meneliti hasil pekerjaan siswa digunakan untuk mendapatkan kejelasan
tentang kesulitan yang dihadapi
c. Factor yang mempengaruhi belajar
a) Factor internal adalah factor-faktor yang berada pada diri murid itu sendiri
Gangguan fisik sepserti kurang berfungsinya organ-organ perasaan alat
panca indera
Ketidak seimbangan mental
Kelemahan emosional
Kelemahna yang disebabkan oleh perasaan dan sikap yang salah seperti
kurang perhatian dan minat terhadap pelajaran, malas dan seirng bolos
b) Factor eksternal (factor-faktor yang timbul dari luar individu)
Sekolah
Sifat kurikulum yang kurang fleksibel, terlalu berat belum belajar (murid)
dan mengajar (guru). Metode mengajar kurang memadai, kurang media
pembelajaran
Keluarga (rumah)
Keluarga yang kurang utuh atau kurang harmonis, keadaan ekonomi dan
sikap orang tua tidak memperhatikan pendidikan anakanya
C. Motivasi Belajar
Motivasi adalah suatu proses untuk menggiatkan motif/daya menjadi perbuatan
atau tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan tertentu. Dalam hal
belajar motivasi diartikan sebagai keseluruhan daya penggerak dalam diri siswa untuk
melakukan serangkaian kegiatan belajar guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Tugas guru adalah membangkitkan motivasi anak sehingga ia mau melakukan
serangkaian kegiatan belajar. Motivasi siswa dapat timbul dari dalam diri individu
(motivasi intrinsic) dan dapat timbul dari luar diri siswa/motivasi ekstrinsik (Uzer
Usman, 2008).
Motivasi instrinsik merupakan motivasi yang timbul sebagai akibat dari dalam
diri individu tanpa ada paksanan dan dorongan dari orang lain, misalnya anak mau belajar
karena ingin memperoleh ilmu pengetahuan atau ingin mendapatkan keterampilan
tertentu, ia akan rajin belajar tanpa ada suruhan dari orang lain. Sebaliknya motivasi
ekstrinsik timbul sebagai akibat pengaruh dari luar individu, apakah karena ajakan,
suruhan atau paksaan dari orang lain sehingga dengan kondisi yang demikian akhirnya ia
mau belajar.
Kegiatan untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa bukanlah hal mudah untuk
dilakukan. Rendahnya kepedulian orang tua dan guru, merupakan salah satu penyebab
sulitnya menumbuhkan motivasi belajar anak.. Fakta yang terjadi selama ini menunjukan
bahwa ketika ada permasalahan tentang rendahnya motivasi belajar siswa, guru dan
orang tua terkesan tidak mau peduli terhadap hal itu, guru membiarkan siswa malas
belajar dan orang tua pun tidak peduli dengan kondisi belajar anak. Maka untuk
menumbuhkan motivasi belajar siswa orang tua dan guru perlu mengetahui penyebab
rendahnya motivasi belajar siswa dan factor-faktor yang mempengaruhinya.
Faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya motivasi belajar siswa diantaranya
adalah sebagai berikut:
Metode mengajar guru. Metode dan cara-cara mengajar guru yang monoton dan
tidak menyenangkan akan mempengaruhi motivasi belajar siswa
Tujuan kurikulum dan pengajaran yang tidak jelas
Tidak adanya relevansi kurikulum dengan kebutuhan dan minat siswa
Latar belakang ekonomi dan social budaya siswa
Sebagian besar siswa yang berekonomi lemah tidak mempunyai motivasi yang
kuat untuk belajar dan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
Contohnya siswa yang berasal dari pesisir pantai misalnya lebih memilih
langsung bekerja melaut dari pada bersekolah, .
Kemajuan teknologi dan informasi. Siswa hanya memanfaatkan produk teknologi
dan informasi untuk memuaskan kebutuhan kesenangan saja.
Merasa kurang mampu terhadap mata pelajaran tertentu, seperti matematika, dan
bahasa inggris
Masalah pribadi siswa baik dengan orang tua, teman maupun dengan lingkungan
sekitarnya.

Raymond dan Judith (2004:24) mengungkapkan ada empat pengaruh utama dalam
motivasi belajar seorang anak yaitu
1. Budaya.
Masing-masing kelompok atau etnis telah menetapkan dan menyatakan secara
tidak langsung nilai-nilai yang berkenaan dengan pengetahuan baik dalam
pengertian akademis maupun tradisional. Nilai-nilai itu terungkap melalui
pengaruh agama, undang-undang politik untuk pendidikan serta melalui harapan-
harapan orang tua yang berkenaan dengan persiapan anak-anak mereka dalam
hubungannya dengan sekolah. Halhal ini akan mempengaruhi motivasi belajar
anak.
2. Keluarga.
Berdasarkan penelitian orang tua memberi pengaruh utama dalam memotivasi
belajar seorang anak. Pengaruh mereka terhadap perkembangan motivasi belajar
anak-anak memeberi pengaruh yang sangat kuat dalam setiap perkembangannya
dan akan terus berlanjut sampai habis masa SMA dan sesudahnya.
3. Sekolah.
Ketika sampai pada motivasi belajar, para gurulah yang membuat sebuah
perbedaan. Dalam banyak hal mereka tidak sekuat seperti orang tua. Tetapi
mereka bisa membuat kehidupan sekolah mnjadi menyenangkan atau menarik.
Dan kita bisa mengingat seorang guru yang memenuhi ruang kelas dengan
kegembiraan dan harapan serta membukakan pintu-pintu kita untuk menemukan
pengetahuan yang mengagumkan.
4. Diri anak itu sendiri
Murid-murid yang mempunyai kemungkinan paling besar untuk belajar dengan
serius, belajar dengan baik dan masih bisa menikmati belajar, memiliki perilaku
dan karakter pintar, berkualitas, mempunyai identitas, bisa mengatur diri sendiri
sudah pasti mempengaruhi motivasi belajarnya.
Dilihat dari peranannya, maka orang tua dan guru paling berpengaruh dalam
rangka memotivasi belajar siswa.Kerja sama antara kedua komponen ini akan
menghasilkan kekuatan luar biasa yang bisa menumbuhkan motivasi belajar anak. Untuk
menghasilkan kolaborasi dalam rangka mencapai tujuan yang baik maka pola kerja sama
antara ke duanya harus dirancang sedemikian rupa. Kekuatan dan kelemahan yang
dimiliki oleh orang tua dan guru harus teridentifikasi dengan jelas. Karena dengan
memahami kekuatan dan kelemahan guru dan orang tua akan dapat membuat rancangan
yang tepat untuk menumbuhkan motivasi anak.
BAB III

METODELOGI PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian
Muhammad Ali ( 1985 : 81 ) mengatakan bahwa pendekatan penelitian
merupakan keseluruhan cara atau kegiatan yang dilakukan oleh peneliti dalam
melaksanakan penelitian mulai dari perumusan masalah sampai dengan penarikan
kesimpulan.
Menurut Fx. Sudarsono, ada 2 ( dua ) jenis pendekatan penelitian yaitu :
1. Pendekatan Kuantitatif, artinya bahwa seorang peneliti harus bekerja dengan
angka-angka sebagai perujudan dari gejala yang diamati, sehingga
memungkinkan digunakan analisis statistic.
2. Pendekatan Kualitatif, artinya seorang peneliti bekerja dengan informasi-
informasi, keterangan-keterangan dan penjelasan data. Tehnik analisanya yang
digunakan adalah tehnik non statistic / dengan prinsip ( 1988 : 1 )
Sehubungan dengan pendekatan di atas, maka dalam penelitian ini pendekatan
yang dipilih adalah pendekatan kuantitatif karena gejala-gejala hasil penelitian yang
berujud data, diukur dan dikonversikan dahulu dalam bentuk angka-angka atau
dikuantifikasikan dan dianalisis dengan tehnik statistic. Adapun pendekatan kuantitatif
dengan tujuan sebagai berikut :
a. Menggambarkan suatu gejala secara kuantitaitf dengan sajian skor, neraca,
penyimpangan, grafik dan lain-lain.
b. Menerangkan suatu gejala misalnya untuk menunjukkan besarnya koefisien dan
arah korelasi, besarnya sumbangan suatu variable, ada tidaknya perbedaan suatu
kelompok dan lain sebagainya.
c. Membuat prediksi dan estimasi berdasarkan hasil analisa dan model yang telah
ditetapkan ( FX. Soedarsono, 1988 : 9 )
Sesuai dengan tujuan penelitian ini yang ingin mengetahui tentang Pengaruh
Penggunaan Media Simulator Praktikum dengan Motivasi Belajar Siswa, maka penelitian
ini dikategorikan sebagai penelitian korelasional, karena peneliti berusaha menelaah
hubungan antara satu variabel dengan variabel yang lain. Sehubungan dengan itu
Suharsini Arikunto menyatakan bahwa tujuan penelitian korelasional adalah untuk
menemukan ada tidaknya hubungan, dan apabila ada, seberapa eratnya hubungan serta
berarti atau tidaknya hubungan itu ( Suharsini Arikunto, 1991 : 21 )
Sedangkan tujuan penelitian korelasional ( Corelational Research ) sebagaimana
dikutip oleh Suriswo, adalah sebagai berikut :
Tujuan penelitian korelasional adalah untuk mendeteksi sejauhmana variasi
variasi pada suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi pada satu atau lebih
faktor lain berdasarkan pada koefisien korelasi ( 2005 : 35 )

Penelitian ini bila dilihat dari hadirnya variabel maka disebut penelitian deskriptif,
karena variabel yang dipakai menggambarkan variabel yang sudah ada datanya sekarang.
Pendapat senada dikutip oleh Suriswo, menyatakan bahwa penelitian yang dilakukan
dengan menjelaskan / menggambarkan variabel masa lalu dan sekarang ( sedang terjadi ),
adalah penelitian deskriptif ( 2005 : 30 )
Sifat dari penelitian adalah ex post facto karena pengumpulan data dilakukan
setelah kejadian berlangsung. Hal ini sesuai dengan kutipan Suriswo, ( 2005 : 35 ) yang
mengatakan bahwa, metode penelitian komparatif adalah bersifat ex post facto. Artinya,
data dikumpulkan setelah semua kejadian yang dikumpulkan telah selesai berlangsung.

B. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah sebuah konsep seperti halnya laki-laki dalam jenis
kelamin, insaf dalam kesadaran menurut F.N. Kerlinger yang dikutip oleh Suriswo ( 2005
: 65 ) pendapat senada diberikan oleh Sutrisno Hadi, yang dikutip oleh Suriswo, bahwa
variabel adalah sebagai gejala yang bervariasi ( 2005 : 65 ).
Selanjutunya Suharsini Arikunto berpendapat bahwa variabel dapat dibedakan
atas kualitatif dan kuantitatif, lebih jauh variabel kuantitatif diklasifikasikan menjadi 2
kelompok yaitu variabe diskrit dan variabel kontinum. Masing-masing dapat dijelaskan
sebagai berikut :
1. Variabel Diskrit : Variabel Nominal : Variabel Kategorik karena hanya dapat
dikategorikan atas 2 kutub yang berlawanan yakni Ya dan tidak.
2. Variabel Kontinum, dipisahkan menjadi 3 variabel kecil yaitu :
a. Variabel Ardinal, yaitu variabel yang menunjukkan tingkatan-tingkatan,
untuk sebutan lain adalah variabel lebih kurang karena yang satu punya
kelebihan dari yang lain.
b. Variabel Internal, yaitu variabel yang mempunyai jarak, jika dibanding
dengan variabel lain, sedang jarak itu sendiri adalah dapat diketahui
dengan pasti.
c. Variabel Ratio, yaitu variabel perbandingan. Variabel ini dalam
hubungannya antara sesamanya merupakan sekian kalinya ( 1996 : 97
98 )

Variabel dalam penelitian ini dapat digolongkan dalam variabel kontinum karena
dapat digolong-golongkan menurut tingkatannya. Sesuai dengan pendapat Sutrisno Hadi
bahwa variabel atau gejala yang dapat digolong-golongkan menurut tingkat besar
kecilnya disebut gejala kontinum ( 1990 : 224 ). Sedangkan ditinjau dari jenisnya maka
variabel dalam penelitian ini dapat digolongkan menjadi variabel internal karena
menggunakan skala ukuran berjarak sama.
Menurut fungsinya di dalam penelitian maka variabel juga dapat dibedakan antara
variabel bebas dan variabel terikat.
Dalam penelitian ini terdiri dari 2 kelompok variabel yaitu variabel bebas dan
variabel terikat, yaitu :
1). Variabel bebas ( Independent Variabel )
a). Perhatian orang tua ( X1 )
b). Minat belajar ( X2 )
2). Variabel terikat ( Dependent Variabel ) adalah Prestasi belajar siswa ( Y )

C. Tempat dan Waktu Penelitian


1. Penelitian ini dilakukan dengan mengambil lokasi di SMK Negeri 6 Bandung Jawa
Barat
2. Waktu penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari Juni tahun 2011
D. Rencana Tahapan Penelitian
Kegiatan Actual
Perencanaan
Koleksi Kebutuhan
Analisis Kebutuhan
Desain Media
Testing
Laporan
Implementasi
Minggu Ke 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
DAFTAR PUSTAKA

http://digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/skripsi/archives/HASHa70d.dir/doc.pdf
http://blog.unila.ac.id/radengunawans/files/2010/04/Jurnal-2006-2007.pdf
http://digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/skripsi/archives/HASHa70d.dir/doc.pdf
http://edukasi.kompasiana.com/2010/03/12/apakah-pengikis-minat-belajar-siswa/
http://blog.unila.ac.id/radengunawans/files/2010/04/Jurnal-2006-2007.pdf
http://etd.eprints.ums.ac.id/4528/1/A410040211.pdf
http://www.anneahira.com/motivasi/index.htm
http://joko1234.wordpress.com/2010/03/13/indentifikasi-pemecahan-masalah/
http://etd.eprints.ums.ac.id/3302/1/A410040001.pdf
http://media.diknas.go.id/media/document/5520.pdf
http://www.freewebs.com/santyasa/Lemlit/PDF_Files/PENDIDIKAN/DESEMBER_2
007/Subratha.pdf
http://digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/skripsi/archives/HASH016e/801969d4.dir/doc.pd
f
http://student-research.umm.ac.id/index.php/pkmi/article/viewFile/32/33
http://komed.org/index.php?/200407076/Example-News-Item-1.php
http://www.iloveblue.com/bali_gaul_funky/artikel_bali/detail/2747.htm
http://www.bpkpenabur.or.id/files/Hal.76-
84%20Pendayagunan%20Media%20Pembelajaran.pdf

Anda mungkin juga menyukai