Anda di halaman 1dari 11

JURNAL SKRIPSI

Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Pada Program Keahlian


Teknik Komputer Dan Pengelolaan Jaringan

Di ajukan Oleh :
Niwan
5215077537

PROGRAM STUDI PEND. TEKNIK ELEKTRONIKA


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA


Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Pada Program Keahlian
Teknik Komputer Dan Pengelolaan Jaringan (Suatu Studi Kasus di SMKN 26 Jakarta
Timur)

Suryani, Dr. Bambang Dharma Putra, M. Pd


Universitas Negeri Jakarta

ABSTRAK
Penelitian dilakukan untuk mengetahui bagaimana implementasi Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan pada Program Keahlian Teknik Komputer dan Pengelolaan Jaringan di SMK Negeri 26
Jakarta. Temuan yang didapat dalam penelitian menyangkut : struktur muatan KTSP, pengembangan
KTSP, penulisan kriteria ketuntasan minimal (KKM), pengembangan silabus dan pembuatan rencana
pelaksanaan pembelajaran yang mengacu pada Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).
Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode naturalistik dengan pendekatan
induktif. Instrumen yang digunakan adalah wawancara, observasi atau pengamatan dan studi
dokumentasi. Hasil yang diperoleh, pelaksanaan KTSP di SMK Negeri 26 Jakarta Timur, masih
terdapat beberapa kendala yang dihadapi antara lain (1) kemampuan guru dalam
mengimplementasikan KTSP pada proses pembelajaran di kelas khususnya pembuatan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan pengevaluasian (2) pengembangan silabus (3) belum
terjalinnya komunikasi antara orang tua siswa dengan sekolah, khusus bidang kesiswaan,(4)
kolaborasi dan kerja sama antara guru mata pelajaran adaptif, normatif dan produktif belum optimal,
(5) belum meratanya sosialisasi, pelatihan dan training-training yang dilaksanakan oleh sekolah baik
internal maupun eksternal (6) kerja sama dengan Institusi Pasangan dalam hal penetapan standar
kompetensi perlu ditingkatkan lagi.
Hasil penelitian didapatkan pengembangan KTSP yang menyangkut : struktur kurikulum, visi
dan misi, tujuan pendidikan satuan pendidikan, kalender pendidikan dan struktur muatan KTSP sudah
mengacu pada BSNP. Khusus pengembangan silabus sudah dikembangkan oleh sekolah tetapi belum
ada penetapan kriteria ketuntasan minimal (KKM) didalamnya. Pembuatan RPP mata pelajaran
produktif pada Program Teknik Komputer dan Pengelolaan Jaringan belum didokumentasikan, dari
penelitian ini dapat disimpulkan bahwa SMK Negeri 26 Jakarta telah mengimplementasikan KTSP
pada Program Teknik Komputer dan Pengelolaan Jaringan, mulai tahun 2007 secara bertahap.
Walaupun masih terdapat beberapa kendala, untuk itu peneliti membuat (1) model penetapan kriteria
ketuntasan belajar, (2)

I. PENDAHULUAN

Pengembangan kurikulum pendidikan menengah kejuruan dilaksanakan antara 1964 - 1968 atau
yang dikenal dengan kurikulum 1964. Penerapannya di Sekolah Teknik Mesin pada tahun 1968.
Selanjutnya pada masa orde baru terdapat kurikulum 1974, 1976 dan 1977. Proses evaluasi dan
perbaikan kurikulum tetap berlanjut ditingkat Nasional. Hasilnya adalah kurikulum 1984 diubah lagi
dengan kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) tahun 1994, yang ditetapkan dengan SK
Mendikbud No.80/U/1993 tentang kurikulum SMK, kemudian dilakukan penyempurnaan menjadi
kurikulum SMK tahun 1996, yang dikenal dengan nama kurikulum berbasis luas (Broad Based
curruculum
Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 26 Jakarta merupakan sekolah negeri milik Pemerintah.
SMKN 26 didirikan untuk meningkatkan kualitas pendidikan, khususnya di bidang Teknologi dan
Industri. SMKN 26 Jakarta yang beralamat di JL. Balai Pustaka I Rawamangun Jakarta Timur,
Menempati Areal seluas 3 Ha. SMKN 26 telah mengembangkan dan mengimplementasikan KTSP
sejak tahun 2007, salah satu bentuk pengembangannya adalah tujuan pendidikan. SMK Negeri 26
Jakarta Timur Program Keahlian Teknik Komputer dan Pengelolaan Jaringan sebagai bagian dari
pendidikan menengah bertujuan untuk menyiapkan siswa /tamatan (1) meningkatkan keimanan dan
ketaqwaan peserta didik, (2) mendidik peserta didik agar menjadi warna negara yang bertanggung
jawab, (3) pendidik peserta didik agar dapat menerapkan hidup sehat, memiliki wawasan
pengetahuan dan seni, (4) mendidik peserta didik dengan keahlian dan keterampilan dalam program
Keahlian Teknik Komputer dan Pengelolaan Jaringan, agar dapat berkerja baik secara mendiri atau
mengisi pekerjaan yang ada di DUDI sebagai tenaga kerja tingkat menengah
Berdasarkan tujuan yang telah dirumuskan di atas, perlu adanya perencanaan, pelaksanaan dan
pengevaluasi yang baik, seperti : pembuatan silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran dan
pengevaluasian hasil belajar yang merupakan komponen penting untuk mencapai tujuan pembelajaran
yang telah dirumuskan. Meskipun pengembangan KTSP sepenuhnya di berikan wewenang kepada
sekolah, namun harus mengacu kepada Badan Standar Naional Pendidikan.

II. METODE
Metode yang digunakan adalah metode naturalistik dengan pendekatan induktif, sedangkan
acuan yang digunakan adalah Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP), untuk melihat adanya
perbandingan antara kurikulum SMKN 26 Jakarta dengan BSNP. Data diperoleh dari dokumentasi,
wawancara dan observasi atau pengamatan yang dilakukan di lapangan pada orang kunci key
lnforman dari semua unsur yang terkait, untuk mengetahui implementasi Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan pada SMK Negeri 26 di JL. Balai Pustaka I Rawamangun Jakarta Timur pada bulan April
2008 sampai dengan Maret 2009.

Tahap Pra Lapangan Tahap Penelitian Lapangan

Menyusun Rancangan Memahami Latar Penelitian


dan Persiapan diri

Menentukan Lapangan Memasuki Lapangan


Penelitian

Mencatat Data
Mengurus Perizinan Penelitian

Observasi Dokumentasi Wawancara


Menjajaki dan Menilai Keadaan
Lapangan
Tahap Analisis data
Memilih dan memanfaatkan
Lapangan
Reduksi Display Verifikasi

Menyiapkan Peralatan
Penelitian Pengumpulan Data

Gambar 3. Alur Penelitian Implementasi KTSP di SMKN 26 Jakarta Timur


III. HASIL
Berdasarkan tabel 7, dapat diketahui bahwa data dokumentasi untuk pembuatan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) belum didapatkan peneliti. Padahal Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran merupakan salah satu dari enam komponen penting dalam pengembangan KTSP,

Tabel. 8 Struktur Kurikulum

Durasi Waktu Durasi Waktu


Komponen (Jam) SMK/ (Jam) SMK
MAK (BSNP) Negeri 26
A. Mata Pelajaran
1. Normatif
1.1 Pendidikan Agama 192 192
1.2. Pendidikan Kewarganegaraan 192 192
1.3. Bahasa Indonesia 192 192
1.4. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan 192 192
1.5. Seni Budaya 128 a) 128
2. Adaptif
2.1 Bahasa Inggris 440 a) 440
2.2 Matematika
2.2 1 Matematika Kelompok Seni,
Pariwisata, dan Teknologi 330 a)
Kerumahtanggaan
2.2.2 Matematika Kelompok Sosial,
Administrasi Perkantoran dan 403 a)
Akuntansi
2.2 .3 Matematika Kelompok Teknologi,
516 a) 516
Kesehatan, dan Pertanian
2.3. Ilmu Pengetahuan Alam
2.3 1 IPA 192 a) 192
2.3 2 Fisika Bahasa Inggris
2.3.2.1 Fisika Kelompok Pertanian 192 a)
2.3.2.2 Fisika Kelompok Teknologi 276 a) 276
2.4 Kimia
2.4.1 Kimia Kelompok Pertanian 192 a)
2.4.2 Kimia Kelompok Teknologi dan
192 a) 192
Kesehatan
2.5 Biologi
2.5.1 Biologi Kelompok Pertanian 192 a)
2.5.2 Biologi Kelompok Kesehatan 192 a)
2.6. Ilmu Pengetahuan Sosial 128 a) 128
2.7. Kewirausahaan 192 192
2.8. Keterampilan Komputer dan Pengelolaan
202 202
Informasi
3. Produktif
3.1.Kejuruan
3.1.1. Dasar Kompetensi Kejuruan b) 140 140
1452 + ( 56 x 2 )
b) c) e)
3.1.2. Kompetensi Kejuruan 1044
1564
B. Muatan Lokal 192 192
C. Pengembangan Diri d) (192) (192)

Sumber : BSNP, stuktur kurikulum dan wawancara dengan guru SMK Negeri 26 Jakarta

Keterangan Notasi SMK / MAK


a)
Durasi waktu adalah jumlah jam minimal yang digunakan oleh setiap program keahlian. Program
keahlian yang memerlukan waktu lebih jam tambahannya diintegrasikan ke dalam mata pelajaran
yang sama, di luar jumlah jam yang dicantumkan.
b)
Terdiri dari berbagai mata pelajaran yang ditentukan sesuai dengan kebutuhan setiap program
keahlian.
c)
Jumlah jam Kompetensi Kejuruan pada dasarnya sesuai dengan kebutuhan standard kompetensi
kerja yang berlaku di dunia kerja tetapi tidak boleh kurang dari 1044 jam.
d)
Ekuivalen 2 jam pembelajaran
e)
PSG SMKN 26 di tahun keempat, pelaksanaan dalam 1 minggu = 14 jam tatap muka setara
dengan 56 jam pelaksanaan di industri selama 2 semester
Keterangan Notasi SMK Negeri 26 Jakarta
1.Alokasi waktu jam tatap muka @ 45 menit
2.Praktek kerja di industri dilaksanakan selama 8 sampai dengan 12 bulan
3.Menggunakan alokasi pembelajaran produktif pada tingkat IV kelas (XIII)
4.Pelaksanaan dalam 1 minggu = 14 jam tatap muka setara dengan 56 jam pelaksanaan di
industri).

Hasil penelitian di lapangan, peneliti belum mendapatkan data dokumentasi RPP dalam kurun
waktu hampir satu tahun ajaran, sebagian besar guru SMKN 26 Jakarta pada Program Teknik
Komputer dan Pengelolaan Jaringan pada mata pelajaran produktif, masih belum mendokumentasikan
RPP. Hal ini dibenarkan oleh key informan V dan VI. Padahal RPP merupakan salah satu komponen
penting dari pengembangan KTSP. Pengembanganya harus dilakukan secara profesional. Tugas guru
yang paling utama terkait dengan RPP berbasis KTSP adalah menjabarkan silabus kedalam RPP yang
lebih operasional dan rinci, serta siap dijadikan pedoman atau skenario dalam pembelajaran.

IV. PEMBAHASAN

a. Kemampuan SMK Negeri 26 dalam Mengembangan Komponen KTSP serta


Mengimlementasikannya Pada Program Teknik Komputer dan Pengelolaan Jaringan

Tabel. 7 Pengembangan Komponen KTSP

No Komponen BSNP SMK Negeri 26 Jakarta


1 Tujuan Permen Pendidikan Nasional Sesuai acuan BSNP, lihat lampiran 9
pendidikan No.22 Tahun 2006. halaman 103-104

2 Visi dan Misi Permen Pendidikan Nasional Sesuai acuan BSNP, lihat lampiran 9
No.24 Tahun 2006. halaman 103

3 Struktur dan Permen Pendidikan Nasional Sesuai acuan BSNP, lampiran 10 halaman
komponen KTSP No.22 Tahun 2006. 109-115 dan tabel 8.
4 Kalender Permen Pendidikan Nasional Sesuai acuan BSNP, lihat lampiran 12
pendidikan No.22 Tahun 2006. halaman 122

5 Silabus Peraturan Pemerintah No.19 Sesuai acuan BSNP, tetapi masih terdapat
Tahun 2005 Pasal 20 dan 17 kekurangan dalam sistematika penulisan,
ayat 2 serta pengadministrasi untuk silabus
Keterampilan Komputer Pengelolaan
Informasi (KKPI). Lihat lampiran 14
halaman 125-128 untuk lebih rinci akan
dibahas pada tabel 10.

6 Rencana Peraturan Pemerintah No.19 Data dokumentasi Belum didapatkan, lihat


Pelaksanaan Tahun 2005 Pasal 20 lampiran 5 halaman 98 dan lampiran 6
Pembelajaran halaman 100, lebih rinci di bahas pada
(RPP) tabel 12

Sumber : Permen, Peraturan Pemerintah dan data dokumentasi SMK Negeri 26 Jakarta Timur
Dari tabel 10, dapat diketahui bahwa silabus SMK Negeri 26 sudah mengacu pada BSNP.
Namun belum sempurna dalam hal penyusunan tata letak unsur-unsur yang ada dalam silabus,
sistematika penulisan yang rumit, serta belum ada penetapan KKM didalam silabus, sebagaimana
yang dituntut oleh BSNP. Sehingga membingungkan dalam pembacaan kesinambungan antara standar
kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok atau pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator,
penilaian dan alokasi waktu.

Menurut Permen Pendidikan Nasional No 16 Tahun 2007 tentang Standar Kompetensi Guru dan
Kualifikasi Akademik. Kompetensi guru mencakup kompetensi pedadogik, kepribadian, sosial dan
profesional. Keempat komponen tesebut merupakan standar kompetensi yang harus dimiliki oleh
guru Teknologi Informasi Komunikasi (TIK) atau Keterampilan Komputer Pengelolaan Informasi
(KKPI). Adapun Kompetensi pedagogik untuk mata pelajaran TIK, Guru harus mempunyai
kompetensi inti yaitu memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk kepentingan
pembelajaran. Sedangkan untuk kompetensi guru mata pelajaran TIK dapat dilihat pada tabel 11.
Berdasarkan data dokumentasi yang ditemukan oleh peneliti, maka guru KKPI di SMK
Negeri 26 Jakarta, belum sempurna mengaplikasikan keenam belas kompetensi guru dalam hal
administrasi. Kompetensi yang belum tercantum dalam silabus KKPI adalah nomor 10, 12, 13, dan
14, tetapi sudah dilaksanakan di lapangan. Kompetensi nomor 10 baru tahap mengoperasikan, selain
itu untuk kompetensi nomor 2, 9 dan 15 (bagian pengoperasian perangkat keras), pada
pelaksanaannya di lapangan dimasukkan ke dalam kompetensi pelajaran produktif.

d. Diskusi Hasil Temuan Penelitian

1. Kemampuan Sekolah Dalam Mengembangkan Komponen Kurikulum Tingkat Satuan


Pendidikan (KTSP)
Temuan di lapangan menunjukan bahwa pengimplementasi KTSP di SMK Negeri 26 Jakarta
sudah berjalan dengan baik walaupun masih terdapat kekurangan dalam hal kesinkronan komponen-
komponen dalam pengembangan silabus. Temuan yang didapat peneliti dalam penelitian dibenarkan
oleh data dokumentasi, dalam bentuk kerja sama antara SMK Negeri 26 Jakarta dengan Institusi
Pasangannya, dalam hal penetapan standar kompetensi. Salah satu wujudnya adalah uji sertifikasi
berstandar internasional yang dilakukan oleh Institusi Pasangan dalam kegiatan Pendidikan Sistem
Ganda..
Sejak SMK Negeri 26 berdiri sampai 2009, kurang lebih ada 60 perusahaan yang telah
bekerjasama dengan SMK Negeri 26 Jakarta, baik di dalam maupun di luar negeri, hal senada
diungkapkan oleh key informan II. Adanya ketidaksinkronan komponen-komponen dalam
pengembangan silabus, disebabkan oleh pihak sekolah yang belum optimal dalam merumuskan,
merencankan, melaksanakan dan mengevaluasi pengimplementasian KTSP di lapangan. Sehingga
menyebabkan sebagian guru produktif mengeluh jumlah jam mengajarnya berkurang, serta belum
adanya upaya-upaya bersama untuk merumuskan cara-cara yang efektif dalam mengimplementasikan
KTSP.
Salah satu contoh perencanaan yang telah di programkan, sehubungan dengan diterapkan
KTSP di SMK Negeri 26 Jakarta, yaitu: adanya penambahan jam pelajaran di hari Sabtu, khusus untuk
mata pelajaran produktif, dengan mendatangkan alumni atau guru produktif untuk menuntaskan
kompetansi yang belum tercapai. Menurut key informan III, IV dan VI Jumlah jam mata pelajaran
produktif berkurang disebabkan adanya penambahan jam mata pelajaran adaptif dan normatif
seperti IPS, IPA, Muatan lokal dan jam Fisika yang terlalu banyak.

2. Kemampuan Guru Dalam Mengembangkan Silabus Dan Membuat Rencana Pelaksanaan


Pembelajaran (RPP)
Mengenai masalah kemampuan guru dalam mengembangkan silabus dan pembuatan RPP, dari
hasil penelitian ini ditemukan bahwa dalam kurun waktu hampir satu tahun ajaran, belum ada
indikasi semua guru produktif SMK Negeri 26 Jakarta mengembangkan silabus, menetapkan standar
kompetensi untuk Dunia Industri (DUDI) serta membuat RPP sebagaimana yang dituntut oleh BSNP.
Hasil temuan penelitian dibenarkan oleh data dokumentasi dan key informan sebagai teman
sejawat peneliti dengan alasan (1) adanya salah satu guru yang diutus untuk membuat silabus, (2)
adanya virus di komputer yang menyebabkan RPP tidak dapat didokumentasikan, (3) belum terbiasa
untuk mengembangkan model silabus dan sudah terbiasa dengan pola pembelajaran lama (KBK)
dimana jam mata pelajaran produktifnya lebih banyak (4) sosialisasi yang tidak merata, hanya para
pimpinan (5) minimnya controling dari pimpinan dan (6) kurangnya kolaborasi antara guru mata
pelajaran produktif dan adaptif.

V. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai implementasi KTSP di SMK Negeri 26 Jakarta Timur
dapat di simpulkan sebagai berikut:
1. SMK Negeri 26 Jakarta, telah mengembangkan 5 dari 6 komponen KTSP yaitu (1) tujuan
pendidikan, (2) visi dan misi, (3) menyusun kalender pendididkan, (4) stuktur muatan KTSP dan
(5) silabus walaupun masih terdapat kekurangan dalam hal penetapan KKM dan kesinambungan
komponen-komponen pengembangan silabus, serta belum ada indikasi, guru terlibat dalam
penetapan standar kompetensi yang diminta oleh Dunia Industri (DUDI). Sedangkan untuk
dokumentasi RPP pada Program Teknik Komputer dan Pengelolaan Jaringan khusus mata
pelajaran produktif belum didapatkan.
2. Implementasi KTSP di SMK Negeri 26 Jakarta Timur telah berjalan mulai tahun 2007, melalui
tahap sosialisasi di kelas X, kemudian pada tahun 2008 di lanjutkan pada kelas XI dan pada tahun
2009 dilanjutkan pada kelas XII. Pada tahun ajaran 2008 sampai 2009 memasuki tahap kedua
yaitu kelas X dan XI .
3. Kurangnya pemahaman guru bahwa tugasnya bukan cuma mengajar di kelas tetapi harus
melakukan serangkaian kegiataan perencanaan, pelaksanaan dan pengevalusian.
4. Kurangnya kolaborasi dan komunikasi antara guru mata pelajaran normatif, adaptif dan produktif
sehingga guru produktif merasa jumlah jamnya berkurang.
5. Guru belum terbiasa mengembangkan model silabus dan pembuatan RPP, disebabkan oleh guru
terbiasa mengikuti kurikulum yang dibuat oleh pusat dalam hal ini Depdiknas ( c.q. Puskur)
6. Belum adanya indikasi guru telibat dalam menetapkan standar kompetensi yang dituntut Institusi
Pasangannya, sehingga masih ada siswa yang tidak lulus uji sertifikasi yang diberikan Institusi
Pasangannya.
7. Sosialisasi, pelatihan-pelatihan dan training yang dilakukan sekolah kurang menyeluruh sehingga
hanya orang tertentu saja yang memahami KTSP.
8. Implementasi KTSP di SMK Negeri 26 Jakarta Timur dalam peningkatan mutu pendidikan sudah
berjalan dengan baik sesuai dengan acuan BSNP, meskipun masih terdapat kekurangan-
kekurangan dalam hal pengembangan silabus dan pembuatan rencana pelaksanaan pembelajaran .

DAFTAR PUSTAKA

Badan Standar Nasional Pendidikan, Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
Dasar dan Menengah. Jakarta : BSNP, 2006 .
Depdikbud, PPRI, Tentang Badan Standar Nasional Pendidikan. Jakarta: BSNP, 2005
Depdiknas, 2007. Materi Sosialisasi dan Pelatihan KTSP SMK. Jakarta : BSNP, 2006
Depdiknas.Model Penilaian Kelas KTSP 2007. Jakarta : BP. Dharma Bakti, 2006.
Depdiknas.Panduan KTSP Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta : BP. Dharma Bakti,
2006
Depdiknas, UURI No. 20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta : Lembaran
Negara No 78, 2003
Fauzi, Harry D, Memahami Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi. Bandung : CV
Armico, 2007.
Hamid, Patilima, Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Alfabeta, 2005
Lexy J, Moleong. Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung : PT Remaja Rosdakarya,
2004.
Mulyasa, E. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 3, Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2007.
Nasution, Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif, Bandung : Tarsito, 2003
Permen Pendidikan Nasional No. 16 Tahun 2007 Tanggal 4 Mei 2007, Tentang Standar Kualifikasi
Akademik dan Kompetensi Guru. Jakarta : Lampiran, 2007.
Permen Pendidikan Nasional No.22 Tahun 2006 Tanggal 23 Mei 2006, Tentang Standar Isi Bab II
Kerangka Dasar dan Stuktur Kurikulum. Jakarta : Lampiran, 2006.
Permen Pendidikan Nasional No.23 Tahun 2006 Tanggal 23 Mei 2006, Tentang Standar Kompetensi
Lulusan Untuk Satuam Pendididkan Dasar dan Menengah . Jakarta : Lampiran, 2006.
Permen Pendidikan Nasional No.24 Tahun 2006 Tanggal 2 Juni 2006, Tentang Pelaksanaan Permen
No. 22 dan 23. Jakarta : Lampiran, 2006.
Peraturan Pemerintah, No.14 Tahun 2005, Tentang Guru dan Settifikasi. Jakarta : 2005
Siregar Eveline, Buku Ajar Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : UNJ 2007.
SMK Negeri 26 Jakarta Timur, Kurikulum SMK Negeri 26 Program Keahlian Teknik Komputer dan
Pengelolaan Jaringan. Jakarta : SMK N 26, 2006.
Soebagio, Atmodiwiro. Manajemen Pendidikan Indonesia. Jakarta: PT.Ardadizya Jaya 2000.
Soedarmanto, Pengembangan Bahan Ajar I. Jakarta : Karunia UT, 1991

Anda mungkin juga menyukai