Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kurikulum merupakan salah satu komponen dalam pendidikan. Komponen ini
merupakan inti dari bidang pendidikan tersebut dan memiliki pengaruh terhadap seluruh
kegiatannya. Secara tidak langsung dapat dikatakan bahwa kualitas pendidikan itu
bergantung pada kualitas dari kurikulum yang diterapkan di dalamnya.
Kurikulum merupakan salah satu komponen dalam pendidikan yang dinamis, fleksibel,
dan senantiasa berkembang. Dalam setiap pergantian kepemimpinan di pemerintahan, dapat
kita amati bahwa pergantian kurikulum pun tidak luput akan terjadi dalam pendidikan. Hal ini
sangat dimaklumi karena memang setiap kepemimpinan akan memiliki kebijakan yang
berbeda.
Selain itu,seiring dengan kemajuan pendidikan, berkembangnya ilmu pengetahuan dan
teknologi maka outcome yang diharapkan dari setiap lembaga pendidikan dituntut dapat
mengaplikasikan setip prinsip-prinsip pengetahuan yang didapatkanya dalam kehidupan
sehari-hari. Peningkatan kualitas outcome pun selalu menjadi tujuan utama dalam setiap
kurikulum yang diberlakukan. Dikarenakan kurikulum bersifat fleksibel dan juga alasan-
alasan di atas, maka mau tidak mau kurikulum senantiasa mengalami perubahan.
Salah satu alternative kurikulum yang ditawarkan untuk memenuhi kebutuhan tersebut
adalah kurikulum berbasis real life. Kurikulum ini lebih menekankan aplikasi dari setiap
prinsip-prinsip ilmu dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, siswa tidak semata-mata
diharuskan menghafal saja namun juga dituntut untuk pandai mengaplikasikan rinsip-prinsip
itu dalam bidang lainnya.
Kurikulum berbasis real life memiliki kriteria khusus. Baik dari segi tema-tema yang
diajarkan, struktur atau pengorganisasian, maupun metode-metode yang diterapkan agar
siswa memiliki pengalaman belajar yang lebih. Tidak ada yang sempurna, begitu pula
kurikulum ini, memiliki sejumlah kelebihan dan kekurangan.
Kurikulum ini berbeda dengan kurikulum tradisional yang telah diberlakukan
sebelumnya. Semua ini lebih jauh akan dibahas dalam makalah ini, namun pembahasan
dibatasi pada kurikulum berbasis real life dengan objek kajian tema-tema kimia SMK saja.

1
B. TUJUAN
Tujuan dari penulisan makalah tentang analisis tema kimia berbasis real life ini adalah
sebagai berikut:
1. Agar penulis pada khususnya dan pembaca pada umumnya bisa lebih memahami
komponen-komponen kurikulum berbasis real life
2. Untuk mengetahui keunggulan dan kelemahan dari kurikulum berbasis life
3. Agar dapat membedakan kurikulum berbasis real life dengan kurikulum tradisional
4. Agar guru maupun calon guru memahami keunggulan dari kurikulum ini sehingga
dapat menerapkan segala prinsip-prinsip dalam kurikulum ini dalaam kegiatan
pembelajaran sehingga mencetak outcome yang terampil mengaplikasikan ilmu-
ilmu khususnya pada bidang kimia dalam kehidupan sehari-hari

C. SISTEMATIKA
Sistematika penulisan dari makalah ini adalah sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
C. Sistematika
BAB II ISI
A. Analisis Kurikulum Berbasis Real Life
B. Analisis Tema-Tema Kimia
C. Analisis Perbedaan Kurikulum Berbasis Real Life dengan Kurikulum
Tradisional
BAB III KESIMPULAN
DAFTAR ISI

2
BAB II

ISI

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan
bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai pendidikan tertentu. Kurikulum merupakan inti dari bidang
pendidikan dan memiliki pengaruh terhadap seluruh kegiatan pendidikan. Mengingat
pentingnya kurikulum dalam pendidikan dan kehidupan manusia, maka penyusunan
kurikulum tidak dapat dilakukan secara sembarangan. Penyusunan kurikulum membutuhkan
landasan-landasan yang kuat, yang didasarkan pada hasil-hasil pemikiran dan penelitian yang
mendalam. Penyusunan kurikulum yang tidak didasarkan pada landasan yang kuat dapat
berakibat fatal terhadap kegagalan pendidikan itu sendiri. Dengan sendirinya, akan berkibat
pula terhadap kegagalan proses pengembangan manusia.
A. ANALISIS KOMPONEN-KOMPONEN KURIKULUM BERBASIS REAL LIFE
Komponen Karakteristik Kurikulum Berbasis Real Life
kurikulum
Tujuan  Meningkatkan pemahaman siswa terkait aplikasi dari ilmu kimia dalam
kehidupan sehari-hari, tidak sekadar aspek yang abstrak.
 Menumbuhkan kesadaran siswa terhadap pentingnya ilmu kimia dalam
peningkatan kesejahteraan manusia dan perkembangan lain, misalnya
dalam kemajuan ilmu kedokteran, pemenuhan kebutuhan rumah
tangga, kemajuan teknologi, transportasi peningkatan produktivitas
pertanian, penegakkan hokum, pelestarian lingkungan, fotografi, seni,
dan sebagainya.
Konten kimia  Metode ilmiah
 Antacid
 Kantong udara
 Cahaya dan warna
 Sabun
 Minuman olahraga
 Kemasan panas dan dingin
 Kimia dalam dunia industry
 Kimia forensic
 Baterai
 Polimer
 Radiasi nuklir
Pengorganisasian  BAB 1 Metode ilmiah
konten 1.1 Pengukuran
1.2 (Rancangan siswa) Daya Serap dari Handuk
 BAB 2 Antacid
2.1 Asam-basa
            2.2 Massa dalam reaksi kimia

3
2.3 (Rancangan siswa) Mempercepat Suatu Reaksi
 BAB 3 Kantong udara
            3.1 (Rancangan siswa) Kerapatan
3.2 Perubahan Kimia
            3.3 Hukum Gas
 
 BAB 4 Cahaya dan warna
4.1 Massa Atom Rata-rata
            4.2 (Rancangan siswa) Tabel Unsur
            4.3 (Rancangan siswa) Stik /Cahaya dan Suhu

 BAB 5 Sabun
5.1 (Rancangan Siswa) Jenis-jenis Ikatan
            5.2 Molekul-molekul Kovalen dalam Struktur 3 Dimensi
5.3 Gaya Intermolekul
 BAB 6 Minuman olahraga
6.1 (Rancangan Siswa) Kejenuhan Larutan dan Suhu
6.2 (Rancangan Siswa) Konsentrasi Larutan
6.3 Kelarutan dan Pengendapan
6.4 Stoikiometri-Titrasi
6.5 Stoikiometri-Gravimetri
            6.6 Sifat-sifat Larutan
 BAB 7 Kemasan panas dan dingin
7.2 Kalorimeter dan Kapasitas Kalor
7.3 (Rancangan Siswa) Perubahan Entalpi Selama
Perubahan Tingkat Energi
7.4 Entalpi dari Reaksi Kimia
 BAB 8 Kimia dalam Dunia Industry
8.2 Konstanta Kesetimbangan
8.4 Prinsip Le Chatelier
8.5 (Rancangan Siswa) Mengklasifikasikan Reaksi, Endo
dan Eksoterm

 BAB 9 Kimia forensik


9.1 Menentukan Ksp dari suatu senyawa
9.2 Analisis Kelarutan
9.3 Analisis Tinta Spidol dengan Metode Kromatografi
9.4 Rumus Empiris
 BAB 10 Baterai
10.1 (Rancangan Siswa) Membuat Baterai
 BAB 11 Polimer
11.1 Sintesis Molekul Organik
11.2 Mengamati Polimer
 BAB 12 Radiasi Nuklir
12.1 Menentukan Waktu Paruh dari Isotop

4
Metode  Inquiry
 Diskusi
 Demonstrasi
 Eksperimen
 Tanya Jawab /
Pengalaman belajar  Mengamati
 Menafsirkan Pengamatan
 Meramalkan
 Menggunakan Alat dan Bahan
 Menerapkan Konsep
 Merencanakan Penelitian
 Mengkomunikasikan Hasil Penelitian
 Mengajukan Pertanyaan
Evaluasi Tes Kognitif
- Tes Tertulis
- Membuat Karya Ilmiah
Tes Psikomotorik
- Tes Kerja/Tes Lapangan
- Rancangan Siswa

5
B. ANALISIS TEMA-TEMA KIMIA SMK
KLASIFIKASI TEMA-TEMA KIMIA BERDASARKAN BIDANGNYA

KIMIA

LINGKUNGAN: KESEHATAN: INDUSTRY HUKUM SENI

1. Kantung 1. Antasid 1. Kimia dalam Kimia Forensik Cahaya dan Warna


udara 2. Sport drink dunia industri
2. Sabun 2. Polimer
3. Kemasan
panas dan
dingin
4. Baterai
5. Radiasi
Nuklir

6
IDENTIFIKASI KLASIFIKASI TEMA-TEMA KIMIA BERDASARKAN
BIDANGNYA

I. LINGKUNGAN
A. Kantong udara

Dalam bab ini siswa itu dituntun untuk memahami prinsip kimia yakni prinsip
gas yang terdiri dari kerapatan gas, perubahan kimia, dan hukum gas. Siswa
diharapkan mengenal prinsip gas melalui aplikasi airbags dengan mengetahui prinsip
dan cara kerjanya dengan demikian siswa mampu mengkonkretkan konsep yang
abstrak melalui airbag. Airbag merupakan sebuah perangkat keamanan kendaraan. Ini
adalah perangkat pengaman pengemudi yang terdiri dari sebuah kantong fleksibel
yang dirancang untuk mengembang dengan cepat dalam mobil saat kecelakaan ,
kantong tersebut berfungsi untuk mencegah pengemudi terkena benda keras seperti
stir mobil, kaca depan, atau interior mobil lainya. Selain berfungsi untuk perangkat
keamanan dalam mobil benda tersebut juga dapat dipakai sebagai pelampung. Benda
tersebut berisi gas. Cara kerjanya dalam perangkat keamanan mobil adalah sebagai
berikut. Dalam sebuah airbag, inisiator digunakan untuk menyalakan pembakar yang
solid dalam inflator airbag.. The propelan terbakar menghasilkan gas inert dimana
cepat kantung airbag di sekitar 20-30 milidetik.. Sebuah airbag akan mengembang
dengan cepat harus agar sepenuhnya meningkat pada saat penghuni bepergian ke
depan mencapai permukaan luarnya. Biasanya, keputusan untuk menyebarkan sebuah
airbag dalam kecelakaan frontal dibuat dalam waktu 15-30 milidetik setelah
terjadinya kecelakaan itu, dan keduanya pengemudi dan penumpang airbag
sepenuhnya meningkat dalam waktu kurang lebih 60-80 milidetik setelah saat pertama
kontak kendaraan.. Jika sebuah airbag menyebarkan terlambat atau terlalu lambat,
risiko cedera penghuni dari kontak dengan airbag inflating dapat meningkat.. Karena
jarak lebih biasanya ada antara penumpang dan panel instrumen, airbag penumpang
lebih besar dan membutuhkan lebih banyak gas untuk mengisinya. Setelah memahami
prinsip dan cara kerjanya siswa dapat mengembangkan prinsip dan hukum gas untuk
aplikasi lain.

7
B. Sabun

Sabun mandi merupakan barang kebutuhan sehari-hari yang merupakan


produk dari reaksi logam alkali (biasanya natrium atau kalium) dengan asam lemak.

Bagaimana sabun dibuat?

Sabun dibuat dengan cara mencampurkan larutan NaOH / KOH dengan


minyak atau lemak. Melalui reaksi kimia, NaOH / KOH mengubah Minyak / Lemak
menjadi Sabun. Proses ini disebut Saponifikasi. 

Bagaimana sabun bisa membersihkan?

Sabun termasuk salah satu jenis surfaktan yang terbuat dari minyak atau lemak
alami. Surfaktan mempunyai struktur bipolar. Bagian kepala bersifat hidrofilik dan
bagian ekor bersifat hidrofobik. Karena sifat inilah sabun mampu mengangkat kotoran
(biasanya lemak) dari badan dan pakaian. Selain itu, pada larutan, surfaktan akan
menggerombol membentuk misel setelah melewati konsentrasi tertentu yang disebut
Konsentrasi Kritik Misel (KKM).

Sabun buatan sendiri bukan hanya membersihkan, juga mengandung sekitar


25% gliserin. Gliserin bisa melembabkan dan melembutkan kulit, menyejukan dan
meminyaki sel-sel kulit juga.

NaOH / KOH adalah salah satu kunci dalam produksi sabun.  NaOH di tempat
saya banyak di jual di toko bahan bangunan sebagai bahan kimia anti mampat,
sedangkan KOH dibeli di toko bahan kimia.  NaOH / KOH harus ditangani dengan
hati-hati. Kalau tidak akan menyebabkan bahaya baik bagi anda maupun orang lain.
Kalau terlanjur kecipratan cairan NaOH / KOH harus langsung dicuci dengan air
yang banyak, Tapi jika ditangani dengan benar tidak ada masalah

C. Kemasan panas dan dingin


Tema ini mengacu pada prinsip calorimeter dan kapasitas kalor. Dalam
kehidupan sehari-hari aplikasinya adalah pada terapi panas/dingin untuk
penyembuhan berbagai penyakit. Dengan menggunakan system tertutup, materi

8
dengan kapasitas kallornya tertentu yang diisikan ke dalam system tersebut dapat
bertahan lebih laman panasnya. Dengan begitu, penyakit-penyakit yang dalam proses
penyembuhannya memerlukan pemberian kalor secara intensif dapat dibantu utuk
disembuhkan.
Contoh aplikasi yang sudah umum digunakan oleh masyarakat adalah
kemasan untuk tarapi cedera otot yang berhubungan dengan masalah peredaran
darah. Adanya gangguan dalam system peredaran darah dapat diatasi dengan
pengaliran panas pada bagian yang cedera itu.

D. Batterai
Dalam tema ini siswa diberi penjelasan tentang aplikasi dari salah satu prinsip
dalam ilmu kimia, yaitu sel volta yang mana di dalamnya terjadi perubahan dari
energy kimia menjadi energy listrik. Baterai merupakan salah satu dari contoh materi
yang menerapkan prinsip tersebut. Lebih jauh siswa diharapkan menjadi lebih
terbuka cara berpikirnya bahwa sumber energy alternative sangatlah mungkin untuk
terus dikembangkan mengingat terbatasnya sumber energy yang sekarang ini ada.
Salah satu sumber yang bisa terus dieksplorasi adalah sumber energy kimia. Adapun
dalam aplikasi lebih luasnya, enegri kimiaini tidak hanya bisa diubah menjadi energy
listrik, tetapi juga energi-energi lainnya seperti energy gerak, suara, kalor, dan
sebagainya.
Siswa juga dituntut untuk bisa membuat rancangan untuk membuat baterai,
yang kemudian diujicobakan hasilnya, apakah bisa digunakan dan diubah energy
kimia ynag terkandung di dalamnya itu menjadi bentuk energy lain yang sebelumnya
sudah disebutkan. Dengan pemahaman itu pula, diharapkan tumbuh kesadaran pada
diri siswa untuk melakukan efisiensi dalam penggunaan sumber-sumber energy yang
sekarang ini masih terbatas pada sumber bahan bakar fosil, atau yang lainnya.

E. Radiasi Nuklir

Prinsip-prinsip yang dipelajari dalam bab ini adalah menghitung waktu paruh,
mempelajari jenis-jenis peluruhan, kestabilan inti, isotop pada unsur. Untuk
mengetahui kapan zat itu habis dan kita dapat memprediksikan waktu yang lebih
efesien untuk menghasilkan suatu produk. Dan selain itu juga siswa dapat

9
mengetahui umur fosil, waktu hidupnya dan unsure-unsur yang terkandung di
dalamnya.

Jika kita berasumsi secara bebas


dengan sebuah pertanyaan; jumlah korban mana yang paling banyak diantara jumlah
orang yang meninggal karena radiasi nuklir dengan orang yang meninggal karena
merokok?. Seandainya anda pakar kesehatan, tentu anda akan menjawab secara
meyakinkan bahwa orang yang meninggal karena merokok, lebih banyak jumlahnya.
Dan itu fakta. Tetapi dikarenakan media-media informasi seperti TV, surat kabar,
ataupun internet, lebih banyak menyuguhkan negatifnya nuklir, sehingga sering
mempengaruhi opini publik.

Anda bayangkan saja, jika anda disuguhkan suatu berita tentang peristiwa
Hiroshima dan Nagasaki ataupun peristiwa Tragedi Chernobyl yang merengut nyawa
ribuan orang sekaligus. Tentu anda akan menyatakan nuklir sangat berbahaya dan
berasumsi jumlah korban nukilr lebih banyak karena korbannya secara massal. Hal ini
jauh berbeda dengan korban merokok, tentu kita tidak pernah mendengar adanya
korban massal akibat keracunan asap rokok. Yang ada korban akibat merokok
berjatuhan disekitar kita, yang terkadang tidak kita sadari. Berdasarkan data World
Health Organization (WHO) diperkirakan 4,9 juta orang meninggal dunia tiap
tahunnya. Umumnya vonis akhir secara kesehatan bagi korban merokok ini adalah
karena mengidap penyakit kanker.

Deskripsi diatas adalah salah satu contoh bahwa radiasi alam lebih berbahaya
dari radiasi nuklir? kok bisa? Sebenarnya tanpa disadari oleh para perokok, bahwa
selama mereka merokok, mereka telah terpapar radiasi salah satu gas radioaktif alam
yaitu gas radon yang terdapat dalam daun tembakau. Radioaktif alam ini berasal dari
pupuk fospat (P) yang dipupukkan pada daun tembakau sehingga gas radon
terakumulasi di dalam tembakau. Sehingga perokok akan mudah terkena kanker paru-
paru karena radiasi dari gas radon tersebut dapat masuk ke dalam paru-paru.

Secara umum gas radon ini lebih banyak terserap oleh para penambang bahan
galian, karena pekerja tambang secara langsung menghirup gas radon secara
berlebihan. Menurut perkiraan resiko kematian akibat gas radon mencapai 0,005%. Di

10
Amerika Serikat misalnya dari sekitar 200 juta penduduknya diperkirakan ada 10-20
ribu orang meninggal karena menghirup gas radon.

Di Indonesia sendiri diketahui beberapa bahan bangunan seperti asbes dan


gypsum yang banyak digunakan sebagai atap, semen, dan lain sebagainya
mengandung bahan radioaktif. Di Swedia yang beriklim dingin sehingga rumah-
rumah dibuat dari tembok yang tebal dengan ventilasi yang sedikit. Karena itu
penumpukkan gas radon dalam rumah menjadi berlebih sehingga ada beberapa rumah
yang mengandung unsur radiokatif alam seperti U238, Th232, dan K40 di atas batas
kewajaran. Kadar gas radon dalam rumah tersebut mencapai 260 Bq/m 3 udara,
padahal kadar wajar di udara adalah 10 Bq/m3.
Selain radiasi gas radon, beberapa radiasi alam yang lain adalah radiasi
kosmik dan sinar UVdari lampu neon. Bila dibandingkan dengan radiasi alam ini,
bahaya radiasi nuklir jauh lebih kecil dari radiasi alam yang secara wajar kita terima.
Hal ini dikarenakan intensitas kita terpapar oleh radiasi alam hampir setiap hari
sedangkan radiasi nuklir hanya terjadi apabila terjadi kebocoran reaktor. Tetapi
dengan kemajuan teknologi kemungkinan kebocoran itu sangat kecil karena telah
dibuatnya keselamatan reaktor yang berlipat-lipat. Selain itu pula, radiasi nuklir
buatan diuntungkan dengan waktu paruh dari sumber radiasi yang singkat,
diantaranya Ce137, Co60, Xe, dan I131. Radiasi buatan ini mempunyai waktu paruh yang
pendek dan zat radiokatif ini dapat dinyatakan habis jika telah 10 kali waktu
paruhnya. Semisal waktu paruh dari I131 adalah 8 hari, jadi apabila terjadi kebocoran
reaktor, maka reaksi yodium ini akan habis dalam waktu 80 hari.
Efek Radiasi
Efek radiasi secara umum bagi tubuh manusia dapat dibagi dalam dua kelompok
yaitu:

1. Efek Stokastik
Efek stokastik yaitu efek radiasi yang kemunculannya pada individu tidak bisa
dipastikan dengan faktor 10-5 (dari 100.000 orang diperkirakan yang terkena hanya
1 orang). Efek dari radiasi ini dikatakan stokastik jika radiasi yang terserap oleh
tubuh dalam dosis rendah yaitu 0,25-1.000 mSv. Misalnya saja pada alat diagnosa
gondok, penerimaan radiasi rendah ini diperbolehkan bukan hanya karena aman
namun justru menguntungkan.

2. Efek Deterministik
Efek deterministik yaitu efek radiasi yang pasti muncul bila jaringan tubuh terkena
paparan radiasi pengionan. Efek determiristik dapat terjadi bila dosis radiasi yang

11
diterima telah lebih dari ambang batas seharusnya yaitu dibawah 3.000 mSv. Bila
radiasi yang diterima diantara 3.000-6.000 mSv maka akan menyebabkan kulit
memerah atau kerontokan rambut. 6.000-12.000 mSv akan menyebabkan perasaan
mual, nafsu makan berkurang, lesu, lemah, demam, keringat yang berlebihan
hingga menyebabkan shock yang beberapa saat akan timbul keluhan yang lebih
parah yaitu nyeri perut, rambut rontok, bahkan kematian.
Tetapi kemungkinan efek deterministik ini sangat kecil mengenai kita,
dikarenakan berdasarkan survei lembaga penelitian yang menangani nuklir, radiasi
nuklir hanya sebesar 0.08 mSv.

Untuk pekerja di reaktor nuklir untuk menangai efek radiasi ini agar tidak sampai
ke tubuh individu, terdapat tiga dasar proteksi radiasi (keselamatan radiasi). Yaitu
pengaturan waktu kerja dengan radiasi, pengaturan jarak dengan sumber radiasi, dan
penggunaan bahan pelindung radiasi. Semakin pendek waktu yang digunakan untuk
berada di medan radiasi, semakin jauh dari radiasi dan semakin tebal bahan pelindung,
akan memperkecil dosis radiasi yang diterima

II. KESEHATAN
A. Antasid
Antasid merupakan produk (obat) kimia yang digunakan dalam dunia
kesehatan, tentunya selain dari produk-produk lain yang juga sudah banyak digunakan
oleh masyarakat. Antasid digunakan untuk menurunkan stress. Asam lambung
biasanya meningkat seiring meningkatnya stress. Oleh karena itu digunakan senyawa
berupa basa untuk menetralkan asam lambung tersebut. Gelusine dan digene,
keduanya merupakan contoh dari antasid. Senyawa yang umumnya terkandung di
dalam antasid adalah CaCO3 atau Mg(OH)2. Jadi, prinsip yang digunakan dalam hal
ini adalah penetralan.
Dalam pembuatan antacid (atau pun produk kesehatan lainnya), seorang
pembuat obat diharuskan mengetahui jumlah partikel yang ada dalam suatu zat, Hal
ini penting berkaitan dengan seberapa banyak partikel obat (kadar) yang diperlukan
dan dapat bereaksi menetralkan asam lambung yang berlebih . Karena merupakan hal
yang mustahil untuk menentukan partikel-partikel elementer, maka digunakan massa
untuk menghitungnya. Intinya, diperluka ketelitian tinggi serta keterampilan khusus
untuk bisa membuat produk-produk obat. Jika tidak demikian, produk yang

12
sebelumnya diharapkan menjadi obat justru akan mejadi racun bagi yang
mengonsumsinya, dan hal ini sudah sering terjadi. Ke depannya, dengan pemahaman
yang tinggi dari siswa maka hal-hal negative tersebut tidak akan terjadi.

B. Minuman Olahraga

Minuman olahraga adalah minuman dibuat untuk membantu atlet ketika


mengalami dehidrasi, serta mengembalikan elektrolit , karbohidrat , dan nutrisi
lainnya, yang dapat habis setelah pelatihan atau persaingan. Penggantian elektrolit
dari minuman olahraga dapat membantu menghilangkan kelelahan selama latihan.

Minuman olahraga dapat dibagi menjadi tiga jenis utama, yaitu:

 Isotonik, yaitu minuman olahraga yang mengandung konsentrasi garam


dan gula yang serupa dengan konsentrasi garam dan gula dalam tubuh
manusia.
 Hipertonik, yaitu minuman olahraga mengandung konsentrasi garam
dan gula yang lebih tinggi daripada konsentarsi garam dan gula dari
tubuh manusia.
 Hipotonik, yaitu minuman olahraga yang mengandung konsentrasi
garam dan gula yang lebih rendah garam dan gula dari tubuh manusia

Selain itu, maraknya iklan di media massa tentang berbagai minuman olahraga
tersebut juga patut mendapat perhatian khusus. Dalam hal ini, siswa diharapkan
mempunyai pemahaman tentang jenis-jenis minuman olahraga itu. Siswa diharapkan
dapat mengetahui kegunaan, kandungan dari minuman-minuman tersebut, serta proses
pembuatannya. Dalam segi kegunaan, siswa diberi pemahaman bahwa dalam
minuman olahraga itu tidak hanya terdapat kegunaan yang tentunya bersifat positif,
namun juga ada efek samping bagi pengonsumsinya.
Terkait kandungannya, minuman siswa harus benar-benar cermat dalam
mengamati zat-zat kimia yang terkandung di dalam minuman-minuman itu,
mengetahui sifat fisika dan kimianya, serta efek negative maupun positifnya bagi
kesehatan.

13
Dalam proses pembuatannya banyak diterapkan prinsip dalam ilmu kimia, di
antaranya sifat-sifat larutan, kelarutan, kejenuhan larutan, konsentrasi larutan, dan
sebagainya. Semua itu termasuk factor yang harus diperrhatikan dalam proses
pembuatan minuman olahraga itu. Dengan mengetahui cara proses pembuatan yang
baik dari minuman-meinuman olahraga tersebut serta kandungan-kandungan yang
sebaiknya ada dan ditiadakan di dalamnya maka siswa dapat memilah produk yang
lebih layak untuk dikonsumsi. Lebih jauhnya ketika mereka terjun ke masyarakat atau
berkecimpung di dunia yang berhubungan dengan produksi minuman sejenis itu maka
produk yang dihasilkan itu akan lebih baik dan berkualitas daripada yang sebelumnya
dikenal olehnya.

III. INDUSTRY
A. Kimia Industri

Banyak proses industri zat kimia yang didasarkan pada reaksi


kesetimbangan. Agar efesien, kondisi reaksi haruslah diusahakan sedemikian
sehingga menggeser kesetimbangan ke arah produk dan meminimalkan reaksi balik.
Misalnya:
1. Pembuatan Amonia menurut proses Haber-Bosch, Nitrogen terdapat melimpah di
udara, yaitu sekitar 78% volume. Walaupun demikian, senyawa nitrogen tidak
terdapat banyak di alam. Satu-satunya sumber alam yang penting ialah NaNO3 yang
disebut Sendawa Chili. Sementara itu, kebutuhan senyawa nitrogen semakin banyak,
misalnya untuk industri pupuk, dan bahan peledak.
Oleh karena itu, proses sintesis senyawa nitrogen, fiksasi nitrogen buatan,
merupakan proses industri yang sangat penting. Metode yang utama adalah
mereaksikan nitrogen dengan hidrogen membentuk amonia. Selanjutnya amonia dapat
diubah menjadi senyawa nitrogen lain seperti asam nitrat dan garam nitrat.
Dasar teori pembuatan amonia dari nitrogen dan hidrogen ditemukan oleh
Fritz Haber (1908), seorang ahli kimia dari Jerman. Sedangkan proses industri
pembuatan amonia untuk produksi secara besar-besaran ditemukan oleh Carl Bosch,
seorang insinyur kimia juga dari Jerman. Persamaan termokimia reaksi sintesis
amonia adalah :
N2(g) + 3H2(g) 2NH3(g) ; Delta H = -92,4kJ Pada 25oC ; Kp = 6,2×105..

14
Berdasarkan prinsip kesetimbangan kondisi yang menguntungkan untuk
ketuntasan reaksi ke kanan (pembentukan NH3) adalah suhu rendah dan tekanan
tinggi. Akan tetapi, reaksi tersebut berlangsung sangat lambat pada suhu rendah,
bahkan pada suhu 500oC sekalipun. Dipihak lain, karena reaksi ke kanan eksoterm,
penambahan suhu akan mengurangi rendemen.
Proses Haber-Bosch semula dilangsungkan pada suhu sekitar 500 derajat
celcius dan tekanan sekitar 150-350 atm dengan katalisator, yaitu serbuk besi
dicampur dengan Al2O3, MgO, CaO, dan K2O.
Dewasa ini, seiring dengan kemajuan teknologi, digunakan tekanan yang
jauh lebih besar, bahkan mencapai 700 atm. Untuk mengurangi reaksi balik, maka
amonia yang terbentuk segera dipisahkan.
Mula-mula campuran gas nitrogen dan hidrogen dikompresi
(dimampatkan) hingga mencapai tekanan yang diinginkan. Kemudian campuran gas
dipanaskan dalam suatu ruangan yang bersama katalisator sehingga terbentuk amonia.
Diagram alur dari proses Haber-bosch untuk sintesis amonia diberikan pada Gambar
berikut:

Gambar 1. Skema pembuatan amonia


menurut proses Haber-Bosch

2. Pembuatan Asam Sulfat Menurut Proses Kontak Industri lainnya yang berdasarkan
reaksi kesetimbangan yaitu pembuatan asam sulfat yang dikenal dengan proses
kontak. Reaksi yang terjadi dapat diringkas sebagai berikut:

a. Belerang dibakar dengan udara membentuk belerang dioksida


S(s) + O2(g) —-> SO2(g)
b. Belerang dioksida dioksidasi lebih lanjut menjadi belerang trioksida.
2SO2(g) + O2(g) <====> 2SO3(g)

15
c. Belerang trioksida dilarutkan dalam asam sulfat pekat membentuk asam pirosulfat.
H2SO4(aq) + SO3(g) —-> H2S2O7(l)
d. Asam pirosulfat direaksikan dengan air membentuk asam sulfat pekat.
H2S2O7(l) + H2O(l) —-> H2SO4(aq)

Tahap penting dalam proses ini adalah reaksi (2). Reaksi ini merupakan
reaksi kesetimbangan dan eksoterm. Sama seperti pada sintesis amonia, reaksi ini
hanya berlangsung baik pada suhu tinggi. Akan tetapi pada suhu tinggi justru
kesetimbangan bergeser ke kiri.
Pada proses kontak digunakan suhu sekitar 500oC dengan katalisator V2O5.
sebenarnya tekanan besar akan menguntungkan produksi SO3, tetapi penambahan
tekanan ternyata tidak diimbangi penambahan hasil yang memadai. Oleh karena itu,
pada proses kontak tidak digunakan tekanan besar melainkan tekanan normal, 1 atm.
Dalam industri kimia, jika campuran reaksi kesetimbangan mencapai
kesetimbangan maka produk reaksi tidak bertambah lagi. Akan tetapi produk
reaksinya diambil atau disisihkan, maka akan menghasilkan lagi produk reaksi.
N2(g) + 3H2(g) <====> 2NH3(g)
Amonia yang terbentuk dipisahkan dari campuran kesetimbangan dengan
cara pencarian dari gas nitrogen di daur ulang ke wadah reaksi untuk menghasilkan
produk reaksi.
Banyak proses alamiah dalam kehidupan sehari-hari berkaitan dengan
perubahan konsentrasi pada sistem kesetimbangan. pH darah dan jaringan badan kira-
kira 7,4 . Harga ini diatur dalam darah berada dalam kesetimbangan dengan ion
hidrogen karbonat dan ion hidrogen.
H2O(l) + CO2(H2CO3(aq) <====> HCO3-(aq) + H+(aq)
Jika konsentrasi ion hidrogen bertambah, ion-ion ini bereaksi dengan ion
hidrogen karbonat. Jika konsentrasi ion hidrogen terlampau rendah, asam karbonat
bereaksi menghasilkan hydrogen.
Oksigen diangkut dari paru-paru ke sel badan oleh haemoglobin dalam sel
darah merah. Dalam paru-paru, konsentrasi oksigen cukup tinggi dan haemoglobin
bereaksi dengan oksigen membentuk oksihemoglobin. Reaksi ini dapat ditulis,

Hb + O2(aq) <====> HbO2

16
Dalam jaringan tubuh, konsentrasi oksigen rendah, sehingga reaksi sebaliknya
yang terjadi, yaitu menghasilkan oksigen untuk digunakan dalam sel tubuh. Ketika
oksigen diangkut dari paru-paru ke jaringan tubuh, karbon dioksida yang dihasilkan
oleh respirasi sel angkut dari jaringan tubuh ke paru-paru.
Dalam jaringan tubuh karbon dioksida yang konsentrasinya relatif tinggi
melarut dalam darah bereaksi dengan air membentuk asam karbonat.
CO2(g) –H2O(l)–> CO2(aq) + H2O(l) <====>H2CO3(aq)
Dalam paru-paru di mana konsentrasi karbon dioksida relatif rendah, reaksi
sebaliknya yang terjadi dan karbon dikeluarkan dari darah ke udara.
Batu kapur CaCO3 tidak melarut dalam air murni, namun melarut dalam air
tanah yang mengandung CO2 terlarut, membentuk kalsium hidrogen karbonat yang
melarut.
CO2(g) <====> CO2(aq)
CaCO3(s) + CO2(aq) + H2O(l) <====> Ca2+(aq) + 2HCO3-(aq)
Reaksi di atas dapat dianggap sebagai jumlah dua reaksi kesetimbangan.
CO2(aq) + H2O(l) <====> H+(aq) + HCO3-(aq)
CaCO3(s) + H+(aq) <====> Ca2+(aq) + HCO3-(aq)
Jika air tanah mengalir melalui daerah berkapur, maka batu kapur melarut.
Jika air berjumpa dengan udara yang mengandung sedikit karbondioksida maka
karbon dioksida akan dilepaskan dari larutan ke udara, sehingga kalsium karbonat
mengendap.

B. Polimer
"Plastik" memiliki banyak kegunaan dalam kehidupan sehari-hari dan dalam
masyarakat pada umumnya (seperti yang akan kita lihat), definisi ilmiah jauh lebih
spesifik. Plastik adalah bahan, biasanya organik, yang dapat menyebabkan mengalir
dalam kondisi tertentu panas dan tekanan, dan dengan demikian untuk
mengasumsikan bentuk yang diinginkan ketika kondisi tekanan dan temperatur yang
ditarik. Kebanyakan plastik terbuat dari polimer.
Setiap hari, seseorangpasti akan kontak langsung dengan plastik dan polimer.
Coba perhatikan kehidupan seorang gadis remaja. Dia bangun pagi, sikat gigi dengan
sikat gigi yang terbuat dari nilon, kemudian membuka pintu-mandi yang mungkin
terbuat dari plastic, gelas dari plastic dan bak mandi yang terbuat dari plastik. Ketika

17
ia keluar dari kamar mandi, ia menggunakan handuk yang mengandung polimer
seperti rayon, mungkin sambil berdiri di atas lantai yang mengandung plastik, atau
polimer. Dia memakai make-up (yang mengandung polimer) dalam wadah plastik,
dan kemudian blowdries rambutnya dengan penjepit rambut terbuat dari plastik
terisolasi. Pakaiannya juga cenderung mengandung bahan sintetis yang terbuat dari
polimer. Ketika ia pergi ke dapur untuk sarapan, dia akan berjalan di atas lantai
dengan lapisan plastik. Jika ia membuka kulkas, dan mendapati susu,wadah susu juga
terbuat dari plastik, atau kertas dengan lapisan plastik tipis. Banyak dari kemasan
pada makanan yang dia makan, serta kantong sandwich dan kontainer untuk
menyimpan makanan, juga terbuat dari plastik. Dan begitu seterusnya sepanjang hari.
Telepon yang dia gunakan untuk menghubungi teman, computer yang ia untuk
memeriksa e-mail, dan stereo di kamarnya semua berisi komponen listrik disimpan
dalam plastik.Dalam perjalanan ke klub kesehatan, ia akan naik mobil yang
mengandung banyak cetakan plastik di roda kemudi dan dashboard. Atau jika dia
memakai Compact-disc.

IV. HUKUM

Pada bab ini siswa akan mempelajari tentang prinsip kelarutan yang
diaplikasikan langsung dalam bidang kimia forensik. Salah satu bentuk kimia forensik
adalah proses identifikasi golongan darah dan DNA.
Proses identifikasi dengan menggunakan golongan darah dan DNA memiliki tingkat
akurasi yang tinggi dalam menentukan identitas seseorang.

Cara menentukan golongan darah:


Jika sample darah direaksikan dengan larutan anti A menggumpal dan direaksikan
dengan larutan anti B tidak menggumpal, maka golongan darah adalah A. Begitu juga
sebaliknya untuk golongan darah B
Sample darah direaksikan dengan larutan anti A menggumpal dan direaksikan
dengan anti B menggumpal, maka golongan darah AB. Kedua-duanya tidak 
menggumpal, golongan darah O

18
Setelah memahami prinsip dari bab ini siswa dapat mengidentifikasi kelarutan
dari setiap zat dalam suatu pekarut dalam hal ini pelarut yang dicontohkan adalah
darah

V. SENI
A. Cahaya dan Warna
Dalam kehidupan sehari-hari kita sangat menikmati indahnya warna yang
terlihat dari berbagai macam benda. Dari warna kita dapat merasakan berbagai macam
sensasi yang dirasakan oleh pikiran dan hati kita. Dengan warna pula kadang ketika
hati kita sedang galau menjadi tenang dibuatnya. Sekarang pertanyaannya adalah, apa
sih warna itu? Mengapa warna banyak macamnya, seperti merah, hijau, biru dan
sebagainya? Nah, untuk lebih mngerti tentang warna kita harus mempelajari
pengertian dari cahaya.

Cahaya : Foton dan Gelombang

Secara klasik, pada tahun 1672 Sir Isaac Newton menemukan bahwa cahaya
yang dilewatkan pada sebuah prisma akan terbagi menjadi berbagai macam warna.
Peristiwa itu dikenal sebagai disperse cahaya. Dengan berdasarkan pada eksperimen
yang dilakukan oleh Sir Isaac Newton kita dapat menganalisis tentang cahaya. Warna-
warna yang dihasilkan ketika cahaya melalui sebuah prisma tersusun dari spectrum
merah, orange, kuning, hijau, biru, indigo dan violet. Warna yang dihasilkan dapat
kita singkat sebagai “Roy G Biv” dimana tiap huruf mewakili sebuah warna. Orde
dari warna-warna tersebut adalah konstan, sedangkan tiap warna dapat
diidentifikasikan oleh panjang gelombang dari cahaya. Misal, cahaya merah memiliki
panjang gelombang 680 nm, cahaya kuning-hijau memiliki panjang gelombang 550
nm, dan violet 410 nm.

19
Kurang
lebih 100 tahun
setelah
penemuan
Newton tentang
cahaya, seorang
ilmuwan bernama James Clerk Maxwell menunjukan bahwa cahaya memancarkan
radiasi gelombang elektromagnetik. Radiasi ini terdiri dari gelombang radio, cahaya
tampak dan x-ray.

Dari gambar 1. terlihat bahwa porsi cahaya tampak di dalam spectrum


gelombang elektromagnetik sangatlah kecil. Sedangkan apabila kita melihat sumber
cahaya terbesar di alam semesta yaitu matahari, ternyata matahari menghasilkan
cahaya dari daerah cahaya tampak (visible), infra red, dan ultraviolet.

Ketika kita menganggap cahaya sebagai gelombang, maka akan sangat mudah
mengidentifikasinya dengan notasi panjang gelombang (wavelength) yang biasa
dikenal dalam kuliah Fisika Dasar. Bila kita mengganggap gelombang sebagai warna,
maka warna violet memiliki panjang gelombang terpendek dan warna merah memiliki
panjang gelombang terpanjang. Warna-warna tersebut merupakan bagian dari cahaya
tampak dalam spectrum gelombang elektromagnetik yang masih dapat terlihat oleh
mata kita. Artinya mata manusia memiliki keterbatasan dalam pengelihatannya. Mata
tidak mampu merespon cahaya yang memiliki panjang gelombang lebih panjang atau
pendek dari spectrum cahaya tampak.

Dalam paragraf sebelumnya tadi sudah disinggung tentang rentang panjang


gelombang dari cahaya. Dari definisi panjang tentunya kita langsung berpikiran
bahwa satuan panjang adalah meter, begitu pula dengan panjang gelombang. Hanya
saja panjang gelombang satuannya dalam orde nanometer (nm). 1 nanometer sama
dengan 10-9 m. Panjang gelombang cahaya memiliki ukuran lebih pendek
dibandingkan dengan diameter rambut manusia atau ketebalan kertas tipis. Diameter

20
rambut atau ketebalan kertas tipis tersebut kira-kira memiliki orde 100 mikro meter
(µm). 1 µm = 10-6 m, bandingkan dengan panjang gelombang cahaya tampak yang
berkisar 400 nm – 700 nm, artinya diameter rambut atau ketebalan kertas tipis
tersebut kira-kira lebih panjang 100 kali dari panjang gelombang cahaya tampak.

C. ANALISIS PERBEDAAN KURIKULUM BERBASIS REAL LIFE DENGAN


KURIKULUM TRADISIONAL

Pembeda Kurikulum Tradisional Kurikulum Berbasis


Real Life
Materi Kimia dan Pengetahuan Metode Ilmiah
Alam
Antasid
Bahan
Kantong Udara
Molekul dan Reaksi
Cahaya dan Warna
Mol dan Stoikiometri
Sabun
Entalpi
Minuman Olahraga
Fasa Bahan
Kemasan Panas dan Dingin
Larutan
Kimia dalam Dunia Industri
Asam dan Basa
Kimia Forensik
Kesetimbangan
Baterai
Laju Reaksi
Polimer
Redoks
Radiasi Nuklir
Kimia Inti

Kimia Organik/Polimer

21
Isi Konsep menjadi bahan Aplikasi dalam kehidupan
pembelajaran utama menjadi pembelajaran utama
sedangkan konsepnya
Murni hanya mengacu pada
sebagai alat bantu.
konsep
Dapat menggambarkan
dengan mudah konsep yang
abstrak
Metode Ceramah Pendekatan Lingkungan

Berpusat pada guru Berpusat pada siswa


Keluasan Materi Lebih Sempit Lebih Luas
Media Pembelajaran Di dalam Kelas Observasi Lapangan

Di luar Kelas
Kelebihan Pembahasan tentang ilmu Siswa lebih kreatif dan
kimia lebih mendalam aplikatif

Tidak mengeluarkan banyak Siswa dapat memahami


biaya konsep yang abstrak

Mudah dipraktekan guru Siswa dapat menghubungkan


antar konsep

Meningkatkan motivasi
belajar siswa

Kekurangan Siswa lebih cenderung hanya Keterbatasan biaya dalam


menghafal konsep sehingga mengadakan observasi
siswa menjadi pasif dan
Konsep yang dipelajari
kurang terampil
kurang mendalam
Siswa kurang memahami
Sulit mendapatkan alat dan
konsep yang abstrak
bahan bagi siswa yang
Pengalaman belajarnya tinggal di daerah pedalaman
kurang

22
Memunculkan inovasi baru

BAB III

KESIMPULAN

Kurikulum berbasis real life adalah kurikulum kurikulum yang komponen-


komponennya itu mengacu kepada aplikasi materi dalam kehidupan sehari-hari.
Komponen komponen pada kurikulum berbasis real life berbeda dengan komponen-
komponen yang terdapat dalam kurikulum tradisional. Hal yang paling membedakan tema-
tema pada kurikulum berbasis real life menggunakan tema-tema yang diangkat dari tema-
tema dalam kehidupan dan aplikasi dijadikan sebagai bahasan utama, sementara
konsepnya sebagai pendukung., sedangkan pada kurikulum berbasis tradisional
menggunakan tema-tema yang hanya sebatas konsep dan teori, dan aplikasi sebagai
pendukung.

23
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. http:/Wikipedia.org. kurikulum berbasis real life. [14 April 2010]

Deters, Kelly. 2006. Chemistry you Need to know. Teachers edition.

Harry, Firman, S.Pd. 2005. Penilaian Pembelajaran Kimia. Bandung: Universitas Pendidikan
Indonesia

Mbajiorgu, Ngoji dkk. 2006. Factors Inkluencing Curriculum Development in


Chemistry.University of Hull

Sopandi, Wahyu dkk. 2008. Belajar dan Pembelajaran Kimia. Bandung : Universitas
Pendidikan Indonesia

24

Anda mungkin juga menyukai