OLAHRAGA DAN HARGA DIRI BANGSA

Olahraga merupakan sebuah cara dan upaya untuk menunjukkan harga diri bangsa.
Kalau sebuah Negara mati-matian mengejar medali atau juara maka salah satu tujuannya adalah
untuk meningkatkan prestise dan harga diri bangsa. Tetapi ada hal yang tidak kalah penting dari
itu, kualitas dan kuantitas medali atau piala merupakan indicator kemajuan bangsa tersebut. Dan
olahraga sangat berkaitan erat dengan karakter serta mentalitas bangsa, jadi kualitas dan
kuantitas medali yang diperoleh sebuah bangsa adalah juga indicator dari karakter dan mentalitas
bangsa itu sendiri. Saya tidak menafikkan bahwa tentu masih banyak lagi cara lain untuk
mengukur karakter dan mentalitas sebuah bangsa. Tapi pada zaman Yunani kuno dahulu, umat
manusia telah sepakat bahwa untuk mengukur karakter serta mentalitas bangsa salah satunya
dengan olahraga, dan olahraga salah satu sarana penting untuk meningkatkan karakter serta
mentalitas bangsa. Hal ini lah yang diungkapkan oleh bung Karno “ Olahraga sebagai sarana
nation and character building “.

Kalau sebuah Negara meletakkan urusan olahraga kepada kementrian olahraga dan
mengeluarkan anggaran yang sangat besar dalam pembanguna sarana olahraga, maka alasannya
tidak lain bahwa olahraga dianggap sebagai salah satu sarana penting untuk meningkatkan dan
menempa karakter dan mentalis bangsa. Kalau kita ingin memajukan olahraga maka menurut
hemat saya kita harus memahami benar fungsi dan tujuan olahraga. Tujuan olahraga bukan
sekedar hanya mengejar medali, tapi tujuan olahrga adalah membangun karakter dan mentalits
bangsa. Betapa pentingnya olahraga bagi kita semua, lebih-lebih saaat sekarang khususnya
Kalimantan barat sebentar lagi akan menyelenggarakan perhelatan Pekan Olaraga
Provinsi,diharapkan pemerintah dalam hal ini pemda sambas untuk serius memperhatikan
perkembangan olahraga di kab.sambas.

Sudah sejauh mana yang dilakukan dalam menghadapi porprov ini, saya mengharapkan
petinggi-petinggi olahraga baik KONI maupun pengcab masing-masing cabang olahraga untuk
selalu mamperhatikan perkembangan para atlit yang dibinanya. Sejauh ini yang saya lihat tidak
adanya pembinaan olahraga yang dilakukan secara berkelanjutan, yang ada hanya apabila sudah
menghadapi kejuaraan baru sibuk mencari atlit. Sebuah tanggung jawab kita bersama untuk
meningkatkan prestasi yang dicapai oleh atlet yang siap bertarung membawa nama daerah
kabupaten Sambas, dan merupakan kebanggaan kita bersama jika atlit sambas membawa medali
di kancah provinsi ini. Salah satu upaya yang harus dilakukan adalah setiap pembinaan olahraga
mestinya harus memperhatikan gizi ( asupan makanan) bagi atlit kita. Pada dasarnya makanan
olahragawan tidak jauh beda dengan non olahragawan kecuali jumlah karbohidrat dan air.
Kebutuhan Energi Olahragawan bisa mencapai 6000 Kalori/Hari, orang Kebanyakan 3200 Kal/
hari sedangkan cairan tubuh yang keluar saat bertanding bisa mencapai 3 kali lebih banyak
dibanding orang pada umumnya sebagai contoh Pelari marathon keluar keringat 2-4 liter per jam
nya. Minuman orang biasa 6 gelas (1200 cc) /hari, sedangkan untuk olahragawan 20 gls (4
Lt/Hr). Asupan gizi merupakan peran utama tercapainya kondisi fisik yang diperoleh melalui
latihan dan tetap terpelihara. Serta dianjurkan makan lebih dari 3 kali sehari dengan pola makan
seimbang dan memperhatikan jenis asupan.
Karena seluruh aktifitas/kegiatan fisik membutuhkan energi, sedangkan energi ini
didapatkan dari sumber energi yakni makanan itu sendiri. Saat berolahraga sangat membutuhkan
energi yang cukup karena tubuh dalam kondisi menggunakan energi yang basar. Peran seorang
Pembina olahraga adalah selalu memperhatikan asupan makanan yang dikonsumsi oleh atlet.
Karena filosofis makanan bagi olahgarawan ( atlet ) adalah “ Tidak ada makanan khusus untuk
meningkatkan prestasi atlet, namun makanan yang salah konsumsi dapat mengganggu bahkan
menyirnakan prestasi atlit”. Untuk itu diharapkan perhatian serius bagi Pembina olahraga terkait
gizi para atlit yang dibina.

By : Rudiansyah
Aktif : Mahasiswa Penjaskes Untan asal Kecamaan Tebas