Anda di halaman 1dari 7

~ .. < .••.• ;'.' ..

• "

.. : '.;: ':·','.'.7

Departemen Keuangan

Scnin, 19 Juli 2010

No

Media

Ringkasan

Judul

1.

Suara Karya (1 )

Penyerapan APBN 2010, Masalah Besar?

Sampai sekarang administrasi fiskal tampaknya masih menjadi masalah tiap tahun. Jangankan memanfaaatkan fiskal dalam pertumbuhan (pembangunan) ekonomi, sampai sekarang fungsi fiskal dalam alokasi masih belum mendukung pembangunan ekonomi yang berkualitas. Ini menunjukkan adanya masalah fiskal yang lebih serius daripada sekedar masalah administrasi.

(Oleh: Dr, Sri Adiningsih, Ekonom UGM)

2,

Business News (2)

Surplus Anggaran

Kalau anggaran dikatakan surplus, padahal neraca sesungguhnya adalah negatif karena beban utang, maka terjadi semacam kebohongan publik selama kita belum bisa menekan utang LN sampai ke tingkat yang minimum, menciptakan birokrasi yang efisien dalam alokasi anggaran dan membangun sistem monitoring yang efektif dalam penggunaannya. Berarti, ada proyek yang tertunda, atau proses pembangunan macet, atau ada gaji yang belum terbayar, atau ada dana yang tersangkut di salah satu meja birokrasi dan belum sampai tujuan. (+15)

3.

Bisnis Indonesia (HL)

Subsidi BBM Makin Bengkak

Subsidi BBM hingga kahir 2010 diperkirakan melonjak sektiar Rp3 triliun menjadi Rp91 ,9 triliun seiring dengan proyeksi konsumsi di atas kuota APBN-P 2010. Pjs Kepala BKF Kemenkeu, Agus Supriyanto mengatakan setiap penambahan 1 juta kilo liter akan menambah subsidi BBM sekitar Rp2 triliun. "Untuk itulah pemerintah juga akan mengarahkan kebijakan pembatasan BBM bersubsidi."

(OLEH AGUST SUPRrADI, SITI MUNAWAROH, & RUDI ARIFFIANTO)

4.

Koran Tempo (B1 )

Institusi Pajak Lemah

Menkeu, Agus Martowardojo mengakuai kasus mafia pajak terjadi akibat lemahnya OJP dan Pengadilan Pajak. "Keduanya sedang kami benahi secara serius," ujarnya. Pembenahan, kata Agus, akan dimulai dengan memperbaiki fasilits dan ruangan Pengadilan Pajak yang tak memadai. Selanjutnya, Agus akan memperhatikan konsiderans yang berkaitan dengan pembukaan akses sistem dokumentasi perkara di Pengadilan Pajak, khusus menyangkut data-data WP.

(IQBAL MUHTAROM)

5.

Neraca (6)

Salah Hitung TOL Biang Keladi Kenaikan Inflasi

Penyebab utama inflasi yang menguat saat ini diindikasi karena adanya spekulasi dan salah hitung kenaikan TOL. "Inflasi dari para spekulan yang mengerek harga, di sisi lain juga kenaikan TOL dari PLN yang secara aktual melebihi dari persetujuan OPR sebesar 10%," kata Ketua Banggar OPR, Harry Azhar Azis. (san)

[ra.gga, 1'9-- 0l- '010

D The Jakarta Post

o Jakarta Globe

o Business News

o Financial Times

o The Wall Street Journal

]

Halaman I

.___--,

o Majalah Tempo

o Warta Ekonomi

o Gatra

o Trust

D Kontan (Tabloid)

o Okezone.com D Inilah.com

o Antara.co.id

o DetikFinance.com o

Subsidi BBM makinbenCJkak

Penyesuaian harga salah satu OPS!

OLEH AGUST SUPRIADI, SIT I MUNAWAROH & RUDI ARIFFIANTO Blsnis Indonesia

JAKARTA: Subsidi bahan bakar minyak (B8M) hingga akhir 2010 dlperkirakan melonjak sekitar Rp3 triliun menjadi Rp91,9 trlliun seiring'dengan proyeksi konsumsl di atas kuota APBN-P 2010.

Pjs Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian K~· uangan Agus Supriyanto mengatakan setiap penambahan 1 juta kilo liter akan menarnbah subsidi BBM sekitar Rp2 triliun.

"Untuk itulah pernerintah juga akan rnengarahkan kebijakan pembatasan BBM bersubsldi."

Sesuai dcngan UU No. 2/2010 tentang APBN-P 2010, alokasi anggaran subsidi BBM dipatok sebesar Rp88,9 triliun. Artinya, dengan asurnsi BKF tersebut, akan ada tambahan anggaran subsidi sekitar Rp3 triliun menjadi Rp91 ,9 triliun.

Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi melaporkan realisasi rata-rata konsumsi BBM bersubsidi selarna 6 bulan pertama 2010 telah mencapai 50,93%, sementara konsurnsi solar mencapai 55,55% dari kuota APBN-P 2010.

Sementara itu, Kernenterian Keuangan mengungkapkan berdasarkan realisasi subsidi saat ini, konsurnsi BBM bersubsidi dlproyeksikan 38 juta kilo liter dari angka APBN-P 2010 sebesar 36,5 juta kilo liter, sedangkan BBM bersubsidi hingga Mei sudah mencapai 15,4 juta kilo liter atau 42,1% dari pagu APBN-P 2010.

Narnun, proyeksi tersebut rnasih di bawah prediksi Kernenterian Energi dan Sumber Daya Mi-

22

neral yang menyebutkan potensi realisasi konsumsi BBM pada tilhun ini sekitar 40 juta kilo liter,

Berkaitan dengan itu, pernerintail telah menyiapkan beberaps skenario untuk mengantisipasi lonjakan tersebut. Pertama, penyesuaian harga BBM jika ratarata barga minyak dalam negeri terdeviasl 10% dari asurnsi US$85 per bare!.

Pemerintah juga bercncana menerapkan kebijakan pembatasan BBM bersubsidi untuk menekan lonjakan kenaikan konsurnsi bahan bakar itu.

Kedua, penggunaan dana cadangan risiko Iiskal, Dalarn APBN-P 2010 ada dana cadangan risiko fiskal untuk mengantisipasi perubahan asumsi makro atau kebijakan sekitar Rp4 triliun,

Harry Azhar Azis, Ketua Badan Anggaran DPR, menilai alokasi dana cadangan risiko fiskal dalam APBN-P 2010 tidak akan cukup untuk menambal pembengkakan subsidi BBM berdasarkan perhitungan BKE Pasalnya, dari Rp4 triliun yang dianggarkan hanya Rpl,5 triliun yang sebenarnya untuk mengantisipasi gejolak harga minyak.

"Kecuali pernerintah menggunakan Rp2,5 trilun risiko fiskal untuk subsidl listrik yang dialihkan ke B8M, tetapi listrlk menjadi dibiarkan labil dibandingkan BBM," tutumya kepada Bisnis, kernarin.

Sekretaris Jenderal Ikatan Sariana Ekonorni Indonesia Anggito Abimanyu mengatakan kuota volume BBM bersubsidl sebesar 36,S juta kilo liter mengandung risiko fiskal, tetapi tetap hams diupayakan pencapaiannya dengan kebijakan yang tepat,

"Saya setuju dengan pernbatasan untuk konsumsi BBM subsidi bagi kendaraau pribadi. Narnun, harus dikaji kesiapan dari keberadaan SPBU untuk pertamax, dan premix serta harus diberi waktu

Biro Hubungan Masyarakat Departemen Keuangan

cukup untuk persiapan."

Meskl ada kemungkinan melebihi asumsi, Anggito meyakini subsidi BBM dapat dihemat atau terkompensasi oleh rata-rata harga minyak dan riilai tukar rupiah yang dibawah patokan APBN-P 2010.

Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Burni Tubagus I-Iaryono mengatakan kernungkinan penerapan pcmbatasan konsurnsi BBM bersubsidi terutama untuk solar dan premium.

"Kalal! pembatasan tidak dilakukan dikhawatirkan justru akan semakin meningkat,". katanya.

Kendati diprediksikan konsumsi akan melonjak, terutama menghadapi momentum liburan Lebaran, Natal, dan Tahun Baru, Tubagus mengharapkan tidak terjadi keuaikan ekstrern. Apalagi jika program pembatasan jadi dilaksanakan pemerintah pada September, kuota BBM bersubsidi diharapkan bisa dikendalikan.

Opsi pembatasan

Berkaitan dengan opsi pembatasan pernbelian BBM, Ditjen Migas .telah menyiapkan beberapa opsi untuk membatasi konsumsi BBM bagi kendaraan keluaran 2005 ke atas tipe baru dan kendaraan keluaran 2007 ke alas.

Sementara itu, BBM bersubsidi nantinya hanya untuk kendaraan dengan pelat nomor polisi berwarna kuning dan kendaraan bermotor roda dua.

Apabila program pembatasan itu jadi dilaksanakan, pernerintah berharap bisa menghemat BBM bersubsidi sebanyak 2,3 juta kiloliter. Angka peughematan itu memperhitungkan pelaksanaan program dimulai pacta September hingga akhir tahun,

Selain program penghematan tersebut, pemerintah melalui BPH Migas menerapkan sistem smart card (kartu pintar) di Bintan untuk pendistribusian BBM

'Lonjakan konsumsi BBM mulai diawasi

bakarmlnyak bersubSldl tahun Inl dlperklrakan blsa menlngkat menyusul reallsasl konsumsl semester I yang menglndlkaslkan terjadlnya lonjakan;Jlka tldak dlbatasi, konsumsl B8M hlnggaakhlr 2010 dlyaklnl dapat meiampaul batas yang dltetapkan APBN-P sebesar 36,5 juta kiloliter.

• Subsidl BBM (termasuk LPG dan BBN) - Subsidi listrik

Subsldl nonenergi

22,24 22,73

ProVeksi konsumsi BBM kendaraan bermotor (juta kiloliter)

12,48 12,74

Premium

Solar

Minyak Tanah

Sumber: Pmy@ksi konsumsi B8M Pl;'rtamina, 20'0

bersubsidi secara tertutup. Program yang dilakukan rnelalui supervisi BPH Migas tersebut direncanakan diperluas ke Batam dan Lombok tahun ini.

Program pendistribusian BBM bersubsidi secara tertutup menggunakan smart card tersebut pada awalnya direncanakan sepenuhnya diterapkan secara nasional pada 2014. Narnun, Anggota Kornite BPI-I Migas Jugi Prajogio mengatakan penerapan sistem tersebut-sejauh ini masih dalam tahap uji coba.

"Kami barn dalam tahap pendistribusian kartunya saja, yang di dalamnya terdapat identitas lengkap dari kendaraan. Adapun pembatasan pembelian BBM bersubsidi, sejauh ini belum bisa diterapkan," ungkapnya,

Selain itu, Jugi mengatakan pemerintahperlu meninjau ulang pendistribusian 8BM bersubsidi untuk transportasi industri tambang. baja, dan semen. Jika hal itu dilakukan, pemerintah bisa mendapatkan penghematan subsidl triliunan rupiah.

Presiden Direktur Indomobil Group Cunadi Sinduwinata mem-

. . .

2010

• 2011

4,15

3,42

Realisasi konsumsi BBM bersubsidi* (juta kiloliter)

Persentase

55,550;(): 51,67% i 33,71%

• hingqa Juni 20[0

BISNIS{FITRIVANA PULUNGAN

pertanyakan etektivltas ketentuan tahun produksi untuk dasar pembatasan pernakaian bahan bakar bersubsidi untuk premium.

Kendati begitu, mobil bam dengan tahun produksi mulai 2000. ujamya, umumnya rnengonsumsi bahan bakar pertamax, bukan lagi premium dan telah memenuhi standar ernisi Euro 2.

Untuk itu, Gunadi meminta pemerintah mernbuat perencanaan pembatasan 8BM bersubsidi se~ cara matang dan jangka panjang sehingga lebih komprehensif.

Direktur Pemasaran dan Layanan Puma Jual PT Honda Prospect Motor Jonfis Fandy menilai keterbatasan infrastruktur transportasi umum akan menyulitkan implementasi pemb .. Hasan konsumsi BBM bersubsidi.

Presdir PT Toyota Astra Motor Johnny Darmawan Danusasmita mengatakan faktor pernbatasan subsidi BBM tersebut berpotensi memengaruhi pertumbuhan pasar otomotif pada paruh kedua tahun ini. (agusr.sllpn·adi@bisllis.mid/ siti. II! 11 na niaroli @iJisnis.co.id/r11di. ariftlmllO@bisnis.co.id)

D Bisnis Indonesia D Media Indonesia

o Seputar Indonesia

o Investor Daily

o Rakyat Merdeka

D Kompas D Neraca

D R~publika

o l1f{jo Pas ~Koran Tempo

o Pikiran Rakyat

o Suara Karya

o Jurnal Nasional

o Suara Pembaruan D Sinar Harapan

]

Halaman I !? 1

o The Jakarta Post D Jakarta Globe

D Business News o Financial Times

D The Wall Street Journal

o Majalah Tempo

o Warta Ekonomi

o Gatra

o Trust

o Kontan (Tabloid)

o Okezone.com

o Inilah.com D Antara.co.id

o DetikFinance.com D

"KAMI TIDAK TAHU DIMANA PENGADILAN PAJAK ITU."

JAKARTA ~ Menteri Keuangan Agus Martowardojo mengakui kasus mafia pajak terjacli akibat lemahnya Direktorat Jenderal Pajak dan Pengadilan Pajak. "Keduanya sedang karni benahi secara serius," ujarnya akhir pekan lalu,

Sebelumnya, tersangka kasus mafia pajak yang juga pegawai Direktorat Jenderal Pajak, Gayus Halomoan Tambunan, mengaku tidak senelirian dalam melakukan aksinya. Dia dibantu oleh beberapa pegawai Pajak, termasuk atasarmya. Persoalan keberatan pajak beberapa perusahaan besar di Indonesia tercatat pernah ditangani oleh Gayus.

Pembenahan, kata Agus, akan dimulai dengan mernperbaiki fasiIitas dan ruangan Pengadilan Pajak, yang tak memadai. Menurut dia, pembenahan ini penting untuk mernbangun transparansi Pengadilan Pajak. "Pihak-pihak yang bersengketa menginginkan bisa mengakses keputusan secara cepat dan memperoleh keadilan, baik untuk aparat Pajak maupun wajib pajak," katanya.

Agus menyatakan akan mempsrhatikan konsiderans berkaitan dengan pernbukaan akses sistem dokurnentasi perkara di Pengadil-

22

an Pajak, khususnya menyangkut data-data wajib pajak. "Kalau tidak transparan, akan banyak yang menduga negatif atas putusan Pengadilan Pajak,"ujarnya.

Saat ini terdapat sekitar 9.900 perkara sengketa pajak di Pengadilan Pajak. Ribuan perkara itu ditangani oleh 78 hakim pajak, Jumlah ini, kata Agus, tidak memadai untuk proses percepatan penyelesaian kasus-kasus pajak.

Wakil Ketua Kornisi Yudisial Tahir Saimima menyatakan keberadaan Pengadilan Pajak selarna ini tidak transparan. Pengadilan Pajak, kata dia, luput dad pengawasan, baik dari Mahkamah Agung maupun Komisi Yudisial, termasuk pengawasan dari wartawan.

Pengaclilan Pajak, kata Tahir, tidak transparan karena keberadaannya tertutup, baik sistem dan proses peradilan maupun fisik pengadilannya, Dia menarnbahkan, selama ini masyarakat tidak tahu kapan dan eli mana Pengadilan Pajak dilaksanakan. "Kami tidak tahu di mana Pengadilan Pa-

jak itu." .

Sedangkan Ketua Muda Mahkarnah Agung Bidang Pengawasan Hatta Ali mengatakan jumlah peninjauan kembali sengketa pajak

meningkat setiap tahun. "Perkaraperkara pajak yang diajukan peninjauan kembaliIebih tinggi dari kasus peradilan tata usaha nega-

ra," katanya. Menurut Hatta, sela-

rna ini Pengadilan Pajak dimasukkan dalam lingkup pengadilan tata usaha negara. Dia mengakui jumlah hakim agung yang memiliki keahlian masalah perpajakan rnasih terbatas.

Untuk mengantisipasi meningkatnya jumlah peninjauan kembali perkara pajak, Hatta mengharapkan adanya revisi terhadap Undang-Undang Nornor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak, terutama menyangkut sistem rekrutrnen hakim pajak. "Mahkamah Agung membutuhkan lebih banyak hakim agung yang ahli perpajakan," katanya.

Menurut Hatta, dengan revisi itu, nantinya dimungkinkan ahliahli perpajakan menjadi hakim agung. Selama ini rekrutmen hakim maupun hakim agung mensyaratkan hakim tersebut mempunyai latar belakang pendidikan hukum. Sedangkan ahli-ahli perpajakan.urnumnya tidak mempunyai latar belakang pendidikan hukum .• JQBAiMQ!ir,IJIOM .

Biro Hl.lbl.lngan Masyarakat Departemen Keuangan

22

[Ton9gOI 119 - ~7· '''10 I Halama. I }-

]

D Bisnis Indonesia D Media Indonesia D Seputar Indonesia D Investor Daily

D Rakyat Merdeka

D Kompas D Neraca

D Republika D Indo Pas

D Koran Tempo

D Pikiran Rakyat D Suara Karya

D Jurnal Nasional

D Suara Pembaruan D Sinar Harapan

D The Jakarta Post DJilkarta Globe er Business News o Financial Times

D The Wall Street Journal

D Okezone.com n Inilah.com

o Antara.co.id

D DetikFinance.com o

D Majalah Tempo

o Warta Ekonomi

o Gatra D Trust

D Kontan (Tabloid)

SURPLUS ANGGARAN

Oi awal bulan ini neraca Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara menikmati surplus sekitar Rp156 triliun. Menteri Keuangan Agus Martowardojo mengatakan kondisi itu menunjukkan bahwa APBN kita dalam kondisi baik dan memiliki cadangan dana untuk kebutuhan yang mendesak (8/7). Kondisi surplus ini menurutnya merupakan pertanda baik karena pemerintah menargetkan defisit anggaran hingga 2,1 persen sepanjang tahun ini. Akan tetapi pasti tidak semua orang setuju dengan pendapat bahwa surplus anggaran adalah cerminan kondisi keuangan yang sehat atau manajemen yang bag us. Dalam konteks Indonesia, di mana setiap tahun utang luar negeri terus bertumpuk, sur" plus itu bahkan mungkin hanya semu belaka.

Hal pertama yang harus kitaingatkan, surplus yang muncul dalam catatan hingga awal bulan ini sebetulnya justru menjadi indikasi ada anggaran yang tidak mampu diserap. Dentlan kata lain, terdapat perencanaan yang gagal direalisasikan. Surplus sebesar itu bisa dipakai untuk membangun infrastruktur di daerah dan kalau perencanaannya memang demikian, rakyat di daerah tertentu mungkin harus tertunda haknya untuk bisa menikmati sambungan listrik atau telepon atau mungkin malah tertundanya proyek jalan tot, Kita ibaratkan sebuah rumah tangga baru, tabungan yang dimiliki masih memiliki saldo besartetapi rumah yang diidamkan belum jadi dibeli. Dan ketika keputusan belanja dilakukan, harga rumah itu bisa jadi sudahjauh lebih mahal harganya. ladi belum tentu surplus bermakna sebagai hal yang positif. Utamanya untuk anggaran negara yang direncanakan secara hatlhatijauh sebelumnya. Kalau APBN ditargetkan defisit tetapi yang terjadi adalah surplus, kesimpulannya adalah "tar" get tidak tercapai!"

Pernyataan tentang surplus anggaran itu juga bisa menyesatkan karena faktanya sampai pertengahan tahun ini total utang kita mencapai Rpl.694 triliun, dan lebih dati sepatuhnya adalah utang pemerlntah, Dengan logika ini, bagaimana kita bisa mengatakan surplus kalau negata menanggung utang lebih dari lima kali lipat besarnya daripada surplus yang diklaim?

Kalau anqqaran dikatakan surplus, padahal neraca sesunqquhnva adalah neqatif karena beban utanq, maka terjadi semacam kebohonqan publik.

Infotmasi itu bisa jadi menyesatkan pemetintah sendiri. Pos belanja yang semula tidak dianggarkan menjadi ada karena keyakinan ada dana lebih. Padahal faktanya hampir seluruh lembaga negara baik kementerian, Polti, TNI, Kejagung, Mahkamah Agung dll menerima anggaran lebih rendah dati yang mereka minta. Kenapa? Karena APBN kita tidak punya cukup uang.

Justru dengan adanya klaim surplus itu pemerintah perlu meninjau ulang realisasi APBN yang

sudah melewati semester pertama. Kalau sisa anggaran terjadi akibat efisiensi, itu baik saja dan patut disyukuri. Tetapi penyebab yang paling sering adalah keterlambatan pencairan anggaran sehingga proyek atau pembayaran tertunda, sehingga tampak seolah-olah kita punya dana lebih. Persoalan ini selalu dihadapi pernerlntah setiap

. tahun. Anggaran tahun sebelumnya baru bisa cair tahun berikutnya sehingga terjadi sisa anggaran. Banyak terjadi kasus korupsi yang terkait dengan dana sisa anggaran ini. Pejabat pengelola baik di tingkat daerah maupun pusat berpendapat bahwa sisa anggaran bisa digunakan untuk apa saja, yang penting anggaran tahun itu terserap seluruhnya. Banyak kita dengar sisa anggaran dipakai untuk membeli mobil dinas baru, membangun rumah dinas mewah untuk pejabat, piknik tahunan antar pegawai, bonus yang tidak terencana, dsb.

Pendek kata memang sulit dlcerna bahwa APBN kita bisa menikmati surplus, mengingat betapa lakarta sampai sekarang tidak mampu membiayai proyek mono" rail, Kejagung hanya menerima seperlima dati anggaran yang diminta, TNI AU hanya punya dua lusin pesawaUempur yang paling modern. Menkeu sendiri mengakui bahwa sur" plus yang ada bukanlah hal yang membanggakan. Dikatakannya bahwa ada sekitar 20 lembaga pemerintahan yang lambat dalam menyerap anggaran. Kelambatan penyerapan anggatan berbanding lurus dengan proses pembangunan yang lamban. Penyebabnya bisa banyak, misalnya dalam proyekjalan tol atau pembangunan fasilitas publik proses yang biasanya paling alot adalah pembebasan lahan dari masyarakat. Tetapi di atas semua itu, masalah utama adalah birokrasi dan sistem admmistrasi yang berbelit-belit, bahkan untuk kewajiban rutin seperti membayar gaji PNS.

Selama kita belum bisa menekan utang luar negeri sampai ke tingkat yang minimum, menciptakan alur birokrasi yang efisien dalam alokasi anggaran dan membangun sistem monitoring yang efektif dalam penggunaannya, setiap terjadi surplus justru lebih menghasilkan kecemasan. Berarti ada proyek yang tertunda, atau proses pembangunan macet, atau ada gaji yang belum terbayar, atau ada dana yang tersangkut di salah satu meja birokrasi dan belum sampai tujuan, bisa banyak penyebabnya. Kita belum mencapai tahapan di mana surplus anggaran adalah benar-benar surplus yang riil, dan bisa menjadi hadiah akhirtahun untuk membangun rumah sakit baru, atau pembangkit listrik di daerah atau beberapa km jalan tol baru atau membangun pos pertahanan di pulaupulau terluar dsb, APBN kita diprediksi masih akan defisit hingga beberapa tahun ke depan.

[+ 15]

Biro Hubungan Masyarakat Departemen Keuangan

22

00nggOI 1'9 -,,"/ - >0'0

]

Halaman ._I _----'

o The Jakarta Post

o Jakarta Globe

o Business News

o Financial Times

o The Wall Street Journal

o MajaJah Tempo

o Warta Ekonomi

o Gatra

o Trust

o Kontan (Tabloid)

o Okezone.com

o Inilah.com

o Antara.co.id

D DetikFinance.com o

Penyerapan APBN 2010, Masalah Besar?

Dr Sri Adiningsih Ekonom Universitas Gajah Mada

K ebijakan fiskal memegang peranan penting dalam pengeJolaan ekonorni suatu negara. Maju-mundurnya ekoriorni suatu negara banyak dipengaruhi oleh pengelolaan fiskalnya. Kebijakan fiskal yang baik dapat menjalankan fungsi alokasi, stabilisasi, dan redistribusi. Bahkan, jika diperlukan, juga dapat memengaruhi pertumbuhan (pembangunan) ekonomi,

Jadi, 'perannya sentral dalam pembangunan ekonorni suatu negara. Arah ekonomi suatu negara ataupun kesejahteraan rakyatnya banyak ditentukan oleh kebijakan fiskalnya. Oleh karena itu, kesalahan dalam pengelolaannya dapat membuat ekonorni suatu negara terpuruk atau membuat rakyat menderita.

Sejarah telah menunjukkan hal itu. Lihat saja Yunani yang salah inengelola fiskalnya, sehingga negara itu harus menebus mahal dengan krisis ekonorni yang besar. Dernikian pula banyak negara berkembang yang bangkrut karena tidak dapat mengelola fiskalnya dengan baik. Dan, akhirnya mereka harus masuk program International Monetary Fund (IMF).

Pengelolaan fiskal Indonesia seeara umum masih menghadapi banyak masalah. Bahkan, penyerapan anggaran saja tiap tahun lebih rendah dari target. Pada tahun 2009 penyerapan anggaran Rp 42 triliun di bawah target. Belanja pemerintah pusat hanya mencapai 93,3% dari target.

Tahun ini tampaknya juga mengalami hal yang sarna. Anggaran sampai semester 1 2010 masih surplus Rp 47 tr iliun , sedangkan pada tahun lalu defisit

Rp 5,6 triliun pada periode yang sarna. Belanja pemeTintah mencapai 35, 1% dari anggaran yang berjurnlah Rp l.126 triliun, lcbih rendah dari tahun lalu yang

37%. ~

Pengadaan barang, sesuai Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 80, yang terlalu panjang, kata Menteri 'Keuangan (Menkcu) merupakan salah satu penyebabnya. Oleh karena itu, pemerintah tampaknya akan menerapkan reward and punishment pada kementerian dan lcmbaga pengguna anggaran mulai tahun depan, untuk mendorong penyerapan anggaran.

Sampai sekarang adrninistrasi fiskal tampaknya masih rnenjadi masalah tiap tahun. Jangankan memanfaatkan fiskal dalam pertumbuhan (pembangunan) ekonomi, sampai sekarang fungsi fiskal dalam alokasi masih be1um mendukung pembangunan ekonomi yang berkualitas.

Sebagai gambaran dapat dilihat dari buruknya infrastruktur ataupun krisis listrik yang sarnpai sekarang belum dapat diatasi. Begitu juga anggaran pendidikan, meski sudah dialokasikan 20% dari APBN, namun masyarakat masih mengeluhkan biaya pendidikan yang mahal.

Ini menunjukkan adanya rnasalah fiskal yang lebih serius daripada masalah administrasi. Oleh karena itu, pemerintah diharapkan selain dapat membenahi masalah administrasi fiskal agar tidak muncul masalah yang sarna tiap tahun, juga perlu mcmbenahi alokasinya agar mulai tahun depan fiskal dapat mendorong pertumbuhan (pembangunan) ekonomi yang berkualitas dan berkelanjutan. ***

Biro Hubungan Masyarakat Departemen Keuangan

22

o Bisnis Indonesia

o Media Indonesia

o Seputar Indonesia

o Investor Daily

o Rakyat Merdeka

o bt6mpas iSVNeraca

o Republika

o Indo Pos

o Koran Tempo

G_T'_ng_g_al_119_-_C7_~_'~_'I_O_Ha_la_ma_n_l_b_I_J •

o Pikiran Rakyat

o 5uara Karya

o Jurnal Nasional

o Suara Pembaruan

o 5inar Harapan

o The Jakarta Post

o Jakarta Globe

o Business News

o Financial Times

o The Wall Street Journal

o Majalah Tempo

o Warta Ekonomi

o Gatra

o Trust

o Kontan (Tabloid)

o Okezone.com

o Inilah.com

o Antara.co.id

o DetikFinance.com o

Salah Hitung TDL Biang Keladi Kenaikan Inflasi

Jakarta - Penyebab utama inflasi yang menguat saat ini diindiksi karena adanya spekulasi dan salah hitung lcenaikan tarif dasar listrik (TDL).

• NERACA

"Inflasi lebih karena spekulasi dari para spekuIan yang mengerek harga, di sisi lain juga kenaikan tarif dasar listrik dari PLN yang secara aktual melebihi dari persetujuan OPR sebesar 10%:' kata Ketua Badan Anggaran DPR Harry Azhar . Azis di Jakarta, akhir pekan lalu.

Menurut dia, saat ini, pemerintah perlu tetap mewaspadai aksi spekulasi yang bisa menaikan harga lebih cepat.Hal ini menurut dia karena adanya momentum bagi para spekulan untuk berrnain.

"Mendekatl puasa dan lebaran, maka harga akan naik, namun seberapa cepat, inilah momentum para spekulan rnernainkan hargao Selain itu, uga salah hitung kenaikan TD L, yang di lapangan bahkan untuk industri tertentu kenaikan mencapai 80%, ini harus segera diundaklanjuti," imbuhnya.

Namun Harry masih meyakini target inflasi 5,3% tidak diubah pemerintah, me ski ada tekanan yang

kuat di bulan ini." Kecuali kalau pemerintah lngin rnengubahnya," katanya.

Sementara itu, peguatan inflasi telah mulai dirasakan, Badan PusatStatistik (BPS) mencatat inflasi bulan Iuni 2010 rnencapai 0,97%, terutama didorong kenaikan harga bahan makanan. Inflasi ini lebih tinggi dibandingkan Mei yang sebesar 0,29%. Sedangkan pada Iuli ini, inflasi diperkirakan rnasih tetap kuat.

Kepala BPS, Rusman Heriawan mengatakan inflasi Iuli dipastikan akan naik 0,22% dibandingkan Iuni 2010 karena adanya kenaikan TDL.Rusman sebelumnya sempat memberikan sinyal inflasi bisa melampaui target pernerintah sebesar 5,3%.

Namun dernikian, Rusman juga mengatakan, kemungkinan masih akan berada di bawah enam persen.Menurut saya tetap masih ada ruang untuk mengamankan inflasi antara 5,3% hingga 5,5%. Kalaupun meleset, mudahmudahan tidak sarnpai menyentuh 6 persen, tapi mendekati 6% bisa," kat a

Rusman. flasi pada Iuni 2010 ini me-

Rusman juga menga- mang ada kenaikanjika di-

takan, adanya cuaca yang banding bulan sebelum-

tidak menentu saat ini juga nya.

menjadi kewaspadaan ter- "Iuni memang ada ke-

hadap lnflasi.Untuk enarn naikan inflasi, tetapi korn-

bulan kc depan, tekanan poncnnya berasal dari

inflasi akan menguat ter- bumbu-burnbuan seperti

utama didorong oleh . pol cabe, bawang merah, dan

tahunan seperti RamI-' lainnya" katanya.

dhan, Iedul Fitri, Iedul ~, Menurut dia, upaya

Adha, Natal dan juga akhir mengatasi kondisi itu

tahun. adalah dengan meyaldn-

Bulan suci Ramadhan kan tidak ada masalah de-

akan dimulai pada bulan ngan logistik,' transportasi,

Agustus dan berakhir pada dan kerersediaan bahan

September. Pada bulan baku/Kite juga antisipasi

puasa tersebut, biasanya karena kemarin juga ada

harga-harga bahan ma- kenaikan listrik," katanya.

kanan akan meningkat le- Ja menyebutkan, selain

bih pesat dari biasanya. iklim yang tak lazim, pendorong kenaikan inflasi lainnya yang diwaspadai

Sementara Menteri Ke- adalah lonjakan perrnin-

taan selama bulan puasa dan lebaran. "Pemerintah terus koordinasi dengan pihak-pihak terkait, terrnasuk dengan BI pada Rabu kemarin" katanya. Menurut Agus, meski ada sejumlah pendorong meningkatnya inflasi, namun ia berkeyakinan tingkat inflasi tahun 2010 akan tetap sesuai target lima plus minus satu persen, "Sampat Iuni kemarin sudah 5,05%, ini perlu kerja keras supaya di semester II ini inflasi tetap terjaga dan mencapai target;' katanya .• san

Faktor Ildim

uangan Agus Martowardojo mengungkapkan bahwa iklirn yang tak lazim seperti saat ini berpotensi menaikkan angka intlasi sehingga perlu langkah antisipasi sejak dini.

"Kita antisipasi berbagai kondisi terrnasuk iklirn yang tak lazim karena seharusnya sudah musim kemarau tetapi rnasih banyak hujan" kata Menkeu di Jakarta, secara terpisah.

Menurut dia, pemerintah memberi perhatian serius terhadap berbagai kondisi yang mendorong peningkatan inflasi apalagi in-

Biro Hubungan Masyarakat Departemen Keuangan

Anda mungkin juga menyukai