GUNUNGKIDUL 85
I
Prinsip – prinsip dalam pelaksnaan monitoring dan evaluasi adalah sebagai berikut:
1) Obyektif dan profesional
Pelaksanaan monitoring dan evaluasi dilakukan secara profesional berdasarkan
analisis data yang lengkap dan akurat agar menghasilkan penilaian secara obyektif
dan masukan yang tepat terhadap pelaksanaan kebijakan penanggulangan
kemiskinan.
2). Transparan
Pelaksanaan monitoring dan evaluasi dilakukan secara terbuka dan dilaporkan secara
luas melalui berbagai media yang ada agar masyarakat dapat mengakses dengan
mudah tentang informasi dan hasil monitoring dan evaluasi.
3) Partisipatif
6.2.2 Pelaporan
Pelaporan hasil monitoring dan evaluasi penanggulangan kemiskinan dilakukan untuk
menggambarkan kondisi kemiskinan secara nyata dan kinerja kebijakan secara objektif.
Laporan yang dihasilkan oleh berbagai pihak perlu diolah dan dikonsolidasikan agar
6.2.3 Diseminasi
Hasil monitoring dan evaluasi penanggulangan kemiskinan menjadi hak publik yang dapat
diakses secara terbuka, cepat dan mudah. Oleh sebab itu, hasil laporan monitoring dan
evaluasi penanggulangan kemiskinan perlu didesiminasikan kepada para pengambil
keputusan, media massa dan masyarakat luas melalui berbagai saluran informasi seperti
media cetak, media elektronik dan media komunikasi lain yang mudah diakses oleh
publik.
Tindak lanjut dari hasil monitoring dan evaluasi penanggulangan kemiskinan dirumuskan
dalam pembahasan antar dinas/ instansi dan pertemuan/ dengar pendapat dengan
Kegiatan monitoring dan evaluasi juga dilakukan secara indepeden oleh lembaga
swadaya masyarakat, perguruan tinggi, lembaga penelitian, organiasai profesi dan media
massa. Hasil monitoring dan evaluasi perlu disebarkan dan dibahas bersama sehingga
menjadi laporan yang komprehensif.
00000005001c00000000000400000003010800050000000b0200000000050000000c02
4c059708040000002e0118001c000000fb02c4ff0000000000009001000000000440001
254696d6573204e657720526f6d616e000000000000000000000000000000000004000
0002d0100000400000002010100050000000902000000020d000000320a33000000010
004000000fdff9608470520401b00030000001e0007000000fc020000ffffff0000000400
00002d01010008000000fa02050000000000ffffff00040000002d0102000c0000004009
2100f000000000000000460598080000000008000000fa020000000000000000000004
0000002d010300040000002d010100040000002701ffff1c000000fb021000070000000
000bc02000000000102022253797374656d0000de60e7771ccf19001ccf19005c551f00
38cd190078e4c630040000002d010400030000000000
Oleh sebab itu, siklus monitoring dan evaluasi penanggulangan kemiskinan harus
menyesuaiakan siklus perencanaan dan penganggaran pembangunan. Hasil sistem
monitoring dan evaluasi penanggulangan kemiskinan secara keseluruhan harus selesai
sebelum proses perencanaan dan penganggaran dimulai, hal ini diperlukan agar terjadi
optimalisasi pemanfaatan hasil-hasil monitoring dan evaluasi dalam proses
penanggulangan kemiskinan.
6.3 Indikator
Perumusan indikator sangat penting dalam sistem monitoring dan evaluasi karena terkait
dengan tujuan dan sasaran yang hendak dicapai oleh kebijakasanaan atau program.
Indikator digunakan untuk menangkap suatu fenomena/kondisi yang akan dimonitor
serta merupakan alat untuk mengukur kemajuan inplementasi program/kebijakan.
Indikator-indikator ini akan digunakan untuk membandingkan kondisi sebelum dan
sesudah suatu kebijakan / program yang dilaksanakan.
Sistem monitoring dan evaluasi penangulangan kemiskinan terbagi atas dua bagian besar.
(1) Kondisi kemiskinan yang terkait dengan hak dasar masyarakat miskin (2) kebijakan
dan program dalam penanggulangan kemiskinan. Pada bagian kondisi kemiskinan adalah
bersifat monitoring, dimana bagian ini dititikberatkan pada penetapan indikator dan
mekanismenya. Sedangkan kebijakan dan program penanggulangan kemiskinan adalah
bersifat monitoring dan evaluasi.
Kegiatan evaluasi dimaksudkan untuk dapat memberikan umpan balik dalam pelaksanaan
1. Persentase rumah
tanga dengan
status rumah
1. meningkatnya milik atau sewa.
persentase 2. Persentase
masyarakat rumahtangga
miskin yang dengan sertifikat
memiliki rumah kepemilikan dari
layak dan sehat. BPN.
Perumahan 2. menurunnya 3. persentase rumah PU
persentase tangga yang
penduduk tanpa menempati
rasa akses rumah sehat.
terhadap sarana 4. persentase
sanitasi dasar Rumah Tangga
yang sehat yang
menggunakan
sarana sanitasi
sehat.
Meningkatnya persentase Jumlah dan persentase
Air Bersih keluarga miskin yang penduduk yang memiliki PU
memiliki akses air bersih akses terhadap air bersih.
1. Luas tanah milik
1. Meningkatnya masyarakat
pengakuan hak miskin yang
perorangan dan bersertifikat.
hal komunal atas 2. jumlah dan
tanah. luasan tanah Badan
Pertanahan 2. terjaminnya komunal yang Pertanahan.
perlindungan mendapat
dalam pengakuan
kepemilikan pemerintah.
tanah. 3. .jumlah kasus
sengketa tanah.