Anda di halaman 1dari 29

EDISI PERDANA, TRIWULAN II / TA. 2001 NO.

1 / JUNI 2001

PENGEMBANGAN
ENERGI
ALTERNATIF

SUMBERDAYA
MINERAL NUSA
TENGGARA BARAT

TRANSFER TEKNOLOGI WADAH PENINGKATAN SDM


INFO PERTAMBEN EDISI 01 2001

REDAKSIONAL :
Info
Penasehat/Penanggung Jawab :
Ir. H. Syafruddin, A.M.

Ketua Pengarah/Penyunting :
Ir. Zaini, AR.
G llinongol potensi geowisata sebagai peluang investasi
masa depan dan alternatif sumber pendapatan asli daerah.
Masih dijumpai banyaknya obyek tujuan wisata yang masih
Dewan Pengarah/Penyunting : dakategorikan perawan dan masih diibaratkan sebagai “The
Ka Subdin, KTU pada Dinas Sleeping Bauty”.. Lihat selengkapnya pada halaman 27.
Pertambangan dan Energi NTB

Staf Penyunting :
Anggawasita MF, BE., Ir. Rudi
Rachmat, Ir. Teddy Aktadi SS,
Suhardi, Mujitahid Iqbal, Rahmat
Hidayat, ST., Ir. M. Husni, Ir. Yuliadi
Ismono

Sekretariat :
Subaedah, Martha Relita

Penerbit :
Daftar Isi
Dinas Pertambangan dan Energi Prop.
NTB
 Laporan Utama 3
Alamat Redaksi :
Seksi Publikasi Pengembangan Energi Alternatif .......................... 3
Bidang Pertambagan Umum Sumberdaua Mineral NTB ................................... 6
Dinas Pertambangan dan Energi Percontohan Batatras upaya pemberdayaan
Propinsi Nusa Tenggara Barat Masyarakat ............................................................ 8
Jl. Majapahit. 40 Mataram (83010)
Telp. 0370-621356 Fax. 0370-625766
Marmer Komoditas Bahan Galian Andalan Propinsi
Nusa Tenggara Barat .......................................... 10

 Internet Corner 13
Kebijakan DPE suatu Studi Komparasi ............... 13
Gempabumi sepanjang bulan Juni 2001 .............. 15

Laporan 16
Pengelolaan Energi ......................................... 16
Pelatihan Tungku Hemat Energi ..................... 17

 Ekonotamben 20
Perkembangan Ekspor PT. NNT .................... 20
Royalty Produksi PT. NNT ............................. 21
Rencana Startegis ............................................ 21
Potensi Geowisata Gili Nongol ....................... 27

1
EDISI 01 2001 INFO PERTAMBEN

Pengantar Redaksi
Informasi ataupun berita merupakan kebutuhan pokok masyarakat saat ini apalagi
dalam era globalisasi dimana informasi ini menjadi sangat penting karena sebuah
pepatah mengatakan bahwa “siapa yang menguasai informasi maka dialah yang
dapat menguasai dunia, berangkat dari itu semua maka Dinas Pertambangan dan
Energi mempunyai kepentingan yang cukup strategis untuk mewujudkan sebuah
penerbitan yang berisi informasi Pertambangan dan Energi berupa Forum Info
Pertambangan.

Dunia Pertambangan sangatlah strategis dalam otonomi daerah saat ini karena
sangat erat dengan meningkatkan pendapatan Asli daerah, Propinsi Nusa Tenggara
Barat menempatkan sektor Pertambangan salah satu sektor andalan dalam
mendapatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Oleh sebab itu informasi sektor pertambangan ini perlu disampaikan kepada instansi
terkait, Pengusaha di Bidang Pertambangan, masyarakat agar mendapat informasi
yang tepat tepat,akurat cepat tentang profil potensi pertambangan, dampak
lingkungan dari proses pertambangan maupun Perda/Izin untuk pertambangan di
Nusa tenggara barat lewat “INFO PERTAMBANGAN DAN ENERGI”

Redaksi 2001

Semoga kepemimpinan beliau membawa pembaharuan


Menuju negara yang gemah ripah loh jinawi
Baadatun tayyibatun warabun gafur

2
INFO PERTAMBEN EDISI 01 2001

Kata Pengantar
Patut kita panjat puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas ridhonya Informasi
Pertambangan dan Energi ini dapat terbit edisi perdananya (Info Pertambangan).
Informasi merupakan kebutuhan pokok masyarakat saat ini apalagi dalam era
globalisasi dimana informasi ini menjadi sangat penting karena sebuah pepatah mengatakan
bahwa “siapa yang menguasai informasi maka dialah yang dapat menguasai dunia, berangkat
dari itu semua maka Dinas Pertambangan dan Energi mempunyai kepentingan yang cukup
strategis untuk mewujudkan sebuah penerbitan yang berisi informasi Pertambangan dan
Energi berupa Forum Info Pertambangan.
Dalam penerbitan perdana info Pertamben ini saya cukup bergembira karena adanya
keberanian moral dari Dinas Pertambangan dan Energi Prop. NTB beserta jajarannya
mencoba untuk menyampaiakan perkembangan Pertambangan dan Energi dalam bentuk
informasi semua kegiatan yang telah dilaksanakan baik oleh dinas Pertambangan dan Energi
Prop. NTB maupun instansi terkait, maupun pikiran-pikiran aktual yang ingin di terapkan
pada masa yang akan datang kiranya dapat menjadi pemikiran dan wacana bagi kita semua.
Dunia Pertambangan sangatlah strategis dalam otonomi daerah saat ini karena sangat
erat dengan meningkatkan pendapatan Asli daerah, Propinsi Nusa Tenggara Barat
menempatkan sektor Pertambangan salah satu sektor andalan dalam menda-patkan
Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Oleh sebab itu informasi sektor Pertambangan ini perlu disampaikan kepada instansi
terkait, Pengusaha di Bidang Pertambangan, masyarakat luas agar mendapat informasi yang
tepat tepat,akurat cepat tentang profil potensi pertambangan, dampak lingkungan dari proses
pertambangan maupun Perda/Izin untuk pertambangan di Nusa Tenggara Barat lewat INFO
PERTAMBANGAN DAN ENERGI.
Bagi pengusaha Info Pertambangan ini dapat dimanfaatkan untuk informasi
kemungkinan berinvestasi di sektor pertambangan dalam rangka turut serta serta membangun
NTB. Sedangkan bagi instansi pemerintah dan masyarakat dapat digunakan sebagai
penambah pengetahuan yang dimiliki.
Info Pertamben merupakan penerbitan perdana tentunya masih banyak kekurangannya
sehingga kedepannya diperlukan perbaikan-perbaikan , kami terbuka untuk menerima saran-
saran dan kritik demi sempurnanya penerbitan ini, semoga bermanfaat.

Mataram, 25 Agustus 2001


Kepala Dinas
Pertambangan dan Energi
Prop.NTB

Ir. H. Syafruddin A.M

3
EDISI 01 2001 INFO PERTAMBEN

PENGEMBANGAN LISTRIK TENAGA SURYA ALTERNATIF


MINERLA &

PERCEPATAN DUSUN BERLISTRIK DI NUSA TENGGARA BARAT


ENERGI

OLEH : Muhammaddin A

E nergi mempuyai peranan penting dalam kehidupan manusia dan


pembangunan. Kesejahteraan manusia dalam kehidupan modern sangat
ditentukan oleh jumlah dan mutu energi yang dimanfaatkan baik secara
langsung maupun tidak langsung. Dengan semakin meningkatnya
pembangunan, ketergantungan akan energi juga semakin meningkat. Energi
juga merupakan unsur penunjang yang sangat penting sebagai proses
pertumbuhan ekonomi dan sangat menentukan keberhasilan sektor lainnya
baik di perkotaan maupun di pedesaan.
Dalam pembangunan masa sekarang terbarukan,meningkatkan kerjasama dengan
maupun masa yang akan datang sumberdaya pihak luar negeri untuk memperoleh bantuan
energi yang diandalkan terdiri atas sumberdaya maupun alih teknologi dan usaha-usaha lainnya.
energi yang tidak terbarukan/komersial seperti
Propinsi Nusa Tenggara Barat memiliki potensi
minyak bumi,gas bumi,batubara dan sumberdaya
energi surya yang prospek dan lebih ekonomis
energi yang terbarukan seperti tenaga air,panas
dari penggunaan energi listrik tenaga diesel. Hal
bumi,tenaga surya,angin dan biomassa.
ini dicirikan oleh penyinaran matahari yang
Namun dapat dikatakan bahwa pemenuhan hampir rata-rata diatas 50 % setiap bulannya
kebutuhan energi nasional sebagian besar berasal sehingga memiliki kualitas dan intesitas energi
dari energi tidak terbarukan khususnya didaerah surya yang potensial yakni 4,51 watt/m/jam.
perkotaan, sedangkan sumbangan energi
Sebagai propinsi kepulauan yang terdiri dari 135
terbarukan relatif masih kecil dan penggunaannya
pulau kecil dan 2 buah pulau besar dengan pola
pada umumnya diarahkan dipedesaan.
pemukiman menyebar, maka pengembangan
Adanya perbedaan tingkat ekonomi antara energi surya dalam jangka panjang akan lebih
masyarakat perkotaan dan masyarakat pedesaan efektif dan efesien.
mengakibatkan juga adanya perbedaan pola
Sebagai wujud nyata dari program dekosentrasi
pemakaian energi. Masyarakat perkotaan
maka Dinas Pertambangan dan Energi diberikan
cenderung lebih menggunakan energi tidak
kewenangan untuk mengembangkan dan
terbarukan/komersial,dimana harga energinya
melakukan percontohan listrik dari energi surya
relatif lebih mahal. Sedangkan masyarakat
dengan berpedoman pada Undang-undang Dasar
pedesaan pada umumnya masih terpaku pada
1945, Undang-undang No. 20 Tahun 1982;
penggunaan energi tidak terbarukan yang tidak
Undang-undang No. 23 Tahun 1997 dan Undang-
komersial seperti kayu bakar.
undang No. 4 Tahun 1992.
Sebagai negara tropis maka potensi energi surya
Pengembangan Pengusahaan Tenaga Listrik dan
cukup melimpah. Namun oleh karena beberapa
Energi sebagai salah satu fungsi menagemen
kendala yang ada, maka sampai saat ini
menjadi penting dalam peningkatan pemenuhan
pemanfaatan energi surya masih sangat kecil.
kebutuhan listrik. Dalam operasionalnya
Cukup banyak upaya yang dilakukan oleh
pengembangan pengusahaan tenaga listrik dan
pemerintah untuk mengembangkan energi surya
energi di daerah-daerah otonom adalah menjadi
antara lain dengan meningkatkan penelitian dan
bagian dari tugas Dinas Pertambangan dan Energi
penerapan,membuat percontohan-percontohan,
yang salah satu diantaranya adalah Dinas
membuat kebijaksanaan-kebijaksanaan untuk
Pertambangan dan Energi Propinsi Nusa
mendorong agar pihak swasta berminat dalam
Tenggara Barat.
menanamkan modal dibidang energi baru dan

4
INFO PERTAMBEN EDISI 01 2001
Secara nasional selama PELITA I sampai dengan kenyataannya masih banyak dusun yang belum
PELITA VI, jumlah desa yang dilistriki sebanyak berlistrik.
48.808 desa (luar Jawa 26.769 desa dan Jawa
Kabupaten Sumbawa untuk tahun–tahun
22.034 desa) atau 82,74 % ( luar Jawa 73,8
mendatang merencanakan pemasangan listrik
% dan Jawa 97 % ) dari total desa dengan
tenaga surya sebanyak 5.000 unit dengan total
pelanggan sebanyak 18903.004 (luar Jawa
dana 5 milyar rupiah ( hasil rapat / pertemuan
6.212.611 pelanggan dan Jawa 12.690.393
Dinas Pertambangan dan Energi se Kabupaten
pelanggan) atau 51,72 % (luar Jawa 40 % dan
NTB dengan Dinas Pertambangan dan Energi
Jawa 60,75 %) dari total rumah tangga desa.
Propinsi Nusa Tenggara Barat tanggal 12 April
Di Propinsi tetangga seperti Bali, dusun berlidtrik 2001).
hampir mencapai 100 %.
Agar pelaksanaan pengembangan Pembangkit
Perkembangan terakhir desa yang dilistrikan oleh Listrik Tenaga Surya ( PLTS ) sesuai dengan yang
PT. PLN di Nusa Tenggara Barat sebanyak 619 diinginkan maka perlu memperhatikan hal-hal
buah desa dari jumlah desa 643 buah atau 96,27 sebagai berikut :
%, sedangkan desa yang belum berlistrik
sebanyak 24 buah atau 3,73 % ( keadaan 1. Pengenalan pengembangan Listrik
Desember 2000). Tenaga Surya (PLTS)
Di Pulau Lombok masih 272 buah dusun ( 10 % )
Sebagai sumber energi yang mempuyai prosek
yang belum berlistrik dari jumlah dusun 2623
yang cerah dimasa-masa yang akan datang
buah. Begitu pula di Bima dan Dompu masih 72
Teknologi Pembangkit Listrik Tenaga Surya
buah dusun ( 10 % ) yang belum berlistrik dari
(PLTS) perlu diperkenalkan kepada masyarakat
jumlah dusun 712 buah.
luas melalui semua media informasi yang
Jumlah penduduk di Nusa Tenggara Barat dipergunakan sebagai sarana untuk
sebesar 3.900.000 jiwa. Pelanggan listrik keadaan melaksanakan pengenalan Pembagkit Listrik
Desember 2000 sebanyak 328.672 pelanggan. Tenaga Surya pada daerah-daerah yang belum
Dengan asumsi tiap kepala keluarga sebanyak 5 terjangkau listrik PT. PLN.
jiwa dan pelanggan identik dengan kepala
Upaya-upaya agar teknologi Pembangkit Listrik
keluarga (KK) maka jumlah pelanggan yang
Tenaga Surya dapat menjadi pilihan bagi
harus dipenuhi sebanyak 780.000 pelanggan.
masyarakat perlu dilakukan oleh semua pihak
Jumlah kepala keluarga dari pelanggan yang terkait. Kegiatan untuk mengotimalkan
belum terpenuhi sebanyak 451.328 kepala pengenalan ini dapat dilakukan melalui
keluarga atau 57,86 %. Brosur,Leafle,TV,Radio, Majalah Teknologi dan
melalui berbagai macam pertemuan seperti
Dusun dan rumah tangga yang belum berlistrik
penyuluhan,bimbingan teknis terhadap aparat
ini sebagian besar tinggal di dusun-dusun yang
Pemda,Masyarakat melalui PKK,Karang Taruna
sulit dijangkau oleh listrik PT. PLN untuk jangka
dan pengelola Koperasi secara optimal. Melalui
waktu 5 –10 tahun ke depan.
pengenalan ini teknologi Pembangkit Listrik
Berdasarkan hal tersebut maka dapat disimpulkan Tenaga Surya akan diketahui oleh masyarakat .
bahwa listrik tenaga surya ( PLTS ) masih dapat Untuk itu perlu adanya pegawai yang menguasai
diandalkan untuk percepatan dusun maupun teknologi tersebut dan menyebar luaskan melalui
kepada keluarga berlistrik. penyuluhan dan bimbingan teknis kepada
masyarakat yang dianggap potensial untuk
Jumlah kepala keluarga atau rumah tangga yang
pemasyarakatan Pembagkit Listrik Tenaga Surya
dilistriki dengan menggunakan tenaga surya yang
(PLTS). Rasa ingin tahu dan adanya informasi
dilaksanakan oleh Kanwil Departemen Energi
yang benar tentang Pembagkit Listrik Tenaga
Sumber Daya Mineral NTB ( sekarang menjadi
Surya (PLTS) ini menimbulkan rasa ingin
Dinas Pertambangan dan Energi NTB ) sejak
mencoba dan melaksanakan sendiri pada rumah
Tahun Anggaran 1994/1995 hingga Tahun
tangga keluarga masyarakat (Swadaya).
Anggaran 2000 sebanyak 616 unit/buah.
Penggunaan listrik tenaga surya perlu
dikembangkan secara terus menerus karena

5
EDISI 01 2001 INFO PERTAMBEN
2. Pengembangan Pembangkit Listrik Terwujudnya sarana percontohan Pembangkit
Tenaga Surya (PLTS) Listrik Tenaga Surya (PLTS) secara optimal di
wilayah Nusa Tenggara Barat haruslah
Menyadari budaya masyarakat kita yang ada mempunyai perencanaan yang baik dengan
selama ini bahwa masyarakat akan melakukan percontohan yang tersebar di pelosok-pelosok
suatu kegiatan apabila didahului oleh aparat desa yang pada akhirnya masyarakat dapat
pemerintah dan keberhasilannya dapat diukur mengembangkan sendiri dan berinisiatif untuk
serta disaksikan oleh masyarakat. Dalam kaitan menyebarluaskan kepada masyarakat lainnya dan
ini sangat diperlukan peran aparat pemerintah mengelola,memperbaiki pembangkit listrik tenaga
untuk dapat mewujudkan proyek percontohan surya yang telah dibangun
pemasangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (
4. Koordinasi
PLTS ). Proyek percontohan ini dimaksud
sebagai prakarsa awal dimulainya kesadaran Terwujudnya koordinasi antara Departemen
masyarakat semakin meningkat dan pada Energi dan Sumberdaya Mineral dengan Dinas
gilirannya masyarakat sendiri yang akan Pertambangan dan Energi baik Propinsi maupun
berupaya secara swadaya maupun swadana. Kabupaten, Instansi terkait lainnya dan PT. PLN,
Keadaan ini disatu pihak dapat membawa diharapkan untuk menyelaraskan dan
masyarakat pada sikap kemandirian dalam menyelesaikan segala langkah yang berbeda
pemenuhan energi. namun mempunyai tujuan yang sama sehingga
Pemenuhan energi listrik oleh PT. PLN belum terdapat keterpaduan gerak yang cepat untuk
bisa diharapkan dapat menjangkau seluruh mencapai sasaran dan tujuan secara efisien dan
dusun-dusun yang ada, mengingat keterbatasan efektif. Hal ini diwujudkan dengan program
dana, sehingga pemerataan listrik dapat pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya
diwujudkan dengan pengembangan Pembangkit (PLTS) antara instansi yang terkait dapat
Listrik Tenaga Surya (PLTS) oleh masyarakat terkoordinasi di Wilayah Nusa Tenggara Barat
sendiri dengan melihat kebutuhannya. untuk penempatan Pembangkit Listrik Tenaga
Surya secara merata.
3. Sarana Percontohan Pembangkit Listrik Perwujudan koordinasi juga dapat dilakukan
Tenaga Surya (PLTS) dengan membentuk Tim Daerah ( Dinas
Pertambangan dan Energi Nusa Tenggara Barat,
Dalam memperkenalkan teknologi kepada Kabupaten, Instansi terkait dan PT. PLN ) dalam
masyarakat faktor kemudahan dan perencanaan pengembangan pembangkit Listrik
kesederhanaan dalam pembangunan dan tenaga Surya, sehingga penyebaran dan
pemeliharaan sistim yang diperkenalkan menjadi pengembangan pembangkit Listrik Tenaga Surya
faktor penentu diterima atau tidaknya teknologi dapat terlaksana pada daerah yang memang
tersebut oleh masyarakat . membutuhkan.

DAFTAR PUSTAKA

1. Badan Pusat Statistik Propinsi NTB, Bappeda Propinsi NTB; 1999 Nusa Tenggara Barat Dalam Angka,
Mataram.
2. Kantor Wilayah Departemen,Energi dan Sumber Daya Mineral; 2000, Laporan Tahunan, Mataram.
3. Neny Sri Utami,Dra;1998, Kebijaksanaan Pengembangan Energi Baru dan Terbarukan,Dirjen Listrik dan
Pengembangan Energi, Jakarta. 2000,
4. Kebijaksanan Energi Nasional,Dirjen Listrik dan Pengembangan Energi, Jakarta.
5. Ngurah Adnyana; 2001, Menuju Pengelolaan Kelistgrikan yang Mandiri, di Nusa Tenggara Barat, Mataram.
6. PT. PLN (Persero) Wilayah XI Cabang Mataram;2000, Data Desa dan Dusun Berlistrik di Pulau Lombok,
Mataram.
7. PT. PLN (Persero) Wilayah XI Cabang Bima; 2001 Informasi Manajemen PT.PLN (Persero) Cabang Bima,
Bima.
8. Sumaryanto,Ir,MM 200,Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional,Dirjen Listrik dan Pengembangan Energi,
Jakarta.

PERTAMBANGAN UMUM
6
INFO PERTAMBEN EDISI 01 2001

Sumberdaya Mineral
di Nusa Tenggara Barat
Oleh Gusti Lanang Mahendra dan Ir. Rudi Rachmat.

Sumberdaya mineral di Nusa Tenggara Barat cukup banyak tersebar di


beberapa tempat, terutama bahan galian Golongan C sebanyak 21 jenis
dan Golongan B sebanyak 6 jenis. Bahan galian golongan B, khususnya
bahan galian logam ternyata cukup potensial juga dan saat ini pihak
swasta asing, diantaranya PT Newmont Nusa Tenggara telah
melakukan Penambangan bahan galian emas.
Pada saat ini data bahan galian logam yang telah melakukan eksplorasi di daerah ini telah
diperoleh dan dimiliki serta dapat disajikan pada dimulai 15 tahun yang lalu dan sekarang telah
umumnya berupa data potensial/inventarisasi yang memenemukan cadangan terukur sebesar 1.021
masih dalam tingkat sumberdaya hipotetik. Juta ton bijih kadar emas 390 ton dan tembaga
Adapun bahan galian logam yang dapat 4,8 juta ton di daerah Batuhijau, Sumbawa.
diinvetarisasi di NTB adalah sebagai berikut :
 Emas (Au) Daerah lain yang berpotensi diantara di :
 Tembaga (Cu)  Daerah Mecanggah, desa Sekongkang Barat,
 Pasir Besi (Fe) kab. Sumbawa ditemukan kadar emas dalam
 Timah Hitam (Pb) urat kuarsa, bervariasi antara 0,96 - 11
 Perak (Ag) gr/ton.
 Teluk Puna, dusun Sejorang, desa
Sedangkan bahan galian Golongan C cukup banyak Sekongkang, kec. Jereweh, kab. Sumbawa,
tersebar, diantaranya ada beberapa bahan galian ditemukan cebakan emas dengan kadar
yang dapat dijadikan andalan, yaitu : antara 11 - 48 gr/ton (spot sampling).
 Marmer  Daerah Dodo, lk. 30 km sebelah tenggara
 Granodioarit dan Andesit Ledang, kec. Ropang, kab. Sumbawa.
 Batugamping Berdasarkan sampling di beberapa tempat
 Batuapung dan Tras (spot dan channel sampling) pada zona vein
 Batu setengah permata tunggal adalah : emas 110 gr/ton, perak 140
 Toseki gr/ton, seng 4,75 %, tembaga 670 gr/ton dan
 Perlit timbal 1 %.
 Daerah Tiupanah Kering, kec. Taliwang, kab.
Sumbawa ditemukan urat-urat kuarsa yang
KOMODITAS MINERAL LOGAM mengandung 18,9 gr/ton emas dan 5 gr/ton
perak.
Emas (Au) di Propinsi NTB cukup banyak  Daerah Sori Pesa Timur, Kec. Wawo
penyebarannya termasuk tembaga (Cu) dan perak Kabupaten Bima terkandung 0,39 Ton dan
(Ag) yang merupakan mineral asosiasi dengan Perak 3,9 ton.
emas, dan logam dasar lainnya namun yang Pasir Besi (Fe) di Propinsi NTB terdapat dan
benar-benar prospek hanya di beberapa lokasi. tersebar beberapa tempat terdapat dan
Saat ini eksplorasi emas secara besar-besar di tersebar, antara lain :
pulau Lombok dan Sumbawa telah dilakukan oleh  Kabupaten Bima yaitu disekitar Pantai Teluk
perusahan tambang swasta asing, yaitu PT Sanggar, kec. Sanggar, sumberdayanya
Newmont Nusa Tenggara, Perusahaan tersebut tereka 1328,15 ton, Pantai Sowa, kec.

7
EDISI 01 2001 INFO PERTAMBEN
Donggo, sumberdaya tereka sebesar 2025,38 Pegunungan Bulur Belit, Ds. Mangkung, Kec.
ton, Sangeang Darat, kec. Wera, sumberdaya Praya Barat. Kabupaten Lombok Tengah dengan
tereka 13.828 ton, dan sumberdaya tereka 66.800.000 m3 Keseluruhan :
 Kabupaten Dompu di Pantai Tolokalo, kec. 281.672.000 m3 DSDM,1981) sangat cocok untuk
Kempo, sumberdaya tereka 2.745 ton. dikembangan menjadi bahan baku semen
portland.
Timah hitam (Pb) di NTB ditemukan di daerah
Lentek, desa Rembitan, kec. Pujut, kab. Lombok Batu Setengah Permata di Propinsi NTB
Tengah (116018’ BT dan 008052’ LS). Mineral keterdapatan batumulia yang diketahui sampai
utamanya adalah galena (PbS), mineral tambahan saat ini baru dari golongan setengah batu
sfalerit dan kalkofirit. Sumberdaya sekitar 2.450 permata atau batuhias ornamental, terutama yang
ton dengan kadar Pb 8,39%. berasal dari batuan silika, antara lain kuarsa
kristalin, kalsedon, chert (rijang), dan sebagianya.
Adapun lokasi-lokasi penyebarannya adalah
KOMODITAS BAHAN BANGUNAN sebagai berikut :
Daerah Mencanggah, desa Sekotong Barat, kec.
Marmer di Propinsi NTB endapan marmer Sekotong, berupa batu silika berwarna putih,
tersebar di beberapa tempat, diantaranya daerah merah, abu-abu, keras dan pejal. Mutunya cukup
yang mempunyai sumberdaya yang potensial baik untuk untuk batu cincin, batu hias dan bahan
terdapat di Kabupaten Lombok Barat (bukit bangunan. Sumberdaya 1.000 ton.
Batubangkal, Kecamatan Gerung, dan Tembowong Daerah Kayu Putih, Tanjung, dan Simba, desa
iKecamatan Sekotong Tengah), di Kabupaten Sekotong Barat, kec. Sekotong, berupa batu silika
Dompu (Doro Kapi dan Doro PUI Kecamatan berwarna putih abu-abu berlapis, kristalin. Mutu
Dompu) dan di Kabupaten Bima (daerah Lahasan- baik untuk bahan setengah batu permata.
Ncera Kecamatan Belo,G. Daluwaru- Pela, G. Temayang, Batunampar, kec. Keruak, berupa
Kecamatan Monta, Doro Lopi-Sumi Kecamatan batu silika berwarna jernih abu-abu kotor,
Sape, Kumbe-Kaleo, Kecamatan Sape). setempat berlapis mikro kristalin kwarsa.
sumberdaya 2.690 ton
Granodiorit, di Propinsi NTB berupa granodiorit, Olat Mojo, desa Maronge, kec. Plampang, berupa
dan Andesit. Granodiorit (gra-2 S) berwarna abu- batu silika, dapat digunakan untuk bahan baku
abu yang di ada desa Maronge Kab. Sumbawa ferosilikon, sumberdaya 1.468.471 ton.
jumlah sumberdaya hipotetik 150 Juta M3 sangat Bukit Boke, desa Boke, kec. Sape, kab. Bima,
cocok untuk lantai dan Andesit (An-18S) berwarna berupa batu silika, dapat digunakan untuk batu
hitam, yang di ada desa Lopok Kab. Sumbawa cincin dan silika flux, sumberdaya 9.598 ton.
dengan jumlah sumberdaya hipotetik 15 Juta M3, Komposisi kimia SiO2 95,5 %, Fe2O3 1,3 %, Al2O3
dan An18 Loteng berwarna hitam, di kabupaten 2,68 %, BV 2,68.
Lombok Tengan jumlah sumberdaya hipotetik Bukit Papa, desa Sumi, kec. Sape, akb. Bima, batu
12,75 Juta M3. silika dapat digunakan untuk batu cincin dan silika
flux, sumberdaya 25.739 ton.
KOMODITAS MINERAL INDUSTRI
Batuapung dan Tras penyebaran batuapung
dan tras tersebar luas di P. Lombok antara lain di
Batugamping adalah batuan sedimen karbonat daerah Loko Piko, Rempek, Tanjung, Berora,
yang terdapat di alam. Pada umumnya ditemukan Selat, Bayan dan Tanah Beak Kab. Lombok Barat,
berwarna putih, putih kekuningan, abu-abu hingga daerah Dasanagung dan Batukliang Kab. Lombok
hitam, kompak, terkadang berpori. Berat jenisnya Tengah, dan daerah Mambendaya, Kec. Aikmel
berkisar antara 2,7 - 2,8. Komposisi utamanya Kab. Lombok Timur.
adalah karbonat (CaCO3) dan sering mengandung Tabel – Sumberdaya mineral di NTB
sejumlah magnesium, besi, dan lempung sebagai
pengotor. JENIS BAHAN GALIAN SATUAN JUMLAH
Sumberdaya batugamping di Propinsi NTB cukup
potensial sebesar 241.545.383,50 m3 tersebar di belerang ton 183,90
emas ton 616,t676
setiap kabupaten diantaranya di daerah Komplek pasir besi ton 245.755,90

8
INFO PERTAMBEN EDISI 01 2001

JENIS BAHAN GALIAN SATUAN JUMLAH daerah Rempek sekitar 24.137.489 m3 (Tereka),
tembaga ton 7.087.000
daerah Dasanagung sekitar 114.780.000 m3,
timah hitam ton 2.450,00 daerah Mambendaya sekitar 20.148.750 m3 serta
perak ton 712,638 di Korleko sekitar 78.250.000 m3 (sumberdaya
batu bangunan m3 543.993.298,24 terdapat bersama batuapung). Dengan ketebalan
setengah permata m3 3.764.836,00 yang bervariasi dari 5 m - 25 m yang
batuapung ton 51.658.622,54 mengandung fragmen andesit dari ukuran kerikil,
batugamping m3 241.545.383,50
dolomit m3 1.000,00 kerakal terkadang bongkah.
gipsum ton 504,60
kalsit ton 8.848.700,00 Toseki di desa Waworada Kecamatan Wawo
kaolin m3 1.641.298,40 Pada toseki yang berasal dari breksi tufa,
marmer m3 33.733.720,00 sumberdaya hipotetik sebesar 15.000 m3 , di Bukit
pasir m3 76.369,80
pasir kuarsa ton 2.500.000,00
Tonggotata desa Sari Kecamatan Sape,
perlit m3 1.000.000,00 Penyebaran toseki ini cukup luas, hasil
sirtu m3 7.997.976,32 penyelidikan Direktorat Sumberdaya Mineral
tanah liat m3 135.136.006,49 Bandung (1984) adalah sekitar 20,25 Ha, namun
tanahurug m3 6.016.337,00 yang dapat dikembangkan diperkirakan mencapai
toseki m3 7.000.000,00 lk. 6,5 Ha dan jumlah sumberdaya terunjuk
tras m3 301.459.406,60
zeolit m3 207.199,00
sebesar 267.167,64 m3.
Sumbr : Laporan Tahunan Kanwil ESDM 2000,
Inventarisasi dan Eksplorasi Bahan Galian di Kab.
Perlit terdapat di Doro Toi desa Nggelu
Lombok Tengah, Sumbawa Bagian Timur, Dompu Kecamatan Sape Kabupaten Bima Penyebaran
dan Bima perlit ini cukup luas namun yang dapat
dikembangkan diperkirakan mencapai 18 Ha dan
Jumlah sumberdaya sumberdaya di daerah Bayan jumlah sumberdaya terunjuk sebesar 4.600 m3.
dan Gangga sekitar 1.117.738.511 m3 (tereka),

SEPUTAR BAHAN GALIAN


PERCONTOHAN BATATRAS (BATAKO TRAS)
UPAYA PEMBERDAYAAN BAHAN GALIAN DAN
MASYARAKAT PEDESAAN
Oleh : Ir. Rudi Rachmat Sj., Buyung S.H.S, Lanang Mahendra

Penyebaran batuapung dan tras tersebar luas di P. Lombok antara lain di


daerah Loko Piko, Remepek, Tanjung, Berora, Selat, Bayan dan Tanah Beak Kab.
Lombok Barat, daerah Dasanagung dan Batukliang Kab. Lombok Tengah, dan daerah
Mambendaya, Kec. Aikmel Kab. Lombok Timur.
Jumlah sumberdaya sumberdaya di daerah Bayan dan Gangga sekitar 1.117.738.511 m3
(tereka), daerah Rempek sekitar 24.137.489 m3 (Tereka), daerah Dasanagung sekitar
114.780.000 m3, daerah Mambendaya sekitar 20.148.750 m3 serta di Korleko sekitar
78.250.000 m3 (sumberdaya terdapat bersama batuapung). Dengan ketebalan yang
bervariasi dari 5 m - 25 m yang mengandung fragmen andesit dari ukuran kerikil,
kerakal terkadang bongkah

9
EDISI 01 2001 INFO PERTAMBEN

Kualitas tras itu sendiri secara Penyebaran Tras


keseluruhan belum diuji sifat 
Tampes
 

pozzolannya, namun berdasarkan  


Bayan  

data Direktorat Sumberdaya 


Gondang
Kec.B a y a n
Mineral (1982) dari contoh tras 
Tanjung 

yang diambil dari desa Pamepek Sambelia



 Kec.Gangga 

Kabupaten Lombok Tengah


menunjukkan sifat pozzolan yang Kab. LOMBOK BARAT 
Batucangku
rendah. Kec.Narmada Swela 

Melihat potensi tras yang 


Kec. Aikmel
Kec. Batukliang 

berlimpah dan pada saat ini bahan MATARAM


Narmada
 

Kec. Masbagik
0 5 10

Kilometers
Mantang 

tersebut umumnya hanya


Jonggat Kopang SELONG


 
  

digunakan sebagai tanah urug, 


maka timbul gagasan dari staf PRAYA


Kami untuk memanfaatkan bahan  

tersebut sebagai bahan baku


pembuatan batako. Gagasan ini
timbul dengan pemikiran bahwa

jika tras dicampur dengan kapur


padam akan saling mengikat PETA PENYEBARAN TRAS DI P. LOMBOK
seperti semen, sehingga tentunya

diproduksi akan relatif murah dibandingkan Dan dipilihlah batako berukuran 38 x 15 x 10


dengan batako biasa yang terbuat dari cm dengan komposisi bahan campuran yang
campuran pasir dan semen. digunakan dengan perbandingan antara tras,
batuapung, kapur padam dan semen adalah 7 :
Sejak Tahun 1997 mulai melakukan
4 : 1 : ¼. Komposisi ini dianggap campuran
pengambilan sampel dari berbagai lokasi-lokasi
yang terbaik dari segi ekonomis dan juga
dimana tersebarnya tras dan batuapung
kualitas.
kemudian dilakukan percobaan-percobaan
dengan berbagai komposisi campuran antara
Tras, batuapung, kapur dan semen, kemudian
dilakukan test sifat fisiknya. Setelah hasilnya
diketahui tahap selanjutnya dipilih batako yang
memenuhi standar sifat fisik tersebut
berdasarkan biaya produksi yang paling
ekonomis, kemudahan pembuatan, estetika dan
kemudahan penggunaan. Secara umum batako
yang dihasilkan dapat digunakan sebagai
pasangan dinding walaupun kandungan tras
yang ada diseluruh P. Lombok dari masing-
masing lokasi berbeda-beda.

Kelebiahan Batako Tras adalah :


 Tahan terhadap agregrat alkali
 Mempunyai daya muai dan daya penyusutan
 Kelulusan sangat kecil
 Tahan terhadap asam-asam tanah dan air
laut
 Hemat biaya secara ekonomis dan teknis
 Cocok untuk bahan bangunan air
 Lentur bila ditekan

10
INFO PERTAMBEN EDISI 01 2001

Diagram Proses Pembuatan


PENGGALIAN TRAS KAPUR PADAM SEMEN Batatras.

PENGAYAKAN PENGAYAKAN
<5 mm
< 3,5 mm =30-60%

PENCAMPURAN
BAHAN
7:3:1:¼ Penambahan
Air
secukupnya
PENGADUKAN

PENCETAKAN
14
Hari
PENGERINGAN
(Dianginkan)

PEMAKAIAN

Sumberdaya

BAHAN GALIAN ANDALAN NUSA TENGGARA BARAT


KOMODITAS BAHAN BANGUNAN
Oleh : Ir. Yuliadi Ismono, Ir. Rudi Rachmat Sj.

Marmer atau batupualam adalah hasil proses metamorfisma pada batugamping,


yang menyebabkan terjadinya kristalisasi sebagai akibat dari pengaruh tempteratur
dan tekanan yang dihasilkan oleh alam. Marmer terdiri dari gugus kristal-kristal kalsit
yang berbutir halus sampai kasar, kadang kadang bercampur dengan kristal-kristal
dolomit. Kristal-kristal tersebut terikat satu sama lain tanpa bahan pengikat
(interlocking). Pada umumnya ditemukan terutama dengan kenampakan warna putih,
tetapi diantaranya dapat juga berbagai variasi warna yang disebabkan adanya bahan
pengotor (impurities), biasanya oleh mineral-mineral logam (Mg, Fe, dll).

11
EDISI 01 2001 INFO PERTAMBEN
Dalam dunia perdagangan nama Tabel – 1
marmer atau batu pualam dipakai Syarat – syarat menurut Standar Industri
untuk semua batuan terutama Indonesia (SII–037- 80)
batugamping yang belum
terkristalisasi yang apabila dipoles Marmer u/ Lantai Marmer u/
memberikan kilap, corak dan warna
Jenis Persyaratan Batuhias/Tempel
tertentu pada permukaannya karena
adanya fosil, pengulangan perlapisan Beban Hidup Beban Hidup Konstruksi Konstruksi
atau adanya breksiasi. >250 kg/cm2 <250 kg/cm2 Luar Dalam
1. Kuat tekan 800 800 600 500
Beberapa variasi marmer yang telah dikenal minimum (kg/cm2)
dintaranya adalah : 2. Ketahanan Aus, 0,130 0,160 - -
- Marmer statuari, berbutir halus dan max (mm/menit)
berwarna putih bersih. 3. Penyerapan Air
- Marmer arsitektur, kaya akan tekstur Mak (%) 0,75 0,75 0,75 1,00
serta mempunyai kualitas dan kekuatan 4. Kekekalan
yang bagus. Bentuk Tidak Cacat Tidak Cacat Tidak Cacat Retak Kecil
- Marmer ornamental dicirikan oleh
kenampakan warna yang indah.
- Marmer onix, terdiri dari aragonit dan Sumberdaya mineral
kalsit yang menunjukkan kenampakan – (tabel-2) komoditas marmer yang cukup poensial
kenampakan yang jernih dan bagus.
- Marmer cipolin, kaya akan unsur mika di Propinsi NTB tersebar di beberapa daerah,
dan talk. diantaranya di daerah :
- Marmer ruin, tekstur halus dengan segi-
segi yang tidak teratur.  Ma.1 Lobar, Daerah Baturimpang desa Jembatan Kembar, Kecamatan
- Marmer breksia, tekstur besar-besar Gerung, Kabupaten Lombok Barat. Marmer berwarna abu-abu, keras dan
dan bersegi. pejal. Mutu baik untuk bahan bangunan, ormamen dan lantai,
- Marmer kerang, tekstur dengan Sumberdaya terukur sebesar 4.383 m 3 .
kenampakan fosil-fosil.
 Ma.2 Lobar, dusun Tembowong, desa Sekotong Barat, Kecamatan
Persyaratan standar kualitas Gerung, Kabupaten Lombok Barat memiliki kuat tekan 1050 kg/cm2,
marmer yang baik (tabel–1), ketahanan aus 0,0095 mm/menit, kekekalan bentuk baik. Dapat
diantaranya adalah : dipergunakan untuk marmer lantai, di samping itu dapat dipergunakan
sebagai kalsit dalam industri pemutih. Dari hasil analisa fisik, kecerahan
a. Dapat dibuat kepingan atau blok (rata-rata 54,48%) dan daya serap terhadap minyak (rata-rata 11,65
yang besar sesuai kapasitas cc/100 gram) sehingga perlu dilakukan benefisiasi dan treatment
mesin produksi guna seperlunya. Sumberdaya hipotetik 1.314.024 m3.
memperoleh efisiensi optimal
dalam menentukan model.  Ma-1 Bima, komplek perbukitan Doro Lopi, desa Sumi, Kecamatan Sape,
Kabupaten Bima. Marmer secara fisik berwarna abu-abu – abu-abu tua,
b. Mempunyai komposisi warna
terkadang kekuningan. Sifat batuannya keras, kompak, padat dan semi –
yang baik, hal ini sangat
kristalin Tekstur berbutir kasar dan rapat jalinan butiran kalsitnya, serta
tergantung pada proses
mengandung sedikit fosil jenis koral dan alga. Sumberdaya terunjuk
metamorfosa.
7.578.125 m3, Berdasarkan pengujian fisik kuat tekan rata-rata 839
c. Mempunyai tekstur yang kg/cm2, ketahanan aus 0,082 mm/menit, penyerapan air 0,36 %, berat
padat/pejal dengan kuat tekan jenis 2,96 dan kekekalan bentuk baik. Dengan demikian marmer ini dapat
yang tinggi. dipergunakan untuk marmer lantai ataupun dinding/batutempel luar
(exterior) dengan beban hidup lebih dari 250 kg/cm2.
 Ma.2 Bima, Lahasan, desa Ncera, Kecamatan Belo, Kabupaten Bima.
Marmer berwarna abu-abu keputihan / abu-abu gelap (hitam), tetapi yang
dominan berwarna abu-abu putih.

12
INFO PERTAMBEN EDISI 01 2001
Tabel-2
Tekstur semi kristalin, berbutir halus – Kriteria dan Klaksifikasi Sumberdaya Mineral dan Cadangan
sedang, belum tampak adanya tekstur
granoblastik, keras dan kompak, TAHAP EKPLORASI
komposisi mineral utamanya disusun KELAYAKAN Ekplorasi Ekplorasi Prospeksi Survai
oleh kalsit. Sumberdaya sebesar TAMBANG Rinci Umum Tinjau
terunjuk 637.500 m3. Hasil pengujian (A) (B) (C ) (D)
fisik kuat tekan rata-rata 732 kg/m2
dan ketahanan aus rata-rata 0,097 Layak Cadangan Cadangan
(1) Terbukti (A1) Terkira
mm/menit, tetapi kekekalan bentuknya
(A1.B1)
cacat. Sebaiknya marmer di daerah ini
dimanfaatkan untuk bahan batu Belum Layak Sumberdaya Sumberdaya Sumberdaya Sumberdaya
tempel/hias dan marmer lantai. (2) Terukur Terunjuk Tereka Hipotetik

 Ma.3 Bima Gunung Daluwaru, Pela, Keterangan : Kelayakan tambang didasarkan pada faktor ekonomi,
desa Simpasai, Kecamatan Monta, penambangan, pengolahan, peraturan perundang-undangan,
Kabupaten Bima. Secara fisik berwarna lingkungan dan sosial.
abu-abu keputihan (muda) – kehitaman 
(abu-abu tua), kristalin, kompak dan
keras, tekstur halus – sedang, berlapis  Ma.4 Bima di sisi jalan rata (km 1 – 1,7) di Kp. Kumbe, Kabupaten Bima.
dengan ketebalan 10 cm – 2 m atau Marmer di daerah ini mempunyai sifat fisik kompak, padat, kristalin,
lebih, dan tersusun atas mineral-mineral berbutir halus – kasar, intergranular, penyusun utama kristal kalsit,
kalsit. Mutunya memenuhi persyaratan dipermukaannya mengandung rongga-rongga kecil, kekar berkembang
fisik untuk lantai dengan beban hidup rapat. Sumberdaya hipotetik sebesar 95.999.500 m3.
lebih dari 250 kg/cm2, karena
 Ma.5 Bima, desa Kaleo, Kecamatan Sape, Kabupaten Bima yaitu sekitar
berdasarkan uji fisik kuat tekan rata-rata
0,5 km ke arah selatan dari Sape, berwarna abu-abu putih hingga abu-abu
977 kg/cm2, ketahanan aus rata-rata
gelap, tekstur kristalin, berbutir halus – sedang, keras dan kompak,
0,0075 mm/menit, kekekalan bentuk
setempat batuannya lunak. Luas sebaran marmer yang dapat
baik. Sumberdaya hipotetik sebesar
dipertimbangkan untuk ditambang adalah 17 Ha. Sumberdaya terunjuk
6.000.000 m3.
19.235.000 m3.
 Ma-1. Dompu, Doro Kopi, desa Doro Tengga Kecamatan Dompu
Kabupaten Dompu yaitu 1 km dari kampung Oo ke arah selatan Jalan
aspal. warna putih krem, sifat fisik kompak, padat, kristalin, intergranular,
penyusun utama kristal kalsit dan cangkang fosil, relatif masif (keker
Jarang). Sumberdaya hipotetik 708.750.000 m3.
 Ma.2 Dompu, Doro PUI dusun krato, desa Katua, warna hitam ke abu-
abuan, sifat fisik kompak, padat, kristalin. Sumberdaya hipotetik 200. juta
m 3.

STUDI KOMPARASI
KEBIJAKAN DEPARTEMEN PERTAMBANGAN DAN
ENERGI REPUBLIK INDONESIA

I. LATAR BELAKANG 2. Pembangunan sektor pertambangan dan


energi dilakukan dengan memanfaatkan
1. Pembangunan sektor pertambangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
energi merupakan bagian yang tidak yang mengacu pada kepribadian bangsa
terpisahkan dari pembangunan nasional untuk mewujudkan kehidupan bangsa yang
yang berkelanjutan berlandaskan berdaulat, mandiri, berkeadilan, sejahtera,
kemampuan nasional dengan maju dan kukuh kekuatan moral dan
memperhatikan tantangan global. etikanya.

13
EDISI 01 2001 INFO PERTAMBEN
3. Menyadari bahwa sektor pertambangan dan melayani kebutuhan masyarakat dengan
energi memegang peranan penting dalam harga terjangkau.
pemerataan pembangunan maka
5. Memelihara dan menjamin tersedianya
pelaksanaannya dilakukan berdasarkan
pasokan energi dan tenaga listrik dan bahan
sistem ekonomi kerakyatan yang bertumpu
baku bagi sektor industri dalam negeri.
pada mekanisme pasar yang berkeadilan.
6. Mengembangkan, menyesuaikan dan
4. Upaya peningkatan pemanfaatan potensi
menyusun perangkat regulasi sektor
sumber daya mineral dan energi
pertambangan dan energi, di bidang geologi
dilaksanakan dalam kerangka otonomi
sumber daya mineral, pertambangan
daerah dengan memperhatikan pelestarian
umum, minyak dan gas bumi serta
fungsi-fungsi lingkungan hidup.
ketenagalistrikan sesuai tuntutan jaman
dan perkembangan lingkungan, yang
II. MAKSUD DAN TUJUAN sekaligus diselaraskan dengan UU No. 22
Menciptakan iklim yang kondusif bagi tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah dan
terlaksananya pembangunan sektor UU No. 25 Tahun 1999 tentang
pertambangan dan energi yang berkelanjutan Perimbangan Keuangan antara Pemerintah
dan memberi kepastian kepada dunia usaha, Pusat dan Daerah.
masyarakat dan pemerintah tentang arah, 7. Membangun dan meningkatkan kesadaran
lingkup ruang gerak dan tingkat keleluasaan nasional untuk melakukan konservasi,
dalam melaksanakan pembangunan sektor optimalisasi dan diversifikasi mineral dan
pertambangan dan energi. energi, melalui pengembangan paradigma,
pemikiran, kebijakan dan strategi yang
III. VISI DAN MISI tepat, yang dikomunikasikan dan
disosialisasikan secara nasional.
VISI Terwujudnya sektor pertambangan dan
energi yang menghasilkan nilai tambah sebagai 8. Memelihara dan meningkatkan kerjasama
salah satu sumber kemakmuran rakyat melalui internasional, untuk menunjang
pembangunan berkelanjutan dan ramah kepentingan ekonomi nasional, alih
lingkungan, adil, transparan, bertanggung teknologi dan peningkatan sumber daya
jawab, efisien serta sesuai standar etika yang manusia.
tinggi.
9. Meningkatkan kinerja, efisiensi dan
MISI produktivitas Pertamina melalui langkah-
1. Meningkatkan kualitas dan kinerja jajaran langkah restrukturisasi dan transformasi
Departemen Pertambangan dan Energi pengusahaan migas baik internal maupun
yang mencerminkan pemerintahan yang eksternal.
baik, bersih, transparan, dan akuntabel
serta bebas dari korupsi, kolusi, dan
IV. SASARAN
nepotisme (good governance).
1. Terciptanya penyelenggaraan dan aparatur
2. Memelihara dan meningkatkan kontribusi
Departemen Pertambangan dan Energi
minyak dan gas bumi, batubara dan mineral
bagi penerimaan negara, dalam rangka dengan pemerintahan yang baik (good
mempercepat pemulihan dan pembangunan governance) serta pemerintah yang bersih
kembali perekonomian nasional, dengan (clean governance).
tetap mempertimbangkan konservasi energi
2. Terwujudnya peran sektor pertambangan
pada jangka panjang.
dan energi yang berkelanjutan dan optimal
3. Meningkatkan penyediaan dan bagi penerimaan negara dalam rangka
pemanfaatan sumber energi dan tenaga pemulihan dan pembangunan ekonomi.
listrik yang terjangkau masyarakat, ramah
lingkungan dan secara berkelanjutan. 3. Terjaminnya ketersediaan energi dan
tenaga listrik dengan harga yang terjangkau
4. Meningkatkan pembangunan dan
oleh masyarakat secara berkesinambungan.
pemeliharaan sarana dan prasarana yang
berkaitan dengan energi dan listrik, guna 4. Terwujudnya implementasi otonomi
mendorong pemerataan pembangunan, daerah di bidang pertambangan dan energi.

14
INFO PERTAMBEN EDISI 01 2001
V. STRATEGI Penghapusan KKN f. Desentralisasi,
otonomi dan usaha pertambangan.
1. Mengoptimalkan fungsi ketatalaksanaan
penyelenggaraan dan aparatur Depertemen 2. Membangun landasan dan terciptanya iklim
Pertambangan dan Energi berdasarkan (struktural dan kultural) bagi terwujudnya
pemerintahan yang baik (good governance) pemerintahan yang baik (good governance),
dan pemerintah yang bersih (clean yaitu; a. Penanganan KKN b. Efisiensi c.
governance). Transparansi perizinan d. Akuntabilitas
2. Mengoptimalkan potensi sumber daya Jajaran Departemen.
mineral dan energi secara berkelanjutan 3. Meningkatkan kontribusi untuk pemulihan
dalam upaya memperoleh devisa, dan pembangunan kembali ekonomi
pengembangan dan penciptaan nilai (economic recovery and reconstruction),
tambah. yaitu; a. Kontribusi optimal bagi
3. Mengoptimalkan penyediaan energi dan penerimaan negara dan APBN b. Peran
tenaga listrik. konstruktif Indonesia dalam OPEC untuk
mengendalian harga minyak internasional.
4. Mengoptimalkan implementasi otonomi
c. Efisiensi dan produktivitas Pertamina.
daerah di bidang pertambangan dan energi.
4. Menyusun kebijakan dan regulasi (secara
VI. KEBIJAKAN fungsional dan secara terpadu dalam sektor
pertambangan dan energi) sebagai
1. Meningkatkan kinerja penyelenggaraan
implementasi konsep desentralisasi dan
Departemen Pertambangan dan Energi
dengan sumber daya manusia yang otonomi, yaitu; a. Bersama departemen
profesional dan akuntabel. terkait melaksanakan sinkronisasi
2. Mengembangkan hubungan kemitraan penyusunan regulasi tentang pengusahaan
antara kegiatan pertambangan dan energi sektor pertambangan di daerah. b.
skala kecil, menengah dan besar. Konsultasi dengan DPR tentang masalah di
3. Meningkatkan efisiensi, produktivitas dan atas.
nilai tambah. 4. 5. Mengembangkan kebijakan dan deregulasi
4. Mendayagunakan dan meningkatkan sektor pertambangan dan energi guna
pemanfaatan potensi sumber daya mineral memenuhi kepentingan pertumbuhan
dan energi secara berkelanjutan. 5. ekonomi nasional dan sekaligus pemerataan
5. Mewujudkan iklim yang kondusif bagi dan keadilan bagi masyarakat, yaitu; a.
investasi termasuk membangun dan Kebijakan Subsidi BBM b. Kebijakan Tarif
memelihara sarana dan prasarana energi Dasar Listrik c. Kebijakan Listrik Masuk
dan tenaga listrik. 6.
Desa
6. Mendelegasikan secara bertahap
kewenangan pusat kepada pemerintah 6. Melaksanakan restrukturisasi sektor
daerah dalam mewujudkan otonomi daerah. pertambangan dan energi melalui; a. RUU
7. Ketenagalistrikan b. RUU Minyak dan Gas
7. Menata kebijakan dan regulasi agar Bumi c. RUU Pertambangan Umum d.
Pertamina menjadi perusahaan yang RUU Geologi e. RUU Energi
efisien, transparan dan profesional.
VIII. PROGRAM LIMA TAHUN
VII. PROGRAM JANGKA PENDEK 1. Peningkatan kinerja penyelenggaraan
(SATU TAHUN) Departemen Pertambangan dan Energi dan
1. Penanganan dan penyelesaian isu aktual profesionalisme serta akuntabilitas
yaitu; a. Tarif Dasar Listrik b. Subsidi aparatur.
Bahan Bakar Minyak c. Pertambangan 2. Pendayagunaan dan peningkatan manfaat
Tanpa Izin d. Audit Efisiensi Pertamina e. sumber daya mineral dan energi.

15
EDISI 01 2001 INFO PERTAMBEN
3. Peningkatan pembangunan dan 6. Peningkatan penguasaan, pengembangan
pemeliharaan sarana dan prasarana energi dan pemanfaatan ilmu pengetahuan dan
dan listrik guna mendorong pemerataan teknologi di bidang pertambangan dan
pembangunan. energi.
4. Pelayanan yang berkesinambungan 7. Pengembangan kebijaksanaan dan
terhadap kebutuhan energi dan tenaga perangkat regulasi sektor pertambangan
listrik. dan energi dalam kerangka otonomi daerah.
5. Pengembangan kemitraan antara
pengusaha tradisional, kecil, menengah, Sumber : http://www.dpe.go.id via Subdin
Program
dan besar di sektor pertambangan dan
energi.

Gempabumi sepanjang bulan Juni 2001


Di Wilayah Nusa Tenggara Barat
Gempabumi merupakan bencana
alam beraspek geologi yang
mengakibatkan goncangan dari
pusat gempa sampai pada areal
epysentrum dengan besaran skala
Richter, akibat dari gaya tektonik
atau benturan lempeng bumi dan
berakibat pergeseran posisi kulit
bumi pada kedalaman tertentu
yang juga berpengaruh sampai
permukaan bumi, sehingga tak
sedikit menimbulkan kerusakan
dari ringan hingga kerusakan
hebat.
Informasi ini didapat dari http://www.bmg.go.id via Subdin Sumberdaya

Date - Time (UTC) Latitude Longitude Depth Magnitude Region


yyyy/mm/dd-hh:mn:ss degree degree km SR
2001/06/10-06:15:42 09.57 S 115.73 E 33.00 5.25 101 km S NUSAPENIDA
2001/06/08-20:08:17 08.70 S 114.83 E 92.21 4.79 37 km W DENPASAR
2001/06/07-16:36:16 09.46 S 115.85 E 33.00 4.92 92 km S NUSAPENIDA
2001/06/07-13:02:24 10.51 S 115.67 E 33.00 4.81 204 km S NUSAPENIDA
2001/06/06-09:51:06 06.95 S 121.32 E 500.00 4.99 136 km SE P.SELAYAR
2001/06/02-01:39:24 11.48 S 116.21 E 80.00 4.77 303 km S PRAYA
2001/06/01-06:04:59 09.53 S 115.16 E 15.00 5.08 94 km S DENPASAR
2001/06/01-04:39:55 08.45 S 115.92 E 42.78 5.78 23 km NW MATARAM

16
INFO PERTAMBEN EDISI 01 2001

Pengelolaan Energi Listrik pada


Bangunan Komersial
Oleh : Ir. M. Ilham

Pertumbuhan pemakaian energi listrik di pulau Lombok mencapai 14% per tahun,
sementara kapasitas pembangkit listrik yang dimiliki PLN Cabang Mataram sampai saat
ini belum mendapat tambahan mesin baru, sehingga beban puncak lebih besar
daripada daya mampu. Data pertanggal 14 Maret 2001 menunjukkan daya terpasang
mesin pembangkit tenaga listrik (PLTD) PLN adalah 79,7 MW dengan daya mampu
51,5 MW, semetara beban puncak pada malam hari mencapai 65 MW sehingga
penyediaan energi listrik menjadi tidak andal.
I. Latar belakang b. Surat Perintah Tugas (SPT) : Nomor
090.2/758/012 tanggal 11 Juni 2001 dari
Dengan adanya kekurangan daya sebesar 13,5 Sekretaris Daerah Prop. NTB
MW menyebabkan PLN perlu melakukan c. Surat Perintah Perjalanan Dinas (SPPD):
pemadaman secara bergilir khususnya pada Nomor 090.2/2302/PRY tanggal 11 Juni
waktu beban puncak yaitu antara jam 18.00 2001 dari Sekretaris Daerah Prop. NTB
sampai dengan 22.00. Salah satu cara yang
dapat digunakan untuk menghindari ataupun III. Tujuan
mengurangi pemadaman adalah dengan
 Memberikan pemahaman materi arti
pengelolaan pemakain energi pada bangunan
manajemen energi listrik dan penguasaan
komersial yang meliputi hotel, perkantoran,
teknik/cara pendekatan, sarana dan
rumah sakit, pertokoan atau mall dan bangunan
prasarana untuk keperluan perencanaan
lainya yang menggunakan listrik cukup besar.
dan persiapan menajemen energi listrik,
Penggunaan energi listrik pada bangunan
komersial di pulau Lombok mencapai 39,24  Memberikan pemahaman mengenai
persen dari seluruh pemakain energi listrik. berbagai teknik/metode operasi dalam
Dengan daya terpasang sebesar 36,13 MW , jika rangka mencapai penggunaan energi listrik
pengelolaan pemakaian energi lsitrik dapat yang rasional.
dilakukan dengan baik sehingga energi listrik
yang digunakan dapat lebih efisien dan efektif IV. Pelaksanaan
maka pemadaman dapat dihindari atau
dikurangi samapi pada batas minimalnya. Kursus berlangsung selama 3 hari dari tanggal
Sehubungan dengan hal tersebut maka kursus 12 – 14 Juni 2001 yang dilaksanakan pada Pusat
pengeloaan energi pada bangunan komersial Studi Energi LP-UGM Yogyakarta,
perlu diikuti oleh pejabat yang bertanggung
jawab dalam pengeloaan energi. Untuk itu V. Sumber pembiayaan
Dinas Pertambangan dan Energi mengirimkan
Biaya yang diperlukan untuk mengikuti kursus
seorang staf yaitu Ir. M. Ilham Kepala Seksi
ini sebesar RP. 700.000,- tidak termasuk biaya
Pemberdayaan Sumberdaya untuk mengikuti
akomodasi atau penginapan yang dibebankan
kursus tersebut di Yogyakarta.
kepada Proyek Dinas Pertambangan dan Energi.
II. Dasar penugasan
a. Surat Pusat Studi Energi LP-UGM tanggal 1
Juni 2001 nomor UGM/LP-
SE/190/I/04/05 perihal penawaran VI. Materi pelatihan
pelatihan  Dasar-dasar manajemen listrik
 Peralatan padat energi listrik

17
EDISI 01 2001 INFO PERTAMBEN
 Audit energi listrik dan manajemen data konsumen yang besar seperti pada bangunan
kelistrikan komersial.
 Sistem Pentarifan Listrik Sehubungan dengan hal tersebut manfaat yang
 Manajemen daya dan upaya penghematan diperoleh dari kursus pengeloaan energi listrik
listrik pada bangunan komersial adalah :
 Studi kasus dan alternatif penyelesaian  Sebagai materi/bahan dalam pelaksanaan
manajemen energi khususnya pemakaian
VII. Manfaat energi listrik untuk bangunan komersial.
 Keuntungan pengeloaan energi pada
Dalam kondisi kelistrikan NTB saat ini, di mana bangunan komersial adalah:
terjadi pemadanan bergilir, salah satu solusi a. Membantu pemerintah dalam usaha
yang paling mudah dan murah adalah penyediaan energi listrik’
melakukan penghematan atau pengelolaan
pemakaian energi listrik khususnya bagi b. Dapat mengurangi biaya pemakian
energi listrik bagi perusahaan.

Pelatihan Pembuatan Tungku Hemat Energi


Oleh : Ir. M. Ilham

Tungku sudah lama dikenal dan digunakan oleh ummat manusia. Secara umum
pengertian tungku adalah tempat perapian yang dibentuk sedemikian rupa sehingga
dapat digunakan untuk memasak. Suatu alat dapat dikatakan sebagai tungku
minimal memiliki tiga syarat yaitu, pertama tempat dudukan untuk meletakkan
sesuatu; kedua api yang ada didalamnya; ketiga berfungsi untuk memanaskan
dalam memasak sesuatu.

1. Latar Belakang sehingga pemakaian kayu bakar pun menjadi


lebih boros. Penggunaan tungku tradisional
Bahan bakar yang digunakan menghasilkan pembakaran yang tidak
bermacam-macam umumnya adalah biomasa sempurna sehingga menimbulkan jelaga dan
diantaranya dan paling banyak digunakan oleh asap atau karbon monoksida yang merupakan
masyarakat perdesaan adalah kayu bakar. Jenis gas beracun dan dapat menyebabkan beberapa
tungku tersebut bermacam-macam, dari yang masalah bagi kesehatan seperti gangguan
paling sederhana hanya menggunakan atau saluran pernapasan (ISPA), menghambat
menyusun tiga buah bata sampai ke jenis yang perkembangan janin (bayi lahir kurang berat,
lebih besar dan terbuat dari semen. Namun lahir mati) dan lainnya.
pada umumnya hampir semua jenis tungku Sementara untuk mengubah sikap dan
tersebut mempunyai efisiensi yang rendah dan perilaku masyarakat yang terbiasa
boros menggunakan kayu bakar. menggunakan kayu bakar untuk dapat
Kayu bakar yang digunakan pada menggantikannya dengan bahan bakar yang lain
rumah tangga pedesaan sebagaian besar adalah sesuatu yang tidak mudah. Untuk itu
diperoleh dari pekarangan atau kebun-kebun Dinas Pertambangan dan Energi Propinsi Nusa
bahkan dari hutan-hutan disekitar tempat Tenggara Barat melalui proyek Pengembangan
tinggalnya. Sedangkan pertumbuhan kayu bakar Pertambangan dan Energi Nusa Tengara Barat
tidak sesuai dengan jumlah yang dikonsumsi mengadakan kegiatan percontohan pembuatan
sehingga dalam jangka waktu tertentu akan atau pemanfaatan tungku hemat energi Disebut
menyebabkan kerusakan hutan ataupun tungku hemat energi karena panas yang
lingkungan yang merupakan sumber kehidupan dihasilkan terfokus keatas secara vertikal
bagi generasi selanjutnya. dengan alat masak dan tidak ada panas yang
Selain itu tungku yang digunakan untuk terpencar. Dengan demikian masayarakat tidak
memasak cenderung menggunakan tungku perlu menggantikan bahan bakarnya karena
tradisional yang efisiensinya sangat rendah

18
INFO PERTAMBEN EDISI 01 2001
tetap menggunakan kayu, tetapi Pelatihan berlangsung selama 7 (tujuh) hari dari
penngunaannya dapat dikurangi atau dihemat. tanggal 9 – 15 Juli 2001, bertempat di
Kelurahan kembangsari, Kecamatan Selong,
2. Maksud dan Tujuan serta Kabupaten Lombok Timur.
manfaatnya
6. Hasil kegiatan
Maksud dari kegiatan ini adalah untuk
memberikan keterampilan kepada masyarakat/ Hasil pelatihan terdiri dari 9 jenis tungku
peserta pelatihan agar dapat membuat tungku sebagai berikut :
untuk rumah tangga yang hemat energi  1 (satu) buah tungku segi empat dua lubang
sehingga tidak boros dalam penggunaan kayu dengan cerobong
bakar dan dapat melindungi dari masalah  1 (satu) buah tungku segi empat dua lubang
kesehatan yang disebabkan oleh emisi gas yang tanpa cerobong
menimbulkan polusi dan karbon monoksida  2 (dua) buah tungku segi empat satu lubang
yang dilepaskan pada saat pembakaran .  2 (dua) buah tungku silender
Sedangkan tujuannya adalah :  3 (tiga) buah tungku hemat energi yang
dibuat sendiri oleh peserta berdasarkan
 Menerapkan/menularkan pengetahuan dan kebutuhannya/pemakainannya.
menyebarluaskan pemakaian tungku hemat
energi kepada masyarakat.
 Masyarakat memiliki kemampuan dalam
hal pengembangan desain tungku yang
pemanfaatannya sesuai fungsinya. 7. Kesimpulan dan Saran
Manfaat yang dapat diperoleh dari Kesimpulan
kegiatan pelatihan ini adalah : Berdasarkan pengamatan selama pelatihan
1. Mengurangi penggunaan kayu bakar peserta sangat antusias untuk mengikuti
2. Menghindari gangguan kesehatan akibat kegiatan ini dimana peserta membuat tungku
polusi yang lebih banyak dari yang direncanakan.
3. Mengurangi waktu kerja untuk memasak Penggunaan tungku hemat energi akan
4. Merupakan peluang atau kesempatan kerja menghasilkan panas yang dapat dimanfaatkan
secara optimal karena terfokus/ terkonsentrasi
3. Peserta pelatihan pada alat masak, sehingga bahan bakar yang
Peserta pelatihan terdiri dari 30 orang yang digunakan lebih sedikit yang berarti akan
meliputi seluruh lingkungan/masyarakat mengurangi pemakaian kayu bakar.
pada Kelurahan Kembangsari yaitu :
1. Pengurus LKMD
2. Karang Taruna Saran
3. Kepala Lingkungan/Ketua RW
Melihat antusias masyarakat dalam mengikuti
4. Ketua RT
kegiatan ini, maka pelatihan pemanfaatan
5. Aparat kelurahan
tungku hemat energi agar dapat dilaksanakan
6. Kader desa
secara terus menerus sehingga tercipta kebisaan
7. Dan beberapa ibu rumah tangga.
penggunaan tungku hemat energi bagi
masyarakat dan tungku tersebut dapat
4. Materi pelatihan diperjualbelikan atau dapat dijadikan mata
a. Bahan baku dan bahan penunjang pencaharian.
pembuatan tungku
b. Cara memilih tanah liat
c. Pembuatan tungku hemat energi
d. Bagian-bagian tungku
e. Pembakaran dan penularan panas
f. Jenis-jenis tungku bahan bakar kayu

5. Waktu dan Tempat pelaksanaan

19
EDISI 01 2001 INFO PERTAMBEN

Ekonotamben
Perkembangan Ekspor Konsentrat Tembaga
PT. Newmont Nusa Tenggara
Jumlah Konsentrat
No Bulan Nilai Jual (USD)
Kering (DMT)
TAHUN 1999
Jumlah Triwulan IV Tahun 1999 27.504,758 14.119.744,37
TAHUN 2000
Jumlah Triwulan I Tahun 2000 175.378,588 88.750.687,21
Jumlah Triwulan II Tahun 2000 160.714,512 101.652.643,85
Jumlah Triwulan III Tahun 2000 169.220,089 88.430.334,08
Jumlah Triwulan IV Tahun 2000 277.025,606 171.173.752,95
Jumlah Keseluruhan Triwulan IV tahun 809.843,553 464.127.162,46
1999 hingga Triwulan IV Tahun 2000
TAHUN 2001
Jumlah Triwulan I Tahun 2001 167.602,956 105.517.175,670
Jumlah Triwulan II Tahun 2001 240.983,875 147.145.284,480
Jumlah Keseluruhan Triwulan IV tahun 1.218.430,384 716.789.622,610
1999 hingga Triwulan II Tahun 2001

Sumber : Surat Pemberitahuan Ekspor Konsentrat Tembaga PT. Newmont Nusa Tenggara

ROYALTY Produksi Bahan Galian


PT. Newmont Nusa Tenggara Tahun 1999 - 2000
No Royalty / Triwulan (USD)
Logam IV Tahun I Tahun II Tahun III Tahun IV Tahun Jumlah Royalti
1999 2000 2000 2000 2000 (USD)

1. Tembaga (Cu) 384.338,57 2.328.783,621 2.434.729,77 2.929.152,34 5.036.615,85 13.113.620.151


2. Emas (Au) 32.480,85 178.758,635 160.472,39 186.218,45 391.978,95 949.911,275
3. Perak (Ag) 1.451,97 11.024,846 11.658,45 13.024,96 24.398,10 61.558,326

Jumlah (USD) 418.271,39 2.518.567,102 2.606.862,81 3.128.395,75 5.452.992,90 14.124.907,502

Sumber : Laporan Royalti PT. Newmont Nusa Tenggara

Keterangan :
Royalti untuk Pusat = 20% x USD 14.124.907,502 = USD 2.824.981,500
dan Daerah = 80% x USD 14.124.907,502 = USD 11.299.926,002
Rincian untuk Daerah (80%) adalah sebagai berikut :
 Propinsi NTB = 16 % x USD 14.124.907,502 = USD 2.259.985,200
 Kabupaten Sumbawa = 32 % x USD 14.124.907,502 = USD 4.519.970,401
 Kabupaten lainnya = 32 % x USD 14.124.907,502 = USD 4.519.970,401

20
INFO PERTAMBEN EDISI 01 2001

ROYALTY Tahun Anggaran 2001


Royalty per Triwulan (USD)
No Mineral Logam
Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV

1. Tembaga (Cu) 2.602.193,61 4.397.964,34


2. Emas (Au) 259.640,77 380.738,44
3. Perak (Ag) 15.046,33 21.557,04
Jumlah (USD) 2.876.880,71 4.800.259,82
Sumber : Laporan Royalti PT. Newmont Nusa Tenggara

Keterangan :
Royalti untuk Pusat = 20% x USD 2.876.880,710 = USD 575.376,142
dan Daerah = 80% x USD 2.876.880,710 = USD 2.301.504,568
Rincian untuk Daerah (80%) adalah sebagai berikut :
 Propinsi NTB = 16 % x USD 2.876.880,710 = USD 460.300,9136
 Kabupaten Sumbawa = 32 % x USD 2.876.880,710 = USD 920.601,8272
 Kabupaten lainnya = 32 % x USD 2.876.880,710 = USD 920.601,8272

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)


DINAS PERTAMBANGAN DAN ENERGI
PROPINSI NUSA TENGGARA BARAT
TAHUN 2002-2004
Oleh: Drs. Sanusi & Ir. Muhammad Husni

Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1967 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok


Pertambangan menegaskan bahwa segala bahan galian yang terdapat dalam
wilayah hukum pertambangan Indonesia yang merupakan endapan-endapan
alam sebagai karunia Tuhan Yang Maha Esa adalah kekayaan Nasional Bangsa
Indonesia dan oleh karenanya dikuasai dan dipergunakan oleh Negara untuk
sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Bagi Propinsi Nusa Tenggara Barat,
potensi bahan galian tambang ke masa depan akan semakin penting peranannya
terhadap pembangunan daerah maupun kesejahteraan rakyat sejalan dengan
peningkatan kewenangan yang dilimpahkan kepada Pemerintah Propinsi
melalui Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000, khususnya urusan di
bidang pertambangan, sehingga dibutuhkan berbagai upaya optimalisasi
pengelolaan serta perencanaan maupun agenda kegiatan organisasi yang
terprogram secara jelas.

21
EDISI 01 2001 INFO PERTAMBEN
1. Latar Belakang Propinsi NTB dalam rangka
a. Peraturan Daerah Propinsi Nusa Tenggara mengoptimalkan pelaksanaan tugas pokok
Barat Nomor 11 Tahun 2000 bahwa Dinas dan fungsi organisasi.
Pertambangan dan Energi adalah unsur 2) Meningkatkan penyediaan dukungan
pelaksana Pemerintah Daerah yang berada pengembangan dan pemanfaatan
di bawah dan bertanggungjawab kepada sumberdaya mineral, energi dan air bawah
Gubernur melalui Sekretaris Daerah. tanah serta peningkatan pelatihan dan
Adapun Tugas Pokok adalah membantu penelitian.
Gubernur dalam menyelenggarakan 3) Meningkatkan pelayanan terhadap upaya
sebagian tugas umum pemerintahan dan pengusahaan usaha inti pertambangan
pembangunan di bidang pertambangan, umum dan listrik serta distibusi lintas
energi termasuk air bawah tanah serta Kabupaten/Kota yang berorientasi kepada
tugas pembantuan dan dekonsentrasi kecepatan dan ketepatan serta efisiensi
dengan fungsi: pelayanan.
1) Penyediaan dukungan pengembangan 4) Meningkatkan komunikasi dan koordinasi
dan pemanfaatan sumberdaya mineral perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian
dan energi serta air bawah tanah. serta mendorong upaya pembinaan usaha
2) Pemberian izin usaha inti pertambangan tanpa izin sebagai upaya
pertambangan umum lintas menekan dampak negatif terhadap
Kabupaten/Kota yang meliputi lingkungan hidup dan peningkatan
eksplorasi dan eksploitasi. efektifitas pembinaan masyarakat
3) Pemberian izin usaha inti listrik dan penambang.
distribusi lintas Kabupaten/Kota yang 5) Mensosialisasikan kewenangan, tugas pokok
tidak disambung ke grid nasional. dan fungsi bidang Pertambangan dan Energi
4) Pengelolaan sumber daya mineral dan tingkat propinsi kepada unsur-unsur terkait
Energi Non Migas kecuali bahan pada tingkat Kabupaten/Kota serta Propinsi.
radioaktif pada wilayah laut dari 4
(empat) sampai dengan 12 (dua belas) 3. Maksud dan Tujuan
mil.
5) Pelatihan dan penelitian di bidang Penyusunan Rencana Strategis ini
pertambangan dan energi di wilayah dimaksudkan untuk mengantisipasi peluang
propinsi. dan tantangan masa depan khususnya yang
6) Pembinaan UPTD. terkait dengan pembangunan sektor
7) Pelaksanaan pengelolaan Pertambangan dan Energi dengan tujuan :
Ketatausahaan. 1) Memperkuat basis manajemen pelayanan
b. Atas dasar pertimbangan kewenangan, dan pembinaan Pertambangan dan Energi.
2) Mendukung kinerja pengelolaan dan
tanggungjawab, tugas dan fungsi organisasi
pelayanan bidang Pertambangan dan Energi
Dinas Pertambangan dan Energi, maka
tingkat Kabupaten/Kota.
dibutuhkan rencana yang terintegrasi dan
3) Meningkatkan mutu pelayanan perizinan
berkelanjutan dalam bentuk “Rencana
yang terkait dengan kewenangan Propinsi.
Strategis”, dengan harapan akan
4) Menekan dampak negatif aktifitas
bermanfaat sebagai “Master Plan”
pertambangan dan meningkatkan upaya
sekaligus sarana sinkronisasi yang dapat
konservasi.
merekat berbagai kegiatan sub unit
5) Membangun komitmen dan integrasi
organisasi menjadi satu kesatuan paket
kegiatan lintas sektor dan wilayah.
kegiatan untuk menopang tugas dan fungsi
organisasi secara menyeluruh dan
konsisten. 4. Sasaran
Sejalan dengan maksud dan tujuan yang
2. Visi dan Misi dihajatkan, maka diperlukan upaya penentuan
Visi sasaran-sasaran yang ingin dicapai, yakni:
Terwujudnya kesejahteraan dalam harmoni 1) Secara bertahap aparat mampu
pertambangan dan lingkungan hidup. memberikan pelayanan prima, memiliki
Misi ketajaman analisis dan ketepatan tindakan.
1) Memantapkan kinerja semua sub unit
organisasi Dinas Pertambangan dan Energi
22
INFO PERTAMBEN EDISI 01 2001
2) Dunia usaha pertambangan dapat meningkatkan pendapatan daerah melalui
mengakses data dan informasi geologi, mekanisme pajak, retribusi dan bagi hasil yang
geoteknik, hidrogeologi, geolingkungan, jelas dan adil serta perlindungan dari bencana
potensi bahan galian dan energi serta data- ekologis.
data terkait lainnya. Selanjutnya, kontrol masyarakat dan
3) Masyarakat makin mengenal manfaat penegakan hukum sangat diperlukan dalam
konservasi dan termotivasi untuk pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan
berpartisipasi secara langsung. hidup sehingga dapat dihindari terjadinya
4) Masyarakat dan lingkungannya terhindar tumpang tindih dalam penguasaan dan
dari resiko pengusahaan energi, BBM dan pemanfaatan sumberdaya alam. Disamping itu,
aktifitas pertambangan lainnya. perlu dioptimalkan peran aktif masyarakat,
lembaga legislatif dan partai politik untuk
5. Masalah dan Tantangan melindungi hak-hak publik dan hak-hak adat
dimana secara keseluruhan bermuara pada
Pelaksanaan pembangunan daerah upaya pengendalian pemanfaatan sumberdaya
bertumpu pada trilogi pembangunan, yaitu alam dan lingkungan hidup untuk mengurangi
pertumbuhan ekonomi, pemerataan dan kadar kerusakan yang ditimbulkannya.
stabilitas nasional. Dalam upaya memacu
pertumbuhan ekonomi tersebut, daerah masih
6. Kebijaksanaan Strategis
mengandalkan kepada pemanfaatan
sumberdaya alam yang sebagian diantaranya Kebijaksanaan strategis terkait erat dengan
adalah sumberdaya pertambangan dan energi. pembangunan Pertambangan dan Energi yang
Dilain pihak, pemanfaatan sumberdaya alam produktif dan berwawasan lingkungan yang
tersebut dilakukan secara tidak efisien dan meliputi pengertian:
berorientasi pada kepentingan jangka pendek
1) Pembangunan pertambangan dan energi
atau dengan kata lain kurang memperhatikan
harus mampu mendorong partisipasi
prinsip pembangunan yang berkelanjutan dan
masyarakat, penciptaan lapangan kerja yang
berwawasan lingkungan, sehingga
produktif dan tidak mengganggu kelestarian
menyebabkan terjadinya pemanfaatan
lingkungan hidup.
sumberdaya alam secara tidak terkendali.
2) Pembinaan usaha pertambangan harus
Pengalaman menunjukkan bahwa
berorientasi kepada paradigma
pemanfaatan sumberdaya alam yang
pemberdayaan sumber pendapatan daerah.
dilaksanakan pada masa lalu lebih diutamakan
kepada upaya mengejar perolehan devisa,
sehingga dalam eksploitasi sumberdaya alam 7. Strategi
dan lingkungan kurang memperhatikan kaidah- Sebagai penjabaran dari kebijaksanaan
kaidah pengelolaan sumberdaya alam yang pembangunan Pertambangan dan Energi yang
berkelanjutan. Disamping itu, juga disebabkan bersifat makro yang mengatur berbagai hal
oleh rendahnya pemanfaatan teknologi dalam pokok dan garis besar, maka diperlukan strategi
pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan yang terkait dengan aktifitas organisasi yang
hidup serta pola pemanfaatan sumberdaya alam bersifat reguler dan pelaksanaan kegiatan
yang cenderung terpusat pada beberapa pembangunan di lapangan, yakni:
kelompok masyarakat atau golongan tertentu,
sehingga hal ini mengurangi kesempatan dan  Peningkatan efektifitas fungsi dan
partisipasi masyarakat dalam pengelolaan dukungan ketatausahaan oganisasi guna
sumberdaya alam. lebih mendorong keterkaitan dan
Tantangan yang dihadapi dimasa depan koordinasi antar sub unit kerja yang
adalah bagaimana memanfaatkan dan berorientasi kepada efesiensi dan efektifitas
memelihara sumberdaya alam dan lingkungan pelaksanaan semua kegiatan organisasi
hidup secara berkelanjutan dalam rangka dalam satu kesatuan.
peningkatan kesejahteraan masyarakat yang  Peningkatan kualitas dan kuantitas data
sejalan dengan upaya peningkatan kualitas dan informasi sebagai basis perencanaan
sumberdaya manusia sebagai pengelola. melalui upaya pemeliharaan, pencarian data
Oleh karena itu, diperlukan peran baru dan perbaikan dokumen.
pemerintah daerah secara optimal dalam
merumuskan berbagai kebijakan pengelolaan  Peningkatan upaya pembinaan
sumberdaya alam terutama dalam rangka pemanfaatan sumberdaya mineral dan
23
EDISI 01 2001 INFO PERTAMBEN
energi agar mengarah kepada pemanfaatan informasi geologi tata lingkungan sebagai bahan
yang rasional dan secara ekonomi acuan dalam menyusun tata ruang.
memberikan keuntungan yang memadai
Peningkatan Penyediaan dan
sekaligus meningkatkan pendapatan
Pemanfaatan Komoditi Mineral.
masyarakat.
 Peningkatan upaya konservasi sumberdaya Pemanfaatan kekayaan mineral yang
yang berorientasi pada pemulihan fungsi dimiliki diarahkan untuk menunjang
dukungan alam terhadap aktifitas ekonomi pembangunan daerah. Sehubungan dengan itu,
yang produktif dan berkelanjutan serta diupayakan peningkatan jenis, jumlah dan
penanggulangan kerusakan fisik komoditas mineral yang ditambang.
lingkungan. Pembangunan pertambangan diupayakan
 Peningkatan kualitas pelayanan perijinan terkait dengan pembangunan industri dalam
usaha pertambangan umum serta usaha inti negeri sebagai upaya meningkatkan nilai
kelistrikan dan distribusi lintas tambah komoditas mineral.
kabupaten/kota yang tidak disambung ke Peningkatan Peranserta Masyarakat
grid nasional. dan Pelestarian Fungsi Lingkungan
 Peningkatan pengetahuan dan keterampilan Hidup.
aparatur yang terkait dengan manajemen
sumberdaya pertambangan, penataan batas Dalam rangka meningkatkan peranserta
wilayah pertambangan, keterampilan masyarakat dalam pengusahaan pertambangan
membaca geologi untuk usaha perlu dilakukan pengembangan pertambangan
pertambangan, metode dan prosedur rakyat secara lebih terpadu melalui penyuluhan,
pemantauan lingkungan dan K3 bimbingan dan pembinaan usaha
pertambangan, teknik digitasi, produksi pertambangan dalam wadah koperasi.
peta digital, evaluasi kemajuan tambang Penertiban dan pembinaan usaha rakyat
dan perencanaan pasca tambang. didukung oleh upaya identifikasi cadangan
mineral dan pencadangan usaha untuk
8. Prioritas Pengembangan pertambangan rakyat. Kegiatan sosial ekonomi
Pengembangan Sumberdaya Manusia yang tumbuh selama usaha pertambangan
dan Penguasaan Teknologi berlangsung diupayakan agar terus berlanjut
Pertambangan dan Energi. pada masa pasca tambang.

Penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi Pengembangan Sistem Pendukung


yang lebih mantap diperlukan guna mendukung Pertambangan.
pembangunan pertambangan yang makin Untuk mengoptimalkan pemanfaatan
berkembang, meningkatkan nilai tambah, bahan hasil tambang dalam memenuhi
memelihara fungsi lingkungan hidup dan kebutuhan dalam negeri dan eksport, maka
memperkecil kerugian akibat bencana alam kegiatan standarisasi menyangkut teknik
geologis. Penguasaan ilmu pengetahuan dan eksploitasi, sistem penambangan, pengolahan
teknologi tersebut dipergunakan dalam usaha dan industri komoditi hasil tambang serta
menemukan sumberdaya, meningkatkan pengujian mutu perlu terus dilanjutkan. Upaya
efisiensi dalam eksploitasi, produksi dan tersebut dapat dikembangkan agar dapat
konservasi. dicapai kesesuaian tolok ukur kualitas antara
Pengembangan Informasi Geologi dan produsen dan konsumen. Sistem jaringan
Sumberdaya Mineral. informasi yang handal dalam penyediaan data
dan informasi bagi semua pihak yang
Pengembangan geologi dan sumberdaya berkepentingan dalam pertambangan terus
mineral sebagai landasan dalam pembangunan ditingkatkan.
pertambangan perlu ditingkatkan dan
diarahkan untuk menyediakan data dasar bagi 9. Metode Pencapaian Sasaran,
kegiatan eksplorasi lanjutan, pengusahaan Program dan Kegiatan Pokok
tambang, pemanfaatan air bawah tanah, Peningkatan Efektifitas Fungsi dan
penyediaan informasi mengenai geologi bagi Dukungan Organisasi DPE
pengembangan wisata dan penanggulangan
bencana alam geologis serta penyediaan  Program Pengembangan Pelayanan
Administrasi

24
INFO PERTAMBEN EDISI 01 2001
Melaksanakan pelayanan teknis 2) Penyelidikan, pemetaan geologi untuk
administrasi yang menyangkut urusan pengembangan wilayah dan tata ruang
keuangan, kepegawaian, perlengkapan dan daerah.
rumah tangga Dinas, umum dan peraturan 3) Pelaksanaan survei, penginventarisasian
perundang-undangan kepada semua unsur kondisi lingkungan sumberdaya lokasi
di lingkungan Dinas. potensi mineral dan lingkungan.
 Kegiatan Pokok 4) Pelaksanaan penetapan dan
1) Pengelolaan urusan keuangan. pengembangan wilayah pengusahaan
sumberdaya.
2) Pengelolaan urusan kepegawaian.
5) Pelaksanaan konservasi lingkungan
3) Pengelolaan urusan perlengkapan dan sumberdaya bahan galian, energi, air
rumah tangga Dinas. bawah tanah, geowisata dan gunungapi.
4) Pengelolaan urusan umum dan 6) Pelaksanaan penataan dan pengolahan
peraturan perundang-undangan. sumberdaya.
7) Pelaksanaan pembinaan, pengawasan,
Peningkatan Kualitas dan Kuantitas
pengendalian pemanfaatan air bawah
Data dan Informasi
tanah dan geologi lingkungan,
 Program Pengembangan Perencanaan pengembangan sumberdaya geologi dan
Pertambangan dan Energi. gunungapi.
Melaksanakan pengelolaan data, 8) Pelaksanaan penyiapan bahan
penyusunan program, pemantauan dan administrasi izin usaha air bawah tanah.
pengendalian serta evaluasi dan pelaporan, 9) Pelaksanaan pemanfaatan dan
dokumentasi dan publikasi. penanggulangan potensi sumberdaya
 Kegiatan Pokok geologi dan gunungapi.
1) Penyediaan data dan informasi dasar
sebagai bahan perencanaan program. Peningkatan Upaya Konservasi
2) Penyusunan program kerja organisasi Sumberdaya Alam
secara menyeluruh dan terpadu.
 Program Pengembangan Dukungan
3) Pemantauan dan pengendalian Pengelolaan Pertambangan Umum.
masukan, proses dan keluaran Melaksanakan penyuluhan, bimbingan
pelaksanaan rencana program kerja usaha pertambangan, pengelolaan hasil
organisasi. survei bahan tambang, pengawasan
4) Pelaporan, evaluasi dan publikasi hasil Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan
pelaksanaan rencana program kerja dan lingkungan hidup wilayah tambang,
masalah operasional kegiatan organisasi pembinaan tenaga kerja, pengurusan
serta penyediaan umpan balik. administrasi jasa penunjang serta
pengawasan dan pengendalian usaha
Peningkatan Upaya Pembinaan pertambangan.
Pemanfaatan Sumberdaya Mineral dan
Energi  Kegiatan Pokok
1) Pelaksanaan penyuluhan dan bimbingan
 Program Pengembangan Dukungan
usaha pertambangan umum.
pengelolaan Sumberdaya
Melaksanakan penyelidikan, pemetaan, 2) Pelaksanaan pengelolaan hasil survey
konservasi, penetapan wilayah, inventarisasi bahan tambang.
serta analisis lingkungan di bidang 3) Pelaksanaan pengawasan Keselamatan
pertambangan dan energi. dan Kesehatan Kerja (K3), jasa
penunjang dan lingkungan hidup
 Kegiatan Pokok wilayah tambang, pengendalian dan
1) Pemetaan lokasi pengusahaan usaha pertambangan umum.
sumberdaya bahan galian dan air bawah 4) Pelaksanaan pembinaan tenaga kerja.
tanah.
5) Pelaksanaan penyiapan bahan
pengurusan administrasi izin usaha jasa Peningkatan Kualitas Pelayanan
penunjang pertambangan umum. Perizinan
25
EDISI 01 2001 INFO PERTAMBEN

 Program Pengembangan Dukungan


Pengelolaan Mineral dan Energi
Peningkatan Pengetahuan dan
Melaksanakan inventarisasi, perizinan,
Keterampilan Aparatur
pembinaan, pengendalian, pengawasan di
bidang usaha mineral, ketenagalistrikan,  Program Pengembangan Pelatihan dan
migas, pelumas dan energi. Penelitian Pertambangan dan Energi
Melaksanakan penyiapan tenaga, peralatan,
 Kegiatan Pokok
pelatihan dan penelitian di bidang
1) Pengembangan sumber daya mineral
pertambangan umum, geologi
dan energi.
pertambangan dan energi.
2) Pembinaan dan pemberdayaan sumber
daya mineral dan energi.  Kegiatan Pokok
3) Pengelolaan administrasi perizinan
usaha ketenagalistrikan, migas dan 1) Pengembangan tenaga dan sarana
pelumas. pertambangan dan energi.
4) Pemeriksaan, analisis dan pelayanan 2) Penyiapan dan pelaksanaan pelatihan.
laboratorium bahan galian, air dan 3) Penelitian dan pengembangan di bidang
energi. geologi, pertambangan dan energi.

Potensi Geowisata
GILI NONGOL
Oleh Ir. Heryadi Rachmat, MM.

Sehubungan dengan surat permohonan penelitian dari Kepala Bappeda Propinsi Nusa
Tenggara Barat Nomor : 3401/12.03/ DGT/1999 tanggal 14 April 2001, perihal
penelitian ke lokasi munculnya sebuah pulau (Gili Nongol) di antara Gili Air dan
Tanjung Sire, maka telah dilakukan pemeriksaan ke lokasi tersebut pada tanggal 16
April 2001 oleh empat orang petugas yang terdiri dari Ir, Ismail, M.Si (Bappeda
Propinsi), Ir. Akhmad Makchul, M.Si. (Dinas Perikanan dan Kelautan Propinsi), Ir.
Zaini dan Ir. Heryadi Rachmat (Dinas Pertambangan dan Energi Propinsi).
Pemeriksaan lapangan dilakukan untuk mengetahui keberadaan pulau tersebut dan
kemungkinan upaya penanganannya bila diperlukan dengan segera.

TINJAUAN UMUM dengan luas  2.954 Ha yang meliputi perairan


dan pulau ketiga gili tersebut. Luas daratan dan
Lokasi keliling Gili Air, Gili Meno, Gili Trawangan
berturut-turut adalah 175 km dan 5 km, 150 Ha
Lokasi munculnya pulau (Gili Nongol), dan 4 km, 340 Ha dan 10 km (MREP Project
terletak di bagian utara-timurlaut Gili Air yang Part A 1996/1997). Secara administrasi pulau
berjarak  250 meter dari pantai (Gambar 1). ini termasuk dalam wilayah Desa Pamenang
Kawasan ini merupakan Taman Wisata Alam Barat, Kecamatan Tanjung, Kabupaten Lombok
(TWA) Laut berdasarkan Surat Keputusan Barat, Propinsi Nusa Tengara Barat dan secara
Menteri Kehutanan Nomor 85/Kpts-II/93
26
EDISI 01 2001 INFO PERTAMBEN
geografis terletak pada titik koordinat
11605’05” BT dan 0820’50” LS.
terdiri dari pecahan koral (karang) berwarna

Untuk mencapai lokasi ini dari kota Mataram


dapat dijangkau dengan kendaraan roda empat
ke arah Pamenang sampai lokasi pelabuhan
penyebrangan (bangsal),  26 km. Selanjutnya
untuk sampai ke lokasi pulau (Gili Nongol)
dapat ditempuh dengan menggunakan perahu
bermotor ke arah utara selama  25 menit.

Hasil Pemeriksaan

Berdasarkan hasil pemeriksaan sementara,


pulau (Gili Nongol) memiliki bentuk berupa
pematang yang memanjang (beach ridges/dune
ridges) dengan arah relatif barat-timur sejajar
garis pantai menyerupai bentuk sisir (comb putih dan sebagian kecil berwarna biru dan
structure) dengan ukuran panjang sekitar 100 merah dalam berbagai ukuran
meter dan lebar antara 3 sampai 10 meter serta Berdasarkan analisis sementara,
tinggi kurang lebih 75 cm (gambar 2). Material terbentuknya gili tersebut diakibatkan oleh
penyusun pulau hampir seluruhnya ( 96 %) akumulasi sedimen (pecahan karang mati) dan
mengendap akibat arus yang bergerak sejajar
garis pantai (drive current water) dari arah
selatan dan utara. Arus sejajar pantai dari arah
selatan tersebut membentur Tanjung Sire
kemudian berbalik ke arah barat bertemu
dengan arus dari arah utara yang membentur
Tanjung Sire dan berbalik arah ke barat.
Pertemuan kedua arus ini mengakibatkan
sedimen yang dibawa arus tersebut
terakumulasi di sebelah utara Gili Air
memanjang dari timur ke barat. Kejadian ini

28
EDISI 01 2001 INFO PERTAMBEN
berlangsung secara terus menerus sehingga umum di sekitar Gili Nongol untuk
membentuk yang didominasi oleh pecahan mengetahui terjadinya
karang mati. Bentuk endapan (pulau) relatif perubahan/perkembangan dari gili
memanjang sejajar garis pantai Gili Air, dimana tersebut.
bagian ke arah laut relatif bentuknya lurus,
3. Perlu dilakukan penyelidikan mengenai
sedangkan di bagian belakang tidak rata
keberadaan endapan pecahan koral yang
membentuk teluk-teluk kecil.
ada di sekitar Gili Nongol ke arah laut,
sebagai bahan untuk memperkirakan
Apabila kegiatan ini berlangsung terus,
perkembangan Gili Nongol selanjutnya.
maka diperkirakan akan terjadi semacam
pematang (barrier) dan akan terbentuk 4. Karena sifat (daratan) dari Gili Nongol ini
‘Lagoon’, yaitu daerah yang terletak antara masih labil, kiranya perlu dilakukan
pematang (pulau baru) dengan Gili Air. Pada pengawasan terhadap pemanfaatan gili ini
saat dilakukan pemeriksaan, di atas pulau baru oleh masyarakat setempat maupun
tersebut telah dihuni oleh beberapa ekor burung wisatawan (sebaiknya untuk sementara
dan beberapa jenis ikan karang. tidak diperkenankan melakukan kegiatan
ALTERNATIF PENANGANAN / apapun di atasnya).
PENGEMBANGAN Untuk menghindari berkurangnya luas gili
akibat gelombang (arus), perlu dilakukan
pemasangan batu perangkap.

Melihat kondisi Gili Nongol yang


pembentukannya hasil dari penimbunan
pecahan karang mati yang kondisinya bersifat
lepas-lepas dan strukturnya masih labil, maka
masih ada kemungkinan untuk berubah lagi
karena adanya pengaruh arus atau gelombang
yang besar. Perubahan ini bisa membuat gili ini
menghilang atau sebaliknya makin memperluas
daratan Gili Nongol ini. Oleh karena itu apabila
akan dilakukan penataan sebelum dilakukan
pengembangan/pengelolaan lebih jauh, perlu
dilakukan upaya berupa :
1. Kajian mendalam terhadap pengaruh
keberadaan Gili Nongol ini dari aspek
geologi, oseanografi (arus dan gelombang),
ekonomi, sosial-budaya masyarakat dan
aspek ekologi.
2. Perlu dilakukan pemantauan secara berkala
(minimal satu sampai dua bulan sekali)
terhadap luas permukaan gili ini, yang
didahului dengan pemetaan (sebagai titik
ikat) dan pengukuran batimetri secara
28

Anda mungkin juga menyukai