Anda di halaman 1dari 5

HATI-HATI: PREEKLAMPSIA !

Kaki bengkak saat hamil, itu wajar. Tapi jika disertai pusing atau sakit kepala, hati-hati lo!
Segera periksa ke dokter. Siapa tahu Anda mengidap preeklampsia.

Preeklampsia atau keracunan kehamilan memang penyakit yang hanya terjadi saat hamil.
“Penyakit ini tak terjadi pada wanita yang tidak hamil,” jelas dr. Rudy Setyadi, Sp.OG dari RS
Mitra Keluarga.

Sebetulnya istilah preeklampsia, dalam dunia kedokteran saat ini, sudah tak digunakan lagi.
Sebagai gantinya, para dokter menyebutnya gestosis. Artinya, penyakit yang hanya terjadi saat
kehamilan.

Ibu hamil mana pun dapat mengalami preeklampsia. Tapi,umumnya ada beberapa ibu hamil
yang lebih berisiko, yaitu ibu hamil untuk pertama kali, ibu dengan kehamilan bayi kembar, ibu
yang menderita diabetes, memiliki hipertensi sebelum hamil, ibu yang memiliki masalah dengan
ginjal, dan hamil pertama di bawah usia 20 tahun atau di atas 35 tahun. Ibu yang pernah
mengalami preeklampsia pada kehamilan sebelumnya akan ada kemungkinan berulang pada
kehamilan berikutnya. Adakalanya juga tidak.

Sayangnya penyebab preeklampsia sampai saat ini masih merupakan misteri. “Tak bisa diketahui
dengan pasti, walaupun penelitian yang dilakukan terhadap penyakit ini sudah sedemikian
maju,” tutur lulusan Fakultas Kedokteran UI ini. Yang jelas, preeklampsia merupakan salah satu
penyebab kematian pada ibu hamil, di samping infeksi dan perdarahan.

GEJALA YANG MUNCUL

Kondisi preeklampsia sangat kompleks dan sangat besar pengaruhnya pada ibu maupun janin.
Gejalanya dapat dikenali melalui pemeriksaan kehamilan yang rutin. Kendati tak jarang si ibu
merasa dirinya sehat-sehat saja.

“Adanya preeklampsia bisa diketahui dengan pasti, setelah pada pemeriksaan didapatkan
hipertensi, bengkak, dan protein dalam urin,” terang Rudy.

Preeklampsia biasanya muncul pada trimester ketiga kehamilan. Tapi bisa juga muncul pada
trimester kedua. Bentuk nonkompulsif dari gangguan ini terjadi pada sekitar 7 persen kehamilan.
Gangguan ini bisa terjadi sangat ringan atau parah.

Secara klinis, gejala-gejalanya ditandai oleh:

* Penemuan tekanan darah yang tinggi ataupun peningkatan tekanan darah dari biasanya. Itu
merupakan hal penting untuk menentukan seorang ibu hamil mengalami preeklampsia atau
tidak. Sebagai patokan digunakan batasan tekanan darah lebih dari 130/90 mmHg.
* Bengkak dapat mudah dikenali di daerah kaki dan tungkai. Pada keadaan yang lebih berat
didapatkan bengkak di seluruh tubuh. Pembengkakan ini terjadi akibat pembuluh kapiler bocor,
sehingga air yang merupakan bagian dari sel merembes keluar dan masuk ke dalam jaringan
tubuh dan tertimbun di bagian tersebut.

* Terdapat kadar protein tinggi dalam urin karena gangguan pada ginjal. Gejala preeklampsia
ringan menunjukkan angka kadar protein urin lebih tinggi dari 500 mg per 24 jam. Yang parah
dapat mencapai angka 5 gram dalam 24 jam. Pengeluaran urin pun kurang dari 400 ml per 24
jam.

* Kenaikan berat badan lebih dari 1,36 kg setiap minggu selama trimester kedua, dan lebih dari
0,45 setiap minggu pada trimester ketiga.

PERJALANAN PENYAKIT

Seluruh organ tubuh dapat terpengaruh oleh preeklampsia, misalnya:

* Otak

Dapat terjadi pembengkakan di otak sehingga timbul kejang dengan penurunan kesadaran yang
biasa disebut eklampsia. Dapat juga terjadi pecahnya pembuluh darah di otak akibat hipertensi.

* Paru-paru

Bengkak yang terjadi di paru-paru menyebabkan sesak napas hebat dan bisa berakibat fatal.

* Jantung

Terdapat payah jantung.

* Ginjal

Ditemukan adanya gagal ginjal.

* Mata

Bisa terjadi kebutaan akibat penekanan saraf mata yang disebabkan bengkak maupun lepasnya
selaput retina mata. Kebanyakan bersifat sementara. Kendati demikian, pemulihannya memakan
waktu cukup lama.

* Sistem darah

Terjadi pecahnya sel darah merah dengan penurunan kadar zat pembekuan darah.

AKIBAT PADA JANIN


Janin yang dikandung ibu hamil pengidap preeklampsia akan hidup dalam rahim dengan nutrisi
dan oksigen di bawah normal. Keadaan ini bisa terjadi karena pembuluh darah yang
menyalurkan darah ke plasenta menyempit.

Karena buruknya nutrisi, pertumbuhan janin akan terhambat sehingga terjadi bayi dengan berat
lahir yang rendah. Bisa juga janin dilahirkan kurang bulan (prematur), biru saat dilahirkan
(asfiksia), dan sebagainya.

Pada kasus preeklampsia yang berat, janin harus segera dilahirkan jika sudah menunjukkan
kegawatan. Ini biasanya dilakukan untuk menyelamatkan nyawa ibu tanpa melihat apakah janin
sudah dapat hidup di luar rahim atau tidak. Tapi, adakalanya keduanya tak bisa ditolong lagi.

Dokter tak akan membiarkan penyakit ini berkembang makin parah. Bila perlu, tanpa melihat
usia kehamilan, persalinan dapat dianjurkan atau kehamilan dapat diakhiri. Tergantung
keadaan, persalinan dilakukan dengan induksi atau bedah caesar.

Lantaran itu, ibu hamil harus melakukan pemeriksaan rutin dan konsultasi pada dokter.
Minimal setiap bulan pada kehamilan awal dan seminggu sekali menjelang kelahiran.
Maksudnya, agar bisa segera diketahui jika ada gejala preeklampsia. Jangan tunggu sampai
parah!

Riesnawiati Soelaeman.Ilustrasi:Pugoeh(nakita)

Menjalani Kehamilan Dengan Rileks

Banyak orang tua menyarankan agar ibu hamil menjalani kehamilannya dengan rileks.
Kecemasan menghadapi persalinan hanya akan merugikan Anda. Bisa diduga Anda akan cemas
sepanjang kehamilan. Selain itu, janin dalam perut pun menjadi tak nyaman karena kondisi ibu
yang demikian.

Ingat, kehamilan adalah anugerah. Tak semua wanita diberi kesempatan yang sama. Jadi, jalani
hari-hari Anda dengan sukacita. Perlu diingat pula, kehamilan hanya berjalan sembilan bulan.
saja. Setelah itu, Anda akan memperoleh hadiah yang luar biasa: seorang bayi.

Teknik relaksasi umumnya bisa membantu Anda mengurangi kecemasan dan ketegangan yang
berlebihan. Cobalah Anda melakukannya saat ketegangan muncul. Minta suami menemani.

Relaksasi bisa dilakukan dengan mencoba bersantai, duduk sambil memejamkan mata.
Relaksasikan otot-otot tubuh, dari otot kaki, perlahan-lahan naik ke atas tungkai, punggung,
leher, dan wajah. Bernapaslah lewat hidung, tarik dan hembuskan perlahan-lahan. Ulangi
selama 10 sampai 20 menit.

Bisa juga dilakukan dengan cara tarik napas perlahan dan melalui hidung. Sambil
melakukannya, tekan perut ke arah luar. Hitung sampai empat. Biarkan otot pundak dan leher
Anda rileks. Lalu, keluarkan napas perlahan-lahan dan tenang. Ulangi beberapa kali sampai
Anda merasa tenang.
Riesnawiati

Agar Lebih Nyaman Bersama Preeklampsia

Umumnya dokter akan menganjurkan istirahat total (bed rest). Jika tak terlalu membahayakan,
cukup dilakukan di rumah. Karena itu, Anda sangat menentukan agar istirahat menjadi lebih
nyaman. Ingat, ini demi keselamatan Anda dan janin.

* Istirahat Total.

Istirahat total dapat mengurangi kerja jantung ibu. Suplai darah ke rahim pun lebih terjaga
kecukupannya. Dengan kata lain, aktivitas yang meningkat menyebabkan tekanan darah
meningkat lebih tinggi lagi. Lantaran itu istirahat total merupakan solusi terbaik.

Istirahat total berarti berbaring di tempat tidur. Sebaiknya berbaring ke sisi sebelah kiri untuk
meningkatkan aliran darah pada janin.

Meninggalkan tempat tidur hanya bila Anda perlu ke kamar mandi. Usahakan kamar dalam
keadaan gelap atau remang-remang dengan stimulasi sesedikit mungkin.

* Dapatkan Pertolongan.

Mintalah pada keluarga, teman, atau pembantu rumah tangga untuk menggantikan segala tugas
Anda di rumah sebagai ibu rumah tangga. Misalnya, menyiapkan makanan, mencuci pakaian,
belanja dan membersihkan rumah. Bila tak ada yang membantu, tanyakan pada rumah sakit
apakah Anda bisa memperoleh perawat rumah.

Bila Anda memiliki anak kecil, mintalah keluarga, teman Anda atau pengasuhnya untuk selalu
menemani. Atau, biarkan si kecil tinggal beberapa hari dengan keluarga Anda. Mungkin cara
ini dapat membantu anak untuk mengalami hal baru sebagai sebuah liburan. Sekaligus
membuat Anda bisa jauh lebih tenang.

* Lakukan Apa yang Dapat Anda Lakukan.

Tinggal di tempat tidur tak berarti Anda tak dapat melakukan apapun. Anda dapat
merencanakan, misalnya, menu makanan, mengurus keuangan, membaca, menonton televisi,
dan memutar musik lembut.

* Kurangi Makanan Bergaram.

Sejumlah besar garam yang masuk ke dalam darah Anda dapat menyebabkan volume darah di
pembuluh darah bertambah. Akibatnya, jantung bekerja lebih kuat dan tekanan darah pun
meningkat. Jadi, aturlah menu makanan Anda dengan kecukupan gizi seimbang dan protein
tinggi seperti daging, ikan, susu, telur, keju, dan kacang-kacangan.
Hindari makanan yang mengandung banyak garam (tinggi natrium). Natrium banyak terdapat
pada garam, bumbu dapur, bahan pengembang maupun pengawet makanan. Karena itu, Anda
perlu menghindari makanan camilan, seperti biskuit, kue-kue, makanan instan, banyak saus,
makanan kaleng, dan sebagainya.

* Perbanyak Minum.

Anda bisa minum air putih lebih banyak dari biasanya. Air akan mendorong garam ke luar
tubuh. Dengan banyak minum, Anda menjadi lebih sering ke toilet sehingga kelebihan garam
bisa terbawa keluar. Minimal Anda minum 2 liter per hari.

* Tertib Minum Obat.

Jangan sekali-kali melanggar aturan dokter. Setiap obat yang dikonsumsi harus atas
persetujuan dan anjuran dokter. Biasanya dokter akan memberi obat antihipertensi. Dan bila
perlu diberikan obat penenang

http://yuwielueninet.wordpress.com/2008/03/17/hati-hati-preeklampsia/

Anda mungkin juga menyukai