Anda di halaman 1dari 7

c c 

"Ali" beralih ke halaman ini. Untuk kegunaan lain dari Ali, lihat Ali (disambiguasi).

c c 
 (Arab:      , Persia:       ) (599 ± 661) adalah
salah seorang pemeluk Islam pertama dan juga keluarga dari Nabi Muhammad. Menurut Islam
Sunni, ia adalah Khalifah terakhir dari Khulafaur Rasyidin. Sedangkan Syi'ah berpendapat
bahwa ia adalah Imam sekaligus Khalifah pertama yang dipilih oleh Rasulullah Muhammad
SAW. Uniknya meskipun Sunni tidak mengakui konsep Imamah mereka setuju memanggil Ali
dengan sebutan Imam, sehingga Ali menjadi satu-satunya Khalifah yang sekaligus juga Imam.
Ali adalah sepupu dari Muhammad, dan setelah menikah dengan Fatimah az-Zahra, ia menjadi
menantu Muhammad.


sÊ 1 Perbedaan pandangan mengenai pribadi Ali bin Abi Thalib
ãÊ 1.1 Syi'ah
ãÊ 1.2 Sunni
ãÊ 1.3 Sufi
sÊ 2 Riwayat Hidup
ãÊ 2.1 Kelahiran & Kehidupan Keluarga
âÊ 2.1.1 Kelahiran
âÊ 2.1.2 Kehidupan Awal
ãÊ 2.2 Masa Remaja
ãÊ 2.3 Kehidupan di Mekkah sampai Hijrah ke Madinah
ãÊ 2.4 Kehidupan di Madinah
âÊ 2.4.1 Perkawinan
âÊ 2.4.2 Julukan
âÊ 2.4.3 Pertempuran yang diikuti pada masa Nabi saw
âÊ 2.4.3.1 Perang Badar
âÊ 2.4.3.2 Perang Khandaq
âÊ 2.4.3.3 Perang Khaibar
âÊ 2.4.3.4 Peperangan lainnya
ãÊ 2.5 Setelah Nabi wafat
ãÊ 2.6 Sebagai khalifah
sÊ 3 Keturunan
sÊ 4 Lihat pula
sÊ 5 Referensi
sÊ 6 Pranala luar
ãÊ 6.1 Beberapa surat dab kotbah Ali yang sangat terkenal
ãÊ 6.2 Biografi Sunni
ãÊ 6.3 Biografi Syiah
ï   !  c c 
"#$

Syi'ah berpendapat bahwa Ali adalah khalifah yang berhak menggantikan Nabi Muhammad, dan
sudah ditunjuk oleh Beliau atas perintah Allah di Ghadir Khum. Syi'ah meninggikan kedudukan
Ali atas Sahabat Nabi yang lain, seperti Abu Bakar dan Umar bin Khattab.

Syi'ah selalu menambahkan nama c c  dengan c   (AS) atau @ 
  
   @     @   .

"%

Sebagian Sunni yaitu mereka yang menjadi anggota Bani Umayyah dan para pendukungnya
memandang Ali sama dengan Sahabat Nabi yang lain.

Sunni menambahkan nama Ali dengan ]  c


 (RA) atau @ 
  
    @   . Tambahan ini sama sebagaimana yang juga diberikan
kepada Sahabat Nabi yang lain.

"%

Sufi menambahkan nama c c  dengan ß      (KW) atau @ 
     . Doa kaum Sufi ini sangat unik, berdasar riwayat bahwa beliau
tidak suka menggunakan wajahnya untuk melihat hal-hal buruk bahkan yang kurang sopan
sekalipun. Dibuktikan dalam sebagian riwayat bahwa beliau tidak suka memandang ke bawah
bila sedang berhubungan intim dengan istri. Sedangkan riwayat-riwayat lain menyebutkan dalam
banyak pertempuran (duel-tanding), bila pakaian musuh terbuka bagian bawah terkena sobekan
pedang beliau, maka Ali enggan meneruskan duel hingga musuhnya lebih dulu memperbaiki
pakaiannya.

c c  dianggap oleh kaum Sufi sebagai Imam dalam ilmu al-hikmah (  
 @) dan futuwwah (@
  @
). Dari beliau bermunculan cabang-cabang tarekat
(  ) atau @
   . Hampir seluruh pendiri tarekat Sufi, adalah keturunan
beliau sesuai dengan catatan nasab yang resmi mereka miliki. Seperti pada tarekat Qadiriyah
dengan pendirinya Syekh Abdul Qadir Jaelani, yang merupakan keturunan langsung dari Ali
melalui anaknya Hasan bin Ali seperti yang tercantum dalam kitab manaqib Syekh Abdul Qadir
Jilani (karya Syekh Ja'far Barzanji) dan banyak kitab-kitab lainnya.

]&#'%
( )( %( % 
( 

Ali dilahirkan di Mekkah, daerah Hejaz, Jazirah Arab, pada tanggal 13 Rajab. Menurut
sejarawan, Ali dilahirkan 10 tahun sebelum dimulainya kenabian Muhammad, sekitar tahun 599
Masehi atau 600(perkiraan). Muslim Syi'ah percaya bahwa Ali dilahirkan di dalam Ka'bah. Usia
Ali terhadap Nabi Muhammad masih diperselisihkan hingga kini, sebagian riwayat menyebut
berbeda 25 tahun, ada yang berbeda 27 tahun, ada yang 30 tahun bahkan 32 tahun.

Beliau bernama asli '# bin Abu Thalib, paman Nabi Muhammad SAW. Haydar yang
berarti È  adalah harapan keluarga Abu Thalib untuk mempunyai penerus yang dapat menjadi
tokoh pemberani dan disegani diantara kalangan Quraisy Mekkah.

Setelah mengetahui sepupu yang baru lahir diberi nama ,[  ] Nabi SAW memanggil
dengan c  yang berarti Y  (derajat di sisi Allah).

( %c& 

Ali dilahirkan dari ibu yang bernama Fatimah binti Asad, dimana Asad merupakan anak dari
Hasyim, sehingga menjadikan Ali, merupakan keturunan Hasyim dari sisi bapak dan ibu.

Kelahiran c c  banyak memberi hiburan bagi Nabi SAW karena beliau tidak
punya anak laki-laki. Uzur dan faqir nya keluarga Abu Thalib memberi kesempatan bagi Nabi
SAW bersama istri beliau Khadijah untuk mengasuh Ali dan menjadikannya putra angkat. Hal
ini sekaligus untuk membalas jasa kepada Abu Thalib yang telah mengasuh Nabi sejak beliau
kecil hingga dewasa, sehingga sedari kecil Ali sudah bersama dengan Muhammad.

Dalam biografi asing (Barat), hubungan Ali kepada Nabi Muhammad SAW dilukiskan seperti
Yohanes Pembaptis (Nabi Yahya) kepada Yesus (Nabi Isa). Dalam riwayat-riwayat Syi'ah dan
sebagian riwayat Sunni, hubungan tersebut dilukiskan seperti Nabi Harun kepada Nabi Musa.

*] !+

Ketika Nabi Muhammad SAW menerima wahyu, riwayat-riwayat lama seperti Ibnu Ishaq
menjelaskan Ali adalah lelaki pertama yang mempercayai wahyu tersebut atau orang ke 2 yang
percaya setelah Khadijah istri Nabi sendiri. Pada titik ini Ali berusia sekitar 10 tahun.

Pada usia remaja setelah wahyu turun, Ali banyak belajar langsung dari Nabi SAW karena
sebagai anak asuh, berkesempatan selalu dekat dengan Nabi hal ini berkelanjutan hingga beliau
menjadi menantu Nabi. Hal inilah yang menjadi bukti bagi sebagian kaum Sufi bahwa ada
pelajaran-pelajaran tertentu masalah ruhani (spirituality dalam bahasa Inggris atau kaum Salaf
lebih suka menyebut istilah 'Ihsan') atau yang kemudian dikenal dengan istilah Tasawuf yang
diajarkan Nabi khusus kepada beliau tapi tidak kepada Murid-murid atau Sahabat-sahabat yang
lain.

Karena bila ilmu Syari'ah atau hukum-hukum agama Islam baik yang mengatur ibadah maupun
kemasyarakatan semua yang diterima Nabi harus disampaikan dan diajarkan kepada umatnya,
sementara masalah ruhani hanya bisa diberikan kepada orang-orang tertentu dengan kapasitas
masing-masing.

Didikan langsung dari Nabi kepada Ali dalam semua aspek ilmu Islam baik aspek zhahir
(exterior) atau syariah dan bathin (interior) atau tasawuf menggembleng Ali menjadi seorang
pemuda yang sangat cerdas, berani dan bijak.

( %* !'+ *

Ali bersedia tidur di kamar Nabi untuk mengelabui orang-orang Quraisy yang akan
menggagalkan hijrah Nabi. Beliau tidur menampakkan kesan Nabi yang tidur sehingga masuk
waktu menjelang pagi mereka mengetahui Ali yang tidur, sudah tertinggal satu malam perjalanan
oleh Nabi yang telah meloloskan diri ke Madinah bersama Abu Bakar.

( %*

ï &

Setelah masa hijrah dan tinggal di Madinah, Ali dinikahkan Nabi dengan putri kesayangannya
Fatimah az-Zahra yang banyak dinanti para pemuda. Nabi menimbang Ali yang paling tepat
dalam banyak hal seperti Nasab keluarga yang se-rumpun (Bani Hasyim), yang paling dulu
mempercayai ke-nabi-an Muhammad (setelah Khadijah), yang selalu belajar di bawah Nabi dan
banyak hal lain.

,% %

Ketika Muhammad mencari Ali menantunya, ternyata Ali sedang tidur. Bagian atas pakaiannya
tersingkap dan debu mengotori punggungnya. Melihat itu Muhammad pun lalu duduk dan
membersihkan punggung Ali sambil berkata, "Duduklah wahai Y, duduklah." Y
yang berarti debu atau tanah dalam bahasa Arab. Julukan tersebut adalah julukan yang paling
disukai oleh Ali.

ï  !%# %!-&

ï  .

Beberapa saat setelah menikah, pecahlah perang Badar, perang pertama dalam sejarah Islam. Di
sini Ali betul-betul menjadi pahlawan disamping Hamzah, paman Nabi. Banyaknya Quraisy
Mekkah yang tewas di tangan Ali masih dalam perselisihan, tapi semua sepakat beliau menjadi
bintang lapangan dalam usia yang masih sangat muda sekitar 25 tahun.

ï  (/

Perang Khandak juga menjadi saksi nyata keberanian Ali bin Abi Thalib ketika memerangi
Amar bin Abdi Wud . Dengan satu tebasan pedangnya yang bernama dzulfikar, Amar bin Abdi
Wud terbelah menjadi dua bagian.
ï  (

Setelah Perjanjian Hudaibiyah yang memuat perjanjian perdamaian antara kaum Muslimin
dengan Yahudi, dikemudian hari Yahudi mengkhianati perjanjian tersebut sehingga pecah
perang melawan Yahudi yang bertahan di Benteng Khaibar yang sangat kokoh, biasa disebut
dengan perang Khaibar. Di saat para sahabat tidak mampu membuka benteng Khaibar, Nabi saw
bersabda:

m @    @     


@ @            
                    
  @       @m

Maka, seluruh sahabat pun berangan-angan untuk mendapatkan kemuliaan tersebut. Namun,
temyata c c  yang mendapat kehormatan itu serta mampu menghancurkan
benteng Khaibar dan berhasil membunuh seorang prajurit musuh yang berani bernama Marhab
lalu menebasnya dengan sekali pukul hingga terbelah menjadi dua bagian.

ï    #

Hampir semua peperangan beliau ikuti kecuali perang Tabuk karena mewakili nabi Muhammad
untuk menjaga kota Madinah.

"  -&

Sampai disini hampir semua pihak sepakat tentang riwayat Ali bin Abi Thalib, perbedaan
pendapat mulai tampak ketika Nabi Muhammad wafat. Syi'ah berpendapat sudah ada wasiat
(berdasar riwayat Ghadir Khum) bahwa Ali harus menjadi Khalifah bila Nabi SAW wafat.
Tetapi Sunni tidak sependapat, sehingga pada saat Ali dan Fatimah masih berada dalam suasana
duka orang-orang Quraisy bersepakat untuk membaiat Abu Bakar.

Menurut riwayat dari Al-Ya'qubi dalam kitab Tarikh-nya Jilid II Menyebutkan suatu peristiwa
sebagai berikut. Dalam perjalan pulang ke Madinah seusai menunaikan ibadah haji ( Hijjatul-
Wada'),malam hari Rasulullah saw bersama rombongan tiba di suatu tempat dekat Jifrah yang
dikenal denagan nama "GHADIR KHUM." Hari itu adalah hari ke-18 bulan Dzulhijah. Ia keluar
dari kemahnya kemudia berkhutbah di depan jamaah sambil memegang tangan Imam Ali Bin
Abi Tholib r.a.Dalam khutbahnya itu antara lain beliau berkata : "Barang siapa menanggap aku
ini pemimpinnya, maka Ali adalah pemimpinnya.Ya Allah, pimpinlah orang yang mengakui
kepemimpinannya dan musuhilah orang yang memusuhinya"

Pengangkatan Abu Bakar sebagai Khalifah tentu tidak disetujui keluarga Nabi Ahlul Baitdan
pengikutnya. Beberapa riwayat berbeda pendapat waktu pem-bai'at-an c c 
terhadap Abu Bakar sebagai Khalifah pengganti Rasulullah. Ada yang meriwayatkan setelah
Nabi dimakamkan, ada yang beberapa hari setelah itu, riwayat yang terbanyak adalah Ali mem-
bai'at Abu Bakar setelah Fatimah meninggal, yaitu enam bulan setelah meninggalnya Rasulullah
demi mencegah perpecahan dalam ummat
Ada yang menyatakan bahwa Ali belum pantas untuk menyandang jabatan Khalifah karena
umurnya yang masih muda, ada pula yang menyatakan bahwa  ! dan  
sebaiknya tidak berada di tangan Bani Hasyim.

"   

Peristiwa pembunuhan terhadap Khalifah Utsman bin Affan mengakibatkan kegentingan di


seluruh dunia Islam yang waktu itu sudah membentang sampai ke Persia dan Afrika Utara.
Pemberontak yang waktu itu menguasai Madinah tidak mempunyai pilihan lain selain c 
c  sebagai khalifah, waktu itu Ali berusaha menolak, tetapi Zubair bin Awwam dan
Talhah bin Ubaidillah memaksa beliau, sehingga akhirnya Ali menerima bai'at mereka.
Menjadikan Ali satu-satunya Khalifah yang dibai'at secara massal, karena khalifah sebelumnya
dipilih melalui cara yang berbeda-beda.

Sebagai Khalifah ke-4 yang memerintah selama sekitar 5 tahun. Masa pemerintahannya
mewarisi kekacauan yang terjadi saat masa pemerintah Khalifah sebelumnya, Utsman bin Affan.
Untuk pertama kalinya perang saudara antara umat Muslim terjadi saat masa pemerintahannya,
Perang Jamal. 20.000 pasukan pimpinan Ali melawan 30.000 pasukan pimpinan Zubair bin
Awwam, Talhah bin Ubaidillah, dan Ummul mu'minin Aisyah binti Abu Bakar, janda
Rasulullah. Perang tersebut dimenangkan oleh pihak Ali.

Peristiwa pembunuhan Khalifah Utsman bin Affan yang menurut berbagai kalangan waktu itu
kurang dapat diselesaikan karena fitnah yang sudah terlanjur meluas dan sudah diisyaratkan
(akan terjadi) oleh Nabi Muhammad SAW ketika beliau masih hidup, dan diperparah oleh
hasutan-hasutan para pembangkang yang ada sejak zaman Utsman bin Affan, menyebabkan
perpecahan di kalangan kaum muslim sehingga menyebabkan perang tersebut. Tidak hanya
selesai di situ, konflik berkepanjangan terjadi hingga akhir pemerintahannya. Perang Shiffin
yang melemahkan kekhalifannya juga berawal dari masalah tersebut.

c c , seseorang yang memiliki kecakapan dalam bidang militer dan strategi
perang, mengalami kesulitan dalam administrasi negara karena kekacauan luar biasa yang
ditinggalkan pemerintahan sebelumya. Ia meninggal di usia 63 tahun karena pembunuhan oleh
Abdrrahman bin Muljam, seseorang yang berasal dari golongan Khawarij (pembangkang) saat
mengimami shalat subuh di masjid Kufah, pada tanggal 19 Ramadhan, dan Ali menghembuskan
nafas terakhirnya pada tanggal 21 Ramadhan tahun 40 Hijriyah. Ali dikuburkan secara rahasia di
Najaf, bahkan ada beberapa riwayat yang menyatakan bahwa ia dikubur di tempat lain.

( %%
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Keturunan Ali bin Abi Thalib

Ali memiliki delapan istri setelah meninggalnya Fatimah az-Zahra[1] dan memiliki keseluruhan
36 orang anak. Dua anak laki-lakinya yang terkenal, lahir dari anak Nabi Muhammad, Fatimah,
adalah Hasan dan Husain.
Keturunan Ali melalui Fatimah dikenal dengan Syarif atau Sayyid, yang merupakan gelar
kehormatan dalam Bahasa Arab, Syarif berarti  @ dan Sayyed berarti  . Sebagai
keturunan langsung dari Muhammad, mereka dihormati oleh Sunni dan Syi'ah.

Menurut riwayat, Ali bin Abi Thalib memiliki 36 orang anak yang terdiri dari 18 anak laki-laki
dan 18 anak perempuan. Sampai saat ini keturunan itu masih tersebar, dan dikenal dengan
Alawiyin atau c &#. Sampai saat ini keturunan c c  kerap digelari Sayyid.

c 0  c  !%


Hasan al-Mujtaba Zainab al-Kubra
Husain asy-Syahid Zainab al-Sughra
Muhammad bin al-Hanafiah Ummu Kaltsum
Abbas al-Akbar (dijuluki ") Ramlah al-Kubra
Abdullah al-Akbar Ramlah al-Sughra
Ja'far al-Akbar Nafisah
Utsman al-Akbar Ruqaiyah al-Sughra
Muhammad al-Ashghar Ruqaiyah al-Kubra
Abdullah al-Ashghar Maimunah
Abdullah (yang dijuluki Abu Ali) Zainab al-Sughra
â¼×Aun Ummu Hani
Yahya Fathimah al-Sughra
Muhammad al-Ausath Umamah
Utsman al-Ashghar Khadijah al-Sughra
Abbas al-Ashghar Ummu al-Hasan
Ja'far al-Ashghar Ummu Salamah
Umar al-Ashghar Hamamah
Umar al-Akbar Ummu Kiram

Anda mungkin juga menyukai