Anda di halaman 1dari 3

USMAN BIN AFFAN DAN ALI BIN ABI THALIB

A. Pengangkatan Usman Bin Affan Menjadi Khalifah

Mereka berkata, “Ya Amirul mukminin berikanlah wasiat, kepada siapa kekhalifahan akan
diberikan.” Umar ra. menjawab, “Aku tidak dapati orang yang berhak untuk mengembannya
selain mereka yang mendapat keridhaan dari Rasulullah saw. hingga beliau wafat.” Kemudian
Umar ra. menyebutkan nama mereka, Ali ra., Utsman, Zubair, Thalhah, Sa’ad dan Abdur
Rahman ra. Beliau berkata, “Dan Abdullah bin Umar ra. akan menjadi saksi atas kalian tapi dia
bukanlah sebagai kandidat -sebagai penenang hati beliau-703 jika khalifah ini dilimpahkan
kepada Sa’ad maka harus dilaksanakan, jika tidak maka kalian harus berusaha siapa di antara
kalian yang patut mengemban perkara ini. Aku memecat Sa’ad bukan karena ia seorang yang
lemah atau karena ia berkhianat, dan aku wasiatkan kepada khalifah setelahku terhadap orang-
orang muhajirin yang lebih dahulu masuk Islam, berikanlah hak mereka, jagalah kehormatan
mereka dan aku juga mewasiatkannya agar bersikap baik terhadap orang-orang Anshar yang
telah menempati kota Madinah dan telah beriman sebelum datangnya orang-orang Muhajirin dan
menghargai sikap baik mereka serta memaafkan segala kekeliruan mereka. Dan aku juga
mewasiatkannya agar berbuat baik terhadap seluruh rakyat, sebab mereka adalah pembela Islam,
aset negara yang membuat musuh jengkel,704 jangan diambil dari mereka kecuali dari sisa harta
mereka dan atas kerelaan mereka.

Aku mewasiatkan kepadanya agar bersikap baik terhadap orang-orang Arab Badui, karena
mereka adalah asalnya orang arab dan salah satu unsur Islam, agar diambil dari harta yang bukan
kesayangan mereka dan diberikan kepada orang-orang fakir di antara mereka. Aku wasiatkan
kepadanya agar menepati janji yang telah diberikan kepada orang-orang kafir yang ada dibawah
kekuasaan negara Islam dan memerangi musuh yang bermaksud hendak menyerang mereka serta
jangan bebankan kepada mereka pajak yang tidak sanggup untuk mereka bayar.

Ketika Umar ra. wafat kami berjalan mengusung jenazahnya,705 Abdullah bin Umar ra.
mengucapkan salam dan berkata, “Umar ra. bin Khaththab meminta izin.” ‘Aisyah ra. berkata,
“Silahkan masuk dan bawa jenazah itu masuk. Kemudian dimakamkan di samping kedua
temannya (Rasulullah saw. dan Abu Bakar ra.). Setelah selesai memakamkannya, berkumpullah
orang-orang yang telah disebutkan namanya. Abdur Rahman berkata, “Pilihlah di antara kalian
tiga orang calon!” Zubair berkata, “Aku Memilih Ali ra..” Thalhah berkata, “Aku memilih
Utsman,” dan Sa’ad berkata, “Aku memilih Abdur Rahman bin ‘Auf.” Abdur Rahman bin ‘Auf
berkata, “Siapa di antara kalian berdua yang mau mengundurkan diri dari pencalonan maka aku
akan menjadikan urusan ini untuknya dan Allah SWT. yang akan mengawasinya dan Islam,
hendaklah lihat siapa yang paling utama di antara kalian?” Ali ra. dan Utsman ra. terdiam. Abdur
Rahman berkata, “Apakah kalian menyerahkan perkara pemilihan ini kepadaku untuk memilih
siapa yang terbaik di antara kalian berdua?” mereka menjawab, “Ya!” Maka Abdur Rahman
memegang tangan Ali ra. seraya berkata kepadanya, “Engkau adalah kerabat dekat Rasulullah
saw. dan orang pertama masuk Islam dan hal itu sudah engkau ketahui. Demi Allah jika engkau
yang diangkat maka berlaku adillah dan jika Utsman ra.yang diangkat maka dengar dan taatilah
dia.
Kemudian ia mendekati Utsman ra.dan mengucapkan dengan ucapan yang sama. Setelah
mereka berdua berjanji, Abdur Rahman berkata, “Angkat tanganmu wahai Utsman!” lantas ia
membai’atnya kemudian disusul oleh Ali ra. dan diikuti oleh semua penduduk.

E. Peperangan Yang Terjadi Dimasa Ali Bin Abi Thalib

Perang Badar

Dalam perang Badar, perang pertama yang paling berkesan bagi Rasulullah (sehingga setelahnya, beliau
memanggil para sahabat yang ikut berjuang dalam Badar dengan sebutan " Yaa...ahlul Badar..."), Ali
menunjukkan siapa dirinya sesungguhnya. Dalam perang itu ia berhasil menewaskan separo dari 70an
pihak musuh yang terbunuh. Hari itu, bersama sepasukan malaikat yang turun dari langit, Ali mengamuk
laksana badai gurun.

Perang Badar adalah perang spiritual. Di sinilah, para sahabat terdekat dan pertama-tama Rasulullah
menunjukkan dedikasinya terhadap apa yang disebut dengan iman. Mulanya, jumlah lawan yang sepuluh
kali lipat jumlahnya menggundahkan hati para sahabat. Namun, doa pamungkas Rasulullah menjadi
penyelamat dari jiwa-jiwa yang gundah. Sebuah doa, semirip ultimatum, yang setelah itu tak pernah lagi
diucapkan Rasulullah..."Ya Allah, disinilah sisa umat terbaikmu berkumpul...jika Engkau tak menurunkan
bantuanmu, Islam takkan lagi tegak di muka bumi ini..."

Dalam berbagai siroh, disebutkan bahwa musuh kemudian melihat jumlah pasukan muslim seakan tiada
batasnya, padahal jumlah sejatinya tidaklah lebih dari 30 gelintir. Pasukan berjubah putih berkuda putih
seperti turun dari langit dan bergabung bersama pasukan Rasulullah. Itulah, kemenangan pasukan iman.
Dan Ali, menjadi bintang lapangannya hari itu.

Tak hanya Badar, banyak peperangan setelahnya menjadikan Ali sebagai sosok yang disegani. Di Uhud,
perang paling berdarah bagi kaum muslim, Ali menjadi penyelamat karena dialah yang tetap teguh
mengibarkan panji Islam setelah satu demi satu para sahabat bertumbangan. Dan yang terpenting, Ali
melindungi Rasulullah yang kala itu terjepit hingga gigi RAsulullah bahkan rompal dan darah mengalir di
mana-mana. Teriakan takbir dari Ali menguatkan kembali semangat bertarung para sahabat, terutama
setelah melihat Rasululah dalam kondisi kritis.

Perang Uhud

Perang Uhud meski pahit namun sejatinya berbuah manis. Di Uhud, Rasulullah banyak kehilangan
sahabat terbaiknya, para ahlul Badar. Termasuk pamannya, Hamzah --sang singa padang pasir. Kedukaan
yang tak terperi, sebab Hamzah-lah yang selama ini loyal melindungi Rasulullah setelah Abi Thalib
wafat. Buah manisnya adalah, doa penting Rasulullah juga terkabul, yaitu masuknya Khalid bin Walid,
panglima musuh di Perang Uhud, ke pangkuan Islam. Khalid kemudian, hingga akhir hayatnya,
mempersembahkan kontribusi besar terhadap kemenangan dan perkembangan Islam.

Bagi Ali sendiri, perang Uhud makin menguatkan imagi tersendiri pada sosok Fatimah binti Muhammad
SAW. Sebab di perang Uhud, Fatimah turut serta. Dialah yang membasuh luka ayahnya, juga Ali, berikut
pedang dan baju perisainya yang bersimbah darah.

Perang Khandak

Juga di perang Khandak. Perang yang juga terhitung genting. Perang pertama yang sifatnya psyco-war.
Ali kembali menjadi pahlawan, setelah cuma ia satu-satunya sahabat yang 'berani' maju meladeni
tantangan seorang musuh yang dikenal jawara paling tangguh, ‘Amr bin Abdi Wud. Dalam gumpalan
debu pasir dan dentingan suara pedang. Ali bertarung satu lawan satu. Rasulullah SAW bahkan bersabda:
“Manifestasi seluruh iman sedang berhadapan dengan manifestasi seluruh kekufuran”.

Dan teriakan takbir menjadi pertanda, bahwa Ali menyudahinya dengan kemenangan. Kerja keras Ali
berbuah. Kemenangan di raih pasukan Islam tanpa ada benturan kedua pasukan. Tidak ada pertumpahan
darah. kegemilangan ini, membuat Rasulullah SAW pada sebuah kesempatan : “Peperangan Ali dengan
‘Amr lebih utama dari amalan umatku hingga hari kiamat kelak”.

Perang Khaibar

Setelah Perjanjian Hudaibiyah yang memuat perjanjian perdamaian antara kaum Muslimin
dengan Yahudi, dikemudian hari Yahudi mengkhianati perjanjian tersebut sehingga pecah
perang melawan Yahudi yang bertahan di Benteng Khaibar yang sangat kokoh, biasa disebut
dengan perang Khaibar. Di saat para sahabat tidak mampu membuka benteng Khaibar, Nabi saw
bersabda:

"Besok, akan aku serahkan bendera kepada seseorang yang tidak akan melarikan diri, dia akan
menyerang berulang-ulang dan Allah akan mengaruniakan kemenangan baginya. Allah dan
Rasul-Nya mencintainya dan dia mencintai Allah dan Rasul-Nya".

Maka, seluruh sahabat pun berangan-angan untuk mendapatkan kemuliaan tersebut. Namun,
temyata Ali bin Abi Thalib yang mendapat kehormatan itu serta mampu menghancurkan benteng
Khaibar dan berhasil membunuh seorang prajurit musuh yang berani bernama Marhab lalu
menebasnya dengan sekali pukul hingga terbelah menjadi dua bagian.

Peperangan lainnya

Hampir semua peperangan beliau ikuti kecuali perang Tabuk karena mewakili nabi Muhammad
untuk menjaga kota Madinah.

Anda mungkin juga menyukai