LOKAKARYA Penelitian sagu telah dilakukan oleh berbagai institusi
dari berbagai aspek seperti bahan tanaman, budidaya,
seluruh mengembangkan pemangku dan kepen-tingan meman-faatkan dalam potensi
PENGEMBANGAN SAGU pengolahan dan sistem agribisnis. Namun demikian,
sebagian besar hasil penelitian ini belum diadopsi petani dan sumberdaya sagu nasional bagi kepentingan bersama secara berkeadilan,
DI INDONESIA stakeholder lainnya, karena berbagai keterba-tasan dan
masalah ekonomi, sosial, budaya, dan khususnya di Papua 2. Mendiskusikan peluang dan tantangan yang dihadapi pada sistem dan usaha agribisnis sagu selama ini, dan serta Papua Barat terkait dengan hak ulayat. Untuk itu selain merumuskan pemecahan masalah melalui kebijakan status teknologi sagu perlu dilihat dan dipilih yang bisa dan program pengembangan serta pemanfaatan yang BATAM, 25 – 26 JULI 2007 ditransfer kepada petani/pengguna. Selain itu, perlu berkelanjutan, dipertimbangkan membangun suatu kelembagaan sagu di 3. Mengkomunikasikan teknologi sagu yang telah setiap daerah yang beragam budayanya, yaitu suatu model dihasilkan oleh institusi-institusi pemerintah dan pihak Sagu adalah salah satu sumber pangan bagi sebagian pengembangan sagu yang melibatkan para pemilik sagu lainnya, masyarakat Indonesia di Propinsi Papua, Papua Barat, sebagai pekerja dan pengolah sagu, bersama-sama dengan 4. Meningkatkan kerja sama antar pelaku-pelaku agribisnis Maluku, Maluku Utara, Sulawesi Utara, Sulawesi Tenggara, pihak swasta, dan pemerintah sebagai fasilitator dan bapak sagu melalui langkah-langkah yang konkrit. Sulawesi Selatan, Kalimantan Tengah, Sumatera Barat, angkat dalam kerangka Inti -Plasma. Riau, Riau Kepulauan, dan Nangro Aceh Darussalam. Pengembangan budidaya sagu perlu dikembangkan ke Walaupun akhir-akhir ini sagu sebagai makanan pokok bagi daerah penghasil sagu lainnya. Kemudian kri sis energi bahan TEMA generasi muda, sudah mulai dialihkan sebagian sumber fosil sudah menjadi masalah di dunia termasuk Indonesia. “Meningkatkan Potensi dan Pemasyarakatan Hasil Sagu karbohidratnya ke beras, yang dianggap lebih mudah didapat Tanaman sagu merupakan salah satu/peluang tanaman yang Melalui Pengembangan Sistem Agribisnis yang Terpadu dan dan praktis dalam pengolahan sebagai makanan pokok. potensial untuk diolah menjadi bioetanol. Untuk itu Berkesinambungan”. Namun demikian, sebagai sumber karbohidrat pengolahan bioetanol sagu perlu dipertimbangkan ke depan, potensinya sangat besar. Peluang pengembangan sagu jika layak secara ekonomi, sosial, budaya, dan dapat sebagai substitusi bahan makanan lainnya, seperti mie, roti, menjaga pelestarian lingkungan, maka penggunaan bioetanol WAKTU dan TEMPAT biskuit, kue, makanan penyedap, dan berbagai jenis dari sagu adalah salah satu alternatif untuk mengurangi Lokakarya Sagu ini akan dilaksanakan pada tanggal 25 minuman sirup berkadar fruktosa tinggi, serta bahan baku produksi Co2. - 26 Juli 2007 di Hotel Goodway Jl. Imam Bonjol No.1, bukan makanan, seperti bahan perekat, farmasi, Tahun 2007 merupakan waktu yang tepat untuk melihat Nagoya, Batam, Provinsi Kepulauan Riau. biodegradable plastic, serta sumber bahan baku etanol dan mengevaluasi peluang-peluang yang dapat sangat terbuka dan menjanjikan. dikembangkan pada tanaman sagu. Hasil lokakarya ini yang Potensi sagu di Indonesia dari sisi luasnya sangat diharapkan diikuti oleh berbagai pihak yang berkepentingan, MATERI dan ACARA besar. Sekitar 60% areal sagu dunia ada di Indonesia. Data dapat menyusun suatu program pengembangan sagu yang ada menunjukkan bahwa areal sagu Indonesia menurut Indonesia ke masa depan mencakup industri hulu sampai ke Tanggal 25 Juli 2007 Prof. Flach mencapai 1,2 juta ha dengan produksi berkisar hilir, termasuk pemasarannya. Komitmen dan dukungan 1. Sambutan Ketua Panitia Pengarah 8,4-13,6 juta ton per tahun. Tetapi data luas areal sagu ini, kebijakan pemerintah sangat diperlukan. Terutama untuk 2. Sambutan Ketua Otorita Batam perlu diteliti lagi ketepatannya melalui metode dan teknik mendukung pembangunan berbagai sarana dan infrastruktur 3. Sambutan Gubernur Provinsi Kepulauan Riau yang lebih akurat dan mutakhir, karena berbagai sumber yang diperlukan. 4. Sambutan dan Pembukaan oleh Menteri Pertanian informasi lainnya, khususnya provinsi Papua dan Papua Barat yang mencakup 90% sagu di Indonesia, sangat besar TUJUAN MAKALAH UTAMA perbedaannya yaitu dari 600.000-5 juta ha. Data sagu perlu diperbaiki, apalagi data yang dipakai selama ini, selain sudah Tujuan penyelenggaraan Lokakarya Pengem-bangan 1. Keynote Speech: Arah dan Strategi Pengembangan puluhan tahun, dan ternyata sebagian besar merupakan data Sagu adalah untuk : Sagu di Indonesia (Kepala Badan Penelitian dan perkiraan. 1. Menggalang perhatian, komitmen, dan du-kungan Pengembangan Pertanian) kebijakan yang nyata dan berke-sinambungan dari 2. Status Teknologi Sagu (Puslitbang Perkebunan dan Institut Pertanian Bogor) AKOMODASI 3. Model Pengembangan Sagu di Papua (Universitas Selama mengikuti acara, panitia menyediakan seminar Negeri Papua) kit, makan siang dan kudapan. Biaya penginapan dan 4. Data, Peta dan Infrastruktur Sagu (Badan Planologi, perjalanan ditanggung oleh masing-masing peserta. Departemen Kehutanan) 5. Pengembangan Budidaya Sagu (Dr. Jong Fok Shoon, Selat Panjang, Riau) PENDAFTARAN 6. Pengolahan Bioetanol Sagu (Dr. Ishizaki, NECFER Biaya pendaftaran peserta lokakarya Rp 150.000,- Corporation, Jepang) /orang, Fieldtrip Rp. 150.000, -/orang. Pendaftaran dilakukan dengan cara mengisi formulir yang tersedia (dapat MAKALAH POSTER diperbanyak) dan dikirimkan melalui faksimili atau e-mail ke Sekretariat Panitia. Peserta Fieldtrip sangat terbatas. Makalah Poster yang menunjang tema lokakarya. Batas akhir penerimaan makalah lengkap beserta softcopynya pada tanggal 27 Juni 2007. Ukuran poster 100 cm x 70 cm. CONTACT PERSON: 1. Ir. Yusniarti (Hp: 0812-8418-324) FIELDTRIP 2. Evawati, B.Sc. (Hp: 0816-160-9395)
Tanggal 26 Juli 2007, mengunjungi perkebunan sagu di
SEKRETARIAT PANITIA Pulau Selat Panjang. Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan PESERTA Jalan Tentara Pelajar No. 1 Bogor 16111 Telp: (0251) 313083, 329305. Faks.: (0251) 336194 Peserta Lokakarya Sagu adalah: E-mail: criec@indo.net.id 1. Para peneliti, kelompok tani dan pengusaha industri sagu, baik BUMN, Swasta Nasional, Lembaga Terselenggara atas kerja sama : Internasional, Koperasi maupun perorangan. BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN 2. Para pengusaha industri yang terkait dengan industri PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN, BALAI PENELITIAN TAMAMAN KELAPA DAN PALMA LAIN, sagu antara lain pengusaha industri pupuk, agrokimia, dengan eksportir sagu, pabrik pengolahan sagu dan industri PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU dan lainnya. OTORITA BATAM 3. Para pakar yang berasal dari instansi penelitian dan pengkajian, perguruan tinggi, pelaku industri sagu, organisasi nasional dan internasional. 4. Para pembuat/penentu kebijakan yang terkait dengan industri sagu, seperti Departemen Pertanian, Departemen Perindustrian, Departemen Perdagangan, Departemen Koperasi, serta Pemerintah Daerah. 5. Lembaga swadaya masyarakat, biro konsultan, mahasiswa, pengamat dan pemerhati sagu.