Secara ringkas evaluasi dampak penting yang akan timbul dapat dilihat
pada tabel di bawah ini :
Kegiatan / Sumber
Dampak Potensial Dampak Penting Hipotetik
Dampak
Tahap Persiapan
Segi Lapangan Persepsi Masyarakat -
Perekrutan Tenaga Kerja Peningkatan Ekonomi -
Penyediaan Peralatan - -
Tahap Operasi
Pengerukan Pasir Laut Stabilitas Pantai Stabilitas Pantai
Topografi Dasar Laut Topografi Dasar Laut
Gangguan Keanekaragaman Hayati -
Peningkatan Sedimen Peningkatan Sedimen
Peningkatan Pendapatan Asli -
V-1
Daerah
Lanjutan Tabel 5.1
Lapangan Kerja -
Peningkatan Pendapatan Asli
Pengangkutan Daerah -
Lapangan Kerja
Penurunan Pendapatan Nelayan Penurunan Pendapatan Nelayan
Tahap Pasca Operasi
Penghentian Proyek - -
Pelepasan Tenaga Kerja Pengangguran -
Peningkatan Sedimen
Peningkatan sedimen menyebabkan terjadinya penurunan kualitas air laut
yang menyebabkan terganggunya kehidupan biota air. Penurunan kualitas air
V-2
laut di sekitar lokasi pengerukan, yaitu berupa kekeruhan sebagai peningkatan
kadar zat tersuspensi. Hasil perhitungan sebaran tersuspensi, material lanau /
lempung baru akan mengendap setelah menempuh jarak antara 145,07 – 219,93
meter dari titik pengerukan. Selain itu penurunan kualitas air juga disebabkan
oleh adanya ceceran atau tumpahan minyak sehubungan dengan perawatan
mesin, penggantian pelumas serta pengisian BBM. Dampak turunan dari kualitas
air laut akan berpengaruh terhadap biota perairan laut, baik terhadap jumlah
maupun keanekaragamannya.
Adanya arus dan gelombang akan berdampak terhadap kualitas air.
Ditinjau dari luas persebaran dampak dan berbaliknya dampak, maka adanya
arus dan gelombang yang kuat akan memperluas persebaran dampak dan
memperlambat berbaliknya dampak. Sebaliknya apabila arus dan gelombang
lemah dan tenang akan memperkecil luas persebaran dampak dan mempercepat
berbaliknya dampak.
Jika pengerukan pasir laut dilakukan secara terus-menerus selama 24
jam tanpa henti maka dampaknya akan terjadi selama tahap operasi
pemambangan berlangsung. Akibat lain dari pengoperasian kapal keruk adalah
timbulnya ceceran minyak dan oli.
V-3
5.2.1 Hasil Evaluasi Dampak Penting
Tahap Operasi
Dampak panting yang terjadi adalah :
Menurutnya kualitas air laut pada kegiatan laut proses
pengerukan
Terganggunya kestabilan pantai pada kegiatan proses
pengerukan
Menurunnya populasi planton dan benthos pada kegiatan proses
pengerukan dan pengangkutan
Menurunnya pendapatan nelayan pada kegiatan proses
pengangkutan
V-4
a) Kerjasama pemrakarsa dengan pemerintah daerah setempat dalam
penyelesaian masalah yang berhubungan dengan persiapan operasi
penambangan pasir laut.
b) Memberikan upah dan gaji yang layak terhadap tenaga kerja setempat,
sesuai dengan peraturan perundang-undangan setempat mengenai gaji
pekerja.
c) Memberikan perhatian dan peran serta pemrakarsa terhadap kegiatan-
kegiatan hari besar seperti kegiatan olahraga, dan meningkatkan
bantuan sosial kepada masyarakat sekitar pulau yang berpengaruh,
seperti membantu fasilitas dana pada bidang kesehatan, pendidikan
serta kesejahteraan sosial.
3. Pendekatan Institusional
Mekanisme pendekatan Institusional dapat dikembangakan dengan
melalui :
1) Mekanisme kerjasama antara PT Bumi Samudra Argomegah dengan
instansi-instansi terkait dalam pengelolaan lingkungan hidup, seperti
Kanwil DPE Provinsi Riau, Bapeko/Bapedalda Batam dan Otoritas Batam
serta Instasi terkait lainnya.
2) Mekanisne pengawasan dan pelaporan program pengelolaan lingkungan
oleh instansi yang berwenangan dan pihak yang berkepentingan.
V-5