III. Perkembangan Investasi Tabel IV-7. Debitur KUR Menurut Sektor Ekonomi 50
Perkembangan Investasi Proyek Tabel IV-8. Plafon KUR Menurut Provinsi 51
Tabel III-1. Sektor-Sektor Yang Menonjol Dari Hasil Tabel IV-9. Outstanding KUR Menurut Provinsi 53
Realisasi Investasi PMDN Triwulan I-2010 36 Tabel IV-10. Debitur KUR Menurut Provinsi 54
Tabel III-2. Sektor-Sektor Yang Menonjol Dari Hasil
Realisasi Investasi PMA Triwulan I-2010 37 V. Indikator Domestik
Tabel III-3. Berdasarkan Lokasi Proyek, Hasil Realisasi Tabel V-1. Pertumbuhan Ekonomi 55
Investasi PMDN Triwulan I-2010 37
Tabel V-2. PDB Riil (atas dasar harga konstan 2000) 57
Tabel III-4. Berdasarkan Lokasi Proyek, Hasil Realisasi
Investasi PMA Triwulan I-2010 38 Table V-3. PDB Nominal (atas dasar harga berlaku) 58
Tabel III-5. Berdasarkan Negara Asal Penanaman Modal Tabel V-4. Inflasi atas dasar IHK dan Core inflation 59
Yang Paling Menonjol Merealisasikan Investasi 38 Tabel V-5. Tingkat Pengangguran & Kemiskinan 60
Perkembangan Investasi Portofolio VI. Indikator Makro Ekonomi Negara Mitra Dagang
Tabel III-6. Kepemilikan SBN dan SBI 39 Tabel VI-1. Pertumbuhan Ekonomi Negara Mitra
Tabel III-7. Pergerakan Investasi di Pasar Modal 39 Dagang Utama 61
Tabel III-8. Komposisi Kepemilikan Efek di Bursa Efek Table VI-2. PDB Riil Negara Mitra Dagang Utama 62
Indonesia 40 Tabel VI-3. PDB Nominal Negara Mitra Dagang Utama 63
Tabel III-9. Perbandingan Investasi Proyek dan Tabel VI-4. Laju Inflasi Negara Mitra Dagang Utama 64
Portofolio 41
Tabel VI-5. Pengangguran Negara Mitra Dagang
Utama 65
IV. Perkembangan Kredit Usaha Rakyat (KUR)
Tabel VI-6. Pertumbuhan Ekspor dan Impor Negara
Tabel IV-1. Plafon KUR Menurut Bank Pelaksana 42 mitra Dagang Utama 66
Tabel IV-2. Outstanding KUR Menurut Bank Pelaksana 44 Tabel VI-7. Cadangan Devisa Negara Mitra Dagang
Tabel IV-3. Debitur KUR Menurut Bank Pelaksana 45 Utama 67
Tabel IV-4. Rata-Rata dan NPL KUR Menurut Bank Tabel VI-8. Nilai Tukar Negara Mitra Dagang Utama 68
Pelaksana 46
Tabel VI-9. Suku Bunga Internasional 69
Tabel IV-5. Plafon KUR Menurut Sektor Ekonomi 47
Tabel IV-6. Outstanding KUR Menurut Sektor Ekonomi 49
Laporan Triwulan II -2010
Hal Hal
DAFTAR GRAFIK
Memorandum:
Posisi Cadangan Devisa 34,724 42,586 56,920 51,639 66,105 71,823 76,321
(Di Bulan Impor & pembayaran resmi utang ) 4.3 4.5 5.8 4.0 6.5 5.4 5.8
Transaksi Berjalan (% GDP) 0.1 2.9 2.4 0.0 2.0 1.3 1.1
Rasio Pembayaran Utang (%) 17.3 24.8 19.4 18.1 22.7 21.8 22.5
a.l. Sektor Terkait Pemerintah & Otoritas Moneter 6.7 14.2 7.3 6.4 7.5 5.0 7.2
Sumber : Bank Indonesia
15,000 4,000
3,602
10,000 6,000
4,274
8,000
3,334 4,000 Pada triwulan II-2010
2,508 2,507
6,000
1,593 Transaksi modal dan finansial
1,270 2,000
4,000 menurun dibandingkan dengan
triwulan sebelumnya yang didorong
2,000 -
oleh penurunan investasi langsung
-1,822
- dan investasi portofolio
-2,000
q3 q4 q1 q2 q3 q4 q1 q2
-2,000
-4,000
2008 2009 2010
-4,000
-5,915 -6,000
-6,000
Investasi Langsung
-8,000 Investasi Portofolio -8,000
Investasi Lainnya
Transaksi Modal & Finansial
Sumber : BI
2010
ASEAN 2 34 24 14 -5 -1
Negara Lainnya - -3 133 7 -6 -2
Sumber : Bank Indonesia
Ket : 1 sampai dengan Desember 2005 menggunakan Dana yang diterima (Funds Received)
2 data revisi
3 angka sementara, tidak termasuk BUS
Non Performing Earning Asset (Nominal) 53.104 56.560 57.589 59.406 57.185 56.009 58.524 58.805
Rasio Non Performing Earning Asset (%) 2,37 2,30 2,35 2,41 2,29 2,22 2,29 2,24
Non Performing Loan (Nominal) 41.872 47.548 48.830 50.582 48.908 47.066 49.207 47.332
Rasio Non Performing Loan (%) 3,20 3,31 3,47 3,54 3,36 3,17 3,21 2,98
Sumber : SPI, Bank Indonesia
Hingga Juni 2010, pertumbuhan terbesar NPL bank umum terjadi pada sektor listrik, gas dan air sebesar 61,9% dan sektor
jasa sosial/masyarakat sebesar 20,9%.
NPL bank umum terbesar (nominal) berdasarkan sektor ekonomi diantaranya pada sektor perindustrian, sektor
perdagangan, restoran dan hotel, dan sektor lain-lain. Sepanjang tahun 2010 terjadi peningkatan NPL bank umum pada
sektor perdagangan, restoran dan hotel dan sektor lain-lain. Namun, NPL kedua sektor menurun pada bulan Juni 2010.
Sedangkan penyaluran kredit bank umum pada sektor perindustrian menunjukkan kinerja yang baik dengan terus
menurunnya NPL pada sektor tersebut hingga triwulan II-2010.
Pada triwulan II-2010, non performing loan bank umum berdasarkan jenis penggunaan
mengalami peningkatan di bulan Mei 2010 dan menurun pada Juni 2010.
Des 2007 Des 2008 Des 2009 Mar 2010 Juni 2010
Komposisi Komposisi Komposisi Komposisi Komposisi
Jenis
Nominal thd DPK Nominal thd DPK Nominal thd DPK Nominal thd DPK Nominal thd DPK
(%) (%) (%) (%) (%)
Giro 405.551 26,84 430.000 24,53 465.222 23,85 471.053 23,76 522.162 24,91
Rupiah 309.335 20,47 307.743 17,55 332.198 17,03 328.770 16,59 369.940 17,65
Valas 96.216 6,37 122.257 6,97 133.024 6,82 142.283 7,18 152.222 7,26
Deposito 666.708 44,13 824.704 47,04 899.783 46,13 934.929 47,17 963.069 45,95
Rupiah 540.982 35,81 675.983 38,56 761.844 39,05 795.430 40,13 829.798 39,59
Valas 125.726 8,32 148.722 8,48 137.939 7,07 139.499 7,04 133.272 6,36
Tabungan 438.574 29,03 498.587 28,44 585.707 30,03 576.197 29,07 610.805 29,14
Rupiah 434.480 28,76 476.717 27,19 544.411 27,91 533.724 26,93 564.669 26,94
Valas 4.095 0,27 21.870 1,25 41.295 2,12 42.472 2,14 46.136 2,20
Total DPK 1.510.834 100 1.753.292 100 1.950.712 100 1.982.179 100 2.096.036 100
Rupiah 1.284.797 85,04 1.460.443 83,30 1.638.454 83,99 1.657.925 83,64 1.764.407 84,18
Valas 226.037 14,96 292.849 16,70 312.258 16,01 324.254 16,36 331.629 15,82
Sumber : SPI, Bank Indonesia
Pertumbuhan total penempatan dana pihak ketiga di perbankan meningkat sebesar 5,7% dibandingkan
triwulan I-2010. Baik giro, deposito dan tabungan masing-masing meningkat 10,8%, 3% dan 6% seiring
peningkatan suku bunga giro dan deposito (lihat tabel II-6).
Deposito
Deposito 1 Bulan
Rupiah 10.75 6,77 5,62 5,68 5,60 5,85 5,83 6,57
Valas 4.28 1,74 1,19 1,21 1,30 1,36 1,26 1,34
Deposito 3 Bulan
Rupiah 11.16 7,45 6,87 6,67 6,69 6,89 6,89 6,89
Valas 4.55 2,14 2,15 1,60 1,58 1,53 1,42 1,41
Deposito 6 Bulan
Rupiah 10.34 7,89 6,99 6,84 6,96 6,97 6,85 6,83
Valas 4.16 2,32 2,17 2,18 1,62 1,59 1,56 1,64
Deposito 12 Bulan
Rupiah 10.43 9,54 7,33 7,12 7,84 7,69 7,46 7,27
Valas 3.58 2,72 1,83 1,27 1,74 2,01 1,91 1,71
Tabungan
Rupiah 3.33 2,79 2,27 2,30 2,54 2,54 2,50 2,54
Valas 1,21 0,50 0,34 0,34 0,35 0,30 0,29 0,30
Sumber : SPI, Bank Indonesia
Ket. Data tersedia mulai Januari 2008
*)Data Revisi
Modal Kerja
Rupiah 14,63 13,27 12,66 12,68 12,95 12,89 12,75 12,63
Valas 6,44 5,02 4,31 4,32 4,31 4,26 4,27 4,15
Investasi
Rupiah 13,99 12,55 12,41 12,43 12,21 12,11 12,06 12,19
Valas 7,01 5,88 6,16 6,11 5,60 5,41 5,49 5,29
Konsumsi
Rupiah 15,82 15,81 12,63 12,60 13,91 14,02 14,16 13,97
Valas 3,85 0,67 2,42 1,11 2,10 2,21 2,01 1,71
Sumber : SPI, Bank Indonesia
(Miliar Rp)
800,000 759,819
726,200
700,000 694,706
600,000
499,705
500,000 489,785
484,375
400,000
336,888
300,000
305,649
200,000
307,248
100,000
0
2005 2006 2007 2008 2009 Jan Feb Mar Apr Mei Jun
Perbandingan realisasi investasi antara PMDN dan PMA sebesar 1 : 1,95, artinya realisasi PMA mencapai 1,95 kali lebih besar dari
realisasi investasi PMDN.
Data realisasi investasi yang dikeluarkan oleh BKPM berbeda dengan data investasi yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia (investasi
asing langsung pada Neraca Pembayaran) dan Biro Pusat Statistik (Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto). Realisasi investasi
PMDN dan PMA yang dikeluarkan oleh BKPM berasal dari catatan perusahaan yang terdaftar di BKPM dan hanya mencatat aktivitas
dan realisasi investasi diluar sektor minyak dan gas, perbankan, lembaga keuangan, lembaga keuangan non bank, asuransi, leasing,
investasi portofolio, investasi pasar modal, investasi yang izinnya dikeluarkan oleh kementerian teknis, serta investasi rumah tangga.
Sedangkan investasi asing langsung yang dicatat oleh BI mencakup semua sektor dan menggunakan metode neraca pembayaran (BOP)
yang mencatat aliran dana yang masuk dan keluar Indonesia. Realisasi investasi yang dicatat oleh BKPM adalah bagian kecil dari data
investasi yang dikeluarkan BPS (PMTDB dalam PDB).
TABEL III.1. SEKTOR-SEKTOR YANG MENONJOL DARI HASIL REALISASI INVESTASI PMDN TRIWULAN II-2010
Nilai Realisasi Jumlah Proyek % thd total Inv. PMDN
Sektor (Rp trilyun) (unit) (%)
Industri makanan 6,2 108 40
Tanaman pangan dan perkebunan 1,8 42 12
Transportasi, gudang dan komunikasi 1,7 26 11
Pertambangan 1,6 5 10
Lainnya 4 199 26
Sumber: BKPM
Sektor industri makanan menjadi sektor yang paling diminati investor domestik dengan perbedaan nilai investasi yang signifikan
dibandingkan dengan sektor lainnya. Sedangkan investasi pada sektor transportasi, gudang dan komunikasi yang pada triwulan
sebelumnya paling diminati investor domestik justru mengalami penurunan.
Hingga triwulan II-2010, minat terbesar investor asing tetap pada sektor transportasi, gudang dan komunikasi sebagai sektor yang
paling diminati terutama di bidang komunikasi yang berbeda signifikan dibandingkan dengan sektor lainnya. Investasi pada sektor
perdagangan dan reparasi dan sektor listrik, gas dan air mengalami penurunan pada triwulan II-2010.
TABEL III.3. BERDASARKAN LOKASI PROYEK, HASIL REALISASI INVESTASI PMDN TRIWULAN II-2010
Terjadi peralihan investasi domestik pada triwulan II-2010. Provinsi DKI Jakarta yang pada triwulan sebelumnya mendapatkan investasi
terbesar dengan porsi 25,4% dari total investasi PMDN, pada triwulan kedua justru mengalami penurunan dengan porsi dibawah 6%.
Peningkatan investasi domestik terjadi di Provinsi Jawa Timur dan Kalimantan Timur.
TABEL III.5. BERDASARKAN NEGARA ASAL PENANAMAN MODAL YANG PALING MENONJOL MEREALISASIKAN INVESTASI
Penyerapan tenaga kerja dari investasi sebesar 211.040 orang, yaitu proyek PMDN (380 proyek) menyerap 92.331 orang (43,75%)
dan proyek PMA (1147 proyek) menyerap 118.709 orang (56,25%).
2010
Perdagangan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun
Saham 79.01 63.56 104.14 110.46 96.96 73.69
Obligasi Pemerintah 92.58 84.39 152.35 145.77 103.46 163.46
Obligasi Korporasi 6.51 7.68 6.95 6.93 5.55 9.77
Sumber: Bursa Efek Indonesia
Lokal
Corporate 240,121.80 17.42 4,006.68 4.5 167.61 1.33 244,296.09 16.5
Individual 88,892.01 6.45 810.87 0.91 9,470.96 75.13 99,173.84 6.7
Mutual Fund 47,636.63 3.46 17,509.06 19.66 658.24 5.22 65,803.93 4.45
Securities Company 12,115.28 0.88 520 0.58 50.42 0.4 12,685.70 0.86
Insurance 42,554.68 3.09 22,465.43 25.22 192.5 1.53 65,212.61 4.41
Pension Fund 17,538.15 1.27 24,948.64 28.01 278.13 2.21 42,764.92 2.89
Financial Institution 11,861.75 0.86 16,097.79 18.07 1,577.47 12.51 29,537.00 2
Fondation 1,711.00 0.12 1,176.32 1.32 67.15 0.53 2,954.47 0.2
Others 831.76 0.06 7 0.01 58.93 0.47 897.68 0.06
Kepemilikan Efek 463,263.05 33.6 87,541.80 98.28 12,521.40 99.33 563,326.25 38.05
Sumber: Bapepam LK
Tw II-2010
Investasi Proyek
Investasi PMDN 17.1
Investasi PMA 33.3
Investasi Portofolio
SBN 621.23
SBI 269.66
Perdagangan
Saham 73.69
Obligasi Pemerintah 163.46
Obligasi Korporasi 9.77
Kepemilikan Efek
Asing 917.00
Lokal 563.33
Sumber: Bursa Efek Indonesia dan IRU, Bank Indonesia
BRI KUR Ritel 3,487,430 3,556,579 3,645,133 5,006,676 69,149 88,554 1,361,543 1,519,246
BRI KUR Mikro 10,247,007 10,658,848 11,120,604 11,693,347 411,841 461,756 572,743 1,446,340
Dari 1 BPD penyalur KUR (Bank Jabar-Banten) pada Maret 2010 menjadi 12 BPD penyalur KUR pada Juni 2010
seperti BPD Jatim, BPD Jabar-Banten, BPD Jateng, BPD Nagari, BPD DKI, BPD DIY, BPD NTB, BPD Kalbar, BPD
Kalteng, BPD Kalsel, BPD Maluku, serta BPD Papua.
12
12 1.50
Grafik IV-1. BPD Penyalur KUR
1.46
1.30
10
8 1.10
8
0.90
6 0.70
0.77
0.50
4 3
Jumlah BPD Penyalur KUR 0.30
2 1 % Plafon BPD terhadap Total
0.20 0.10
Plafon KUR
0.01
0 -0.10
BRI KUR Ritel 28,826 28,859 29,116 39,962 33 257 10,846 11,136
BRI KUR Mikro 2,489,446 2,583,763 2,689,735 2,822,829 94,317 105,972 133,094 333,383
Bank Jabar Banten 24 262 900 1,704 238 638 804 1,680
-
Bank Jateng 167 900 1,714 167 733 814 1,714
-
Bank Jatim 41 152 385 41 111 233 385
- -
Bank Nagari 63 240 - 63 177 240
- -
Bank DKI - - - 9 9
9
- -
BPD DIY 1 10 - 1 9 10
- -
Bank NTB 70 148 - 70 78 148
- - -
Bank Kalbar 85 - - 85 85
- -
Bank Kalteng 30 30 - 30 - 30
- -
Bank Kalsel - 89 - - 89 89
- -
Bank Maluku 86 146 - 86 60 146
- - -
Bank Papua 48 - - 48 48
BRI KUR Ritel 120.98 123.24 125,19 125.29 6.62 6.78 7,24 6.74
214,55
BTN 224.67 219.49 208.73 12.30 14.13 14,31 13.61
196,27
Bukopin 207.87 198.75 194.89 9.84 10.09 10,31 10.31
Pengangkutan,
102,759
Pergudangan & Komunikasi 96,348 102,260 120,076 6,411 (499) 17,816 23,728
Jasa-jasa dunia usaha 562,536 590,038 614 693,891 27,502 (589,424) 693,277 131,355
Jasa-jasa Sosial/Masyarakat 271,110 282,018 294,426 331,843 10,908 12,408 37,417 60,733
Lain-lain 1,101,143 1,150,352 1,198,733 1,422,669 49,209 48,381 223,936 321,526
Pada Juni 2010, penyaluran KUR terbesar adalah pada sektor perdagangan restoran dan hotel sebesar 69%.
Kemudian dikuti oleh sektor pertanian sebesar 15%.
Industri Pengolahan 206,190 209,335 214,941 232,715 3,145 5,606 17,774 26,525
Listrik, Gas & Air 2,406 3,113 3,745 4,514 707 632 769 2,108
Jasa-jasa dunia usaha 264,243 275,144 295,557 321,754 10,901 20,413 26,197 57,511
Jasa-jasa
Sosial/Masyarakat 105,790 110,140 116,100 127,612 4,350 5,960 11,512 21,822
Jasa-jasa dunia usaha 41,587 43,109 44,743 47,021 1,522 1,634 2,278 5,434
Jasa-jasa
Sosial/Masyarakat 42,971 44,502 46,176 48,331 1,531 1,674 2,155 5,360
Pada Juni 2010, penyaluran KUR terbesar terdapat pada provinsi Jawa Tengah sebesar 14.59%. Kemudian diikuti
oleh Jawa Timur (13.40%), Jawa Barat (12.39%), Sumatera Utara (5.35%) dan Sulawesi Selatan (5.25%).
Sumatera Utara
14.59
Jawa Barat
Jawa Tengah
2010
Uraian
2005 2006 2007 2008 2009 Q1 Q2
1. PDB Total 5.69 5.5 6.35 6.01 4.55 5.7 6.2
2. Menurut Migas & Non Migas
a. Migas -3.11 -1.27 -0.79 0.18 -0.69 -0.9 0.3
b. Non Migas 6.57 6.11 6.95 6.46 4.93 6.2 6.6
3. Menurut Lapangan Usaha
a. Pertanian 2.72 3.36 3.47 4.83 4.13 3.0 3.1
b. Pertambangan & penggalian 3.2 1.7 1.93 0.68 4.37 3.1 3.8
c. Industri Pengolahan 4.6 4.59 4.67 3.66 2.11 3.7 4.3
d. Listrik, Gas dan Air Bersih 6.3 5.76 10.33 10.92 13.78 8.2 4.8
e. Bangunan 7.54 8.34 8.53 7.51 7.05 7.1 7.2
f. Perdagangan, Hotel dan Restoran 8.3 6.42 8.93 6.87 1.14 9.4 9.6
g. Pengangkutan dan Komunikasi 12.76 14.23 14.04 16.57 15.53 11.9 12.9
h. Keuangan, Persewaan dan Jasa 6.7 5.47 7.99 8.24 5.05 5.3 6.1
i. Jasa-jasa 5.16 6.16 6.44 6.23 6.4 4.6 5.3
4. Menurut Jenis Penggunaan
a. Konsumsi Rumah Tangga 3.95 3.17 5.01 5.34 4.85 3,9 5.0
b. Konsumsi pemerintah 6.64 9.61 3.89 10.43 15.72 -8,8 -9.0
c. Investasi (PMTDB) 10.89 2.6 9.32 11.86 3.32 7.8 8.0
d. Ekspor 16.6 9.41 8.54 9.53 -9.7 20.0 14.6
e. Impor 17.77 8.58 9.06 10 -14.97 22.6 17.7
Sumber : CEIC & BPS
60.0 56.7 Grafik V-1. PDB Triwulan II-2010 Grafik V-2. PDB Triwulan II-2010
Berdasarkan Pengeluaran Berdasarkan Sektor
50.0
Jasa-jasa 10.3
5.3
Pertumbuhan (% yoy)
Keuangan, Real Estat, & Jasa 7
40.0
Strukur PDB (%) Perusahaan 6.1
31.6
Pengangkutan & Komunikasi 6.2
30.0 12.9
23.8 22.6 Perdagangan, Hotel, dan 13.7
Restoran 9.6
20.0 17.7
14.6 10.2 Strukur PDB (%)
Konstruksi 7.2
8.5 8.0 Pertumbuhan (%
10.0 Listrik, Gas, & Air Bersih 0.8
5.0 4.8 yoy)
-20.0
Sumber : BPS, data diolah 0 10 20 30
Sumber: BPS, data diolah
May-07
May-08
May-09
May-10
Jan-06
Mar-06
Jul-06
Sep-06
Nov-06
Jan-07
Mar-07
Jul-07
Sep-07
Nov-07
Jan-08
Mar-08
Jul-08
Sep-08
Nov-08
Jan-09
Mar-09
Jul-09
Sep-09
Nov-09
Jan-10
Mar-10
Laporan Triwulan II-2010 59
TABEL V-5. TINGKAT PENGANGGURAN DAN KEMISKINAN
(%)
12
% 11.24 % Grafik V-5. Tingkat Kemiskinan Juta
Grafik V-4. Tingkat Pengangguran 20 41
11 10.45 39.3 Penduduk Miskin (RHS)
10.26 10.28
19 % Miskin (LHS) 39
9.75
10 18 37.17
9.11 36.1 37
17 35.1 17.75
9 8.46 8.39 34.96
8.14 35
7.87 16 16.66 16.58
8 7.41 15.97 32.53
15 33
15.42
31.02
7 14
31
14.15
13
6 13.33 29
Sumber : CEIC, & BPS 12
5 27
11
Feb Nov Feb Aug Feb Aug Feb Aug Feb Aug Feb
10 25
2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010
2005 2006 2007 2008 2009 2010
Sumber : BPS
2010
Uraian
2005 2006 2007 2008 2009 Q1 Q2
1. Jepang 1.93 2.04 2.36 -1.19 -5.20 5.00 -
2. China 10.40 11.61 13.02 9.55 8.74 11.90 10.30
3. India 9.21 9.82 9.37 7.35 5.67 8.60 -
4. USA 3.05 2.67 2.14 0.44 -2.44 2.40 3.20
5. Singapore 7.65 8.68 8.22 1.39 -2.02 16.90 18.80
6. Malaysia 5.33 5.85 6.18 4.63 -1.72 10.10 8.90
7. Thailand 4.60 5.15 4.93 2.46 -2.28 12.00 -
8. Jerman 0.73 3.18 2.52 1.25 -4.97 2.10 4.10
9. Korea Selatan 3.96 5.18 5.11 2.30 0.20 8.10 7.20
10. Inggris 2.17 2.85 2.56 0.55 -4.92 -0.20 1.60
11. Indonesia 5.69 5.50 6.35 6.01 4.55 5.70 6.20
Sumber :
Uraian
2005 2006 2007 2008 2009 2010*
1. Jepang 536,762.20 547,709.30 560,650.80 553,960.70 525,170.70 535,130.09
2. China 8,243.06 9,199.76 10,397.22 11,390.57 12,385.54 13,629.09
3. India 27,692.55 30,411.02 33,261.21 35,704.65 37,728.44 41,039.70
4. USA 12,638.38 12,976.25 13,254.05 13,312.18 12,987.35 13,390.07
5. Singapore 198.37 215.59 233.31 236.55 231.78 244.94
6. Malaysia 449.25 475.53 504.92 528.31 519.22 543.71
7. Thailand 3,858.02 4,056.55 4,256.56 4,361.40 4,262.04 4,497.40
8. Jerman 2,123.41 2,190.85 2,245.99 2,274.02 2,160.93 2,187.08
9. Korea Selatan 865,240.90 910,048.90 956,514.50 978,498.80 980,413.10 1,024,669.55
10. Inggris 1,254.06 1,289.83 1,322.84 1,330.09 1,264.65 1,281.55
11. Indonesia 1,750,815.20 1,847,126.70 1,964,327.30 2,082,315.90 2,176,975.50 2,307,671.81
Sumber :
Uraian
2005 2006 2007 2008 2009 2010*
1. Jepang 4,552.19 4,362.58 4,377.96 4,886.96 5,068.06 5,272.94
2. China 2,235.93 2,657.85 3,382.44 4,519.94 4,908.98 5,364.87
3. India 784.25 875.44 1,100.99 1,206.68 1,235.98 1,367.22
4. USA 12,638.38 13,398.93 14,077.65 14,441.43 14,256.28 14,799.56
5. Singapore 121.25 140.54 171.56 188.26 177.13 194.92
6. Malaysia 138.02 157.05 186.34 221.60 191.46 213.07
7. Thailand 176.35 207.23 247.11 272.43 263.89 297.85
8. Jerman 2,793.23 2,919.51 3,328.18 3,673.11 3,352.74 3,332.80
9. Korea Selatan 844.87 951.77 1,049.24 931.41 832.51 991.15
10. Inggris 2,282.89 2,442.95 2,800.11 2,684.22 2,183.61 2,222.63
11. Indonesia 285.86 364.35 432.23 511.49 539.38 670.42
Sumber :
2010
Uraian
2005 2006 2007 2008 2009 Q1 Q2
1. Jepang -0.30 0.30 0.00 1.40 -1.38 -1.10 -0.70
2. China 1.82 1.47 4.77 5.90 -0.69 2.40 2.90
3. India 4.25 6.18 6.37 8.35 10.83 14.86 13.73
4. USA 3.37 3.22 2.87 3.82 -0.32 2.30 1.10
5. Singapore 0.47 0.97 2.10 6.51 0.21 1.60 2.70
6. Malaysia 3.05 3.61 2.03 5.40 0.60 1.30 1.70
7. Thailand 4.54 4.64 2.24 5.47 -0.85 3.40 3.20
8. Jerman 1.92 1.78 2.28 2.75 0.08 1.10 1.10
9. Korea Selatan 2.75 2.24 2.54 4.67 2.76 2.30 2.60
10. Inggris 2.04 2.30 2.35 3.63 2.17 3.40 3.20
11. Indonesia 10.46 13.10 6.03 9.78 4.81 3.40 5.10
Sumber :
2010
Uraian
2005 2006 2007 2008 2009 Q1 Q2
1. Jepang 4.43 4.13 3.85 3.99 5.08 5.00 5.30
2. China 4.20 4.10 4.00 4.20 - 4.20 -
3. India 3.10 - - - - - -
4. USA 5.08 4.61 4.61 5.82 9.28 9.70 9.70
5. Singapore 3.13 2.65 2.13 2.23 3.00 2.20 2.30
6. Malaysia 3.60 3.33 3.2 3.3 3.70 3.70 3.30
7. Thailand 1.88 1.56 1.37 1.40 1.50 1.40 1.54
8. Jerman 9.14 8.10 8.33 7.24 7.44 8.00 7.70
9. Korea Selatan 3.73 3.47 3.25 3.18 3.65 4.30 3.50
10. Inggris 4.79 5.40 5.40 5.55 7.46 7.80 7.80
11. Indonesia 11.24 10.28 9.11 8.39 8.14 7.41 7.41
Sumber :
2010
Uraian 2005 2006 2007 2008 2009
Q1 Q2
a. Pertumbuhan Ekspor
1. Jepang 7.33 14.61 11.54 -3.47 -33.14 43.27 33.22
2. China 28.42 27.16 25.77 17.40 -16.02 28.71 40.92
3. India 21.60 25.28 14.70 16.90 -0.90 33.44 -
4. USA 10.69 15.01 12.25 10.85 -18.12 21.06 27.84
5. Singapore 13.98 12.82 4.42 5.80 -17.96 28.39 -
6. Malaysia 11.70 11.16 1.96 9.84 -17.59 30.73 21.73
7. Thailand 14.6 11.2 6.2 11.7 -11.22 31.95 41.74
8. Jerman 7.48 13.58 8.08 1.96 -18.36 11.26 25.41
9. Korea Selatan 12.04 14.43 14.14 13.60 -13.86 36.16 33.23
10. Inggris 11.13 15.14 -9.80 13.11 -9.60 3.62 -
11. Indonesia 22.9 17.5 13.3 20.1 -14.97 54.31 36.76
b. Pertumbuhan Impor
1. Jepang 15.71 18.25 8.60 7.96 -34.77 18.86 27.82
2. China 17.59 19.93 20.78 18.48 -11.20 64.65 43.63
3. India 31.80 27.27 20.40 29.00 -9.24 55.34 34.22
4. USA 13.86 10.78 5.71 7.51 -26.20 21.69 32.91
5. Singapore 13.59 13.73 4.50 13.87 -20.98 25.48 26.55
6. Malaysia 9.11 10.85 5.09 3.53 -16.94 35.06 30.39
7. Thailand 25.1 4.0 -1.5 22.0 -22.52 63.56 44.58
8. Jerman 9.15 16.86 4.89 4.67 -17.18 7.19 -
9. Korea Selatan 16.38 18.43 15.34 21.98 -25.77 37.18 43.09
10. Inggris 7.59 10.90 2.91 9.91 -10.21 4.79 -
11. Indonesia 24.9 5.9 21.9 73.5 -25.08 57.59 47.77
Sumber :
2010
2006 2007 2008 2009
Q1 - Mar Apr Mei Jun
Uraian Dec Dec Dec Dec
1. Jepang 895 973 1,030 1049 1043 1047 1041 1050
2. China 1068 1530 1946 2416 2464 2491 2440 2454
3. India 199 310 252 283 279 280 273 -
4. USA 55 60 67 120 116 115 113 -
5. Singapore 137 163 174 188 197 203 198 200
6. Malaysia 82 101 91 95 94 95 94 -
7. Thailand 65 85 109 135 141 144 140 -
8. Jerman 42 44 43 60 60 60 61 -
9. Korea Selatan 239 262 201 270 272 279 270 274
10. Inggris 41 49 44 56 58 59 60 -
11. Indonesia 41 55 50 64 69 76 72 73
Sumber :
- SEKI, Bank Indonesia
- national bereau statistic of each country
2010
Uraian
2006 2007 2008 2009 Q1- Mar Apr Mei Jun
1. Jepang 116.30 117.75 103.36 92.13 93.27 93.53 92.15 90.92
2. China 7.97 7.61 6.95 6.83 6.83 6.83 6.83 6.82
3. India 45.31 41.35 43.51 48.32 45.45 44.47 45.87 46.58
4. USA*) 1.84 2.00 1.85 1.57 1.51 1.53 1.47 1.48
5. Singapore 1.59 1.51 1.41 1.45 1.40 1.38 1.39 1.40
6. Malaysia 3.67 3.44 3.34 3.52 3.32 3.21 3.25 3.26
7. Thailand 37.88 34.52 33.31 34.31 32.49 32.29 32.41 32.47
8. Euro 0.76 0.68 0.74 0.68 0.74 0.75 0.80 0.82
9. Korea Selatan 954.79 929.26 1,102.05 1,274.98 1,136.08 1115.8 1167.27 1215.05
10. Inggris*) 1.84 2.00 1.85 1.57 1.51 1.53 1.47 1.48
11. Indonesia 9,159.32 9,141.00 9,698.96 10,398.35 9,173.73 9027.51 9167.03 9149.6
*) USD terhadap poundsterling
1) Rata-rata periode
Sumber :
Penerimaan perpajakan selama tahun 2005-2009 mengalami peningkatan dari Rp. 347 Triliun pada tahun 2005 menjadi Rp. 652 Triliun pada
tahun 2009. Dalam RAPBN-P 2010, pemerintah memperkirakan penerimaan perpajakan sebesar Rp. 733,2 Triliun lebih rendah Rp. 9.5 Triliun
atau 1,3% dari APBN 2010.
120% 3.0%
Pinjaman LN (LHS) SBN (LHS)
2.5%
Rasio Utang/PDB (LHS) Rasio Defisit/PDB (RHS)
100% 2.5%
77%
80% 67% 1.7% 2.0%
57% 1.6%
60% 1.3% 61% 47% 1.3% 1.5%
1.1%
0.9%
40% 35% 33% 1.0%
39% 28%
0.5% 26%
20% 0.5%
0.1%
0% 0.0%
2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 Jun'10
Sumber: Dirjen Pengelolaan Utang, Kemenkeu
Rasio utang terhadap PDB akan diupayakan menurun menjadi 26% dari 28% pada APBN 2009
Dalam APBN-P 2010 telah ditetapkan defisit anggaran terhadap PDB sebesar 2.1% (meningkat dari
tahun 2009 sebesar 1.6%)
Sejak tahun 2005, Surat Berharga Negara (SBN) menjadi instrumen utama pembiayaan defisit APBN,
artinya porsi pinjaman luar negeri berkurang. Dalam perkembangannya, porsi kepemilikan asing pada
SBN meningkat dari sekitar Rp 100 triliun pada awal tahun 2009 menjadi sekitar Rp 162 triliun pada Juni
2010
Semua data yang terdapat dalam laporan ini berasal dari beberapa sumber terkait.
Hanya dilakukan perubahan dalam penyusunan, analisa grafik dan komparasi.