Anda di halaman 1dari 133

PALEONTOLOGI

Oleh:

Hita Pandita

Program Studi: Teknik Geologi (S-1)

Sekolah Tinggi Teknologi Nasional


Yogyakarta
ANALISIS INSTRUKSIONAL

1. 2. 3.
Pendahuluan Sejarah Paleontologi & Aplikasi Paleontologi
Konsep Dasar

6. 5. 4.
Filum Protozoa Taksonomi Proses Pemfosilan

7. 8. 9.
Filum Coelenterata Filum Moluska Filum Brachiopoda

12. 11. 10.


Vertebrata Filum Echinodermata Filum Arthropoda

13.
Fosil Jejak
KAJIAN PUSTAKA

Buku Teks:
1. Briggs, D.E.G., and Crowther, P.R., 1996, Palaeobiology a
Synthesis, The Palaeontological Association
2. Lehman, U., 1985, Invertebrate of Paleontology, Freeman &
Company, San Francisco
3. Raup, D., and Stanley, S., 1971, Principle of Paleontology,
Freeman & Company, San Francisco

Referensi :
1. Ekdale, A.A., Broomley, R.G. and Pemberton, S..G., 1984,
Ichnology: The Use of Trace Fossils in sedimentology and
Stratigraphy, SEPM, Tulsa-Oklahoma.
2. Bemmelen, R.W. van, 1949, The Geology of Indonesia, The
Hague, Martinus Nijhoff, vol. IA.
PENILAIAN

No. Deskripsi Penilaian Bobot (%)

1. Kehadiran Mahasiswa 10

3. Tugas-tugas dan diskusi 20

4. Ujian Tengah Semester (UTS) 30

5. Ujian Akhir Semester (UAS) 40

Jumlah 100%
PENDAHULUAN

PENGERTIAN/DEFINISI
Paleontologi adalah ilmu yang mempelajari tentang kehidupan masa
lampau.
Paleo = masa lampau, Onto = kehidupan, logos = ilmu

Shrock & Twenhofel (1952):

Paleontologi adalah ilmu yang mempelajari tentang kehidupan masa


lampau dalam skala umur geologi.

BATASAN
Studi Paleontologi dibatasi oleh skala waktu geologi yaitu umur termuda adalah
Kala Holosen (0,01 jt. th. yang lalu).
OBYEK STUDI :

Fosil, sisa atau jejak organisme yang terawetkan di dalam lapisan


kerak bumi, yang terawetkan oleh proses-proses alami, dan dibatasi
oleh umur termuda pada Kala Holosen.
GEOLOGI DAN PALEONTOLOGI

Geologi adalah ilmu yang mempelajari tentang bumi meliputi proses-


proses pembentukannya dan gejala-gejala yang ada di dalamnya.

Di dalam mempelajarinya terdapat tiga pilar ilmu yang diperlukan, yaitu:


Paleontologi-Stratigrafi, Mineral-Batuan, dan Struktur Geologi.
FOSIL

Sisa atau jejak organisme yang terawetkan di dalam lapisan kerak


bumi, yang terawetkan oleh proses-proses alami, dan dibatasi oleh
umur termuda pada Kala Holosen.

Ada 4 faktor untuk disebut sebagai fosil :

1. Sisa atau Jejak Organisme. Contoh: tulang, cangkang, footprint, dll


2. Terawetkan di dalam batuan atau kerak bumi.
3. Terawetkan secara alami. Contoh: fosil Stegodon di daerah Sangiran
4. Umur fosil tidak lebih muda dari Holosen (+ 10.000 th).
UKURAN FOSIL

Berdasarkan ukurannya dalam mempelajari fosil dibedakan menjadi dua, yaitu


Mikrofosil, dan Makrofosil

1. Mikrofosil, jika dalam mengamati diperlukan mikroskop.


2. Makrofosil, jika dalam mengamati cukup menggunakan mata tanpa alat
bantu.
Proses Pembentukan Fosil

Ada 3 faktor yang mempengaruhi dapat tidaknya suatu organisme terawetkan


menjadi fosil. Keempat faktor tersebut adalah:

1. Biologis, predator dan bakteri scavenger selalu ada di semua lingkungan.


Mencegah terawetkannya tubuh suatu organisme

2. Fisik/Mekanik, fosil sulit terbentuk pada lingkungan dengan energi sedimentasi


yang kuat.

3. Kimiawi, faktor kimiawi bisa menjadi pendukung untuk terjadinya proses


pemfosilan, misal replacement pada cangkang/tulang. Namun dapat menjadi
faktor perusak, misalnya leaching.
SEJARAH PERKEMBANGAN
PALEONTOLOGI

Oleh:

Hita Pandita

Program Studi: Teknik Geologi (S-1)

Sekolah Tinggi Teknologi Nasional


Yogyakarta
Strabo (58 SM – 25 M), melihat kenampakan seperti beras pada
batugamping yang digunakan untuk membangun piramid. Fosil
tersebut kemudian dikenal sebagai Nummulites.

Abbe Giraud de Saulave (1777)

Law of Faunal Succession (Hukum Urut-urutan fauna)

Jenis-jenis fosil itu berada sesuai dengan umurnya. Fosil pada formasi
terbawah tidak serupa dengan formasi yang di atasnya.
Chevalier de Lamarck (1774 - 1829),

Pencetus Hipotesa Evolusi

Organisme melakukan perubahan diri untuk beradaptasi dengan lingkungannya.

Baron Cuvier (1769 – 1832)


Penyusun sistematika Paleontologi (Taksonomi)
William Smith (1769 - 1834),

Law of Strata Identified by Fossils (Hukum Mengenali Lapisan Dengan Fosil

Kemenerusan suatu lapisan batuan dapat dikenali dari kandungan fosilnya.

Charles Robert Darwin (1809 - 1882)


Perubahan makhluk hidup disebabkan oleh adanya faktor seleksi alam
KONSEP-KONSEP DASAR
PALEONTOLOGI

• Taksonomi
• Konsep Spesies
• Filogeni
• Metode Identifikasi
TAKSONOMI

Taksonomi adalah pengelompokan organisme berdasarkan


kesamaan ciri fisik tertentu.

Dalam penyebutan organisme sering dipergunakan istilah taksa


apabila tingkatan taksonominya belum diketahui.

Unit terkecil dalam taksonomi adalah spesies, sedangkan unit


tertinggi adalah kingdom.

Diantara unit-unit baku dapat ditambahkan super jika terletak di


atas unit baku, contoh: super kingdom, merupakan unit yang lebih
tinggi dari kingdom.
Jika ditambahkan sub terletak di bawah unit baku, contoh: sub
filum, terdapat di bawah unit filum.
Kingdom Animalia

Filum Filum Filum Moluska 10 Filum

Klas Klas Klas Gastropoda 4 Klas

Ordo Ordo Ordo Mesogastropoda

Famili Famili Famili Turritellidae

Genus Genus Genus Turritella

Spesies Spesies Spesies Turritella subulata


KONSEP SPESIES
Spesies, merupakan unit terkecil di dalam taksonomi. Pengelompokan
spesies dibatasi oleh kemampuan suatu organisme untuk berkembang biak
dengan organisme yang sama.
Di dalam paleontologi pengelompokan spesies didasarkan atas kesamaan ciri
fisik secara keseluruhan.
Spesifikasi Nama

1. Deskriptif, Pemberian nama di dasarkan pada ciri fisik, dapat berupa:


a. Bentuk tubuh: Turritella angulata, memperlihatkan bentuk tubuh
turreted (meninggi) dan menyudut pada kamarnya.
b. Struktur: Tubipora musica, memperlihatkan struktur tubuh berpipa
(tube) dan terangkai seperti alat musik (musica).

2. Geografis: Pemberian nama yang didasarkan pada lokasi dimana fosil tersebut
pertama kali diketemukan. Contoh: Fussulina sumatrensis, Fussulina yang
diketemukan di sumatera.

3. Personal: Mencantumkan nama penemunya. Contoh: Discoater martinii,


Martini adalah penemu fosil tersebut.
Aturan Pemberian Nama Fosil

1. The Principle of Binomial Nomenclature


Dalam penamaan terhadap spesies harus mengkombinasikan dua nama
(binomial). Nama di depan adalah genus sedangkan nama belakang adalah
spesiesnya. Contoh: Laevidentalium sexangulum, genus adalah Laevidentalium
sedangkan spesiesnya adalah sexangulum.

2. The Principle of Priority


Nama yang pertama kali dikeluarkan merupakan nama yang diprioritaskan
untuk dipergunakan.

3. Bahasa dan Penulisan


Bahasa yang dipergunakan dalam penamaan adalah bahasa Latin, dan ditulis
miring atau digaris bawahi.
4. Nama Penemu
Nama penemu yang pertama kali harus dicantumkan. Contoh: Turritella
duplicata MARTIN, 1879.

5. Spesies Baru
Penamaan pada spesies baru harus ditambahkan kata n. sp. dibelakang nama
fosil, dan hanya dipergunakan sekali pada saat dipublikasikan pertama kali.

6. Istilah Tambahan
Suatu fosil kadang sulit untuk diidentifikasikan/dibedakan dengan fosil yang
lainnya. Untuk itu dapat dipergunakan beberapa istilah tambahan antara lain:
aff. (affinitas), cf. (mirip dengan), sp/spp (spesies/spesies jamak).
FILOGENI

Filogeni adalah ilmu yang mempelajari hubungan kekerabatan suatu organisme


dengan organisme lainnya.

Hubungan tersebut ditentukan berdasarkan morfologi hingga DNA. Filogeni sangat


diperlukan dalam mempelajari proses evolusi dan penyusunan taksonomi.

Evolusi sendiri dapat diartikan sebagai perubahan yang berangsur-angsur dari suatu
organisme menuju kepada kesesuaian dengan waktu dan tempat. Jadi evolusi sendiri
merupakan proses adaptasi dari suatu organisme terhadap lingkungannya.
Metode Penyusunan Filogeni

1. Fenetik, Metode penyusunan filogeni dengan pendekatan analisa


numerik. Pendekatan tersebut meliputi penghitungan Indeks
ketidaksamaan, Indeks keanekaragaman, Anaisa pola dan berbagai
indeks yang lain.
Dalam pendekatan fenetik semua subyek dan faktor yang dianalisis
punya kedudukan yang sama.

2. Kladistik, Metode ini muncul atas dasar pemikiran bahwa proses


alamiah akan selalu mengambil jalan yang paling singkat. Dalam
kladistik setiap ciri fisik mempunyai tingkatan yang berbeda.
METODE IDENTIFIKASI

1. Morfologi. Pendekatan morfologi berupa deskriptif kualitatif. Meliputi


bentuk tubuh, struktur yang biasanya berkembang, dan sebagainya.

2. Biometri, Pendekatan secara kuantitatif, yaitu berdasarkan ukuran


tubuh dari suatu organisme.
APLIKASI PALEONTOLOGI

1. Menentukan Umur Relatif Batuan

2. Melakukan Korelasi

3. Menentukan Lingkungan Pengendapan

4. Mengetahui Paleoklimatologi
1. Menentukan Umur Relatif Batuan

Kemunculan fosil dari zaman ke zaman selalu berbeda, sehingga fosil dapat
digunakan untuk menentukan umur relatif suatu batuan sedimen.

Fosil Indeks: fosil yang kemunculannya sangat spesifik mewakili suatu


zaman, contoh: Ammonit pada Trias.
Syarat-syarat fosil indeks:
1. Memiliki penyebaran lateral yang luas.
2. Kisaran umurnya pendek
3. Mudah dikenali
2. Melakukan Korelasi

Korelasi: menghubungkan dua atau lebih satuan batuan berdasarkan


kesamaan umur.

Biostratigrafi: Menyusun suatu satuan batuan berdasarkan kesamaan


kandungan fosilnya.
Dalam perkembangannya satuan biostratigrafi sering identik dengan umur
dari batuan itu sendiri.
3. Menentukan Lingkungan Pengendapan

Organisme dalam hidupnya dibatasi oleh suatu lingkungan,


dimana organisme tersebut dapat beradaptasi.

Dengan demikian fosil dapat dipergunakan untuk menentukan lingkungan


pengendapan.

Syarat:
1. Fosil terendapkan pada lingkungan dimana dia hidup (bioconoese)
2. Lingkungan hidupnya sempit
3. Mudah dikenali
Lingkungan Pengendapan

1. Darat, meliputi gurun, sungai, danau, dan sebagainya


2. Laut, meliputi: pantai, rawa, laut dangkal (neritik) dsb.
4. Mengetahui Paleoklimatologi

Selain lingkungan hidup, organisme juga dipengaruhi oleh iklim sebagai


salah satu unsur lingkungan.

Contoh: Koral biasanya hidup pada iklim tropis – sub tropis. Sehingga pada
batuan yang diketemukan mengandung koral iklim masa lampaunya adalah
tropis.
TAPHONOMY

Oleh:

Hita Pandita

Program Studi: Teknik Geologi (S-1)

Sekolah Tinggi Teknologi Nasional


Yogyakarta
TAPHONOMY

Ilmu yang mempelajari tentang kemunculan dan ketidak munculan fosil atau
organisme pada batuan, untuk mengetahui keberadaannya insitu atau tidak.

Tinjauan kemunculan dan ketidakmunculan didekati dari banyak aspek, meliputi:


• Ekologi
• Klimatologi
• stratigrafi, dsb.
KEBERADAAN FOSIL DALAM BATUAN

1. Biocoenose
2. Thanatocoenose
3. Reworked Fossil
4. Introduce Fossil
Biocoenose
Keberadaan fosil dalam batuan adalah insitu, sesuai dengan ruang, dan waktu dari
fosil tersebut.

Thanatocoenose
Keberadaan fosil dalam batuan adalah insitu, sesuai dengan waktu tetapi tidak
sesuai dengan ruang atau tempat orgenisme itu hidup.

Introduce Fossil
Keberadaan fosil dalam batuan adalah tidak insitu, tidak sesuai dengan ruang, dan
waktu dari fosil tersebut, dimana fosil yang dijumpai berumur lebih muda dari
batuannya.

Reworked Fossil
Keberadaan fosil dalam batuan adalah tidak insitu, tidak sesuai dengan ruang, dan
waktu dari fosil tersebut, dimana fosil yang dijumpai berumur lebih tua dari
batuannya.
SYARAT PEMFOSILAN

1. Organisme tersebut tidak menjadi mangsa organisme yang lain, misal:


predator atau bakteri scavenger
2. Memiliki bagian tubuh/rangka yang keras dan resisten.
3. Mengalami replacement yang menjadikan lebih resisten, misal rangka
coelenterata terubah menjadi kalsit dan lebih keras.
4. Terkubur dalam tempat yang anaerob (O2 rendah).
5. Diawetkan oleh lapisan es.
6. Jejak yang tertinggal tidak tererosi.
7. Tertutup oleh sedimentasi berfraksi halus atau berenergi rendah.
PROSES PEMFOSILAN

1. Fosil Tak Terubah (Unaltered Remains)


2. Fosil Terubah (Altered Remain)
3. Impresi (Cetakan)
4. Fosil Jejak (Trace Fossil)
Fosil Tak Terubah (Unaltered
Remains)

Fosil yang diketemukan dalam kondisi relatif utuh tidak mengalami perubahan secara
kimiawi dan fisik. Contoh: Fosil mamouth di Siberia, tertimbun oleh es.
Fosil Terubah (Altered Remains)

Fosil yang telah mengalami perubahan baik fisik maupun kimiawi. Proses-
proses tersebut antara lain:

• Leaching, terlarutkannya sebagian unsur-unsur karbonat.


• Replacement, tergantikannya unsur-unsur kimiawi/mineral dari suatu
organisme menjadi unsur-unsur yang lain.
• Destilasi penggantian unsur asli dari cangkang oleh lapisan tipis karbon
Replcement
Impresi (Cetakan)
Hasil cetakan dari jejak atau tubuh suatu organisme. Misal:

• Internal mold: cetakan bagian dalam dari suatu cangkang organisme


• Eksternal mold: cetakan bagian luar dari suatu cangkang organisme
• Leaf Impression: Cetakan daun
Fosil Jejak (Trace Fossil)

Merupakan proses pemfosilan dari jejak-jejak aktivitas organisme. Misal:

• Coprolite: Sisa-sisa kotoran binatang yang terawetkan.


• Footprint: Jejak-jejak kaki binatang
• Borrows: Jejak-jejak lobang-lobang tempat tinggal dan pergerakan
binatang/organisme.
TAKSONOMI

Whittaker (1969) membagi organisme kedalam dua superkingdom


dan lima kingdom.

Lehmann & Hillmer (1980) membagi organisme kedalam dua superkingdom


dan lima kingdom, dan 18 filum.
I. Superkingdom: Prokaryota

1. Kingdom Monera

1. Subkingdom Bakteria
2. Subkingdom Cyanophyta

II. Superkingdom: Eukaryota


2. Kingdom Protista
3. Kingdom Fungi
4. Kingdom Planta
5. Kingdom Animalia
SUPERKINGDOM
PROKARYOTA

Organisme ini dicirikan dengan tubuh yang hanya tersusun oleh satu sel tanpa
nukleus (intisel).

KINGDOM: MONERA
1. Subkingdom: Bakteri
Bakteri merupakan organisme bersel tunggal dengan ukuran kurang
dari 1 mm. Bersifat aerob dan anaerob dapat hidup di setiap
lingkungan. Dapat hidup pada suhu air > 90oC.
Merupakan organisme paling tua muncul pada 3,1 milyar tahun yang
lalu
2. Subkingdom: Cyanophyta (Alga hijau-biru)

Dicirikan oleh ukuran tubuh yang lebih besar dari bakteri, namun tidak lebih
dari 25 mm. Dapat melakukan fotosintesa karena mempunyai klorofil dan
pigmen fotosintetik (phycocyanin).

Cyanophyta dapat hidup didaerah dengan oksigen yang ekstrem rendah dan
kadang tidak ada oksigen. Sangat resisten terhadap perubahan temperatur, namun
membutuhkan lingkungan dengan pH tidak lebih rendah dari 4 dan cenderung
netral. Beberapa Alga hijau-biru dapat membentuk struktur stromatolit. Umur
tertua yang pernah diketemukan kurang lebih pada Prakambrium Atas.
SUPERKINGDOM
EUKARYOTA

Merupakan organisme yang disusun oleh satu atau lebih sel yang memiliki inti sel
(nuclei)

Terbagi 4 kingdom, yaitu: Protista, Fungi, Plantae dan Animalia

Kingdom : Protista

Merupakan organisme bersel tunggal. Terdiri atas dua sub kingdom,


yaitu: Prothophyta dan Protozoa
Subkingdom: Protophyta

Merupakan organisme yang dapat memproduksi oksigen, bersel tunggal


dengan intisel.

Terdiri atas dua filum, yaitu: Phyrophyta dan Chrysophyta

Termasuk dalam kelompok ini adalah Dinoflagelata, Silicoflagelata, Diatomae,


dan Coccolithus

Diatomae

Silicoflagelata
Subkingdom: Protozoa

Merupakan organisme berukuran mikro tersusun oleh satu sel, dengan intisel bisa
lebih dari satu.

Klasifikasinya didasarkan pada alat geraknya. Terdiri atas 3 filum, yaitu: Flagellata,
Rhizopoda, dan Ciliata.

Termasuk dalam kelompok ini antara lain adalah: Foraminifera, Radiolaria, dan
Acantharia.

Radiolaria

Foraminifera
KINGDOM: FUNGI

Merupakan tumbuh-tumbuhan tingkat terendah. Tidak mempunyai klorofil.

Organisme ini diperkirakan muncul kurang lebih 3,4 milyar tahun yang lalu,
dikenali dari Ramsaysphaera dan Isuasphaera (3,8 my tyl)
KINGDOM: PLANTAE

Merupakan kerajaan tumbuh-tumbuhan. Disusun oleh sel-sel yang banyak bersifat


autotrophic.

Dalam perkembangannya ada kelompok tumbuh-tumbuhan yang sulit dipisahkan


dengan kelompok hewan (Animalia). Kelompok tersebut adalah: Acritarcha, Chitinoza,
dan Petalonamae.

Dikelompokkan kedalam 2 Sub Kingdom, yaitu: Thallophyta dan Embryophyta. Dengan


filum sebanyak 10 filum.

Dalam bidang geologi fosil yang umum dijumpai berupa: fosil daun (leaf fossils), spora
atau pollen, dan fosil kayu.

Gambar fosil daun dari Formasi Pucangan di


daerah Kepuhklagen Mojokerto
KINGDOM: ANIMALIA

Merupakan kelompok organisme yang sangat besar. Disusun oleh banyak sel.

Dikelompokkan menjadi 4 kelompok, yaitu: Mesozoa, Parazoa, Eumetazoa, dan


Metazoa.
Juga terbagi dalam 13 filum.
SUBKINGDOM PROTOZOA

Protozoa berasal dari kata proton = awal, dan zoon = hewan. Sehingga
protozoa merupakan bentuk awal dari suatu hewan.

CIRI UMUM
1. Ukuran tubuh dari 1 micron (0,001 mm) sampai beberapa cm.
2. Organisme bersel tunggal, dengan inti satu atau lebih, dikelilingi protoplasma.
3. Sel memiliki fungsi yang bermacam-macam.
4. Pada umumnya hidup secara soliter (sendiri), beberapa berkoloni.
SUSUNAN TUBUH
1. Memiliki shell atau test, tersusun dari cellulose, chitin, calcareous, atau
material silica.
2. mempunyai alat gerak berupa: pseudopodia, axopodia, cilia dan flagella.
TAKSONOMI

Subkingdom Protozoa terbagi atas 3 filum, yaitu: Flagellata, Rhizopoda,


dan Ciliata. Golongan yang sering digunakan dalam bidang geologi adalah
Filum Rhizopoda.

Filum: Rhizopoda

Termasuk dalam kelompok ini adalah Foraminifera dan Radiolaria.


Foraminifera

Fosil tertua dari foraminifera terdapat pada batuan yang berumur Kambrium.
Terdapat lebih dari 30.000 spesies.
Tubuhnya memiliki shell yang tersusun dari calcareous, bergerak dengan axopodia.
Berdasarkan cara hidup dan ukuran foraminifera dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
Foraminifera Besar dan Foraminifera Kecil.
• Foraminifera Besar: biasanya hidup sebagai benthik. Dapat digunakan untuk
penentuan umur (klasifikasi huruf). Contoh genus: Nummulites (Eosen)
• Foraminfera Kecil: hidup dengan cara benthik dan plangtonik. Yang benthik
bagus untuk penentuan lingkungan pengendapan, sedangkan yang plangtonik
bagus untuk penentuan umur. Contoh genus plangtonik: Globigerina,
Hantkenina, dsb. Contoh genus benthik: Uvigerina, Quinqueloculina, dsb.
Nummulites

Gyroidina Globoquadrina altispira


Radiolaria
Tubuhnya tersusun oleh test yang terbuat dari silica yang disebut dengan scleracoma.
Hidup secara plangtonik. Radiolaria bergerak dengan menggunakan pseudopodia
yang berbentuk mirip rambut.

Fosil tertua diketemukan pada batuan Prakambrium, dan berkembang pesat pada
Zaman Kapur.

Fosil Radiolaria baik digunakan untuk penentuan lingkungan pengendapan laut dalam.

1. Spongotrochus glacialis
2. Lithelius nautiloides
3. Dihampora furcaspiculata
4. Theocalyptra bicornis
KINGDOM ANIMALIA

Merupakan kelompok organisme yang sangat besar. Disusun oleh banyak


sel.

Dikelompokkan menjadi 4 kelompok, yaitu: Mesozoa, Parazoa, Eumetazoa,


dan Metazoa.
Juga terbagi dalam 13 filum.
KELOMPOK: PARAZOA

Merupakan organisme yang tidak mempunyai organ tubuh lunak. Tersusun lebih
dari satu sel yang mempunyai fungsi sendiri-sendiri.
Terdiri atas dua filum: Porifera dan Archaeocyatha.
FILUM: PORIFERA

Merupakan organisme yang bentuk tubuhnya berpori-pori (ostia). Pori-pori


tersebut berfungsi untuk menyerap makanan dan bernapas.

Tubuhnya juga disusun oleh rangka yang disebut spicula. Atas dasar bentuk
dan jumlah sumbunya terbagi menjadi empat: Monaxon, Tetraxon,
Hexaxon, dan Polyaxon.

Bentuk arsitektur tubuhnya dipengaruhi oleh sistem kanal, terdiri tiga


macam, yaitu: asconoid, syconoid dan leuconoid.
Klasifikasi

Klasifikasi Porifera didasarkan atas bentuk dan material penyusun spiculanya.


Terdapat empat klas, yaitu: Calcarea, Hexatinellida, Demospongia dan
Sclerospongia.
Klas: Demospongea
Mempunyai dan tidak mempunyai spicula dengan material silika. Hubungan antara
spicula membentuk sudut 60O dan 120O. Fosil yang ditemukan bisanya disebut
dengan sponga tanduk.

Terdiri atas dua ordo: Lithistida dan Hadromerida.

Fosil yang pernah diketemukan: Aulocopium (Ordovisium-Silur)


Klas: Hexatinellida

Spicula berbentuk hexaxon, tersusun oleh asam silika.


Terdapat tiga ordo: Lyssakida, Dictyida, dan Lychniskida.
Fosil yang pernah diketemukan: Coeloptychium (Kapur Atas)
Klas: Calcarea (Calcispongea)

Spicula tersusun oleh calcareous berupa: kalsit, aragonit


dan sedikit magnesium karbonat.
Tipe saluran: asconoid, syconoid, dan leuconoid.
Hidup di laut dangkal (neritik) sampai zona pasang surut.
Terdiri atas dua ordo, yaitu: Pharetronida dan Thalamida.
Fosil yang pernah diketemukan: Enaulofungia (Yura-Kapur)
dan Polytholosia (Trias).
Klas: Sclerospongea

Spiculanya berbentuk seperti pin (jarum).


Kanal berbentuk bintang sehingga disebut astrorhizae.
Terdiri atas empat ordo, yaitu: Ceratoporellida,
Tabulospongida, Chaetetida, dan Muranida.
Fosil yang pernah diketemukan: Acanthochaetes (Kapur-Resen).
FILUM: ARCHAEOCYATA

Merupakan bentuk peralihan antara Porifera dengan Coelenterata.


Berbentuk kerucut dengan dinding ganda. Terdapat septa diantara dinding
dalam dan luar disebut parietes.
Terdapat dua klas, yaitu: Reguler dan Irreguler
KELOMPOK
EUMETAZOA/METAZOA

Merupakan organisme yang tersusun oleh tubuh lunak dan kerangka.


Terdapat 2 sub kelompok, yaitu: Invertebrata dan Vertebrata.
SUBKELOMPOK:
INVERTEBRATA

Merupakan organisme yang susunan tubuhnya belum mempunyai tulang


belakang.
Tubuh disusun oleh bagian yang lunak dan kerangka keras.
Terdapat 3 superfilum, yaitu: Coelenterata, Protostomia dan
Deuterostomia.
Ketiga superfilum tersebut terbagi dalam 11 filum, yaitu:
1. Cnidaria
2. Mollusca
3. Aschelminthes
4. Annelida
5. Arthropoda
6. Phoronida
7. Bryozoa
8. Brachiopoda
9. Conodontophorida
10.Echinodermata
11.Branchiotremata
PHYLUM COELENTERATA
Coelenterata : Kailos/Hollow --- cekung
Enteron/Intestine --- dalam
= Hewan yang mempunyai cekungan (berlekuk) pada
bagian dalamnya
>>> Disebut semacam kantong yang terlapiskan
endoderm
Perkembangbiakan : -. Sexual
-. Asexual
PHYLUM COELENTERATA
Coelenterata : Kailos/Hollow --- cekung
Enteron/Intestine --- dalam
= Hewan yang mempunyai cekungan (berlekuk) pada
bagian dalamnya
>>> Disebut semacam kantong yang terlapiskan
endoderm
Perkembangbiakan : -. Sexual
-. Asexual
Ciri-ciri Coelenterata
1. Bentuk simetri radial/biradial, dengan satu lubang yang berfungsi sebagai mulut
(dikelilingi oleh tentakel)
2. Termasuk fauna invertebrata (tidak bertulang belakang)
3. Dinding tubuh terdiri dari :
-. Epidermis (ektoderm) >> lapisan luar
-. Endodermis (Gastroderm) >> lapisan dalam
3. Mulut langsung berhubungan dengan rongga Gastrovasekuler>>enteron
4. Sistem saraf terletak disepanjang dinding tubuhnya
5. Disekitar mulut tdp tentakel yang berfungsi sebagai anus
6. Mempunyai 2 bentuk :
-. Polyp : kerangka zat tanduk/karbonat
-. Medusa : tidak mempunyai bagian yang keras, dijumpai sebagai fosil
hanya berupa jejak (impression)
7. Hidup secara koloni dan soliter, terutama dalam bentuk Secyl
Polyp & Medusa
Polyp : bentuk seperti tabung & membuka keatas, sebagian mulut dikelilingi
oleh tentakel dan bagian bawahnya tertutup, menambatkan diri pada
dasar (benthos secyl) & kerangkanya bersifat Calcareous
Mempunyai bagian yang keras, dsb sebagai Eksoskeleton/Hydrotheca

Medusa : bentuknya seperti payung dengan tentakel yang menggantung


sepanjang tepi dengan mulut terdapat pada bagian akhir manubrium.
Terdapat Gonad, yang berfungsi sebagai penghasil sel-sel reproduksi
Hidup berenang secara nektonik & planktonik
Dijumpai 2 macam Canal (Circular (berjumlah satu) & Radial (berjumlah
empat & kelipatannya)
Fisiografi bentuk Polyp & Medusa
KLAS HYDROZOA

Ciri Fisik
• Mulut dikelilingi tentakel, bagian dasar tidak ada gullet
• Bentuk peralihan dari medusa ke polip
• Tersusun oleh zat tanduk atau zat gampingan (calcareous)

Klasifikasi

• Terdapat 3 ordo, yaitu: Hydroida, Milleporida dan Stylasterida


KLAS STROMATOPORIDA

Tubuh tersusun oleh rangka bersifat gampingan yang


disebut dengan coenosteum. Struktur dalam sama untuk
semua jenis, hanya dari ukuran tubuh yang membedakan.
Hidup berkoloni dihubungkan dengan coenosteum.
Terdapat dua tipe koloni, yaitu:
• Hydrozoid, berbentuk masif, pipih atau spherical.
• Beatricoid, berbentuk tabung dengan permukaan
undulating.
KLAS SCYPHOZOA

• Bentuk tubuh medusa.


• Hidup soliter dengan berenang
• Diameter tubuh dapat mencapai lebih dari 2 meter, dengan
tentakel mencapai 40 meter.
• Hidup pada Kambrium Tengah – Resen.
• Fosil dijumpai dalam bentuk cetakan.
KLAS ANTHOZOA

• Bentuk tubuh polip, menyerupai bunga.


• Hidup soliter dan sebagian besar berkoloni.
• Tubuh mempunyai eksoskeleton (Theca).
• Pada theca terdapat sekat vertikal (Septa) dan Horisontal
(Tabula)
• Berkembang biak dengan dua cara, yaitu bertunas (lateral
building) atau membelah diri (caicyl building)
PHYLUM BRACHIOPODA
Organisme yang hidup di laut dengan cara benthik. Menambat
dengan menggunakan pedikel.

Tubuh tersusun oleh tubuh lunak yang dilindungi oleh rangka


keras yang disebut dengan valve berjumlah dua buah,
ineqiuvalve, dengan bentuk valve simetri.
Valve dibedakan atas ventral valve dan dorsal valve.
Pada valve yang terdapat lobang deltryum disebut dengan pedikel
valve.
Posisi pedikel valve digunakan untuk penentu taksonomi.

Brachiopoda terbagi dalam dua klas, yaitu: Artikulata dan


Inartikulata.
Brachiopoda hidup melimpah pada Masa Paleozoikum, beberapa
menjadi fosil indeks.
Klas Inartikulata

Tidak mempunyai hinge line, sehingga urat dagingnya lebih


kompleks.
Tidak mempunyai pedikel opening.

Klas Artikulata

Mempunyai hinge line, sehingga urat dagingnya lebih sederhana.


Mempunyai pedikel opening yang terdapat pada dorsal valve
SUBGROUP : PROTOSTOMIA
FILUM MOLUSKA

Merupakan organisme yang mulai muncul pada zaman


Kambrium dan masih dijumpai sampai sekarang.

Hidup di lingkungan yang aquatik sampai darat.

Organ tubuhnya relatif lengkap. Disusun oleh tubuh lunak dan


dilindungi oleh rangka atau shell.
SUSUNAN TUBUH

Susunan tubuh lunak moluska dapat dibagi kedalam 4 bagian:


1. Kepala, dengan mulut, tentakel, dan mata (pada pelecypoda
tidak dijumpai
2. Bagian ventral yang berfungsi sebagai kaki.
3. Bagian punggung (dorsal), terdapat intestines (pencernaan)
dan alat reproduksi
4. Mantel, berada diantara shell dengan tubuh lunak, berfungsi
sebagai alat pernapasan.
Tubuh keras (Shell/Valve/Cangkang), ada pada subfilum
Conchifera, pada subfilum Amphineura tidak dijumpai:
• Bershell ganda (bivalve)
• Bershell tunggal:
1. Terputar/tidak terputar
2. Bagian dalam berstruktur/tidak berstruktur
KLASIFIKASI
Klasifikasi dalam moluska didasarkan pada tubuh kerasnya, dan
terbagi dalam dua subfilum, yaitu:
1. Subfilum Amphineura
2. Subfilum Conchifera
SUBFILUM AMPHINEURA

Subfilum Amphineura merupakan golongan moluska yang tidak


mempunyai tubuh keras atau shell.
Sangat jarang diketemukan sebagai fosil.
Masuk dalam subfilum ini: Chiton
Bagian tubuh terdiri: mulut, kaki, gill (alat pernapasan), dan
anus. Dilindungi oleh zat chitin yang lunak disebut perionatum.
Dijumpai sebagai fosil dalam bentuk cetakan.
SUBFILUM CONCHIFERA

Subfilum Conchifera merupakan golongan moluska yang


mempunyai tubuh keras atau shell.
Sangat sering diketemukan sebagai fosil.
Bagian tubuh terdiri: mulut, “kaki”, gill (alat pernapasan), dan
anus.
Jumlah sangat melimpah > 126.000 spesies teridentifikasi.
Klasifikasi: Pelecypoda, Gastropoda, Scaphopoda,
Monoplacophora, dan Cephalopoda.
KLAS PELECYPODA

Sering disebut dengan Bivalves dan Lamellibranchia.


Disebut Pelecypoda, karena bergerak dengan “kaki” yang
berbentuk seperti kapak.
Tubuh dilindungi oleh dua buah cangkang (valve), tidak
mempunyai “kepala”, tersusun oleh kaki, gills (alat pernapasan),
jantung, ligamen, mantel, dan otot-otot (muscle).
Klasifikasi untuk fosil didasarkan pada bentuk cangkang:
Cryptodonta, Taxodonta, Heterodonta, paleotaxodonta,
Dysodonta, dan Desmodonta.
Deskripsi Morfologi:
L • Bentuk struktur permukaan
• Jumlah ridge
• Bentuk hinge line (engsel)
• Jumlah gigi engsel
• Bentuk valve
H
KLAS GASTROPODA

Disebut Gastropoda, karena bergerak dengan dada “kaki”


Tubuh dilindungi oleh satu buah cangkang (shell), mempunyai
“kepala”, tersusun oleh kaki, branchia (alat pernapasan), radula
(gigi), jantung, ligamen, mantel, dan otot-otot (muscle).
Klasifikasi untuk fosil didasarkan pada bentuk shell:
Archaegastropoda, Mesogastropoda, dan Neogastropoda

Deskripsi Morfologi:
• Bentuk kamar awal (apex)
• Jumlah spiral rib
• Bentuk whorl, menyudut atau membulat
• Jumlah kamar (whorl)
• Pola umum peri-peri

D
KLAS SCAPHOPODA

Dikenal dengan Tusk Shell, shell berbentuk seperti gading.


Tubuh dilindungi oleh satu buah cangkang (shell), mempunyai
“kepala”, tersusun oleh kaki, branchia (alat pernapasan), radula
(gigi), jantung, ligamen, mantel, dan otot-otot (muscle).
Klasifikasi untuk fosil didasarkan pada bentuk shell: Dentaliidae
dan Siphonodentallidae
KLAS CEPHALOPODA

Bergerak dengan alat pada bagian kepala


Tubuh dilindungi oleh satu buah cangkang (shell), mempunyai
“kepala”, tersusun oleh kaki, branchia (alat pernapasan), radula
(gigi), jantung, ligamen, mantel, dan otot-otot (muscle), dan
tentakel.
Pada shell bagian dalam terdapat sutura dan kamar-kamar,
serta siphuncle, berfungsi untuk pengapungan.
Klasifikasi untuk fosil didasarkan pada bentuk shell: Nautiloid
dan Bellemnoid.
Bagian-bagian shell

Aperture Kamar Suture


Siphuncle
METODE IDENTIFIKASI MOLUSKA
Moluska

Tanpa Shell Shell

Shell ganda Shell tunggal

Berstruktur dalam Tidak Berstruktur dalam

Terputar Tdk Terputar

Gading Kerucut

Amphineura Pelecypoda Cephalopoda Gastropoda Scaphopoda Monoplacophora

Terputar Tdk Terputar

Nautiloid Belemnoid
SUBGROUP : PROTOSTOMIA
FILUM ARTHROPODA

Nama Arthropoda diambil dari bahasa Yunani yaitu arthron =


ruas dan pous/podos = kaki.
Muncul sejak zaman Prakambrium sampai sekarang.
Ciri Fisik

Bentuk pada umumnya memanjang, simetri bilateral, tersusun


oleh tubuh yang beruas-ruas.
Ruas-ruas tubuh tersebut terbagi atas: kepala (cephalon), dada
(thorax), perut (abdomen), terkadang ada yang memiliki ekor
(pygidium).
Sebagian besar dari ruas-ruas tersebut ada yang memanjang
disebut dengan appendages yang berfungsi macam-macam,
untuk berjalan, menangkap, antena, berenang dan sebagainya.
Klasifikasi

Penentuan klasifikasi didasarkan atas: 1) Sifat ruas tubuhnya,


2) Struktur dan jumlah kaki, 3) Sifat dan posisi alat
pernapasan. Berdasarkan pembagian tersebut dikelompokkan
menjadi:
1. Subfilum Crustacea
2. Subfilum Chelicerata
3. Subfilum Trilobitomorpha
4. Subfilum Insecta
Subfilum Crustacea

Merupakan kelompok kepiting, udang, dan balanus. Bentuk


tubuh dari Crustacea dicirikan dengan adanya bagian tubuh
yang keras tersusun oleh zat chitin, calcareous chitinous
atau calcareous exoskeleton.
Tiga klas yang cukup penting: Ostracoda, Cirripedia, dan
Malacostraca
Klas Ostracoda

Berukuran kecil, berbentuk lensa, tersusun oleh dua


cangkang, pembagian ruas tubuhnya tidak jelas. Dalam
pengamatan biasanya di gunakan mikroskop, karena
ukuran tubuhnya berkisar 1-20 mm.
Klas Cirripedia

Dikenal sebagai bernacle, hidup menambat pada usia


dewasa, pada usia muda berupa larva. Tubuh tersusun oleh
cangkang atau lempeng antara 4-10 buah.
Contoh genus adalah Balanus
Klas Malacostraca

Merupakan organisme terbesar dari Subfilum Crustacea.


Merupakan kelompok udang dan kepiting.

Ciri fisik:
• Tersusun oleh sekitar 21 ruas tubuh (6 pada kepala, 8
didada, 6 di perut dan ekor).
• Mempunyai carapace pada bagian kepala terkadang
sampai dada.
Subfilum Trilobitomorpha

Trilobita merupakan Arthropoda dari Era Paleozoikum,


dengan tubuhnya memiliki segmen yang banyak.
Ukuran tubuh Trilobita sendiri berukuran antara 50 sampai
75 mm, walaupun begitu ada beberapa yang berukuran
sangat besar lebih dari 50 cm.
Hanya ada satu klas, yaitu: Trilobit
Klas Trilobit

Bentuk tubuh terbagi atas tiga bagian utama. Pada bagian


kepala disebut dengan cephalon, bagian tengah disebut
thorax, dan pada bagian perut disebut pygidium (abdomen).
Pada bagian cephalon , Trilobita dilengkapi dengan
hypostoma semacam bibir, dua buah antenules. Pada bagian
thorax, setiap jenis Trilobita terdiri atas jumlah segmen yang
bervariasi. Pada setiap segmennya terdapat appendages.
Sedangkan pada bagian pygidium biasanya hanya tersusun
atas satu segmen.
Ekologi: Trilobit biasanya hidup pada dasar laut yang dangkal.
Subfilum Insekta

Secara umum bentuk tubuhnya terbagi atas head, thorax dan


abdomen, serta sepasang sayap yang terdapat pada segmen
kedua dan ketiga pada thorax. Sampai saat ini ada sekitar
12.000 species terbagi dalam 24 ordo yang masih hidup dan
10 ordo yang ditemukan sebagai fosil.
SUBGROUP : DEUTEROSTOMIA

Merupakan organisme yang pada awalnya antara mulut dan anus tidak dipisahkan,
namun kemudian berkembang menjadi terpisah.
Terdapat dua filum, yaitu: Echinodermata dan Branchiotremata.
SUBGROUP : DEUTEROSTOMIA
FILUM ECHINODERMATA

CIRI FISIK
Bentuk tubuhnya dicirikan adanya tangan berjumlah lima yang simetri.
Tubuhnya memiliki sistim alur air dan mempunyai suatu rangka karbonatan,
pada beberapa bentuk ada yang mempunyai duri.
Ukuran tubuhnya dari beberapa millimeter sampai hampir 20 meter.
Rangkanya tersusun oleh: 1) internal stereome, 2) kristal kalsit berorientasi
seragam, dan 3) stroma organik bagian luar.
Rangkanya mengandung 3 – 15% magnesium karbonat bergantung pada suhu
air.
EKOLOGI

hidup di laut dari laut dangkal (shallow marine) sampai laut dalam (deep
marine). Beberapa hidup pada substrate yang halus (lempung), yang
lainnya hidup pada substrat yang kasar (pasir atau bebatuan), beberapa
lainnya secara burrowing.
KLASIFIKASI

Berdasarkan cara hidupnya dibedakan atas dua, yaitu: menambat (Pelmatozoa)


dan bebas (Eleutherozoa).
Klasifikasinya dibagi kedalam lima sub filum, yaitu:

• Homalozoa, (Carpoids)
• Blastozoa, (Blastoid dan Cystoid)
• Crinozoa, (Lili laut)
• Asterozoa, (Bintang laut)
• Echinozoa. (Landak laut, bulu babi)
SUB FILUM HOMALOZOA

Bentuk tubuh tidak simetri (asimetri). Mempunyai rangka dan alat


penambat (stalk). Belum banyak diketahui bagaimana perkembangan
tubuhnya.
Muncul pada Masa Paleozoikum.
Klasifikasinya dibagi kedalam tiga klas, yaitu:
• Homostelea (Kambrium): Gyrocytstis
• Homoiostelea (Kambrium-Devon): Dendrocystites
• Stylophora (Kambrium – Devon): Cothurnocystis
SUB FILUM BLASTOZOA

Merupakan kelompok yang hidup dengan cara menambat


(pelmatozoa). Semuanya menempel dengan brachioles (lengan
yang pendek). Muncul pada masa Paleozoikum. Terdiri atas 4
klas, yaitu: Eocrinoidea, Parablastoidea, Blastoidea, dan
Cyastoidea.
Klas Blastoidea

Memiliki bentuk tubuh pentagonal simetri dengan cara hidup menambat


menggunakan stalk. Tubuh disusun oleh 13 lempeng, yang terbagi atas 5
lempeng sebagai amburakal, 5 sebagai intraamburakal, dan 3 pada basal.
Muncul pada Zaman Silur sampai Perm.
Contoh genus: Timoroblastus, Schizoblastus, dan Pentremites.
Pada Timoroblastus dicirikan dengan theca berbentuk bintang, ditemukan di
Pulau Timor, berumur Perm.
Schizoblastus, theca berbentuk agak bulat, dengan ambulakral sedikit lebih
panjang sari thecanya. Pada setiap ambulakral terdapat hydrospires. Muncul
pada Perm - Karbon Bawah, di Pulau Timor.
SUB FILUM CRINOZOA

Merupakan kelompok yang hidup dengan cara menambat


(pelmatozoa). Semuanya menempel dengan stalk atau bagian
bawah Calyx).
Susunan tubuhnya terdiri dari Calyx (theca) yang dilengkapai
dengan brachial dan anal tube. Di bawah dari calyx terdapat
stalk yang dilengkapi akar.
Muncul pada masa Ahkir Kambrium sampai sekarang.
Terdiri atas 2 klas, yaitu: Paracrinoidea, dan Crinoidea.
SUB FILUM ASTEROZOA

Merupakan kelompok yang hidup dengan cara berjalan bebas.


Dikenal dengan bintang laut (star-fish).
Bentuk tubuh relatif datar dengan lima buah lengan
ambulakral. Mulut terdapat di bagian bawah tubuh.
Muncul pada masa Ahkir Kambrium sampai sekarang.
Terdapat satu klas, yaitu: Stelleroidea
SUB FILUM ECHINOZOA

Echinozoa dicirikan dengan bentuk tubuh dari silindris sampai


bulat yang simetri. Hidup dengan cara berjalan. Terdapat
enam klas, yaitu: Helicoplacoidea, Ophiocystoidea,
Cyclocystoidea, Edrioasteroidea, Holothuroidea, dan
Echinoidea. Hanya klas Echinoidea saja yang kita bahas.
Klas Echinoidea

Bentuk tubuhnya dicirikan dengan adanya duri serta bentuknya


yang bulat. Shelnya (corona) tersusun oleh lempeng-lempeng
kalsit. Posisi mulut dan anus saling berseberangan. Pada bagian
apical (atas) tersusun oleh 10 lempeng, terdiri 5 lempeng besar
(genital plates), dan 5 lempeng kecil (ocular plates). Dari ocular
plates kemudian berkembang menjadi ambulakral, sedangkan
genital plates berkembang menjadi inter-ambulakral. Pada
lempeng ambulakral dapat dikenali jenis strukturnya.
Klas Echinoidea terbagi dalam delapan ordo. Salah satu ordo
yang masih dijumpai sampai sekarang adalah Cidaroida.
Klasifikasi didasarkan atas:
1. Jumlah kolom pada intra ambulakaral.
2. Jumlah lempeng yang ada pada ambukral
3. Pola struktur lempeng ambulakral
VERTEBRATA
Merupakan organisme yang dicirikan dengan tubuhnya
mempunyai tulang belakang. Bentuk tubuh simetri bilateral.
Rangka berfungsi melindungi dan memperkuat.
Dalam perkembangan kehidupan vertebrata merupakan
perkembangan yang paling modern.
Kehidupannya dapat dijumpai diberbagai lingkungan: udara,
darat, dan air.
Muncul pertama kali pada Ordovisium Awal
Klasifikasinya didasarkan pada sistem sirkulasi darah, dibagi
menjadi 8 klas, yaitu: Agnatha, Placodermi, Condrithyes,
Ostheichthyes, Amphibia, Reptilia, Aves, dan Mammalia.
Kedelapan klas tersebut terbagi kedalam 2 kelompok, yaitu:
Pisces (Ikan) dan Tetrapoda (berkaki empat)
KELOMPOK PISCES

Merupakan bentuk kehidupan yang berada di air.


Pada awalnya ikan tidak mempunyai rahang yaitu dari Klas
Agnatha.
Bernapas dengan insang. Pada ordo yang primitip belum
mempunyai sisik.
Alat gerak utamanya pada tulang ekornya. Sirip bawah yang
merupakan awal alat gerak belum berfungsi penuh sebagai
alat gerak.
Klasifikasi

Terdiri dari 4 klas, yaitu: Agnatha, Placodermi, Condrithyes,


dan Ostheichthyes.
KELOMPOK TETRAPODA

Merupakan vertebrata yang dilengkapi dengan empat buah


alat gerak (2 pasang).
KLAS AMPHIBI

Merupakan bentuk paling primitip dari Tetrapoda.


Fosil tertua yang pernah diketemukan adalah Seymouria berumur
Devon Atas.
Amphibia hidup di air dan di darat.
Dalam perkembangan hidupnya, bentuk muda hidup di air dengan
bergerak menggunakan ekor, kemudian tumbuh menjadi hidup di
darat bergerak dengan kakinya.
KLAS REPTILIA

Reptilia merupakan golongan binatang yang pernah mendominasi


kehidupan di dunia yaitu pada Masa Mesozoikum.
Merupakan vertebrata yang berdarah dingin.
Dalam perkembangan hidupnya, telurnya berada di darat
kemudian pada kehidupan dewasanya berada di air.
Hidup pada lingkungan yang luas dari udara, darat dan air.
Ukuran tubuhnya bervariasi dari beberapa cm sampai beberapa
meter. Bentuk terbesar contohnya adalah Brontosaurus.
KLAS AVES

Merupakan kelompok vertebrata yang dapat terbang.


Sepasang alat geraknya yang terdapat pada thorax berfungsi
sebagai sayap, sedangkan yang sepasang pada bagian bawah
berfungsi sebagai kaki.
Kaki berfungsi sebagai penangkap dan berjalan.
Fungsi ekor sebagai alat gerak sudah tidak dominan, namun
berguna pada pengaturan arah gerak dan keseimbangan.
Fosil tertua diketemukan pada batuan berumur Yura, yaitu:
Archaeopteryx.
KLAS MAMALIA

Merupakan vertebrata berdarah panas.


Bentuk kehidupan yang paling sempurna atau kompleks.
Lingkungan hidupnya ada di udara, air, dan darat.
Pada kehidupan yang di darat, alat geraknya berupa 2 pasang kaki.
Ekor lebih berfungsi sebagai penyeimbang berat badan.
Khusus Primata mempunyai kecenderungan untuk bergerak
dengan dua kaki belakang, sedangkan kaki depan berfungsi sebagai
penangkap.
Termasuk dalam kelompok ini adalah Primata dimana manusia
termasuk di dalamnya.
VERTEBRATA DI INDONESIA

Sampai saat ini belum dijumpai fosil vertebrata yang berumur lebih
tua dari Pliosen. Fosil yang dijumpai pada umumnya berumur
Pliosen Akhir sampai Resen.
Lokasi yang banyak dijumpai adalah: Jetis (Mojokerto), Sangiran,
Rancah, dan Cekungan Bandung.
Di luar Jawa di Lampung, dan Sulawesi Selatan.
Indonesia memiliki fosil manusia purba yaitu: Homo Mojokertensis,
yang diketemukan di daerah Mojokerto.

Anda mungkin juga menyukai

  • PALEO-40
    PALEO-40
    Dokumen133 halaman
    PALEO-40
    IvannsaMoussafy
    Belum ada peringkat
  • Paleontologi
    Paleontologi
    Dokumen134 halaman
    Paleontologi
    Haposan S Samosir
    Belum ada peringkat
  • Cabang
    Cabang
    Dokumen3 halaman
    Cabang
    Haposan S Samosir
    Belum ada peringkat
  • Cabang
    Cabang
    Dokumen3 halaman
    Cabang
    Agga Kurosaki
    Belum ada peringkat
  • Cabang
    Cabang
    Dokumen4 halaman
    Cabang
    Haposan S Samosir
    Belum ada peringkat
  • Data Haposan 4
    Data Haposan 4
    Dokumen9 halaman
    Data Haposan 4
    Haposan S Samosir
    Belum ada peringkat
  • Pengertian Fisika
    Pengertian Fisika
    Dokumen8 halaman
    Pengertian Fisika
    Adhani Prima Syarafina
    Belum ada peringkat
  • Data Haposan
    Data Haposan
    Dokumen14 halaman
    Data Haposan
    Haposan S Samosir
    Belum ada peringkat