Anda di halaman 1dari 3

Nama : Marsudi

Wijaya
NRP : G24090071

GENERASI MUDA ADAPTIF

“Aku ini binatang jalang, dari kumpunlannya terbuang”


kata Chairil Anwar mengapresiasikan kata hati rakyat Indonesia
untuk bebas merdeka. Mungkin semua orang sudah tahu, bangsa
ini telah merdeka 65 tahun silam. Namun, apakah bangsa ini
telah mendapatkan kemerdekaan yang sejati ? Ataukah bangsa
ini hanya mendapat kemerdekaan semu, sebab realita yang
terjadi adalah kita masih di jajah oleh aset – aset asing yang
berkedok perdagangan bebas. Ataukah generasi sekarang yang
tak mampu beradaptasi di abad 21 ini ?
Krisis demi krisis melanda, merobohkan pondasi – pondasi
negeri kita. Sebanyak 8,59 juta penduduk menganggur, ribuan
anak putus sekolah dan jutaan penduduk kelaparan. Orang –
orang asing bagaikan dewa di negeri kita, dihormati, dikagumi,
dan dengan nyamannya mereka menikmati segala yang ada di
negeri ini. Lihatlah kota emas papua, bagaikan Eldorado yang di
datangi penjelajah asing bernama freeport, kemudian mereka
dianggap dewa dan bebas mengambil semua harta yang ada.
Apakah ini salah mereka ? Ataukah kita yang telah ter ‘mindset’
bahwa kita tidak punya kemampuan apapun karena orang asing
lebih hebat dalam segala hal daripada kita ?
Ketergantungan, itulah yang menyebabkan kita tidak
mampu beradaptasi di zaman ini. Keinginan kita untuk mengikuti
moderenisasi seperti di dunia barat malah menjadikan kita
menjadi tergantung terhadap mereka. Negeri ini hampir seperti
kapal pecah yang tak jemu dihantam gulungan ombak. Kita
bagaikan seekor ayam yang mati di lumbung padi dan menjadi
budak di negeri sendiri. Sekali lagi muncul pertanyaan, apakah
generasi saat ini tidak mampu beradaptasi di tengah badai yang
melanda negeri ini ? Lalu bagaimana caranya agar kita bisa
menjadi generasi yang bertahan di abad ini ?
Persiapan, itulah yang di perlukan untuk menjadi generasi
paling adaptif di zaman ini. Seperti kata Bima Arya “masa depan
hanya untuk orang – orang yang menyiapkannya hari ini”.
Recanakan hidup kita, buatlah pohon rencana kehidupan untuk
hari esok, minggu depan, bulan depan, tahun depan, dan tahun –
tahun berikutnya. Lalu persiapkanlah cabang lain bila salah satu
cabang kita patah, persiapkan daun lain bila salah satu daun kita
layu. Coba perhatikanlah beberapa sajak dalam puisi Chairil
Anwar.

Biar peluru menembus kulitku


Aku tetap meradang menerjang
Luka dan bisa kubawa berlari
Berlari
Hingga hilang pedih perih

Mungkin itulah yang harus dilakukan gerenasi saat ini,


merencanakan hidup, fokus dan pantang menyerah walaupun
berbagai kesulitan menghadang. Jangan cuma bisa mengeluh
lalu diam saat menghadapi kegagalan tetapi berlari, berlarilah
mengejar kegagalan – kegagalan lain untuk mendapatkan
keberhasilan sejati karena kegagalan adalah salah satu cara
dalam mencapai keberhasilan. Seperti sikap para pahlawan
terdahulu, saat mereka berada diantara kegagalan, kegelisahan
dan asa mereka tidak stagnan tetapi mengejarnya sambil berlari,
lalu lahirlah Boedi Utomo, Sumpah Pemuda, Proklamasi dan hal
besar lainnya. Atau seperti kisah Thomas Alpha Edison yang
dikatai sebagai orang gagal sebelum ia menemukan bola lampu,
ia berkata “Aku tidak pernah gagal, aku hanya menemukan
bahwa ada 99 bahan yang tidak cocok untuk di jadikan bola
lampu”. Oleh karena itu, persiapkanlah segalanya hari ini agar
dapat menjadi generasi yang adaptif.

Anda mungkin juga menyukai