Anda di halaman 1dari 26

SKEMA IMBAL JASA LINGKUNGAN –

PRINSIP , PELAKSANAAN DAN


IMPLIKASI KEBIJAKAN DI
INDONESIA
Beria Leimona
ICRAF SEA

Lokakarya BAPPENAS Imbal Jasa Lingkungan DAS:


antara Implementasi dan Kebijakan
1
Jakarta,30 Agustus 2010
Kondisi Keanekaragaman
• hayati
Alam Fungsi K
• eindahan alam
Ekologi
Kuantitas
• dan kualitas air

Stewards Penyerapan
• karbon
Guardians
(mengelola) (melindungi)
Teras, wanatani ‘hutan larangan’

Fungsi Jasa Lingkungan


Penggunaan lahan Benefit langsung

Pemanfaat
Penyedia Jasa
Lingkunga
Jasa n
Lingkungan
Pengakua
• Apakah cukup n&
berarti Imbalan
untuk dilakukan? Kebijakan & Kelembagaan
• Kontrol terhadap • Biaya transaksi
• Dukungan atau kendala 2
lahan
Empat Prinsip dalam Skema IJL yang
Berkeadilan dan Efektif
I. Realistic Pengurangan atau pencegahan ancaman
(scoping – identifikasi jasling,
penyedia, pemanfaat, nilai akibat kegiatan manusia terhadap
kontrak, biaya kesempatan)
aliran dan stok jasling, yang dilakukan
secara terukur, secara spasial dan
temporal, relatif terhadap baseline.

II. Voluntary Pelibatan penyedia dan pemanfaat


(analisis multipihak dan relasi
– kekuasaan dan otorisasi) jasling dalam suatu skema negosiasi
yang bebas dan terinformasi secara
transparan di tingkat individu

3
Empat Prinsip dalam Skema IJL yang
Berkeadilan dan Efektif
III. Conditional Imbal jasling yang diterima penyedia
(negosiasi dan pelaksanaan)
jasling bergantung pada performa yang
disepakai dalam kontrak yang diketahui
dan dimengerti oleh seluruh pihak
terlibat “Studi Kasus RUPES”
IV. Pro-poor Akses, proses, pembuatan
(di seluruh tahapan) keputusan dan hasil-manfaat
dibedakan bedasarkan tingkat sejahtera
dan gender dan secara positif berpihak
kepada komunitas pra-sejahtera untuk
mendukung Millennium Development
Goals dan keberlanjutan jangka panjang
“Studi Kasus Lake Naivasha”
RUPES ACTION SITES (INDONESIA)
Site Focus of ES Conditionality applied Type of scheme and current
status
Level II
Water quality
Planting and maintaining A private water
and regular
timber and fruit trees company is paying
Cidanau flow for private
with the total minimum 120/hectare for the
water
of 500 trees per hectare contract
companies
for 5 years
Water quality for Conservation fund from local
Level IV
Singkarak hydropower, native government to revitalize
Planting a 40-hectare grass land
(Watershed) fish conservation organic coffee in the upstream
with timber and fruit trees
and ecotourism watershed.
Level I
Conducting collective action in
Hydroelectric Power company
riparian rehabilitation and
Sumberjaya Water quality for (HEP) royalty agreements
sedimentation reduc­tion to
(River Care) hydropower signed for River Care groups
achieve a specified percentage
along the river
(above 30%) of erosion
reduction

5
RUPES ACTION SITES (INDONESIA)
Site Focus of ES Conditionality applied Type of scheme and current
status
Bungo “Jungle rubber” Level IV
agroforestry Management plan for o“Hutan desa” (“village
system for rubber agroforestry in forest”) recognition by
conservation of general, including central government for
the diversity of specified agricultural local forest management
local plant techniques role within watershed
species and No slash-and-burn protection forest
wildlife habitat practices oTesting mini-
Minimizing illegal hydropower as
logging at the buffer zone intermediate reward for
of the adjacent national biodiversity conservation
park and traditional oA private buyer
community forests “lubuk (automotive wheel
larangan” industry) showing
No intensive or interest in rubber for
commercial harvesting of “green” vehicles
non timber forest
products or hunting
6
RUPES-I ACTION SITES (PHIL AND
NEPAL)
Site Focus of ES Conditionality applied Type of scheme and current
status
Bakun Water quality for Level III
hydropower Setting up management oHEP royalty
plan to rehabilitate agreements signed
watershed, including
sustainable horticul­ture
practices
Kalahan Carbon Level I
sequestration Planting and maintaining oCarbon market initial
under voluntary a specified number of agreement with private
market trees to achieve agreed buyer (automotive
amount of carbon industry)
sequestration
Kulekhani Water quality for Level III
hydropower Setting up management oHEP royalty
plan to rehabilitate agreements signed
watershed, including
sustainable horticulture
practices 7
LIMA TINGKATAN
‘CONDITIONALITY’

Capaian dan kriteria


pengelolaan SDA – kasus:
Danau Toba, Singkarak
(Nagari – PLTA)

Rencana pengelolaan SDA

Aktivitas pengelolaan terperinci


dan tertarget (e.g. penanaman
pohon) atau kondisi agroekosistem
(e.g. luas penutupan vegetasi –
kasus: Cidanau - Banten
Indikator jasling terukur –
kasus: Kali Bersih - Lampung

Kembali ke “Prinsip IJL”

(van Noordwijk and Leimona 82010)


LAKE NAIVASHA,
KENYA
Masa kolonial Kenya:
teras Fanya Yuu
diwajibkan secara hukum
untuk pengelolan lahan
pertanian miring

…tetapi perlu usaha keras untuk


melakukannya…
Uhuru berarti ‘kebebasan dari
penindasan…’
9
10
KSh. 235K
@KSh. 1000
235 Individual WRMA
Farmers
LNRA
LNGG
Turasha
WRUA KSh.780K
KSh.
KSh. 30K
30K
LANA WRUA
KSh.
KSh. 30K
30K
Wanjohi
WRUA

230 Individual
Farmers
KSh. 230K
@KSh. 1000

Skema aliran dana imbal jasa lingkungan di Lake Naivasha -


11
Kenya
Peningkatan kapasitas lokal dalam pengelolaan SDA: water
12
resource user associations (WRUA)
13
Bagaimana
dengan “gully
erosion”?

Erosi di lahan
dapat dikontro
KONTRAK JASA LINGKUNGAN:
INDIVIDU VS KOMUNITAS 14
Aliran erosi
dari
konstruksi jalan
15
Skema aliran dana imbal jasa lingkungan di Cidanau -
16
Indonesia
Peran Stakeholders
ES Providers Four upstream farmer Groups from Cidanau (Citaman, Cibojong,
Kadu Agung villages).

ES Buyers - Current single buyer: PT KTI


- Potential buyers: other companies in Cilegon such as PDAM
(state-owned water company), Krakatau Steel, Ronn & Hass, PT
Pelindo, PT Politrima, Chandra Asri, Bakrie Group.

ES Intermediaries Forum Komunikasi Cidanau (FKDC) – a multi stakeholder forum.

Policy makers District government and legislative officers of Serang (upstream) and
Cilegon (downstream)
Provincial government and legislative officers of Banten
National watershed management body coordinated by the Ministry of
Forestry

Main supporting NGO Rekonvasi Bhumi, LP3ES


Main supporting Agricultural University
university

Peran multipihak pada


Main supporting skema
ICRAF, IIED, GTZ imbal jasa lingkungan di Cidanau
international agencies 17
- Indonesia
Payment allocation US$ Fraction of total payment
Payment for the 100 hectare contracted 60,000 80%
farmer lands
•95% for buying seedlings and planting;
•5% for investing on local business.
Transaction cost 10,500 14%
•40% for conducting capacity building and
searching more buyers (dissemination,
publication, seminars, etc.)
•27% for monitoring and verifying field
activities;
•33% for operational cost:
- 16% for paying personnel cost for five
persons;
- 11% for organizing meetings;
- 6% for administration purposes;

Tax 4,500 6%
Total 75,000* 100%

Alokasi dana pada skema imbal jasa lingkungan di Cidanau -


18
Indonesia
Pembelajaran dan Tindak Lanjut
 Skema IJL di Indonesia masih dalam tingkat plot

 Realistic: stok dan aliran jasling terpantau secara spasial


dan temporal relatif terhadap “business as usual”:

 Penentuan dan identifikasi jasling


(scoping):
o “Baseline” kualitas jasling – relatif
terhadap BAU,
o Skala ruang dan waktu (misal:
deliniasi sub DAS dalam DAS agar
skala ruang mudah dipantau)

 Siapa?
 Litbang – Kehutanan? KLH?
Pusat Penelitian PT?

19
Pembelajaran dan Tindak Lanjut

 Lanjutan … realistic: stok dan aliran jasling terpantau


secara spasial dan temporal relatif terhadap “business as
usual”:
 Pemantauan
o Indikator pemantauan yang
disesuaikan dengan skala waktu
(dan batas – skala ruang)
pelaksanaan kontrak jasling
 Siapa?
 BP DAS?
 Participatory Watershed
Monitoring (lihat
pemberlajaran River Care
– Sumberjaya)

 Sinergi dengan Bab Perencanaan (UU


32/2009 Pasal 42)
20
Pembelajaran dan Tindak Lanjut

 Conditional: benefit disesuaikan dengan performa yang


disetujui melalui kontrak

 …. dengan pelibatan seluruh pemangku kepentingan dalam


negosiasi yang bebas, transparan dan “berkesepakatan
dini tanpa paksaan – FPIC” (voluntary)
 Voluntary – asas kesukarelaan – tidak sekedar dengan-
atau-tanpa peraturan (with or without regulations)

21
Pembelajaran dan Tindak Lanjut
 Lanjutan: Conditional and Voluntary

 Mediasi aktif
o Sosialisasi kegiatan konservasi di tingkat masyarakat,
i.e. kelompok tani dan anggotanya
o Pembuatan keputusan bersama mengenai kontrak
jasling (termasuk kegiatan, alokasi dan jenis
pembayaran, skema distribusi di tingkat masyarakat)
o Apa implikasinya jika kegiatan di lahan milik
individu, lahan milik kolektif, kawasan hutan
negara?
 Siapa?
 Dinas tingkat Kabupaten? Kepala Seksi di
Kelurahan/Kecamatan/Desa dan
setingkatnya?  tidak ada elemen
kelestarian lingkungan
 Ornop? Bagaimana kerjasamanya dengan
pemerintah? Forum DAS multipihak?
22
Pembelajaran dan Tindak Lanjut
 Pemantauan kontrak dan penyelesaikan
konflik

 Pemantauan – perlu lembaga independen


(verifikasi dan sertifikasi)
 Siapa?
o BP DAS? – sebagai wakil dari
pemerintah
o Ornop? Bagaimana peran dan
sinerginya dengan pemerintah?
Bagaimana bentuk
kerjasamannya, contoh: data
sharing, alokasi tenaga kerja?

 Resolusi konflik – contoh:


ketidaksepakatan penilaian dalam
pemantauan, pelanggaran kontrak, dll
 Siapa yang menangani?
23
Pembelajaran dan Tindak Lanjut
 Pro-poor: bias positif untuk masyarakat termaginalkan
(i.e. tidak adanya salah satu modal penghidupan
berkelanjutan – alami, finansial, sosial, fisik, SDM)

 Integrasi konservasi dan pembangunan berkelanjutan –


pencapaian MDG

 Siapa? Seluruh jajaran pemerintahan dan


berbagai pihak yang terlibat

24
Imbal Jasa Lingkungan
yang Realistic, Conditional, Voluntary dan
Pro-poor
Pekerjaan “Rumah”
(baca: Negara, Pemerintah dan mitra
relevan)
masih banyak

Kompas, 29 Agustus 2010


25
Beria Leimona
LBeria@cgiar.org

Terima Kasih
THANK YOU

RUPES Program
C/o The World Agroforestry Centre, Southeast Asia Regional
Office
Jl. CIFOR SItu Gede, SIndang Barang, Bogor Barat, West Java,
Indonesia 16680
TEL: +62 251 8625415
FAX: +62 251 8625416
Email: rupes@cgiar.org http://rupes.worldagroforestry.org/
26

Anda mungkin juga menyukai