OLEH:
ERMA RAHAYU
KAMELIA SUHARMANTO
MUNAILUL MUNA
Daerah otonom adalah kesatuan
masyarakat hukum yang mempunyai
batas daerah tertentu, berwenang
mengatur dan mengurus kepentingan
masyarakat setempat menurut prakarsa
sendiri berdasarkan aspirasi
masyarakat dalam ikatan Negara
Kesatuan Republik Indonesia
Otonomi Daerah adalah wewenang pada
suatu wilayah yang mengatur dan
mengelola untuk kepentingan wilayah
masyarakat itu sendiri
Dasar Hukum Otonomi
Daerah
1.UUD 1945 pasal 18
2.Ketetapan MPR RI No.XV/MPR/1998
3.Undang-undang No.22/1999
Pelaksanaan Otonomi Daerah
Aspek yang dijalankan dalam otonomi
daerah terbatas, tidak semua aspek
tercakup. Namun keberhasilannnya juga
tidak akan tercapai tanpa adanya
pelaksana yang profesional, kemampuan
dalam keuangan, ketersediaan alat dan
bahan, dan kemampuan berorganisasi.
Prinsip-Prinsip Otonomi Daerah
1.Memperhatikan aspek demokrasi, keadilan,
dan pemerataan
2.Luas, nyata, dan bertanggung jawab
3.Terbatas
4.Mandiri
5.Kawasan khusus yang bina oleh pemerintah
berlaku peraturan otonomi daerah
6.Meningkatkan peran legislatif daerah
7.Pelaksaan azas dekonsentrasi
8.Pelaksaan azas pembantuan
Kendala/Ketimpangan-Ketimpangan Yang Sering Terjadi
dalam Penerapan Kebijakan Otonomi Daerah
– Terjadinya KKN
– Pemda bisa menjadi “drakula” bagi anak-anak mereka
sendiri yaitu BUMD-BUMD yang berada dibawah
naungannya. Karena terfokus pada penerimaan dana Pemda
bisa melupakan kriteria pembuktian berkelanjutan
– Munculnya hambatan bagi mobilitas sumber daya
– Potensi konflik antar daerah menyangkut pembagian hasil
pungutan
– Bangkitnya egosentrisme
– Karena derajat keberhasilan otonomi lebih dilandaskan
pada aspek-aspek finansial pemerintah daerah bisa
melupakan misi dan visi otonomi sebenarnya.
Upaya Pejabat Daerah Untuk Mengatasi Ketimpangan
Yang Terjadi