Anda di halaman 1dari 13

Proses Reproduksi Pada Manusia (Biologi)

02.07.2009 | Author: admin | Article Posted in Pendidikan


Artikel Biologi,  Artikel Spermatogenesis, 

Proses reproduksi pada manusia meliputi:

A. Spermatogenesis

Proses pembentukan dan pemasakan spermatozoa disebut spermatogenesis. Pada tubulus seminiferus
testis terdapat sel-sel induk spermatozoa atau spermatogonium, sel Sertoli yang berfungsi memberi makan
spermatozoa juga sel Leydig yang terdapat di antara tubulus seminiferus yang berfungsi menghasilkan
testosteron. Proses pembentukan spermatozoa dipengaruhi oleh kerja beberapa hormon.

Kelenjar hipofisis menghasilkan hormon perangsang folikel (Folicle Stimulating Hormone/FSH) dan
hormon lutein (Luteinizing Hormone/LH). LH merangsang sel Leydig untuk menghasilkan
hormontestosteron. Pada masa pubertas, androgen/testosteron memacu tumbuhnya sifat kelamin
sekunder. FSH merangsang sel Sertoli untuk menghasilkan ABP (Androgen Binding Protein) yang akan
memacu spermatogonium untuk memulai proses spermatogenesis. Proses pemasakan spermatosit menjadi
spermatozoa disebut spermiogenesis. Spermiogenesis terjadi di dalam epididimis dan membutuhkan
waktu selama 2 hari.

Proses Spermatogenesis : Spermatogonium berkembang menjadi sel spermatosit primer. Sel spermatosit
primer bermiosis menghasilkan spermatosit sekunder, spermatosit sekunder membelah lagi menghasilkan
spermatid, spermatid berdiferensiasi menjadispermatozoa masak. Bila spermatogenesis sudah selesai,
maka ABP testosteron (Androgen Binding Protein Testosteron) tidak diperlukan lagi, sel sertoli akan
menghasilkan hormon inhibin untuk memberi umpan balik kepada hipofisis agar menghentikan sekresi
FSH dan LH.

Spermatozoa akan keluar melalui uretra bersama-sama dengan cairan yang dihasilkan oleh kelenjar
vesikula seminalis, kelenjar prostat dan kelenjar cowper. Spermatozoa bersama cairan dari kelenjar-
kelenjar tersebut dikenal sebagai semen atau air mani. Pada waktu ejakulasi, seorang laki-laki dapat
mengeluarkan 300 – 400 juta selspermatozoa.

B. Oogenesis

Di dalam ovarium janin sudah terkandung sel pemula atau oogonium. Oogonium akan berkembang
menjadi oosit primer. Saat bayi dilahirkan oosit primer dalam fase profase pada pembelahan meiosis.
Oosit primer kemudian mengalamimasa istirahat hingga masa pubertas.

Pada masa pubertas terjadilah oogenesis. Oosit primer membelah secara meiosis, menghasilkan 2 sel yang
berbeda ukurannya. Sel yang lebih kecil, yaitu badan polar pertama membelah lebih lambat, membentuk
2 badan polar. Sel yang lebih besar yaitu oosit sekunder, melakukan pembelahan meiosis kedua yang
menghasilkan ovum tunggal dan badan polar kedua. Ovum berukuran lebih besar dari badan polar kedua.

Pengaruh Hormon dalam Oogenesis. Kelenjar hipofisis menghasilkan hormon FSH yang merangsang
pertumbuhan sel-sel folikel di sekeliling ovum. Ovum yang matang diselubungi oleh sel-sel folikel yang
disebut Folikel Graaf, Folikel Graaf menghasilkan hormon estrogen. Hormon estrogen merangsang
kelenjar hipofisis untuk mensekresikan hormon LH, hormon LH merangsang terjadinya ovulasi.
Selanjutnya folikel yang sudah kosong dirangsang oleh LH untuk menjadi badan kuning atau korpus
luteum. Korpus luteum kemudian menghasilkan hormon progresteronyang berfungsi menghambat sekresi
DSH dan LH. Kemudian korpus luteum mengecil dan hilang, sehingga aklurnya tidak membentuk
progesteron lagi, akibatnya FSH mulai terbentuk kembali, proses oogenesis mulai kembali.

Catatan : Pada laki-laki spermatogenesis terjadi seumur hidup, dan pelepasan spermatozoa dapat terjadi
setiap saat. Pada wanita, ovulasi hanya berlangsung sampai umur sekitar 45 – 5O tahun. Seorang wanita
hanya mampu menghasilkan paling banyak 400 ovum selama hidupnya, meskipun ovarium seorang bayi
perempuan sejak lahir sudah berisi 500 ribu sampai 1 juta oosit primer.

C. Siklus Menstruasi

Setiap bulan wanita melepaskan satu sel telur dari salah satu ovariumnya. Bila sel telur ini tidak
mengalami pembuahan maka akan terjadi perdarahan (menstraasi). Menstruasi terjadi secara perfodik
satu bulan sekali. Saat wanita tidak mampu lagi melepaskan ovum karena sudah habis tereduksi,
menstruasi pun menjadi tidak teratur lagi, sampai kemudian terhenti sama sekali.Masa ini disebut
menopause.

Siklus menstruasi terjadi pada manusia dan primata. Sedang pada mamalia lain terjadi siklus estrus.
Bedanya, pada siklus menstruasi, jika tidak terjadi pembuahan maka lapisan endometrium pada uterus
akan luruh keluar tubuh, sedangkan pada siklus estrus, jika tidak terjadi pembuahan, endomentrium akan
direabsorbsi oleh tubuh.

Umumnya siklus menstruasi terjadi secara periodik setiap 28 hari (ada pula setiap 21 hari dan 30 hari)
yaitu sebagai berikut : Pada hari 1 sampai hari ke-14 terjadi pertumbuhan dan perkembangan folikel
primer yang dirangsang oleh hormon FSH. Pada seat tersebut sel oosit primer akan membelah dan
menghasilkan ovum yang haploid. Saat folikel berkembang menjadi folikel Graaf yang masak, folikel ini
juga menghasilkan hormon estrogen yang merangsang keluarnya LH dari hipofisis. Estrogen yang keluar
berfungsi merangsang perbaikan dinding uterus yaitu endometrium yang habis terkelupas waktu
menstruasi, selain itu estrogen menghambat pembentukan FSH dan memerintahkan hipofisis
menghasilkan LH yang berfungsi merangsang folikel Graaf yang masak untuk mengadakan ovulasi yang
terjadi pada hari ke-14, waktu di sekitar terjadinya ovulasi disebut fase estrus. Selain itu, LH merangsang
folikel yang telah kosong untuk berubah menjadi badan kuning (Corpus Luteum). Badan kuning
menghasilkan hormon progesteron yang berfungsi mempertebal lapisan endometrium yang kaya dengan
pembuluh darah untuk mempersiapkan datangnya embrio. Periode ini disebut fase luteal, selain itu
progesteron juga berfungsi menghambat pembentukan FSH dan LH, akibatnya korpus luteum mengecil
dan menghilang, pembentukan progesteron berhenti sehingga pemberian nutrisi kepada endometriam
terhenti, endometrium menjadi mengering dan selanjutnya akan terkelupas dan terjadilah perdarahan
(menstruasi) pada hari ke-28. Fase ini disebut fase perdarahan atau fase menstruasi. Oleh karena tidak
adaprogesteron, maka FSH mulai terbentuk lagi dan terjadilan proses oogenesis kembali.

D. Pembentukan Embrio

Peristiwa fertilisasi terjadi di saat spermatozoa membuahi ovum di tuba fallopii, terjadilah zigot, zigot
membelah secara mitosis menjadi dua, empat, delapan, enam belas dan seterusnya. Pada saat 32 sel
disebut morula, di dalam morula terdapat ronggayang disebut blastosoel yang berisi cairan yang
dikeluokan oleh tuba fallopii, bentuk ini kemudian disebut blastosit. Lapisan terluar blastosit disebut
trofoblas merupakan dinding blastosit yang berfungsi untuk menyerap makanan dan merupakan calon
tembuni atau ari-ari (plasenta), sedangkan masa di dalamnya disebut simpul embrio (embrionik knot)
merupakan calon janin. Blastosit ini bergerak menuju uterus untuk mengadakan implantasi (perlekatan
dengan dinding uterus).
Pada hari ke-4 atau ke-5 sesudah ovulasi, blastosit sampai di rongga uterus, hormon progesteron
merangsang pertumbuhan uterus, dindingnya tebal, lunak, banyak mengandung pembuluh darah, serta
mengeluarkan sekret seperti air susu (uterin milk) sebagai makanan embrio.

Enam hari setelah fertilisasi, trofoblas menempel pada dinding uterus (melakukan implantasi) dan
melepaskan hormon korionik gonadotropin. Hormon ini melindungi kehamilan dengan cara
menstrimulasi produksi hormonestrogen dan progesteron sehingga mencegah terjadinya menstruasi.
Trofoblas kemudian menebal beberapa lapis, permukaannya berjonjot dengan tujuan memperluas daerah
penyerapan makanan. Embrio telah kuat menempel setelah hari ke-12 dari fertilisasi.1.

Pembuatan Lapisan Lembaga. Setelah hari ke-12, tampak dua lapisan jaringan di sebelah luar disebut
ektoderm, di sebelah dalam endoderm. Endoderm tumbuh ke dalam blastosoel membentuk bulatan penuh.
Dengan demikian terbentuklah usus primitif dan kemudian terbentuk Pula kantung kuning telur (Yolk
Sac)yang membungkus kuning telur. Pada manusia, kantung ini tidak berguna, maka tidak berkembang,
tetapi kantung ini sangat berguna pada hewan ovipar (bertelur), karena kantung ini berisi persediaan
makanan bagi embrio.

Di antara lapisan ektoderm dan endoderm terbentuk lapisan mesoderm. Ketiga lapisan tersebut
merupakan lapisan lembaga (Germ Layer). Semua bagian tubuh manusia akan dibentuk oleh ketiga
lapisan tersebut. Ektoderm akan membentuk epidermis kulit dan sistem saraf, endoderm membentuk
saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan, mesoderm membentuk antara lain rangka, otot, sistem
peredaran darah, sistem ekskresi dan sistem reproduksi.

Membran (Lapisan Embrio). Terdapat 4 macam membran embrio, yaitu :

a. Kantung Kuning Telur (Yolk Sac)

Kantung kuning telur merupakan pelebaran endodermis berisi persediaan makanan bagi hewan ovipar,
pada manusia hanya terdapat sedikit dan tidak berguna.

b. Amnion

Amnion merupakan kantung yang berisi cairan tempat embrio mengapung, gunanya melindungi janin dari
tekanan atau benturan.

c. Alantois

Pada alantois berfungsi sebagai organ respirasi dan pembuangan sisa metabolisme. Pada mammalia dan
manusia, alantois merupakan kantung kecil dan masuk ke dalam jaringan tangkai badan, yaitu bagian
yang akan berkembang menjadi tall pusat.

d. Korion

Korion adalah dinding berjonjot yang terdiri dari mesoderm dan trofoblas. Jonjot korion menghilang pada
hari ke-28, kecuali pada bagian tangkai badan, pada tangkai badan jonjot trofoblas masuk ke dalam
daerah dinding uterus membentuk ari-ari (plasenta). Setelah semua membran dan plasenta terbentuk maka
embrio disebut janin/fetus.
Plasenta atau Ari-Ari. Plasenta atau ari-ari berbentuk seperti cakram dengn garis tengah 20 cm, dan tebal
2,5 cm. Ukuran ini dicapai pada waktu bayi akan lahir tetapi pada waktu hari 28 setelah fertilisasi,
plasenta berukuran kurang dari 1 mm. Plasenta berperan dalam pertukaran gas, makanan dan zat sisa
antara ibu dan fetus. Pada sistem hubungan plasenta, darah ibu tidak pernah berhubungan dengan darah
janin, meskipun begitu virus dan bakteri dapat melalui penghalang (barier) berupa jaringan ikat dan
masuk ke dalam darah janin.

Catatan : Makin tua kandungan, jumlah estrogen di dalam darah makin banyak, progesteron makin
sedikit. Hal ini berhubungan dengan sifat estrogen yang merangsang uterus untuk berkontraksi,
sedangkan progesteron mencegah kontraksi uterus. Hormon oksitosin yang dihasilkan oleh kelenjar
hipofisis jugs berperan dalam merangsang kontraksi uterus menjelang persalinan. Progesteron dan
estrogen juga merangsang pertumbuhan kelenjar air susu, tetapi setelah kelahiran hormon prolaktin yang
dihasilkan kelenjar hipoftsislah yang merangsang produksi air susu.

E. Kontrasepsi

Kontrasepsi adalah suatu cara yang bertujuan mencegah terjadinya pembuahan, terdapat beberapa
metode, antara lain:

a. Tanpa Alat Bantu

Dengan cara tidak melakukan koitus pada masa subur wanita (hari 12 – 16 siklus haid). Cara ini dikenal
dengan nama sistem kalender atau abstinensi.

b. Menggunakan Alat Bantu

Mencegah pertemuan ovum dengan spermatozoa, dapat dilakukan dengan berbagai alat bantu, misalnya :
kondom, spiral, jelly, dan lain-lain.

c. Sterilisasi

Sterilisasi dilakukan dengan mengikat/memotong saluran vas defereus dikenal dengan istilah vasektomi,
atau mengikat/memotong tuba fallopii dikenal dengan istilah tubektomi.

http://artikelindonesia.com/proses-reproduksi-pada-manusia-biologi.html
Proses pembentukan bayi

BULAN ke- 1: Sperma, satu dari 500 million yang dikeluarkan ketika intercourse, menembus

membran yang melindungi telur, kemudian memasukkan ekornya. Sekali telur terbuahi, tidak ada
sperma lain yang bisa masuk. Selanjutnya telur terbuahi mulai membelah.

1 minggu setelah pembuahan, bulatan terdiri 200 cell disebut embrio, menempel pada uterus.

Quote:

BULAN ke- 2 : (2 Gambar Kiri) Incredible Transformation. 3 minggu setelah pembuahan, embrio
berkembang seperti pada gambar kiri. Ujungnya kelak menjadi kepala dan otak.: (2 Gambar Kiri)
Incredible Transformation. 3 minggu setelah pembuahan, embrio berkembang seperti pada gambar kiri.
Ujungnya kelak menjadi kepala dan otak.
Selanjutnya berkembang lebih menyerupai mahluk hidup. Karena perubahannya yang cepat itu, embrio
bersifat rentan, mudah rusak oleh asupan makanan bumil seperti: alkohol, rokok, dan obat2an.

(4 Gambar Kanan) Pertengahan bulan ke-2, mata terbentuk pertama kali pada bagian samping kepala
(R). Bergeser agak ke depan pada minggu ke-7 (T), minggu ke-8.5 (C), dan minggu ke-10 (B). Sudah
ada kelopaknya.
Quote:

BULAN ke- 3 : Embrio berubah menjadi fetus. Organ dalam terbentuk. Plasenta kelihatan, pembuluh
darah juga jelas.

(L) Jari tangan dan kaki mulai kelihatan bentuknya (R). Jari tangan berkembang lebih dulu daripada
kaki. Sama halnya ketika lahir, tangan akan lebih dulu aktif untuk memegang daripada kaki untuk
berjalan.
Quote:

BULAN ke- 4 : Kelopak mata makin sempurna dan bereaksi terhadap cahaya. Hidung, bibir, dan dagu
tebentuk. Kulit ditumbuhi bulu2 bernama lanugo.

Genital luarnya sudah mulai terbentuk. Itulah kenapa minggu ke-13 sampai ke-17 kita bisa mengetahui
gendernya melalui USG.

Tulang sudah mulai kelihatan, walaupun belum benar-benar jadi tulang sampai dia lahir nanti. Dia
ditemani bulatan bernama kuning telur yang bertugas mensupply darah sampai organ tubuhnya bisa
berfungsi. Bayi pada bulan ke-4 ini masih kelihatan kecil walaupun sudah berbentuk. Karena makanan
dan energi

digunakan untuk pembentukan organ.


Quote:
BULAN ke- 5 : Gambar kiri: proses pertumbuhan telinga. Sudah bisa mendengar suara jantung dan
aliran darah ibunya, kemungkinan suara ibunya. Namun belum bisa mendengar kebanyakan suara luar.
Meconium, alias poop pertama, yang nanti keluar setelah bayi lahir, mulai terbentuk. Kalau perempuan,
mulai memproduksi telur menunggu sampai mulainya periode nanti. Kalau laki-laki, sudah mulai
memproduksi testosterone. Sudah bisa menelan dan mengemut jari.
Akhir bulan ke-5, akan memproduksi lemak, kelak jadi jerawat, dan membuat kulitnya lebih berisi,
semakin sempurna . Sudah melayang2 bagaikan penyelam ulung, di sini kita mulai bisa merasakan
gerakan bayi yang kemungkinan pada saat menyelam itu dia membentur dinding rahim.

Quote:

BULAN ke 6 - 9 : Perubahan pada Bayi hanya berkisar pada volume saja, yaitu membesarnya semua
anggota tubuh, rambut, kuku dan lain-lainnya

http://aneh22.blogspot.com/2009/01/ajaib-proses-pembentukan-manusia.html
Proses Persalinan

Tahap pertama, proses persiapan persalinan dengan fase awal, aktif, dan transisi. Dalam tahap ini terjadi
pembukaan (dilatasi) mulut rahim sampai penuh. Selanjutnya, tahap kelahiran sampai bayi keluar
dengan selamat. Tahap ketiga, pengeluaran plasenta. Tahap berikut, pasca lahir, yakni observasi
terhadap ibu selama satu jam usai plasenta keluar.

KONTRAKSI
Ini biasanya fase paling lama. Untungnya tingkat nyerinya masih sangat rendah atau belum terlalu
terasa. Pembukaan leher rahim (dilatasi) sampai 3 cm, juga disertai penipisan (effasi). Hal ini bisa terjadi
dalam waktu beberapa hari, bahkan beberapa minggu, tanpa kontraksi berarti (kurang dari satu menit).
Tapi pada sebagian orang mungkin saja terjadi hanya 2-6 jam (atau juga sepanjang 24 jam) dengan
kontraksi lebih jelas.

“Perubahan lain ditandai turunnya kepala janin ke rongga panggul,” kata dr. Nasdaldy, DSOG dari RSIA
Hermina, Jakarta. Penurunan dapat terjadi beberapa kali, beberapa minggu menjelang kelahiran. Atau
hanya terjadi sekali saja saat menjelang persalinan sesungguhnya.

Reaksi pada ibu pun macam-macam. Ada yang merasakan mulas, nyeri di bagian punggung atau
pinggang. Bisa juga sudah mengeluarkan lendir bercampur bercak darah dari vagina. “Tapi pengeluaran
bercak tak selalu lengket di celana. Kadang hanya tertahan di bagian dalam saja,” ujar dr. Nasdaldy.

Jika kontraksi masih jarang, calon ibu tak perlu segera ke rumah sakit. Kegiatan rutin sehari-hari masih
bisa dilakukan sepanjang masih bisa merasakan kontraksi tak bertambah kencang. Jika kemudian
kontraksi bertambah kencang dan makin teratur, segera ke rumah sakit. Tentu dengan perlengkapan
yang sudah disiapkan sebelumnya, seperti kain panjang, baju ganti, makanan kecil, buku bacaan, dan
sebagainya.
Satu hal yang patut diingat, perkiraan persalinan yang disebutkan dokter, tak selamanya benar. Bisa saja
maju atau mundur dua minggu dari jadwal yang telah diperkirakan dokter.

LEHER RAHIM MAKIN TERBUKA LEBAR


Umumnya fase ini lebih pendek dari fase sebelumnya, berlangsung sekitar 2-3 jam. Kontraksi kuat
terjadi sekitar 1 menit, polanya lebih teratur dengan jarak 4-5 menit. Leher rahim membuka sampai 7
cm. Jika sudah mencapai keadaan ini, sebaiknya calon ibu sudah berada di rumah sakit. Paling tidak,
prosedur pendaftaran sudah harus dilakukan. Lebih baik malah urusan pendaftaran dan pesan kamar
sudah dilakukan saat kehamilan memasuki usia 7 bulan. Soalnya, kerap kali rumah sakit (terutama yang
beken), kehabisan kamar.

Serangkaian pemeriksaan rutin akan dilakukan menjelang kelahiran. Mengenakan baju yang disediakan
pihak rumah sakit sudah menjadi kebiasaan di banyak rumah sakit, terutama di kota-kota besar. Perawat
akan meminta contoh air kemih, memeriksa denyut nadi, tekanan darah, pernafasan, dan suhu tubuh.
Juga akan memeriksa adanya cairan ketuban, perdarahan atau pengeluaran lendir dari vagina.

Kondisi janin pun akan dipantau. Misalnya dengan mendengarkan denyut jantung bayi melalui
stetoskop. Di beberapa rumah sakit yang lebih modern, digunakan alat pantau janin. Sedangkan
bagaimana posisi janin, merupakan pemeriksaan berikutnya yang akan dilalui calon ibu.

Pemeriksaan dalam bagi calon ibu akan dilakukan secara rutin. Gunanya untuk memantau
perkembangan pembukaan leher rahim, sehingga bisa segera dilakukan tindakan tepat jika tak terjadi
kemajuan. “Umumnya dokter akan menunggu pembukaan ini secara alamiah. Kecuali jika memang
terjadi kelainan pada rahim yang diketahui sebelumnya semisal adanya kista atau mioma,” terang dr.
Nasdaldy, yang mengambil spesialisasi masalah kanker rahim. Kondisi tersebut memang akan
mempengaruhi kontraksi pada rahim sehingga tak mendorong leher rahim untuk membuka. Akibatnya
jalan rahim tetap menutup padahal ibu sudah merasakan mulas cukup lama.

Secara umum dan normal, pembukaan leher rahim akan terus meningkat berbarengan dengan kontraksi
yang makin kuat. Terjadi 2-3 menit sekali selama 1,5 menit dengan puncak kontraksi sangat kuat,
sehingga ibu merasa seolah-olah kontraksi terjadi terus-menerus tanpa ada jeda.

Pembukaan leher rahim dari 3 cm sampai 10 cm terjadi sangat singkat, sekitar 15 menit sampai 1 jam.
Saat ini calon ibu akan merasakan tekanan sangat kuat di bagian bawah punggung. Begitu pula tekanan
pada anus disertai dorongan untuk mengejan. Ibu pun akan merasa panas dan berkeringat dingin.

Pengeluaran lendir dan darah makin bertambah karena makin banyak pembuluh kapiler yang pecah.
Mungkin juga terjadi kejang kaki. Kadang mengantuk di antara waktu kontraksi karena oksigen
dipindahkan dari otak ke daerah persalinan, sehingga seolah ibu sudah kehabisan tenaga sebelum
‘pertarungan’ benar-benar terjadi.

Secara emosional, calon ibu mengalami perasaan tak berdaya dan pasrah. Bingung, gelisah, dan sulit
memusatkan perhatian, apalagi istirahat. Tak jarang pula ia frustrasi karena belum ada instruksi untuk
mengejan, sementara dorongan ke arah sana sudah muncul. Dokter memang akan melarang ibu
mengejan sebelum pembukaan sempurna betul agar tak terjadi kesulitan saat pengeluaran bayi.

DORONG SEIRAMA INSTRUKSI DOKTER


Proses persalinan, seperti dipaparkan dr. Nasdaldy, mengandung 3 komponen. Pertama, passanger yaitu
bayi itu sendiri. Kedua, passage, yaitu jalan lahir. Ketiga power, yaitu kontraksi atau yang disebut his.

“Agar proses persalinan berjalan lancar, ketiga komponen itu harus dalam kondisi baik,” kata dr.
Nasdaldy. Bayi tak terlalu besar ukurannya agar bisa melalui jalan lahir dan powernya pun harus teratur
serta efektif hingga mampu membuka jalan lahir sampai penuh dan sempurna.
Dengan begitu, partisipasi aktif ibu dalam proses kelahiran tak kalah penting. Dorongan kuat dari ibu
akan membantu bayi keluar melalui jalan lahir dengan baik. Proses mendorong bayi keluar biasanya
sangat singkat, 10 menit. Tapi ada kalanya perlu waktu antara setengah sampai satu jam. Bahkan, jika
terjadi berbagai komplikasi, bisa mencapai 3 jam.

Mengejanlah sekuat mungkin tapi tetap seirama dengan instruksi dokter. Makin efisien dorongan dari
ibu, makin memudahkan bayi keluar. Dorongan yang panik dan tak teratur hanya akan menghamburkan
tenaga dan hanya sedikit kemajuan yang dicapai.

Tarik beberapa kali nafas dalam, sementara kontraksi terjadi. Tarik nafas sekali lagi dan tahan. Saat
kontraksi mencapai puncaknya, doronglah (mengejan) sekuat mungkin. Lebih baik mengikuti irama
dorongan dengan baik ketimbang menahan nafas terlalu lama, karena akan menambah risiko pecahnya
pembuluh darah di mata dan wajah Anda. Selain itu, menambah risiko berkurangnya suplai oksigen ke
janin. Saat mengejan, lemaskan seluruh tubuh. Ketegangan akan melawan usaha mengejan.

Posisi calon ibu saat melahirkan turut membantu lancarnya persalinan. Posisi setengah duduk atau
setengah jongkok mungkin posisi terbaik karena posisi ini memanfaatkan gaya berat dan menambah
daya dorong ibu.

PENGELUARAN PLASENTA
Rasa lelah ibu adalah hal yang tersisa ketika bayi sudah keluar, tapi tugas belum berakhir. Plasenta yang
selama ini menunjang bayi untuk hidup dalam rahim harus dikeluarkan.
Mungkin ibu tak akan merasakannya lagi. “Tapi kontraksi masih akan tetap ada, kendati tak sekuat
sebelumnya,” kata dr. Nasdaldy. Masing-masing berlangsung sekitar satu menit. Mengerutnya rahim
akan memisahkan plasenta dari dinding rahim dan menggerakkannya turun ke bagian bawah rahim atau
ke vagina. Ibu hanya tinggal mendorongnya seperti halnya mengejan saat mengeluarkan bayi. Hanya
saja tenaga yang dikeluarkan tak sehebat proses pengeluaran bayi.

Bila plasenta telah keluar, dokter akan segera menjahit robekan atau episiotomi. Bersabarlah untuk
beberapa saat. Usai itu ibu bisa menggendong bayi dan menyusuinya.

BERBAGAI KOMPLIKASI
Umumnya dokter akan membiarkan bayi keluar dengan normal selama tak ada indikasi kelainan dari ibu
maupun bayi. Tapi, cukup banyak kejadian di mana seorang calon ibu harus merasakan mulas selama
berjam-jam tanpa ada kemajuan berarti.

Kemajuan proses persalinan diukur melalui adanya pembukaan leher rahim dan turunnya janin ke
rongga panggul. Proses persalinan normal akan didukung oleh tiga unsur utama: kontraksi rahim yang
kuat yang secara efektif membuka leher rahim, bayi dapat melewati jalan lahir, dan panggul yang cukup
luas untuk memudahkan keluarnya janin. Bila salah satu unsur tadi tak ada maka memungkinkan untuk
terjadi kelahiran yang tak normal.Berikut sejumlah komplikasi yang mungkin saja terjadi:

1.Fase Laten Terlalu Lama


Ini terjadi bila tak ada kemajuan pada pembukaan leher rahim yang terjadi setelah 20 jam pada
kelahiran pertama, dan 14 jam pada ibu yang pernah melahirkan. Penyebabnya, bisa karena terlalu
banyak obat sebelum persalinan dimulai. Kadang, penyebabnya bisa psikologis. Seorang ibu yang panik
mengakibatkan dilepaskannya bahan kimia pada sistem saraf yang menghambat kontraksi rahim.

Umumnya dokter memberikan rangsangan lewat suntikan atau infus. Dokter pun akan
mempertimbangkan kemungkinan adanya ketidaksesuaian ukuran kepala janin dengan rongga panggul
ibu (disproporsi caphalopelvic). Dokter akan mengambil langkah pembedahan caesar setelah melewati
waktu 24 jam.

2.Disfungsi Primer
Bila fase aktif berjalan sangat lamban, pembukaan per jam kurang dari 1-1,2 cm untuk ibu dengan
kelahiran pertama dan 1,5 cm untuk ibu yang pernah melahirkan. Kerja rahim pada proses ini bisa
dipercepat dengan cara calon ibu berjalan-jalan dan tetap mengosongkan kantong kemih. Maksudnya
agar tak menghambat turunnya janin ke rongga panggul.

3.Berhentinya Pembukaan Sekunder B


Dalam fase aktif tak ada kemajuan pembukaan selama dua jam atau lebih. Ibu dapat membantu proses
dengan aksi gaya berat, yaitu duduk tegak, jongkok, berdiri, atau berjalan. Jika diketahui penyebabnya
disproporsi cephalovic, dokter akan melakukan bedah caesar.

4.Turunnya Janin Secara Tak Normal


Bila bayi bergerak menuruni jalan lahir dengan kecepatan kurang dari 1 cm pada kelahiran pertama, dan
2 cm pada kelahiran berikutnya. Biasanya dokter akan menggunakan cunam atau forcep (alat bantu
persalinan). Tapi ini sangat jarang dilakukan. Kebanyakan dokter akan memberikan suntikan rangsangan.

5.Tahap Kelahiran Bayi Yang Terlalu Lama


Yaitu tahap pengeluaran bayi lebih dari dua jam untuk kelahiran pertama. Jika kondisi ibu dan bayi
masih dalam keadaan baik, dokter akan tetap menunggu dengan persalinan normal. Tapi jika ada kondisi
yang mengarah pada harus segera dilahirkan, dokter akan melakukan bedah caesar.

http://duniaanak.rawins.com/2008/09/proses-kelahiran-bayi.html

Anda mungkin juga menyukai