Anda di halaman 1dari 98

Protista Prokariotik : Bakteri

Morfologi kasar sel Bakteri :


Ukuran : µm
Staphylococcus dan Streptococcus Tunggal/Rantai : 0,75 – 1,25 µm
Salmonella : 0,5 – 1 µm X 2 – 3 µm
Yang paling kecil Mikoplasma (Pleomorfik): 0,1 – 0,3 µm
Alat ukur : Mikrometer okular

Bentuk : Kokus,
Batang (Silindris) (Tunggal/Rantai), Ujungnya bisa bundar,
meruncing/lancip
Spiral/spirillum (Tidak saling melekat (Spiralnya berpilin
ketat yang lain sangat panjang dan menunjukkan sederetan
pelintiran& lengkungan), Spiral yang pendek dan tidak lengkap
disebut sebagai bakteri koma/Vibrio
Ciri bakteri:
• Organisme multiselluler
• Prokariot (tidak memiliki membran inti sel )
• Umumnya tidak memiliki klorofil
• Memiliki ukuran tubuh yang bervariasi antara
0,12 s/d ratusan mikron umumnya memiliki
ukuran rata-rata 1 s/d 5 mikron.
• Memiliki bentuk tubuh yang beraneka ragam
• Hidup bebas atau parasit
• Yang hidup di lingkungan ekstrim seperti pada
mata air panas,kawah atau gambut dinding selnya
tidak mengandung peptidoglikan
• Yang hidupnya kosmopolit diberbagai lingkungan
dinding selnya mengandung peptidoglikan
(Anonim2, 2009)
Struktur Bakteri
• Struktur dasar (dimiliki oleh hampir semua jenis
bakteri)
Meliputi dinding sel, membran plasma,
sitoplasma, ribosom, DNA, dan granula
penyimpanan
• Struktur tambahan (dimiliki oleh jenis bakteri
tertentu)
Meliputi kapsul, flagelum, pilus, fimbria,
klorosom, Vakuola gas dan spora. (Anonim2,
2009)
Dinding sel
• Tersusun dari peptidoglikan yaitu gabungan
protein dan polisakarida
• ditemukan pada semua bakteri hidup bebas
kecuali pada Mycoplasma
• berfungsi untuk melindungi kerusakan sel dari
lingkungan bertekanan osmotik rendah dan
memelihara bentuk sel
• Dinding sel pada bakteri tidak mengandung
selulosa tetapi hemiselulosa dan senyawa
semacam pektin yang mengandung N
• Dinding sel dilapisi selaput seperti gelatin
• Fungsi dinding sel pada prokaryota, adalah
melindungi sel dari tekanan turgor
Membran plasma

• Membran plasma adalah membran yang


menyelubungi sitoplasma tersusun atas
lapisan fosfolipid dan protein.
• mengandung daerah transpor untuk untuk
menutrisi daerah reseptor untuk virus bakteri
dan baktreiosin, mempermudah interaksi
inang-parasit, disamping sebagai tempat
reaksi komponen dan antibodi, dan sering
mengandung komponen toksik untuk inang
(Anonim2, 2009)
Perbedaan Bakteri Gram (+) dan Gram (-)
Ciri Perbedaan relatif
Gram (+) Gram (-)
Struktur didinding sel Tebal Tipis
Komposisi dinding sel Berlapis tunggal (mono) Berlapis tiga (multi)
Kandungan lipid rendah (1 – Kandungan lipid tinggi (11 – 22%)
4%) Peptidoglikan ada di dalam lapisan
Peptidoglikan ada sebagai kaku sebelah dalam; jumlahnya
lapisan tunggal; komponen sedikit, + 10% berat kering
utama lebih dari 50% berat Tidak ada asam tekoat
kering pada beberapa sel
bakteri
Ada asam tekoat
Kerentanan terhadap Lebih rentan Kurang rentan
penisilin
Pertumbuhan dihambat Pertumbuhan dihambat Pertumbuhan tidak begitu dihambat
oleh zat-zat warna dasar, dengan nyata
misalnya ungu kristal
Persyaratan nutrisi Relatif rumit pada banyak spesies Relatif sederhana
Resistensi terhadap gangguan fisik Lebih resisten Kurang resisten
Gambar Struktur bakteri Gram (+) dan Gram (-)

Sitoplasma
• Materi inti sitoplasma biasanya terdiri dari DNA dan RNA. Materi inti dapat
dilihat dengan mikroskop elektron. Penampakan materi inti sebagai suatu
jaring DNA, tidak teratur dan sering kali merupakan kumpulan pararel
terhadap sumbu sel. Selama perbanyakan sel, DNA bakteri tetap sebagai
jaring kromatin yang tersebar dan tidak pernah berkumpul untuk
membentuk sutau kromosom yang jelas selama pembelahan sel, sifat
sebaliknya dari kromosom eukariot.
• Ribosom
Ribosom merupakan suatu partikel sitoplasma. Kumpulan polyribosom
merupakan rantai ribosom 70S (monomer) menempel pada m RNA. Jumlah
ribosom bervariasi sesuai dengan kondisi pertumbyhan, sel tumbuh cepat
dalam medium yang sesuai, mengandung lebih banyak ribosom
dibandingkan dengan sel tumbuh lambat dalam medium yang kurang
memadai.
• Granula Sitoplasma, karena bakteri menyimpan cadangan makanan yang
dibutuhkan
• Protoplast dan Sferoplast
Protoplast adalah isi sitoplasma yang dikelilingi oleh membran sitoplasma,
bentuk seperti bola karena tidak memiliki dinding sel luar yang kaku
Sferoplast adalah bahan lapisan luar yang tetap melekat pada membran
sitoplasma
Struktur Tambahan Bakteri
• Flagelum (Bulu cambuk)

Berdasarkan letak dan jumlah flagellanya, bakteri


dibedakan menjadi :
•Atrik, tidak mempunyai flagel
•Monotrik : bila hanya berjumlah satu pada salah satu
ujungnya
•Lofotrik : bila banyak flagellum di salah satu ujungnya
•Amfitrik : bila banyak flagellum dikedua ujung
•Peritrik : bila tersebar diseluruh permukaan sel bakteri
Gambar bakteri berflagel
a. Monotrik c. Amfitrik
b. Lofotrik d. Peritrik
Kapsul atau Lapisan Lendir
Kapsul atau lapisan lendir adalah lapisan di luar dinding sel
pada jenis bakteri tertentu, bila lapisannya tebal disebut
kapsul dan bila lapisannya tipis disebut lapisan lendir.
Kapsul dan lapisan lendir tersusun atas polisakarida dan
air
Selongsong atau tubul
Selongsong terdiri dari senyawa-senyawa logam tak larut,
seperti feri dan mangan okside, yang mengendap di
sekitar sel sebagai produk kegiatan metaboliknya
Tangkai
Tangkai itu mempunyai suatu substansi yang lengket pada
ujungnya yang jauh dari sel, yang memungkinkan sel
tersebut melekat pada permukaan padat
Pilus dan fimbria
struktur berbentuk seperti rambut halus yang menonjol dari dinding
sel, pilus mirip dengan flagelum tetapi lebih pendek, kaku dan
berdiameter lebih kecil dan tersusun dari protein dan hanya
terdapat pada bakteri gram negatif. Fimbria adalah struktur
sejenis pilus tetapi lebih pendek daripada pilus. Struktur pili mirip
dengan fimbria dan ada di permukaan sel bakteri namun tidak
banyak. Pili berperan dalam konjugasi bakteri
Klorosom
struktur yang berada tepat dibawah membran plasma dan
mengandung pigmen klorofil dan pigmen lainnya untuk proses
fotosintesis. Klorosom hanya terdapat pada bakteri yang
melakukan fotosintesis
Vakuola gas
Fungsinya untuk meningkatkan atau mengurangi kepadatan sel
mereka secara keseluruhan & bergerak ke atas / bawah dalam air
Ribosom
prokaryota memiliki 70S (di mana S = satuan Svedberg) ribosom
sedangkan eukaryota memiliki 80S ribosom pada sitosol mereka

Spora
Bersifat dorman, dihasilkan pada fase lanjut pada pertumbuhan
sel dan pada kondisi-kondisi yang sesuai akan berkecambah dan
menghasilkan sel yang sama seperti asalnya atau vegetatif.
Spora tahan terhadap banyak bahan fisik maupun kimiawi
•Endospora hanya terdapat pada bakteri, dinding sel tebal,
sangat reaktif dan resisten, dihasilkan oleh semua Bacillus,
Clostridiem dan Sporosarcinia
Bakteri yang mampu membentuk endospora dapat
tumbuh dan bereproduksi selama banyak generasi sebagai sel
vegetatif
•Eksospora
Contoh Streptomyces, spora disebut konidia yang disangga pada
ujung hifa oleh suatu filament vegetatif. Proses ini hampir sama
dengan pembentukan spora pada jamur
Spora
Terdiri dari:
• Core : sitoplasma dari spora. di dalamnya terkandung
semua unsur untuk kehidupan bakteri seperti
kromosom yang komplit, komponen-komponen untuk
sintesis protein dan lain sebagainya.
• Dinding spora : lapisan paling dalam dari spora, terdiri
dari dinding peptidoglikan dan akan menjadi dinding
sel bila spora kembali ke bentuk vegetatif.
• Korteks : adalah lapisan yang tebal dari spora
envelope. Juga terdiri dari lapisan peptidoglikan tapi
dalam bentuk yang istimewa.
• Coat : terdiri dari zat semacam keratin, dan keratin
inilah yang menyebabkan spora relatif tahan terhadap
pengaruh luar.
• Eksosporium : adalah lipoprotein membran yang
terdapat paling luar
Jenis Bakteri
Berdasarkan bentuknya, bakteri dibagi menjadi tiga golongan
besar, yaitu:
• Kokus (Coccus) dalah bakteri yang berbentuk bulat seperti
bola, dan mempunyai beberapa variasi sebagai berikut:
– Mikrococcus, jika kecil dan tunggal
– Diplococcus, jka bergandanya dua-dua
– Tetracoccus, jika bergandengan empat dan membentuk
bujursangkar
– Sarcina, jika bergerombol membentuk kubus
– Staphylococcus, jika bergerombol
– Streptococcus, jika bergandengan membentuk rantai
Basil (Bacillus) adalah kelompok bakteri yang
berbentuk batang atau silinder
Diplobacillus, jika bergandengan dua-dua
Streptobacillus, jika bergandengan membentuk
rantai

Spiril (Spirilum) adalah bakteri yang berbentuk


lengkung
Vibrio, (bentuk koma), jika lengkung kurang
dari setengah lingkaran
Spiral, jika lengkung lebih dari setengah
lingkaran
Bentuk tubuh/morfologi bakteri dipengaruhi
oleh : -keadaan lingkungan,
-medium dan usia.
Oleh karena itu untuk membandingkan
bentuk serta ukuran bakteri, kondisinya
harus sama. Pada umumnya bakteri yang
usianya lebih muda ukurannya relatif lebih
besar daripada yang sudah tua.
Bentuk Bakteri
Pengaruh lingkungan terhadap bakteri
Kondisi lingkungan yang mendukung dapat memacu
pertumbuhan dan reproduksi bakteri.
Faktor-faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap
pertumbuhan dan reproduksi bakteri
Suhu
• Bakteri psikrofil, yaitu bakteri yang hidup dengan suhu
0°– 30°C, suhu optimum 15°C.
• Bakteri mesofil, yaitu bakteri yang hidup dengan suhu
15° – 55°C, suhu optimum 25° – 40°C.
• Bakteri termofil, yaitu bakteri yang hidup dengan suhu
40° – 75°C, suhu optimum 25° – 40°C
Pada tahun 1967 di Yellow Stone Park ditemukan bakteri
yang hidup dalam sumber air panas bersuhu 93° – 94°C.
Kelembaban
Pada umumnya bakteri memerlukan kelembapan yang cukup
tinggi, kira-kira 85%. Pengurangan kadar air dari protoplasma
menyebabkan kegiatan metabolisme terhenti, misalnya pada
proses pembekuan dan pengeringan.

Cahaya
Umumnya cahaya merusak sel mikroorganisme yang tidak
berklorofil. Sinar ultraviolet dapat menyebabkan terjadinya ionisasi
komponen sel yang berakibat menghambat pertumbuhan atau
menyebabkan kematian. Pengaruh cahaya terhadap bakteri dapat
digunakan sebagai dasar sterilisasi atau pengawetan bahan
makanan.
Jika keadaan lingkungan tidak menguntungkan seperti suhu
tinggi, kekeringan atau zat-zat kimia tertentu, beberapa spesies
dari Bacillus yang aerob dan beberapa spesies dari Clostridium
yang anaerob dapat mempertahankan diri dengan spora
Bakteri yang menguntungkan
• Pembusukan (penguraian sisa-sisa mahluk hidup contohnya Escherichia coli)
• Pembuatan makanan dan minuman hasil fermentasi

• No. Produk /makanan Bahan baku Bakteri yang berperan


• 1. Yoghurt susu Lactobacillus bulgaricus dan
Streptococcus
• thermophilus
• 2.Mentega susu Streptococcus lactis
• 3.Terasi ikan Lactobacillus sp.
• 4.Asinan buah2an Lactobacillus sp.
• 5.Sosis daging Pediococcus cerevisiae
• 6.Kefir susuLacto Bacillus bulgaricus dan Srteptococcus
lactis
• 7.Nata de coco Sari kelapa Acetobacter xylinum
• 8.Keju susu Lactobacillus casei
Berperan dalam siklus nitrogen sebagai bakteri pengikat
nitrogen
Bakteri nitrogen yang hidup bebas yaitu Azotobacter
chroococcum, Clostridium pasteurianum, dan Rhodospirillum
rubrum. Bakteri nitrogen yang hidup bersimbiosis dengan
tanaman polong-polongan yaitu Rhizobium leguminosarum

Nitritasi

Nitratasi
Penghasil antibiotik
Bacillus polymyxa (penghasil antibiotik polimiksin B untuk
pengobatan infeksi bakteri gram negatif,
Bacillus subtilis penghasil basitrasin (antibioti) untuk
pengobatan infeksi bakteri gram positif
Streptomyces griseus penghasil antibiotik streptomisin
untuk pengobatan bakteri gram negatif termasuk bakteri
penyebab TBC
Pembuatan zat kimia misalnya aseton dan butanol oleh
Clostridium acetobutylicum
Berperan dalam proses pembusukan sampah dan kotoran
hewan sehinggga menghasilkan energi alternatif metana berupa
biogas. Contohnya methanobacterium
Penelitian rekayasa genetika dalam berbagai bidang.sebagai
contoh dalam bidang kedokteran dihasilkan obat-obatan dan
produk kimia bermanfaat yang disintesis oleh bakteri, misalnya
enzim, vitamin dan hormon.
Pembantu pencernaan dengan bantuan Bakteri Entamoeba coli
• Penyebab penyakit pada tanaman budidaya

• No Nama bakteri Penyakit yang ditimbulkan


• 1.Xanthomonas oryzae Menyerang pucuk batang padi
• 2.Xanthomonas campestris Menyerang tanaman kubis
• 3.Pseudomonas solanacaerum Penyakit layu pada famili terung-
terungan
• 4.Erwinia amylovora Penyakit bonyok pada buah-
buahan
• 5.Agrobacterium tumafaciens penyebab tumor pada
tumbuhan
Bakteri denitrifikasi
Jika oksigen dalam tanah kurang maka akan berlangsung denitrifikasi,
yaitu nitrat direduksi sehingga terbentuk nitrit dan akhirnya menjadi
amoniak yang tidak dapat dimanfaatkan oleh tumbuhan. Contoh bakteri
yang menyebabkan denitrifikasi adalah Micrococcus denitrificans dan
Pseudomonas denitrificans
Penyebab penyakit pada tanaman budidaya
No Nama bakteri Penyakit
1.Xanthomonas oryzae Menyerang pucuk
batang padi
2.Xanthomonas campestris Menyerang tanaman
kubis
3.Pseudomonas solanacaerum Penyakit layu pada
famili terung-terungan
4.Erwinia amylovora Penyakit bonyok
pada buah-buahan
5.Agrobacterium tumafaciens penyebab tumor pada
tumbuhan
Bakteri denitrifikasi
Jika oksigen dalam tanah kurang maka akan berlangsung
denitrifikasi, yaitu nitrat direduksi sehingga terbentuk nitrit dan
akhirnya menjadi amoniak yang tidak dapat dimanfaatkan oleh
tumbuhan. Micrococcus denitrificans dan Pseudomonas
denitrificans
Struktur halus sel bakteri

• Struktur di luar dinding sel :


Flagelum :
Embel-embel seperti rambut yang teramat tipis
mencuat menembus dinding sel dan bermula dari
tubuh dasar, suatu struktur granular tepat di bawah
membran sel di dalam sitoplasma. Terdiri dari
protein/flagelin
Gunanya utk pergerakan
Penataan : a)Monotrikus/Tunggal b)Lofotrikus
sekelompok flagela pd satu ujung c) Amfitrikus
flagela tunggal/sekelompok pada ke 2 ujung d)
Peritrikus flagela sekeliling sel
Pili/Fimbriae :

Ukuran lebih kecil/pendek dan lbh banyak


drpd flagela
-Pilus F / Pilus sex – berfungsi sbg pintu
gerbang bagi masuknya bahan genetik slm
berlangsungnya perkawinan antara bakteri
-Berfungsi sbg alat untuk melekat pada
permukaan
Kapsul:
Lapisan kental/lendir yg mengelilingi sel bakteri

Selongsong/Tubul :
Bakteri yg hidup di lingkungan air tawar/marine
Terdiri dari senyawa-senyawa logam tak larut seperti
Feri dan MnO, yg mengendap disekeliling selsebagai
produk kegiatan metaboliknya
Tangkai :
Bakteri yg hidup di air tawar/marine
Suatu embel-embel setengah kaku yg memanjang dari
sel diameternya < diameter sel bakteri, pada
ujungnya mempunyai substansi yg lengket untuk
melekat pada permukaan yg padat
Dinding sel :
Letak di bawah substansi ekstraseluler seperti
kapsul dan di luar membran sitoplasma, kaku yang
memberikan bentuk pada sel
Komposisi kimiawi dinding sel adalah
peptidoglikan yg tdd 1) N-asetilglukosamin (AGA),
2)Asam N-asetilmuramat (AAM) dan 3)Suatu
peptida yg tdd 4-5 as.amino yaitu L-alanin, D-
alanin, asam D-glutamat, dan lisin atau
as.diaminopimelat, as. Tekoat, protein,
polisakarida, lipoprotein, lipopolisakarida
Sel bakteri
Struktur di sebelah dalam dinding sel :
1. Membran sitoplasma/protoplasma/plasma : langsung di
bawah dinding sel tempat berlangsungnya a) difusi pasif
(osmosis) Proses tidak spesifik substansi kimiawi bergerak
melintasi membran dari area berkonsentrasi lebih tinggi ke yg
lebih rendahdan b) angkutan aktif Proses sangat spesifik
2. Mesosom : Membran sitoplasma dengan cara melipat ke arah
dalam atau invaginasi ke dalam sitoplasma diduga berfungsi
dalam sintesis
3. Sitoplasma a)Daerah sitoplasma granular kaya RNA b)Daerah
kromatin/nukleus kaya DNA c)Tubuh inklusi bagian zat alir,
mengandung nutrien terlarut dan bahan partikulat
4. Protoplas dan sferoplas
5. Spora a)Di luar sel (eksospora) contohnya pada Streptomyces
dan b)Di dalam sel vegetatif (endospora) contohnya pada
Bacillus
Kultivasi Bakteri
• Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan kultivasi
bakteri, diantaranya :
1. Nutrisi
a. Tipe nutrisi
b. Media bakteriologis, yaitu tipe media dan penyiapan media
2. Lingkungan Fisik yang optimum
a. Suhu : 0-30oC untuk bakteri psikrofil;
25-40oC untuk bakteri mesofil;
50oC atau lebih untuk bakteri termofil.
b. Atmosfer gas : aerobik, anaerobik, anaerobik fakultatif dan
mikroaerofilik.
c. pH : pH optimum kebanyakan bakteri pada 6,5-7,5
d. Cahaya
e. Salinitas : konsentrasi garam tertinggi, yaitu 10-15% NaCl
Terdapat Terdapat dua langkah penting bagi kultivasi yang
dilakukan di laboratorium, yaitu :

• Inokulasi bakteri pada suatu medium dengan


kandungan nutrisi yang sesuai.
• Inkubasi medium yang sudah di inokulasi pada
keadaan fisik yang sesuai.
• Namun, beberapa spesies bakteri
bereproduksi dengan proses tambahan,
termasuk prosuksi spora reproduktif dan
fragmentasi pertumbuhan berfilamen.
Reproduksi Bakteri
• Ciri khas reproduksi bakteri adalah
pembelahan biner melintang; satu sel
membelah diri menghasilkan dua sel. Jadi bila
kita mulai dengan satu bakteri tunggal, maka
populasi bertambah secara geometrik:
• Namun, beberapa spesies bakteri
bereproduksi dengan proses tambahan,
termasuk prosuksi spora reproduktif dan
fragmentasi pertumbuhan berfilamen.
Pertumbuhan Bakteri
Istilah pertumbuhan umum digunakan untuk bakteri
serta mikroorganisme lain dan biasanya mengacu pada
perubahan di dalam hasil panen sel (pertambahan total
massa sel) dan bukan perubahan individu organisme.
Inokulum hampir selalu mengandung ribuan
organisme, yaitu pertumbuhan menyatakan
pertambahan jumlah atau massa melebihi yang ada di
dalam inokulum asalnya. Selama fase pertumbuhan
seimbang (balanced growth) yang akan diuraikan
kemudian, pertambahan massa bakteri berbanding lurus
(proporsional) dengan pertambahan komponen selular
yang lain seperti DNA, RNA, dan protein, sehingga
muncullah berbagai cara untuk mengembangkan
pengukuran bagi pertumbuhan bakteri.
Kurva Pertumbuhan Bakteri
• Fase Pertumbuhan Ciri
Lamban (lag) : Tidak ada pertambahan populasi
• Sel mengalami perubahan dalam komposisi kimiawi

• dan bertambah ukurannya; substansi intraseluluer


• bertambah
• Logaritma (eksponensial) : Sel membelah dengan
laju yang konstan
Massa menjadi dua kali lipat dengan laju sama
Aktifitas metabolik konstan
Keadaan pertumbuhan seimbang
Statis :
Penumpukan produk beracun dan kehabisan nutrient
Beberapa sel mati sedangkan yang lain tumbuh dan

membelah Jumlah sel hidup menjadi tetap

Penurunan atau kematian


Sel menjadi mati lebih cepat daripada terbentuknya
sel- sel baru Laju kematian mengalami percepatan
menjadi eksponensial
Bergantung pada spesiesnya, semua sel mati dalam

waktu beberapa hari atau beberapa bulan


Pertumbuhan bakteri dipengaruhi oleh beberapa
faktor :
1.Temperatur, umumnya bakteri tumbuh baik pada
suhu antara 25 - 35 derajat C.
2.Kelembaban, lingkungan lembab dan tingginya
kadar air sangat menguntungkan untuk
pertumbuhan bakteri
3.Sinar Matahari, sinar ultraviolet yang terkandung
dalam sinar matahari dapat mematikan bakteri.
4.Zat kimia, antibiotik, logam berat dan senyawa-
senyawa kimia tertentu dapat menghambat bahkan
mematikan bakteri
Protozoa
Protozoa merupakan hewan :
bersel tunggal,
berinti sejati (eukariotik)
tidak memiliki dinding sel.
Ukurannya antara 3 – 1000 µm (mikroskopis)
heterotrof.
Parasit atau hidup bebas
Tempat hidupnya adalah tempat yang basah
yang kaya zat organik, air tawar/ air laut
sebagai zooplakton,
Bentuk tubuh protozoa berbeda-beda pada fase
yang berbeda dalam siklus hidupnya.
Protozoa memiliki alat gerak yaitu berupa kaki
semu, bulu getar (cillia) atau bulu cambuk (flagel).

Beberapa protozoa memiliki


fase vegetatif yang bersifat aktif disebut tropozoit
fase dorman dalam bentuk sista.
Tropozoit akan aktif mencari makan dan
bereproduksi selama kondisi lingkungan
memungkinkan. Jika kondisi tidak baik maka
protozoa akan membentuk sista.
Sista merupakan bentuk sel protozoa yang
terdehidrasi dan berdinding tebal. Pada saat sista
protozoa mampu bertahan hidup dalam lingkungan
kering maupun basah.
Pada umumnya berkembangbiak dengan
membelah diri.
Penggolongan Protozoa
 Berdasarkan alat gerak yang dimilikinya Protozoa
dibedakan menjadi 4 fillum yaitu:
 
 

 
 

1)Fillum Mastigophora atau Flagellata (Flagellum =


Cambuk)memiliki alat gerak berupa cambuk dan
disebut cambuk getar
2.Filum Sarcodina atau Rhizopoda (Rhizoid = akar,
podos = kaki) yaitu protozoa yang bergerak dengan
menggunakan pseudopodia (kaki semu), misal
Amoeba.
Filum Mastigophora/Flagelata
• Mempunyai alat gerak flagelum
• Parasit – Trypanosoma, Trichomonas
• Jenis Mastigophora dan penyakit yang ditimbulkannya
No Nama Penyakit
1 Trypanosoma gambiense Parasit dalam darah
T.rhodesiense manusia/penyakit tidur di Afrika
penularan oleh Glosina palpalis
(lalat tse tse)
2 T. cruzi Peny. Chagas di AS
3 T. evansi Peny sura pad hw
4 T. brucei Peny nagana pada sapi/kerbau

5 T.vaginalis Keputihan pd vagina wanita

6 T.foetus Parasit pd sapi


3.Filum Cilliata atau Cilliophora (Cillia = bulu getar)
Protozoa yang memiliki bulu getar pada seluruh
permukaan (membran selnya) digolongkan dalam
kelompok (Fillum Ciliata), misalnya Paramecium.
Filum Ciliata :
-Protozoa yang permukaan tubuhnya ditumbuhi
rambut getar/silia
-Bentuk tubuh tetap, oval
-Sifat hidup : bebas/parasit
bebas : Paramecium caudatum
parasit : Nyctoterus ovalis (pd kecoa)
Balantidium coli (pd babi) disebut juga
Balantidiosis
Paramecium : makro/mikro nukleus
Vakuola makanan: Utk mencerna & mengedarkan
makanan
Vakuola berdenyut : Mengeluarkan sisa makanan
Bergerak dgn menggetarkan silianya – 1)melayang di
dalam air 2) menangkap makanan 3) Terjadi aliran
air keluar dan masuk mulut sel
Reproduksi :
1.Aseksual
membelah diri dg pembelahan biner
diawali pembelahan mikronukleus kemudian
pembelahan makronukleus
2)Seksual/konyugasi
2 sel saling mendekat, menempel pada
bagian mulut sel untuk kawin, terjadi saling tukar
menukar mikronukleus
- Stentor – hidup di sawah, air tergenang yang banyak zat
organik
- Didinium – hidup di perairan
- Stylonichia – silia berkelompok disebut sirus, hidup di
perairan yang banyak mengandung sampah organik
- Vorticella – bentuk seperti lonceng silia terdapat di
sekitar mulut sel
4.Filum Sporozoa
Semua protozoa yang tidak memiliki alat gerak khusus
dan berkembangbiak dengan spora digolongkan dalam
fillum sporozoa, misalnya Plasmodium.
 4.Fillum Sporozoa
Semua anggota filum Sporozoa tidak memiliki alat gerak
dan bersifat parasit, tubuh terbentuk bulat atau bulat
panjang.
Perkembangbiakan/siklus hidupnya dapat dibagi atas
tiga stadium:
a.Schizogonia
Terbentuk secara membelah dan terjadi setelah
menginfeksi inang
 b.Sporogoni
Pembentukan spora di luar inang dan merupakan
stadium efektif.
 C.Gamogoni
 Tahap pembentukan sel-sel gamet terjadi di dalam
tubuh inang perantara atau nyamuk.
Contoh-contoh Sporozoa antara lain:
1.Plasmadium vivax, penyebab penyakit malaria
tertiana dengan gejala demam (masa sporulasi)
selang waktu 48 jam.
 2.Plasmodium malariae, penyebab penyakit
malaria Quartana dengan gejala demam (masa
sporulasi) selang waktu 72 jam.
 3.Plasmodium falcifarum, penyebab penyakit
malaria tropika dengan gejala demam yang tidak
teratur.
4.Plasmadium ovale, disebut malaria ovale
tertiana, akan tetapi gejala demamnya lebih ringan
daripada malaria tertiana yang disebabkan
Plasmodium vivax.
Daur hidup Plasmodium di dalam tubuh manusia

1.Nyamuk Anopheles betina menggigit, menghisap


darah manusia kemudian mengeluarkan air liur
yang mengandung sporozoit.

2.Bersama aliran darah sporozoit menuju hati,


selama ± 3 hari.

3. Sporozoit membelah menjadi 8 – 32 merozoit, keluar


dari hati kemudian menginfeksi sel hati lain dan
membentuk merozoit baru. Akibatnya sel hati banyak
yang rusak.
4. Gejala demam terjadi ketika merozoit melisiskan sel
darah merah dalam jumlah banyak.

5. Jika darah si penderita digigit nyamuk Anopheles dan


menghisap darah penderita tadi maka makrogametosit
dan mikrogametosit akan ikut terhisap dan masuk ke
dalam usus nyamuk. Di dalam usus nyamuk
makrogametosit dan mikrogametosit berkembang
menjadi makrogamet (ovum) dan mikrogamet (sperma).
Prosesnya dinamakan gametogonia atau gametogenesis.
Fertilisasi terjadi di dalam usus sehingga terbentuklah
zigot (ookinet).
6. Zigot (ookinet) selanjutnya akan menembus dinding
usus dan untuk sementara akan menetap,
terbungkus oleh otot dinding perut nyamuk
(ookista)
7. Di dalam ookista, zigot akan membelah berulang kali

sehingga terbentuk sel-sel yang lengkap dinamakan

sporozoit.
8. Jika ookista telah matang maka akan pecah sehingga sporozoit
tersebar ke seluruh tubuh nyamuk, diantaranya adalah ke
dalam kelenjar ludah.  
9. Apabila nyamuk menghisap darah manusia bersamaan
dengan itu nyamuk akan melepaskan sporozoit ke dalam
darah.
Filum Sarcodina atau Rhizopoda
Alat gerak : kaki semu atau pseupodia
untuk bergerak dan menangkap mangsa
misalnya Amoeba.
Sedangkan Rhizopoda yang terbungkus oleh
cangkang misalnya Foraminifera dan Arcella.
Amoeba adalah hewan bersel satu hidup bebas
atau hidup sebagai parasit.
Amoeba yang hidup bebas di tanah yang berair
dan banyak mengandung bahan organik,
contohnya: Amoeba proteus
Amoeba yang bersifat parasit terdapat dirongga
mulut seperti Entamoeba ginggivalis dan di dalam
usus manusia adalah Entamoeba histolytica.
Struktur tubuh Amoeba
Tubuhnya dapat berubah-ubah.
Tubuh bagian luar terdapat membran sel (membran
plasma). berfungsi sebagai pelindung isi sel,
mengatur pertukaran zat misalnya zat makanan,
ekskresi.

Alat gerak yang digunakan adalah dengan


membentuk pseudopodia serta dapat menangkap
rangsangan kimia dari luar tubuhnya.
Tubuh bagian dalam terdapat sitoplasma yang
dibedakan menjadi ektoplasma (bagian luar) dan
endoplasma (bagian dalam).
Cara bergerak Amoeba dengan menggunakan
kaki semu (pseudopodia) yang merupakan
penjuluran dari sitoplasma. Pseudopodia
digunakan untuk bergerak dan menelan mangsa
(makanannya). Beberapa jenis amoeba
membentuk sista dan di dalam sista terjadi
pembelahan secara mitasis. Sista akan
dikeluarkan bersama faeses (tinja), kemudian
tersebar pada makanan dan minuman, akhirnya
disebarkan oleh lalat.
ALGAE/GANGGANG

Alga (jamak Algae) atau ganggang adalah


sekelompok organisme autotrof yang tidak memiliki organ
dengan perbedaan fungsi yang nyata. Alga bahkan dapat
dianggap tidak memiliki "organ" seperti yang dimiliki
tumbuhan (akar, batang, daun, dan sebagainya). Karena
itu, alga digolongkan pula sebagai tumbuhan talus.
Ganggang meliputi organisme bersel satu (uniselular)
maupun bersel banyak (multiselular).
Algae/Ganggang prokariotik
Ganggang hijau-biru atau Cyanobacteria masuk ke
dalam kelompok bakteri. Cyanobacteria memiliki
struktur sel prokariotik seperti halnya bakteri, dan
bisa melakukan fotosintesis langsung karena
memiliki klorofil. Sebelumnya, ganggang ini dikenal
dengan sebutan Cyanophyta dan bersama bakteri
masuk ke dalam kingdom Monera. Akan tetapi
dalam perkembangan selanjutnya, diketahui bahwa
ganggang ini memiliki karakteristik bakteri sehingga
dimasukkan ke dalam kelompok bakteri
(Eubacteria).
Alga Eukariotik
Rhodophycophyta
Chlorophycophyta
Glaucophyta
Euglenophyta
Chlorarachniophyta
Heterokont
Haptophyta
Cryptomonadophyta
Dinoflagellata
Taksonomi Algae
ALGA

Divisi Cholorophyceae

Divisi Phaeophyceae

Divisi Rhodophyceae

Divisi Myxophyceae (Cyanophyceae)


Divisi Chlorophyta
Pigmen, khlorofil a dan b, santofil, dan karoten,
khlorofil terdapat dalam jumlah yang banyak
sehingga ganggang ini berwarna hijau
Hasil fotosintesis berupa amilum dan tersimpan
dalam khloroplas.
Khloroplas berjumlah satu atau lebih; berbentuk
mangkuk, bintang, lensa, bulat, pita, spiral dsb.
Sel berinti sejati, satu atau lebih.
Sel kembara mempunyai 2 atau 4 flagela sama
panjang, bertipe whiplash.
Dinding sel mengandung selulose.
Bentuk talus/struktur vegetatif
Reproduksi Chlorophyta
Dibagi menjadi 3:
Secara vegetatif :
dengan menggunakan thalusnya
Secara aseksual :
dengan pembentukan zoospora, aplanospora,
hipnospora, autospora
Secara seksual : isogami, anisogami, oogami,
aplanogami
Chlorophyta dibagi menjadi 2 kelas, yaitu

Chloropyceae dan Charophyceae.

Menurut Smith (1955) Chlorophyceae dibagi menjadi 12


bangsa, yaitu:
1)Volvocales, 2)Tetrasporales, 3)Ulothrichales,

4)Ulvales, 5)Schizogoniales (Prasiolales)

6) Cladophorales, 7)Oedogoniales, 8)Zygnematales,

9)Chlorococcales, 10)Siphonales,

11)Dasycladales dan 12)Siphonocladales.


Oleh beberapa penulis, Tetrasporales dan Volvocales
sering disatukan menjadi satu bangsa, yaitu Volvocales
dan Tetrasporales dianggap sebagai anak bangsa dan
Volvocales.

Sebagian besar ± 90% merupakan algae air tawar


terdapat pula di tanah atau di dinding tembok yang
lembab, di atas batang pohon dan dapat pula sebagai
epifil (pada permukaan daun).
Contoh-contoh Algae yang Termasuk Divisi
Chlorophyta uniseluler motil/berflagela:
Chlamydomonas sp.

uniseluler non motil/kokoid : Chlorella sp.


koloni motil (sel-sel dalam koloni mempunyai
flagela) : Volvox sp

koloni nonmotil (kokoid ): Pediastrum sp.,


Hydrodictyon sp.
palmeloid: Tetraspora sp.

dendroid: Prasinocladus sp.


berbentuk filamen: bercabang: Cladophora sp.
tidak bercabang: Oedogonium sp., Spirogyra sp.

heterotrikh: Coleochaeta sp., Stigeoclonium sp


berbentuk helaian/lembaran yang distromatik: Ulva
sp.
lembaran yang monostromatik: Monostroma sp.

berbentuk silinder yang beruang di tengah:


Enteromorpha

berbentuk sifon/spnositik: Caulerpa sp., Codium sp.


Klasifikasi Algae ke dalam Divisi berdasarkan:
 Pigmentasi
 Hasil fotosintesis
 Flagelasi
 Sifat fisik dan kimia dinding sel
 Ada atau tidak adanya inti sejati
Divisi Phaeophyta
Tubuh selalu berupa talus yang multiseluler yang
berbentuk filamen, lembaran atau menyerupai
semak/pohon yang dapat mencapai beberapa
puluh meter, terutama jenis-jenis yang hidup di
lautan daerah beriklim dingin.

Set vegetatif mengandung khloroplast berbentuk


bulat, bulat panjang, seperti pita; mengandung
khlorofil a dan khlorofil c serta beberapa
santofil misalnya fukosantin. Cadangan
makanan berupa laminarin dan manitol. Dinding
sel mengandung selulose dan asam alginat.
Sel reproduksi yang motil baik zoospora ataupun
zoogamet berflagela 2 buah, tidak sama panjang dan
terletak dibagian lateral dari sel, bertipe whiplash dan
tinsel. Reproduksi aseksual dilakukan dengan
pembentukan zoospora atau aplanospora. Reproduksi
seksual dilakukan secara isogami, anisogami atau
oogami.
Jenis-jenis dari bangsa-bangsa dalam Phaeophyceae
mempunyai daur hidup dengan pergantian keturunan,
kecuali jenis-jenis dari bangsa Fucales. Ada tiga tipe
pergantian keturunan, yaitu: isomorfik (Dictyola sp.),
heteromorfik (Laminaria sp). Dan diplontik (Sargassum
sp.) Sebagian besar hidup di laut hanya ada beberapa
jenis saja yang hidup di air tawar.
Divisi Rhodophyta
Hanya mempunyai satu kelas, yaitu
Rhodophyceae.

Dinding sel terdiri dari selulose dan agar atau


karagen. Rhodophyceae tidak pernah
menghasilkan sel-sel berflagela.

Mempunyai kandungan pigmen : Khlorofil:


terdiri dari khlorofil a dan d,
Fikobilin: fikoeritrin dan fikosianin yang sering
disebut pigmen aksesoris dan karoten. Pigmen-
pigmen tersebut terdapat dalam kloroplas
Cadangan makanan berupa tepung flaridea dan terdapat
diluar khloroplas.
Hampir semuanya multiseluler, hanya 2 marga saja
yang uniseluler. Talus yang multiseluler berbentuk
filamen silinder ataupun helaian.
Reproduksi secara vegetatif dilakukan dengan
fragmentasi.
Rhodopyceae membentuk bermacam-macam spora,
karpospora (spora seksual),
spora, netral, monospora. Tetraspora, bispora, dan
polispora
Divisi Cyanophyta
Tipe sel: sel Prokariotik (sama dengan bakteri)
Uniseluler dan Multiseluler
Memiliki pigmen fikosianin
Klorofil tidak di dalam kloroplas, tetapi tersebar
di seluruh sitoplasma
Perairan (terutama perairan tawar) dan tempat-
tempat lembab.
Mampu hidup pada perairan dengan suhu sampai
850C (sumber air panas) sehingga Ganggang
Biru merupakan salah satu mikroorganisme
perintis
• CONTOH SPESIES Cyanophyta
1. Alga biru uniseluler
- Chroococcus -> hidup di air/kolam yang tenang
- Gloeocapsa -> hidup pada batu atau epifit pada
tumbuhan lain
2. Alga biru uniseluler berkoloni
- Polycistis
- Spirulina -> dapat diolah menjadi makanan kesehatan
(foodsuplement)
3. Alga biru berbentuk benang
- Oscillatoria
- Nostoc commune
- Anabaena azollae dan Anabaena cycadae bersimbiosis
dengan Azolla pinnata dan Cycas rumphii. Simbiosis
Anabaena azollae dengan Azolla pinnata sebagai
alternatif pupuk Urea, karena simbiosis ini dapat
meningkatkan kadar Nitrogen di lahan persawahan
CONTOH SPESIES Cyanophyta
1.Alga biru uniseluler
-Chroococcus -> hidup di air/kolam yang tenang

-Gloeocapsa -> hidup pada batu atau epifit pada tumbuhan


lain

2. Alga biru uniseluler berkoloni


-Polycistis

- Spirulina -> dapat diolah menjadi makanan kesehatan


(foodsuplement)
3. Alga biru berbentuk benang
-Oscillatoria

-Nostoc commune

- Anabaena azollae dan Anabaena cycadae bersimbiosis


dengan Azolla pinnata dan Cycas rumphii. Simbiosis
Anabaena azollae dengan Azolla pinnata sebagai
alternatif pupuk Urea, karena simbiosis ini dapat
meningkatkan kadar Nitrogen di lahan persawahan
Alga yang hidup melayang-layang di permukaan
air disebut neuston, sedangkan yang hidup di
dasar perairan disebut bersifat bentik.
Alga yang bersifat bentik digolongkan menjadi :
a. epilitik (hidup di atas batu)
b. epipalik (melekat pada lumpur atau pasir)
c. epipitik (melekat pada tanaman)
d. epizoik (melekat pada hewan).
Berdasarkan habitatnya di perairan, alga
dibedakan atas :
a. alga subaerial, yaitu alga yang hidup di daerah
permukaan
b. alga intertidal, yaitu alga yang secara periodik
muncul di permukaan karena naik turunnya air
akibat pasang surut
c. alga sublitoral, yaitu alga yang hidup di bawah
permukaan air
d. alga edafik, yaitu alga yang hidup di dalam
tanah.
Manfaat Alga (Ganggang)
• Peranan ganggang coklat(Phaeophyta)
• Dimanfaatkan pada industri makanan atau
farmasi, algin atau asam alginat dari ganggang
coklat digunakan dalam pembentukan eskrim,
pembentukan pil, salep, pembersih gigi, lotion
dan krim, selain itu dapat dimanfaatkan untuk
kandungan nitrogen dan kaliumnya cukup
tinggi, sedangkan kandungan fosfornya rendah
Peran ganggang merah (Rodophyta)
Manfaatnya antara lain sebagai bahan makanan
dan kosmetik.misalnya Eucheuma spinosum ,
selain itu juga dipakai untuk mengeraskan atau
memadatkan media pertumbuhan bakteri.
Ganggang merah atau Rhodophyta adalah salah
satu kelas dari ganggang berdasarkan zat warna
atau pigmentasinya.

Warna merah pada ganggang ini disebabkan oleh


pigmen fikoeritrin dalam jumlah banyak
dibandingkan pigmen klorofil, karoten, dan xantofil.

Ganggang ini pada umumnya banyak sel


(multiseluler) dan makroskopis.
Ganggang ini dapat mencapai panjang antara 10
sentimeter sampai 1 meter dan berbentuk benang
atau lembaran.
• Ganggang keemasan (chrysophyta)
merupakan alga yang hidup di air tawar /di air
laut. Tubuh ada yang bersel satu/ bersel
banyak.
Alga ini digolongkan ke dalam 3 kelas, yaitu
• 1. Kelas alga Hijau-Kuning (Xanthophyceae),
2.Kelas alga keemasan (Chrysophyceae),
3.Kelas Diatom (Bacillariophyceae).
• Peranan ganggang keemasan (Crysophyta)
• Berguna sebagai bahan penggosok, bahan
pembuat isolasi, penyekat dinamit, membuat
saringan, bahan alat penyadap suara, bahan
pembuat cat, pernis, dan piringan hitam
• Peranan ganggang hijau (Chlorophyta)
• Beberapa spesies ganggang hijau biru dapat
dimanfaatkan sebagai sumber makanan
alternatif, misalnya Spirulina sp.
• Beberapa spesies ganggang hijau – biru yang
bersimbiosis dapat menambat (fiksasi)
nitrogen bebas , sehingga menambah
kesuburan tanah, misalnya : Anabaena azollae
Agmenellum sp. Calothrix sp.
(www.ibvf.cartuja.csic.) Nodularia sp.
(400x)
(www.ibvf.cartuja.csic.es)
(www.serc.si.edu)

Microcystis sp. Chlorococcum sp. Cymbella sp.


( starcentral.mbl.edu) (silicasecchidisk.conncoll.edu) ( zarfenterprises.com
Spirogyra sp. Diaptomus sp. Paramecium sp.
(biologie.unihamburg.de) (nildram.co.uk ) (101science.com)

Brachionus sp. Coleps sp. Stentor sp.


( cfb.unh.edu ) ( www.pirx.com) (www.plingfactory.de)
Closteriopsis sp. Chaetophora sp. Navicula sp
( www.serc.si.edu) (protist.i.hosei.ac.jp) (www.water.ky.gov )

Chilomonas sp. Euglena sp. Peridinium sp.


(protist.i.hosei.ac.jp) ( www.lfscultures.com) (botit.botany.wisc.edu)
Chilodonella sp.
Synedra sp. Synedra ulna (protist.i.hosei.ac.jp).
(plantbio.ohiou.edu) (flickr.com)

Vorticella sp. Amoeba sp.


Daphnia sp.
(pirx.com) (www.ndpteachers.org)
(mblaquaculture.com)
Fragilaria sp. Fragilaria capucina Oscillatoria sp.
( starcentral.mbl.edu) ( www.nies.go.jp) (www.water.ky.gov )

Draparnaldia sp. Phormidium sp. Phacus sp.


(protist.i.hosei.ac.jp ) (silicasecchidisk..edu) (flickr.com)
• Alga Laut sebagai Biotarget Industri
1)Alga Laut sebagai Sumber Makanan
Kandungan bahan-bahan organik yang terdapat dalam
alga merupakan sumber mineral dan vitamin untuk
agar-agar, salad rumput laut maupun agarose.
Agarose merupakan jenis agar yang digunakan dalam
percobaan dan penelitian dibidang bioteknologi dan
mikrobiologi.
Potensi alga sebagai sumber makanan (terutama rumput
laut), di Indonesia telah dimanfaatkan secara
komersial dan secara intensif telah dibudidayakan
terutama dengan tehnik polikultur (kombinasi ikan
dan rumput laut).
2)Alga Laut sebagai Adsorben Logam Berat
Pemanfaatan sistem adsorpsi untuk pengambilan
logam-logam berat dari perairan telah banyak
dilakukan. Beberapa spesies alga telah ditemukan
mempunyai kemampuan yang cukup tinggi untuk
mengadsorpsi ion-ion logam, baik dalam keadaan
hidup maupun dalam bentuk sel mati (biomassa).
Berbagai penelitian telah membuktikan bahwa
gugus fungsi yang terdapat dalam alga mampu
melakukan pengikatan dengan ion logam. Gugus
fungsi tersebut terutama adalah gugus karboksil,
hidroksil, sulfudril, amino, iomodazol, sulfat, dan
sulfonat yang terdapat didalam dinding sel dalam
sitoplasma.
3)Alga Laut sebagai Sumber Senyawa Bioaktif
Alga hijau, alga merah ataupun alga coklat merupakan sumber potensial
senyawa bioaktif yang sangat bermanfaat bagi pengembangan (1) industri
farmasi seperti sebagai anti bakteri, anti tumor, anti kanker atau sebagai
reversal agent dan (2) industri agrokimia terutama untuk antifeedant, fungisida
dan herbisida.

Kemampuan alga untuk memproduksi metabolit sekunder terhalogenasi yang


bersifat sebagai senyawa bioaktif dimungkinkan terjadi, karena kondisi
lingkungan hidup alga yang ekstrem seperti salinitas yang tinggi atau akan
digunakan untuk mempertahankan diri dari ancaman predator.

Dalam dekade terakhir ini, berbagai variasi struktur senyawa bioaktif yang
sangat unik dari isolat alga merah telah berhasil diisolasi. Namun pemanfaatan
sumber bahan bioaktif dari alga belum banyak dilakukan. Berdasarkan proses
biosintesisnya, alga laut kaya akan senyawa turunan dari oksidasi asam lemak
yang disebut oxylipin. Melalui senyawa ini berbagai jenis senyawa metabolit
sekunder diproduksi.
4)Alga Laut sebagai Sumber Senyawa Alginat
Alginat merupakan konstituen dari dinding sel
pada alga yang banyak dijumpai pada alga
coklat (Phaeophycota). Senyawa ini
merupakan heteropolisakarida dari hasil
pembentukan rantai monomer mannuronic
acid dan gulunoric acid. Kandungan alginat
dalam alga tergantung pada jenis alganya.
Kandungan terbesar alginat (30-40 % berat
kering) dapat diperoleh dari jenis Laminariales
sedangkan Sargassum Muticum, hanya
mengandung 16-18 % berat kering.
Pemanfaatan senyawa alginat didunia industri telah
banyak dilakukan seperti natrium alginat
dimanfaatkan oleh industri tektil untuk memperbaiki
dan meningkatkan kualitas bahan industri, kalsium
alginat digunakan dalam pembuatan obat-obatan.
Senyawa alginat juga banyak digunakan dalam
produk susu dan makanan yang dibekukan untuk
mencegah pembentukan kristal es. Dalam industri
farmasi, alginat digunakan sebagai bahan
pembuatan pelapis kapsul dan tablet. Alginat juga
digunakan dalam pembuatan bahan biomaterial
untuk tehnik pengobatan seperti micro-
encapsulation dan cell transplantation.
5)Alga Laut sebagai Penghasil Bioetanol dan
Biodiesel
Meskipun masih dalam tahap riset yang mendalam,
potensi alga laut sebagai penghasil bioetanol dan
biodiesel sangat menjanjikan dimasa mendatang.
Negara-negara maju seperti Amerika Serikat,
Jepang dan Kanada mentargetkan mulai tahun
2025 bahan bakar hayati (biofuel) bisa diproduksi
dari budidaya cepat alga mikro yang tumbuh
diperairan tawar/asin. gas CO2 yang dihasilkan
dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar dan
panen yang terus-terusan (continuous) yang
dikarenakan waktu tanam alga hanya 1 minggu.
6)Alga Laut sebagai Pupuk Organik
Dikarenakan kandungan kimiawi yang terdapat dalam
alga laut merupakan nutrien yang sangat penting bagi
semua mahluk hidup termasuk tumbuh-tumbuhan, maka
alga laut dapat dimanfaatkan sebagai sumber alternatif
penganti pupuk-pupuk pertanian yang mengandung
bahan kimia sintesis.
Alga dapat digunakan sebagai pupuk organik karena
mengandung bahan-bahan mineral seperti potasium dan
hormon seperti auxin dan sytokinin yang dapat
meningkatkan daya tumbuh tanaman untuk tumbuh,
berbunga dan berbuah. Pemanfaatan alga sebagai
pupuk organik ditunjang pula oleh adanya sifat
hydrocolloids pada alga laut yang dapat dimanfaatkan
untuk penyerapan air (daya serap tinggi) dan menjadi
substrat yang baik untuk mikroorganisme tanah

Anda mungkin juga menyukai