Anda di halaman 1dari 22

GRAVIMETR

Irpan Syafrianda
Pretty Nova M.H.
Rudhi Andreas Komang
Rizaldhi Riski Irawan
Siti Ardian
Analisis Gravimetri
Pengertian:

Analisis gravimetri merupakan salah satu metode analisis


kuantitatif dengan penimbangan. Tahap awal analisis
gravimetri adalah pemisahan komponen yang ingin
diketahui dari komponen-komponen lain yang terdapat
dalam suatu sampel kemudian dilakukan pengendapan.

Pengukuran dalam metode gravimetri adalah dengan


penimbangan, banyaknya komponen yang dianalisis
ditentukan dari hubungan antara berat sampel yang
hendak dianalisis, massa atom relatif, massa molekul
relatif dan berat endapan hasil reaksi.
Analisis gravimetri dapat dilakukan
Analisis gravimetri dapat dilakukan
dengan
dengancara-cara
cara-caradidibawah
bawahini:
ini:
I. Metode Pengendapan
II. Metode Penguapan
III. Metode Elektrolisis
1. Metode Pengendapan

1. Aspek yang Perlu Diperhatikan


Aspek yang penting dan perlu diperhatikan pada
metode pengendapan adalah endapannya
mempunyai kelarutan yang kecil sekali dan dapat
dipisahkan secara filtrasi.Sifat fisik endapan
sedemikian rupa sehingga mudah dipisahkan dari
kelarutannya dengan filtrasi, dapat dicuci dengan
menghilangkan pengotor, ukuran partikelnya
cukup besar serta endapan dapat diubah menjadi
zat murni dengan komposisi kimia tertentu.
Larutan lewat jenuh adalah larutan
dengan konsentrasi zat terlarut lebih
besar dibandingkan dalam keadaan
kesetimbangan pada suhu tertentu.

Kecepatan pengendapan (R) sebading


dengan :

Rα =
Dimana : A = konsentrasi total
B = Kesetimbangan kelarutan
Dan A-B = keadaan lewat jenuh pada saat pengendapan dimulai
Sehingga tingkat pengendapan = K dan juga P =
S = berat sampel (gram)
W = berat residu
P = persentase zat yang terbentuk
2. Kemurnian endapan : Kopresipitasi

Pemisahan endapan dari larutan tidak


Pemisahan endapan zatdarimurni.
larutan tidak
selalu menghasilkan
selalu menghasilkan
Kontaminasi endapanzat murni.
oleh zat lain yang
Kontaminasi endapan oleh zat lain yang
larut dalam pelarut disebut kopresipitasi.
larut dalam pelarut
Postpresipitasi dan disebut kopresipitasi.
kopresipitasi
Postpresipitasi
merupakan duadan kopresipitasi
fenomena yang berbeda.
merupakan dua fenomena
Pada postpresipitasi, yang
semakin berbeda.
lama
Pada postpresipitasi,
waktunya, semakinsemakin
maka kontaminasi lama
waktunya, maka kontaminasi semakin
bertambah sedangkan pada kopresipitasi
bertambah
sebaliknya. sedangkan pada kopresipitasi
sebaliknya.
3. Keadaan Optimum untuk Pengendapan
 Pengendapan harus dilakukan pada larutan encer
 Pereaksi dicampur perlahan-lahan dan teratur
dengan pengadukan yang tetap.
 Pengendapan dilakukan pada larutan panas bila
endapan yang stabil pada temperatur tinggi.
 Endapan kristal biasanya dibentuk dalam waktu
yang lama dengan menggunakan pemanas uap
untuk menghindari adanya kopresipitasi.
 Endapan harus dicuci dengan larutan encer.
 Untuk menghindari postpresipitasi atau kopresipitasi
sebaiknya dilakukan pengendapan ulang.
4. Pengendapan dari Larutan Homogen

 Pada metode ini reagen dihasilkan secara lambat oleh reaksi


kimia homogen dalam larutan. Beberapa contoh pengendapan
dari larutan homogen adalah :
 Sulfat : Dimetilsulfat menghasilkan radikal sulfat dengan
reaksi :
(CH3)2SO4 + 2H2O 2CH3OH + 2H+ + SO42-

 Hidroksida : pH dikendalikan secara perlahan-lahan. NH3


dihasilkan dari urea dengan reaksi berikut :
CO(NH2)2 + H2O 2NH3 + CO2 pada suhu 90-100oC
5. Mencuci Endapan

 Tujuan mencuci endapan adalah menghilangkan


kontaminasi pada permukaan. Komposisi larutan
pencuci tergantung pada kecenderungan terjadinya
pepitasi. Larutan pencuci dibagi 3 kelompok :
 Larutan yang mencegah terbentuknya koloid yang
mengakibatkan dapat lewat kertas saring.
 Larutan yang mengurangi kelarutan dari endapan
 Larutan yang dapat mencegah hidrolisis garam dari
asam lemah atau basa lemah.
xn =

dimana xo = konsentrasi pengotor sebelum dicuci


n = jumlah pencuci
= konsentrasi pengotor sesudah pencucian

v = volume larutan yang digunakan untuk mencuci


6. Pembakaran
endapan
Endapan
 mungkin mengandung air
akibat adsorbsi, oklusi, penyerapan dan
hidrasi. Temperatur pembakaran
ditentukan berdasarkan pada sifat kimia
zat. Pemanasan harus diteruskan
sampai beratnya tetap dan seragam.
Berat dari abu kertas saring harus pula
diperhitungkan.
7. Peranan pereaksi organik pada analisis Gravimetri

Pereaksi organik yang digunakan pada


analisis gravimetri dikenal sebagai
endapan organik. Pemisahan satu atau
lebih ion-ion anorganik dari campurannya
dilakukan dengan menambahkan
pereaksi organik. Endapan organik yang
baik harus mempunyai sifat spesifik.
Endapan yang terbentuk oleh pereaksi
organik, dikeringkan atau dibakar dan
ditimbang sebagai oksidanya.
Endapan organik mempunyai tempat khusus
dalam analisis anorganik sebab endapan yang
terbentuk biasanya berbeda dari zat anorganik
murni, seperti antara BaSO4 dan NI(DMG)2
dimana DMG adalah dimetil glioksin.
8. Kriteria untuk pemilihan pereaksi Organik

Berbagai hal harus diperhitungkan


dalam memilih pereaksi organik untuk
pembentukan khelat. Zat tersebut harus
selektif.
9. Beberapa endapan organik yang penting

 Beberapa pereaksi organik yang sering digunakan pada


analisis gravimetri adalah :
 Dimetilglioksim untuk nikel.
 Cupferron untuk Fe (III) dan Cu.
 Pereaksi 8-hidroksikuinolin untuk Mg
 Pereaksi salisildioksim untuk Cu
 1-nitroso-2-naftol untuk logam Co
 Asam kuinaldat untuk Cu
 Asam mandelat digunakan untuk Zr
 Asam antranilat digunakan pada beberapa logam (untuk
Cu)
II. Metode Penguapan

Metode penguapan dalam analisis gravimetri


digunakan untuk menetapkan komponen-
komponen dari suatu senyawa yang relatif mudah
menguap. Cara yang dilakukan dalam metode ini
dapat dilakukan dengan cara pemanasan dalam
gas tertentu atau penambahan suatu pereaksi
tertentu sehingga komponen yang tidak
diinginkan mudah menguap atau penambahan
suatu pereaksi tertentu sehingga komponen yang
diinginkan tidak mudah menguap.
Metode penguapan ini dapat digunakan untuk
menentukan kadar air(hidrat) dalam suatu
senyawa atau kadar air dalam suatu sampel
basah. Berat sampel sebelum dipanaskan
merupakan berat senyawa dan berat air kristal
yang menguap. Pemanasan untuk menguapkan
air kristal adalah 110-130 derajat celcius, garam-
garam anorganik banyak yang bersifat
higroskopis sehingga dapat ditentukan kadar
hidrat/air yang terikat sebagai air kristal.
III. Metode Elektrolisis

Metode elektrolisis dilakukan


dengan cara mereduksi ion-ion
logam terlarut menjadi endapan
logam. Ion-ion logam berada dalam
bentuk kation apabila dialiri dengan
arus listrikndengan besar tertentu
dalam waktu tertentu maka akan
terjadi reaksi reduksi menjadi logam
dengan bilangan oksidasi 0.
Endapan yang terbentuk selanjutnya dapat ditentukan
berdasarkan beratnya, misalnya mengendapkan
tembaga terlarut dalam suatu sampel cair dengan cara
mereduksi. Cara elektrolisis ini dapat diberlakukan pada
sampel yang diduga mengandung kadar logam terlarut
cukup besar seperti air limbah.

Suatu analisis gravimetri dilakukan apabila kadar analit


yang terdapat dalam sampel relatif besar sehingga dapat
diendapkan dan ditimbang. Apabila kadar analit dalam
sampel hanya berupa unsurpelarut, maka metode
gravimetri tidak mendapat hasil yang teliti. Sampel yang
dapat dianalisis dengan metode gravimetri dapat berupa
sampel padat maupun sampel cair.
Thanks for your attention!!
Thanks for your attention!!

Bye….

Anda mungkin juga menyukai