mana ia hidup. Proses perkembangan ini bisa berarti pola pikir masyarakat yang berimplikasi
kepada gaya hidup sehari-harinya. Demikian juga halnya dengan masyarakat pedesaan.
Masyarakat pedesaan dalam skala tertentu juga mengalami perubahan, khususnya terhadap
pola tanam maupun dalam hal pergeseran berbagai nilai kehidupan bermasyrakat.
Sanggul umumnya bermata pencaharian sebagai petani, namun dengan adanya perkembangan
khususnya pada pola pikir masyarakat setempat maka terjadi pergeseran nilai dalam sistem
ekonomi masyarakat, yakni dari pemenuhan akan kebutuhan ekonomi sub-sistensi ke pola
yang mengikuti hukum pasar. Oleh karena keuntungan yang lebih besar diperoleh pedagang
dari menjual kemenyan mereka mengalihkan usahanya dari berdagang kebutuhan sehari-hari
Adalah hal yang menarik bila dikaji konteks permasalahan tersebut dari sisi kehidupan
sehari-hari menjadi pedagang kemenyan Kecamatan Dolok Sanggul. Itulah yang dikaji dalam
penulisan ini adalah Kehidupan Sosial Pedagang Kemenyan di Kecamatan Dolok Sanggul
(1980-1999).
Alasan batasan periodisasi yang dimulai sejak tahun 1980 adalah berdasarkan bahwa
samapai tahun 1980 sarana transportasi ke Kecamatan Dolok Sanggul masih sangat
sederhana. Masyarakat mempergunakan kuda sebagai alat transportasi. Sejak tahun 1980
sarana transportasi ke Kecamatan Dolok Sanggul mulai memadai dengan kondisi jalan sudah
beraspal yang diikuti dengan lancarnya sarana angkutan umum ke daerah ini.
1.2 Permasalahan
Aspek permasalahan yang dikaji dalam penulisan ini adalah kehidupan social masyarakat
berlangsung sejak pengruh membaiknya sarana transportasi menuju arah Pakkat terus ke
Barus. Dengan demikian permasalahan yang dikaji dalam penulisan ini adalah :
1. Latar belakang Kecamatan Dolok Sanggul sebagai salah satu daerah perdagangan
kemenyan.
2. Hubungan sosial antara petani kemenyan dan pedagang kemenyan dalam aktifitas