Anda di halaman 1dari 36

TIAP SEL INDUK POLEN / MIKROSPORA MEIOSIS

TIAP MIKROSPORA ADA DUA TIPE


MEMBENTUK TETRAD PEMBELAHAN
MIKROSPORA YANG
SIFATNYA HAPLOID

BENTUK TETRAD DISELUBUNGI


LAPISAN KALOSE, SUSUNAN
TETRAD MEMBENTUK TETRA
HEDRAL ATAU ISOBILATERAL TIPE SIMULTAN, YAITU
TIPE SUKSESIF, PERKEMBANGANNYA
YAITU SETIAP APABILA ADA TEKANAN KE
PEMBELAHAN ARAH TEPI SETELAH
POLEN-POLEN DIGABUNG INTI IIKUTI KEEMPAT INTI TERBENTUK,
DALAM BENTUK POLINIUM PEMBENTUKAN DAN PEMBENTUKAN
DINDING DINDING KE ARAH DALAM
Susunan tetrad,umumnya tetrahedral dan
isobilateral

Berdasarkan cara pembentukan dinding dan


pembelahan meiosis mikrosporosit ada 2
cara,yaitu:
tipe suksesif dan tipe simultan.

1. Tipe suksesif : yaitu setiap pembelahan inti


diikuti dengan terbentuknya dinding pemisah.
Banyak didapatkan pada Monokotil.
2.Tipe simultan: yaitu pembentukan dinding
manghasilkan tekanan ke dalam, sedangkan
tekanan ke arah tepi apabila keempat inti telah
terbentuk, banyak ditemukan pada dikotil.
Sel tetrad pada dilapisi dinding khusus yang
disebut: kalose.

Mikrospora terpisah dari dinding megasporosit


menjadi bulatan dan membentuk eksin primer.
KALOSE
Perkembangan dinding polen:
Dimulai pada saat keadaan tetrad & masih
ditutup kalose kemudian kalose larut, maka
spora lepas  spora membesar, kemudian 
mengendapkan lapisan eksin dan membentuk
lapisan SPOROPELENIN yang meluas sampai
ke daerah celah (porus). Intin mulai nampak
menebal dan akan menebal sampai ke daerah
porus, kemudian plasmalema menghilang
 Pelepasan mikrospora

Mikrospora mempunyai sebuah eksin (dinding


terluar dari sporopelenin), tetapi masih terisi
bahan cadangan makanan.
B. BAGAN BUTIR POLEN

• Analisis kimia butir


polen (Mc Lean &
Ivimery-Cook, 1956):

- Protein : 7,0-26,0%
- Karbohidrat: 24,0-48,0%
- Lemak : 0,9-14,5%
- Abu : 0,9-5,4%
- Air : 7,0-16,0%
- Sporopeleinin dan lipoid
pada eksin
Butiran tepung sari tersusun atas empat
komponen mendasar:

exine atau lapisan dinding terluar


intine atau lapisan dinding dalam
pollenkit atau mantel memberi warna pollen
(eksin dan intin : mengandung protein)
colpi atau lubang germinasi
mengandung lemak
C. Struktur dinding polen
1. Eksin ( lapisan luar )
Tersusun atas sporopelenin. Eksin terbagi
menjadi lapisan seksin dan neksin. Lapisan
seksin terdiri dari tektum dan bakulum.
Struktur halus eksin dapat dibedakan menjadi
3 tipe : tektat, semitektat dan intektat.
2. Intin ( lapisan dalam )
Tersusun atas selulosa.
Struktur eksin dan intin polen
D.Bagan tipe-tipe struktur eksin

POLEN
HISBISCUS
Bagan tipe-tipe struktur eksin
Tipe- tipe polen

Bagan tipe polen


BENTUK POLEN PADA MONOKOTIL SERING
DIDAPATKAN BENTUK OVAL DARI TETRAD
TUNGGAL YANG TERSUSUN DALAM SATU BIDANG.
DAN MEMPUNYAI SATU TINGKAP (APERTURA)
.

APERTURA disebut juga TINGKAP ADALAH:


DAERAH EKSIN YANG TERBUKA SEBAGAI DAERAH
GERMINASI , MENGATUR VOLUME , SEBAGAI
PELINDUNG DAN TEMPAT PERTUKARAN ION
SEDANGKAN PADA DIKOTIL, SUSUNANNYA
TETRAHEDRAL, SEDANGKAN APERTURANYA
ADA TIGA,

KECUALI PADA PIPERACEAE DAN RANALIA DAN


PADA NYMPHAEA ADA 2 GENUS :
Yaitu :SATU APERTURA DAN TIGA APERTURA
Unit Polen, Bentuk dan Ukuran

Unit polen dibedakan atas :


monad, diad, tetrad dan polyad.

Polen tetrad dibedakan atas 5 tipe yaitu :

tetrahedral, tetragonal, rhomboid,


decussata dan tetrad silang.
MENURUT ERDTMAN (1952),
TIPE APERTURA ADA EMPAT,YAITU:

SULKUS: MEMANJANG TEGAKLURUS PADA


SUMBU MEMANJANG KUTUB SERBUK SARI.

KOLPA:MEMANJANG PADA SUDUT KANAN


SAMPAI KE EQUATORIAL YANG UJUNGNYA
MENGARAH KE KUTUB SERBUK.
RUGA:MEMANJANG DENGAN ARAH BERBEDA
DENGAN TIPE SULKUS DAN TIPE KOLPA.

PORUS:APERTURA YANG MELINGKAR,


APABILA PORI SEDIKIT, APERTURA HANYA DI
EQUATORIAL, BILAPORI BANYAK APERTURA
DISELURUH PERMUKAAN SERBUK SARI.
1-6: BUTIR POLEN YANG
MEMPUNYAI 3 APERTURA
NAMPAK EQUATORIAL
7-12:BUTIR POLEN 3
APERTURA NAMPAK POLAR.
13-18 BUTIR POLEN 4
APERTUR NAMPAK POLAR.
19: BUTIR POLEN TETRAD
20-24:BUTIR POLEN DENGAN
SULKUS
E.PERKEMBANGAN POLEN
Setiap polen tetrad berdiferensiasi

Dinding premexin
Inti membelah
menebal
(mitosis)
Tampak jelas Ribosom dan RE,
Vakoula bersatu, sitoplasma
tampak keruh
EXIN
INTIN
SEL SEL VEGETATIF
GENERATIF

Dibentuk pada
sperma : tabung polen
INTIN: MENGANDUNG PEKTIN DAN SELULOSA

F.
PERKEMBANGAN SEL VEGETATIF:
SETELAH MITOSIS, SEL MEMBESAR, VAKUOLA BANYAK DAN
MENYEBAR, RNA DAN DNA MENINGKAT
MENURUT SANGER DAN JACKSON (1971):PERKEMBANGAN
SEL VEGETATIF MELALUI:
TAHAP IMMATURE : INTI KEHILANGAN BENTUK
TAHAP MATURE : DIKTIOSOM MENINGKAT, BUTIR-BUTIR
LIPID MUNCUL, AMILUM TERAKUMULASI DALAM BENTUK
PLASTIDA
TAHAP INTI MELEKUK, BUTIR LIPID MENGHILANG
TAHAP PEMBENTUKAN TABUNG POLEN
PERKEMBANGAN SEL GENERATIF
MEMANJANGKAN SELNYA SEHINGGA MEMUDAHKAN MASUK
KE DALAM TABUNG POLEN,
BERISI KOLHISIN / N-FENILKARBAMAT
SITOPLASMA TEREDUKSI
TIDAK ADA PLASTIDA
MITOKONDRIA TIDAK BERKEMBANG
DIDAPTAKAN MIKROTUBUL, DIKTIOSOM, RIBOSOM DAN
RETIKULUM ENDOPLASMIK

TERBENTUK SPERMA
Polen (Tepung sari) Secara umum
Polen matang, secara otomatis antheranya akan pecah
dan menghamburkan butiran-butiran polen yang
matang.

Kematangan polen berhubungan dengan penurunan


kadar air dan penyusutan jaringan pada anter, yang
merupakan fungsi higroskopis untuk membuka kantung
polen.

Mekanisme ini diduga merupakan fungsi alami dari


tanaman untuk menghamburkan polen demi
kepentingan penyebaran alam dan regenerasi (Griffin
dan Sedgley, 1989).
Secara visual, polen yang matang dapat dideteksi dari
perubahan warna dan kelengketan (stickiness) butiran-
butirannya (Griffin dan Sedgley, 1989; Ghazoul, 1997).

Perubahan warna permukaan polen dari kuning pucat


menjadi kuning terang mengindikasikan adanya
peningkatan sporopollenin – bagian dari exine yang
merupakan ciri spesifik dari suatu spesies yang
mempengaruhi kenampakan luarnya; dan pollenkit
yang basah, lengket dan berwarna; mengandung
lemak, protein, karbohidrat, pigmen, senyawa fenolik
dan ensim.
Peningkatan kelengketan polen mengindikasikan
polen tersebut telah siap untuk berkecambah
dengan melakukan proses hidrasi dan
melepaskan protein.

Mekanisme hidrasi inilah yang dianggap paling


menentukan dalam mengawali terjadinya proses
penyerbukan, yang merupakan rangkaian dari
proses interaksi jantan-betina (male-female
interaction), perkecambahan tepung sari (pollen
germination) dan pembentukan tabung tepung
sari (pollen tube growth) (Griffin dan Sedgley,
1989).
Perkecambahan polen pada stigma

 Perkecambahan polen dan pertumbuhan tabung


polen.
Ketika polen jatuh di atas stigma, polen
berkecambah dan membentuk tabung polen yang
berlanjut pada pemanjangan hingga masuk pada
stilus, masuk ke ovarium dan kemudian masuk
ke mikrofil dan menempatkan sel sperma pada
lokasi yang spesifik termasuk kantung embrio.
Putik
Masa reseptif putik biasanya ditandai dengan :

-Perubahan warna putik menjadi lebih terang


-Pembesaran pori-pori pada kepala putik
-Tangkai putik berangsur menjadi lurus
-Permukaan putik memproduksi sekresi

Secara visual, reseptivitas putik dapat dideteksi dari :


-Perubahan kelekatan (stickiness),
-Warna dan bentuk, baik pada kepala maupun tangkai putik (Griffin
dan Sedgley, 1989; Owens dkk, 1991).
Kepala putik yang reseptif tampak berwarna lebih terang dan
lengket dikarenakan adanya peningkatan sekresi ekstraseluler
(Ghazoul, 1997).

Menurut Owens dkk (1991), sekresi ekstraseluler tersebut


mengandung lemak dan protein.
Sekresi ini berperan sebagai medium yang berfungsi untuk
menangkap butiran tepung sari, serta merupakan penentu
keberhasilan pembentukan buluh tepung sari (pollen tube) yang
akan membawa sel kelamin jantan menuju ke ovary (Griffin dan
Sedgley, 1989).
Reseptifnya putik juga ditandai oleh perubahan warna
permukaan putik dari hijau menjadi kuning terang, yang
dimulai dari pangkal tangkai putik (stylus).
Makin terangnya warna putik menunjukkan bahwa sel-sel
epidermis terluar sedang berkembang untuk meningkatkan
produksi sekresi,
dan pori-pori membesar untuk meningkatkan kemampuan
sekresi
Kepala putik (stigma) yang berangsur membengkak
merupakan tanda bahwa jaringan transmisi yang ada pada
bagian tersebut mulai memperbesar rongga-rongganya, untuk
mempersiapkan diri dalam membentuk buluh tepung sari
(pollen tube).
Pembengkakan kepala putik juga merupakan mekanisme
alami untuk meningkatkan luas bidang penempelan tepung
sari ketika terjadi proses penyerbukan.
Tangkai putik yang berangsur menjadi lurus juga merupakan
suatu mekanisme alami untuk mempersiapkan diri dalam
membentuk buluh tepung sari (pollen tube).

a b c
Foto mikroskopis stigma: a.sebelum reseptif; b. saat reseptif; c. sesudah reseptif
PADA GYMNOSPERMAE

Masa reseptif biasanya ditandai dengan :


perubahan warna female cone menjadi lebih terang
scales terbuka perlahan-lahan dan akan tertutup kembali
dalam waktu yang singkat
G
PEMBENTUKAN TABUNG POLEN
DIPELAJARI SECARA IN VITRO
(KULJAR)
CONTOH PERKECAMBAHAN
POLEN Scillia (Monokotil)
POLEN SETELAH DI ATAS
STIGMA,selama 15 MENIT AKAN
BERKECAMBAH; 1 JAM
KEMUDIAN PEMANJANGAN
tabung; 1,5JAM KEMUDIAN SEL
VEGETATIF MENUJU UJUNG
TABUNG DIIKUTI SEL GENERATIF
DAN 6JAM KEMUDIAN SEL
GENERATIF MENJADI SPERMA
DAN SELAMA 7 JAM SEL
VEGETATIF berada DIUJUNG
TABUNG

Anda mungkin juga menyukai