Anda di halaman 1dari 5

BAB III

PEMBAHASAN

Pada skenario ditemukan pasien menderita benjolan di leher kanan. Ada


beberapa diagnosis banding yang dapat dikemukakan untuk mendapatkan
diagnosis pasti. Benjolan dapat disebabkan oleh Higroma colli. Anyaman
pembuluh limfe yang pertama kali terbentuk di sekitar pembuluh vena mengalami
dilatasi dan bergabung membentuk jala yang di daerah tertentu akan berkembang
menjadi sakus limfatikus. Pada embrio usia dua bulan, pembentukkan sakus
primitif telah sempurna. Bila hubungan saluran ke arah sentral tidak terbentuk
maka timbullah cairan yang akhirnya membentuk kista berisi cairan. Namun
karena pasien berusia 40 tahun dan benjolan baru muncul 3 bulan yang lalum,
maka pasien bukan menderita higroma colli (Jong, 1997).

Kemungkinan limpoma baik hodgkin maupun non-hodgkin dapat


disingkirkan, karena walaupun tidak menimbulkan rasa nyeri, namun limpoma ini
mengakibatkan rasa gatal (Newman, 2006). Sedangkan penyakit-penyakit radang
seperti limfadenitis ataupun parotitis menyebabkan rasa nyeri sehingga tidak
mungkin. Kemungkinan disebabkan oleh struma tiroid juga dapat dibuang karena
letak tumor pada sebelah kanan leher.

Kemungkinan besar pasien menderita karsinoma nasopharynx pada tahap


lanjut karena terdapat manifestasi klinis yang sesuai antara karsinoma
nasopharynx dengan kelainan yang diderita oleh pria tersebut.

Gejala karsinoma nasopharynx dapat dibagi dalam 4 kelompok, yaitu:

1. Gejala Nesofaring sendiri : dapat berupa epistaksis ringan atau


sumbatan hidung, untuk itu nasofaring harus diperiksa dengan cermat.
Kalau perlu dengan Laringoskop, sering gejala belum ada sedangkan
tumor sudah tumbuh atau tumor tidak tampak karena masih terdapat di
bawah mukosa (creeping tumor).
2. Gangguan pada telinga : merupakan gejala dini yang timbul karena
tempat asal tumor dekat muara Eustachius (Fosa Rosen-Muler),
gangguan dapat berupa tinitus, rasa tidak nyaman di telinga sampai
rasa nyeri di telinga (otalgia). Penderita dengan gangguan ini baru
kemudian disadari bahwa penyebabnya adalah karsinoma nasofaring.

3. Gejala pada mata dan syaraf : karena nasofaring berhubungan


dengan rongga tengkorak melalui beberapa lubang, maka gangguan
beberapa syaraf otak dapat terjadi sebagai gejala lanjut karsinoma ini.
Perjalanan melalui foramen laserum akan mengenai syaraf otak ke III,
IV, Vi dapat pula ke V, sehingga tidak jarang gejala diplopialah yang
membawa penderita lebih dahulu ke dokter mata. Neuralgia
Trigeminal merupakan gejala yang sering ditemukan ahli syaraf jika
belum terdapat keluhan lain yang berarti. Proses karsinoma yang
lanjut akan mengenai syaraf otak ke IX, X, XI dan XII jika perjalanan
melalui foramen jugu lare, yaitu suatu tempat yang relatif jauh dari
nasofaring. Gangguan ini sering disebut Syindroma Jackson. Bila
sudah mengenai seluruh syaraf otak disebut sindro unilateral. Dapat
juga disertai dengan destruksi tulang tengkorak dan bila sudah terjaadi
demikian, prognosanya buruk.

4. Metastase ke kelenjar leher : dalam bentuk benjolan di leher yang


mendorong penderita untuk berobat, karena sebelumnya tidak terdapat
keluhan lain. Suatu kelainan nasofaring yang disebut hiperplastik
nasofaring atau LHN telah diteliti di China yaitu tiga bentuk yang
mencurigakan pada nasofaring, seperti pada pembesaran adenoid pada
orang dewasa, pembesaran nodul dan mukosistis berat pada daerah
nasofaring. Kelainan ini bila diikuti bertahun-tahun kemudian akan
menjadi karsinoma nasofaring.
Diagnosa dapat ditegakkan melalui:

1. Anamnesis / pemeriksaan fisik


2. Pemeriksaan nasofaring
3. Biopsi nasofaring
4. Pemeriksaan Patologi Anatomi
5. Pemeriksaan radiologi
6. Pemeriksaan neuro-oftalmologi
7. Pemeriksaan serologi.

Kemudian dokter akan menentukan stadium kanker itu dengan cara:

- MRI (membantu melihat kanker yang menyebar di sekitar kepala


- CT scan (melihat kanker yang tersebar pada tulang)
- Pengambilan biopsy: ini digunakan untuk melihat kanker yang
berada di kelenjar getah bening
- Sinar X(melihat kanker yang menyebar di bagian paru-paru)

Adapun tingkatan dari kanker ini adalah:

1. Stadium 0: Sel-sel kanker masih berada dalam batas


nasopharing, biasa disebut dengan nasopharynx in situ
2. Stadium 1: Sel kanker menyebar di bagian nasopharing
3. Stadium 2: Sel kanker sudah menyebar pada lebih dari
nasopharing ke rongga hidung. Atau dapat pula sudah
menyebar di kelenjar getah bening pada salah satu sisi leher
4. Stadium 3: Kanker ini sudah menyerang pada kelenjar getah
bening di semua sisi leher
5. Stadium 4: kanker ini sudah menyebar di saraf dan tulang
sekitar wajah.
Untuk penatalaksanaan,yang bisa dilakukan antara lain:

1. Radioterapi

Sampai saat ini radioterapi masih memegang peranan penting dalam


penatalaksanaan karsinoma nasofaring. Penatalaksanaan pertama
untuk karsinoma nasofaring adalah radioterapi dengan atau tanpa
kemoterapi.

2. Kemoterapi

Kemoterapi sebagai terapi tambahan pada karsinoma nasofarin


ternyata dapat meningkatkan hasil terapi. Terutama diberikan pada
stadium lanjut atau pada keadaan kambuh.

3. Operasi

Tindakan operasi pada penderita karsinoma nasofaring berupa


diseksi leher radikal dan nasofaringektomi. Diseksi leher dilakukan
jika masih ada sisa kelenjar pasca radiasi atau adanya kekambuhan
kelenjar dengan syarat bahwa tumor primer sudah dinyatakan bersih
yang dibuktikan dengan pemeriksaan radiologik dan serologi.

Nasofaringektomi merupakan suatu operasi paliatif yang dilakukan


pada kasus-kasus yang kambuh atau adanya residu pada nasofaring
yang tidak berhasil diterapi dengan cara lain.

4. Imunoterapi

Dengan diketahuinya kemungkinan penyebab dari karsinoma


nasofaring adalah virus Epstein-Barr, maka pada penderita
karsinoma nasofaring dapat diberikan imunoterapi.
5. Radioterapi

Radioterapi adalah metode pengobatan penyakit-penyakit maligna


dengan menggunakan sinar peng-ion, bertujuan untuk mematikan
sel-sel tumor sebanyak mungkin dan memelihara jaringan sehat di
sekitar tumor agar tidak menderita kerusakan terlalu berat.
Karsinoma nasofaring bersifat radioresponsif sehingga radioterapi
tetap merupakan terapi terpenting.

Anda mungkin juga menyukai