KURIKULUM
UU No. 20 Tahun 2003 Tetang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 Point (19)
merumuskan kurikulum sebagai seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi,
dan bahan pengajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Kurikulum
pendidikan Program Diploma Tiga AETB Semarang merupakan seperangkat rencana
dan pengaturan mengenai isi maupun bahan kajian dan pelajaran serta cara
penyampaian dan penilaiannya yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan belajar mengajar di AETB Semarang. Kurikulum Program Diploma Tiga AETB
Semarang ini mengacu pada Surat Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik
Indonesia Nomor 232/U/2000 tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan
Tinggi dan Penilaian Mahasiswa dan Surat Keputusan Menteri Pendidikan Nasional
Republik Indonesia Nomor 045/U/2002 tentang Kurikulum Pendidikan Tinggi.
Penyusunan kurikulum di AETB Semarang, khususnya untuk Program Diploma
Tiga Entrepreneurship, agar kurikulum ini dapat menjadi pedoman bagi
pengembangan kualitas Program Diploma Tiga AETB Semarang yang sesuai dengan
kebutuhan dan perkembangan masyarakat, maka beberapa prinsip yang perlu
diperhatikan dan penyusunan dan pengembangannya adalah sebagai berikut:
a. Relevansi
Kurikulum harus relevan atau sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan
perkembangan masyarakat. Pendidikan dengan kurikulum sebagai intinya,
berfungsi menyiapkan mahasiswa utuk berkarya di masyaraka, baik karya mandiri
maupun bekerja pada berbagai unit kerja. Dewasa ini masyarakat berkembang
sangat cepat, perubahan drastic terjadi hamper setiap saat san dalam seluruh
sector kehidupan. Oleh karena itu, agar para lulusan kelak bisa hidup di
masyarakat, bisa berkarya atau bekerja dengan sukses, perlu dibekali pengetahuan
dan keterapilan profesional yang sesuai dengan tuntutan perkembangan
masyarakat dan dunia kerja. Kesesuaian bukan hahya dalam keahlian, tetapi juga
dalam mutu dan standar penguasaannya. Sekarang bukan saja terjadi deferensiasi
keahlian tetapi juga, untuk tiap bidang keahlian dituntut standar penguasaan dan
standar kompetensi serta bahkan bidang-bidang tertentu dituntut standar
internasional
b. Fleksibilitas
Kurikulum yang baik adalah kurikulum yang fleksibel, dalam arti dapat memenuhi
14
keragaman kebutuhan pengguna lulusan dan melayani keragaman latar belakang
potensi, kekuatan minat, dan kebutuhan mahasiswa. Diferensiasi pekerjaan
menuntut spesialisasi kemampuan dan keahlian lulusan dan keragaman latar
belakang mahasiswa menuntut disesiakannya program efektif.
c. Efektivitas
Kurikulum mencakup desain atau rancangan dan kegiatan implementasinya.
Bagaimanapun bagusnya desain kurikulum, tetapi apabila implementasinya, tidak
sesuai dengan apa yang dirancang hasilnya tidak akan baik. Efektifitas kurikulum
menunjuk kepada sejauhmana harapan-harapan yang dirancang dalam desain
dapat dilaksanakan dan dicapai. Semakin lengkap dan tinggi tingkat pencapainnya
makin efektif implementasi kurikulum. Ketercapaian harapan-harapan tersebut,
sangat dipengaruhi oleh kesanggupan para pelaksana, baik pimpinan, dosen
maupun staf administrasi, ketersediaan sarana dan fasilitas pendidikan dukungan
dana sera manajenem dari pimpinan. Mutu proses dan hasil pendidikan tidak hanya
ditentukan oleh bagusnya desain kurikulum, tetapi juga oleh unsure pelaksana dan
fasilitas pendukung.
d. Efisien
Efisiesn berkenaan dengan pengelolaan, bagaimana imlementasi kurikulum dengan
semua factor pendukungnya dirancang, dilaksanakan dan dikendalikan agar dapat
berjalan lancer dan optimal.
Desain kurikulum merupakan pengorganisasian dari komponen-komponen
utama kurikulum yaitu tujuan, isi, proses dan evaluasi. Berikut ini diuraikan secara
ringkas desain kurikulum Program Diploma Tiga AETB Semarang.
a. Tujuan Kurikulum
Tujuan Program Diploma Tiga AETB Semarang menjadi fokus dan sasaran utama
semua kegiatan pendidikan jenjang program profesional jenjang Diploma Tiga
termasuk penyusunan kurikulum. Dalam penyususnan kurikulum, tujuan pendidikan
pada Program Diploma Tiga AETB Semarang yang masih bersifat umum yaitu tujuan
institusional, dijabarkan kepada tujuan-tujuan yang lebih khusus atau tujuan
kurikuler dan kemudian dijabarkan lagi kepada tujuan-tujuan instruksional.
b. Isi Kurikulum
Mengacu pada tujuan pendidikan Program Diploma Tiga AETB Semarang, maka
disusun isi kurikulum biasanya berupa pengetahua (fakta, konsep, prinsip, dalil,
teori) dan bisa juga berupa kemampuan, (keterampilan, kecakapan, kompetensi)
atau gabungan antar keduanya.
Dalam pengorganisasian isi kurikulum terdapat beberapa pendekatan yang dapat
14
digunakan antara lain : (1) pendekatan mata kuliah berdasarkan disiplin ilmu
(Subject area),; (2) pendekatan fusi (fused curriculum approach), penyatuan dua
atau lebih mata kuliah yang memiliki hubungan yang sangat dekat sehingga
membentuk mata kuliah baru; (3) pendekatan bidang studi (broad fields approach),
mneyatukan beberapa isi mata kuliah yang mempunyai kaitan sangat erat, dalam
bentuk unit-unti bahan ajaran yang sudah terintegrasi; (4) pendekatan terpadu
(Integrated approach), bahan ajarandisusun secara terpadu dalm tema-tema
kemampuan yang akan dikembangkan.
c. Proses Kurikulum
Untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan digunakan berbagai strategi
pembelajaran. Beberapa metode pembelajaran yang dapat digunakan yaitu
pembelajaran yang menggunaan lingkunan, pengemata, percobaan dan
pemecahan masalah.
d. Evaluasi Kurikulum
Untuk menilai kebaikan dari suatu kurikulum diadakan evaluasi kurikulum yang
dilakukan secara komprehensif, mencakup semua langkah kegiatan dari komponen
kurikulum, mulai dari dokumen kurikulum, hasil yang telah dicapai, fasilitas
penunjang serta para pelaksana kurikulum.
Kurikulum Program Diploma Tiga AETB Semarang merupakan rangkaian yang
digunakan dalam merencanakan, melaksanakan, memonitor dan mengevaluasi
seluruh kegiatannya untuk mencapai tujuan Program Diploma AETB Semarang.
Kegiatan pembelajaran mahasiswa adalah pengalaman belajar yang diperoleh
mahasiswa dari kegiatan perkuliahan, diskusi, seminar, dan kegiatan perkuliahan
lainnya. Kurikulum disusun berdasarkan kompetensi keilmuan untuk menghasilkan
Magister Ilmu Manajemen dengan tetap mengikuti perkembangan kualifikasi dan
spesifikasi kebutuhan sumberdaya manusian untuk keahlian Ilmu Manajemen.
Peraturan Pemeintah No 19 Tahun 2005 Tentang Standarisasi Pendidikan Nasional
Pasl 26 Point (4) Standar kompetensi lulusan pada jenjang pendidikan tinggi bertujuan
untuk mempersiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang berakhlak
mulia, memiliki pengetahuan, keterampilan, kemandirian, dan sikap untuk
menemukan, mengembangkan, serta menerapkan ilmu, teknologi, dan seni, yang
bermanfaat bagi kemanusiaan.
Prosedur penyusunan kurikulum Program Diploma Tiga AETB Semarang adalah
sebagai berikut: (1) Rancangan kurikulum diusulkan oleh Tim Perumus Lokakarya
Kurikulum; (2) Ketua Tim kurikulum AETB Semarang menyerahkan usulan kepada
Badan Pertimbangan Program Diploma Tiga AETB Semarang untuk dibahas
16
kelayakannya;(3) Selanjutnya draft kurikulum yang telah disetujui oleh Badan
Pertimbangan Program Diploma Tiga AETB Semarang dikembalikan kepada Ketua Tim
kurikulum AETB Semarang untuk disampaikan kepada Direktur; (4) Direktur
melakukan verifikasi kurikulum di tingkat AETB Semarang sebelum disahkan; (5)
Apabila kurikulum dinilai masih perlu disempurnakan, Direktur mengembalikan usulan
kepada Ketua Tim kurikulum AETB Semarang untuk disempurnakan
2 ROAD MAP KEILMUAN DAN KEAHLIAN
2.1.1 Bidang Kajian
Kurikulum Program Diploma Tiga AETB Semarang merupakan kegiatan
akademik yang terdiri atas seperangkat mata kuliah Program Diploma Tiga AETB
Semarang yang terdiri dari mata kuliah wajib, mata kuliah pendukung dan mata kuliah
konsentrasi dengan beban studi minimal 110 Satuan Kredit Semester (SKS) dan
maksimal 120 SKS dengan kurikulum 6 semester dan lama program antara 6 sampai
10 semester setelah Sekolah Lanjutan Tingkat Atas. Bidang kajian atau bidang ilmu
yang akan ditekuni pada Program Diploma Tiga AETB Semarang adalah manajemen
yang memang diorientasikan secara umum untuk menjadi tenaga profesioanal dan
memiliki kompetensi entrepreneurship sesuai dengan konsentrasi yang dipilihnya,
sehingga dapat memenuhi permintaan kebutuhan dunia kerja baik pada instansi
pemerintah maupun instansi atau lembaga swasta bahkan untuk dapat menciptakan
peluang usaha atau peluang kerja dalam rangka mengurangi tingkat pengangguran
bangsa ini.
16
Sebelum abad ke-20, terjadi dua peristiwa penting dalam ilmu
1
entrepreneurship . Peristiwa pertama terjadi pada tahun 1776, ketika Adam Smith
menerbitkan sebuah doktrin ekonomi klasik, The Wealth of Nation. Dalam bukunya
itu, ia mengemukakan keunggulan ekonomis yang akan diperoleh organisasi dari
pembagian kerja (division of labor), yaitu perincian pekerjaan ke dalam tugas-tugas
yang spesifik dan berulang. Dengan menggunakan industri pabrik peniti sebagai
contoh, Smith mengatakan bahwa dengan sepuluh orang asing-masing melakukan
pekerjaan khusus perusahaan peniti dapat menghasilkan kurang lebih 48.000 peniti
dalam sehari. Smith menyimpulkan bahwa pembagian kerja dapat meningkatkan
produktivitas dengan (1) meningkatnya keterampilan dan kecekatan tiap-tiap
pekerja, (2) menghemat waktu yang terbuang dalam pergantian tugas, dan (3)
menciptakan mesin dan penemuan lain yang dapat menghemat tenaga kerja2.
1 Robbins, Stephen dan Mary coulter. 2007. Management, 8th Edition. NJ: Prentice
Hall.
2 Smith, Adam. 1776. An Inquiry into the Nature and Causes of the Wealth of Nations
Peristiwa penting kedua yang mempengaruhi perkembangan ilmu
entrepreneurship adalah Revolusi Industri di Inggris. Revolusi Industri menandai
dimulainya penggunaan mesin, menggantikan tenaga manusia, yang berakibat pada
pindahnya kegiatan produksi dari rumah-rumah menuju tempat khusus yang disebut
pabrik. Perpindahan ini mengakibatkan manajer-manajer ketika itu membutuhkan
teori yang dapat membantu mereka meramalkan permintaan, memastikan cukupnya
persediaan bahan baku, memberikan tugas kepada bawahan, mengarahkan
kegiatan sehari-hari, dan lain-lain, sehingga ilmu entrepreneurship mulai
dikembangkan oleh para ahli.
Di era persaingan yang begitu ketat sekarang ini, maka keahlian profesional
dan kemampuan entrepreneurship merupakan kebutuhan mutlak dalam
menghadapi persaingan untuk mememenuhi permintaan dunia kerja dan juga dalam
kerangka untuk mengurangi pengangguran. Entrepreneurship dapat menjadi sentra
pengembangan sumber daya manusia terutama dalam menciptakan lapangan kerja.
Komunitas entrepreneursip akan sangat memberi pengaruh, yang kemudian dapat
menjadi penyelamat yang bisa menyerap tenaga kerja.
2.1.3 Perkembangan Profesi yang Relevan
Program Diploma Tiga AETB Semarang dirancang dan dikembangkan untuk
menghasilkan lulusan yang mampu memenuhi kualifikasi dan kompetensi teknis serta
konseptual dunia kerja saat ini, baik di instansi pemerintah, swasta nasional maupun
multinasional. Berikut beberapa profesi yang bisa ditekuni setelah menyelesaikan
studi di Program Diploma Tiga AETB Semarang adalah sebagai berikut:
a. Berkarir pada instansi pemerintah dengan kualifikasi entrepreneurship yang
memiliki kemampuan manajerial dalam melaksanakan program pembangunan.
b. Menjadi tenaga professional pada perusahaan-perusahaan swasta nasional,
BUMN, multinasional dengan kualifikasi sebagai manejer yang meiliki
kemampuan entrepreneurship dalam mencapai tujuan lembaga.
c. Menjadi Entrepreneurship, sampai akhir tahun 2009, pengangguran terdidik di
Indonesia tercatat di angka 750.000 lebih. Sementara itu, pasar lapangan kerja
pun tidak seimbang dengan angka lulusan yang ada. Di sisi lain, tingginya
angka pengangguran sangat berpengaruh pada berkembangtidaknya suatu
bangsa. Hal ini bisa dilihat dari negara lain, seperti Amerika dan Singapura.
Amerika tercatat memiliki 28% lebih entrepreneur, sehingga perekonomian
negara ini cukup solid, meski saat ini sedang terpuruk, bahkan mampu
menguasai perdagangan dunia. Negara Singapura sebagai Macan Asia,
14
mempunyai komunitas entrepreneur kurang lebih 2%. Sedangkan Negara
Indonesia hanya mempunyai 0,018% entrepreneur.
2.1.4 Pengembangan Kekuatan
Dosen dan sarana prasarana yang tersedia untuk pelaksanaan program
Diploma Tiga AETB Semarang diantaranya mempunyai kualifikasi dan kompetensi
sesuai dengan konsentrasi bidang-bidang profesioanal konsentrasi yang disediakan.
Dalam rangka untuk meningkatkan kerjasama dan pengembangan wawasan keilmuan
maka perlu memanfaatkan tenaga dosen dari luar yang berasal dari perguruan tinggi
lainnya, instansi yang terkait, dan lembaga profesi yang relevan. Bidang keahlian
tenaga dosen yang tersedia meliputi berbagai bidang ilmu yang berkaitan dengan
bidang entrepreneurship.
Secara umum sarana dan fasilitas pendidikan yang diperlukan telah tersedia.
Bila diperlukan penambahan hanya bersifat rehabilitasi. Sebab sarana dan fasilitas
pendidikan tersebut saat ini dikelola oleh AETB Semarang dalam rangka untuk
menyelenggarakan Program Diploma Tiga AETB Semarang. Selain itu, juga akan
ditambahkan khusus disiapkan sarana/prasarana penunjang serta fasilitas belajar
mengajar yang khusus sehingga tidak terganggu kelancaran dalam menunjang visi
dan misinya. Sesuai dengan persyaratan pembukaan program studi, dalam proposal
ini dikemukakan; pertimbangan dibukanya program studi, kurikulum, sumber daya,
pendanaan, dan manajemen akademik yang akan diterapkan dalam penyelenggaraan
Program Studi Entrepreneurship.
14
dimiliki oleh setiap entrepreneurship pada level yang lebih rendah.
Sesuai dengan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor
232/U/2000 Pasal 2 ayat 2 dan Pasal 4 ayat (4), Program Profesional Diploma Tiga
AETB Semarang bertujuan untuk menyiapkan peserta didik menjadi anggota
masyarakatyang memiliki kemampuan profesional dalam menerapkan,
mengembangkan, danmenyebarluaskan teknologi dan/atau kesenian serta
mengupayakan penggunaannya untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat dan
memperkaya kebudayaan nasional. Program diploma III diarahkan pada lulusan yang
menguasai kemampuan dalam bidang kerja yang bersifat rutin maupun yang belum
akrab dengan sifat-sifat maupun kontekstualnya, secara mandiri dalam pelaksanaan
maupun tanggungjawab pekerjaannya, serta mampu melaksanakan pengawasan dan
bimbingan atas dasar ketrampilan manajerial yang dimilikinya.
a. Kompetensi Utama
Program Studi Entrepreneurship Akademi Entrepreneurship Terang Bangsa
secara umum diharapkan mampu menghasilkan lulusan yang memiliki kompetensi
utama dalam menguasai ilmu entrepreneurship. Secara khusus, Program Studi
Entrepreneurship Akademi Entrepreneurship Terang Bangsa juga diharapkan memiliki
kompetensi sebagai berikut:
e. Mampu mengelola dan menjadikan ide bisnis, sebuah bisnis yang berlandaskan
moral dan etika. Kompetensi ini dicapai dengan memberikan mata kuliah
Hukum Bisnis, Character Building, Etika Bisnis, Kewarganegaraan, Agama
Kristen, Stewardship, Kepemimpinan, Success & Failure, Perpajakan.
b. Kompetensi Pendukung
Kompetensi lulusan Program Studi Entrepreneurship Akademi Entrepreneurship
18
Terang Bangsa sesuai dengan Keputusan Mendiknas RI Nomor 045/U/2002 tentang
Kurikulum Inti Pendidikan Tinggi. Kompetensi pendukung Program Studi
Entrepreneurship Akademi Entrepreneurship Terang Bangsa adalah sebagai berikut:
1) Memiliki kemampuan untuk berkomunikasi dengan sesama masyarakat
Indonesia
2) Memiliki kemampuan untuk berkomunikasi dengan sesama masyarakat
Internasional.
3) Mampu memanfaatkan, dan mengaplikasikan berbagai informasi di bidang
bisnis dan ekonomi guna mengembangkan jiwa entrepreneur
4) Mampu berinteraksi, berkomunikasi, dan membangun kerja sama dalam dunia
bisnis dengan pihak–pihak lain.
5) Mampu menganalisa permasalahan-permasalahan bisnis secara teori, praktis,
dan aplikatif
6) Mampu menganalisa dan mencermati ide-ide bisnis, sehingga mampu
menciptakan peluang bisnis
7) Mampu mengembangkan jiwa entrepreneur yang kreatif dan inovatif melalui
praktik langsung di dunia bisnis yang nyata
8) Mampu mengelola dan menjadikan ide bisnis, sebuah bisnis yang berlandaskan
moral dan etika.
9) Mampu mengembangkan jiwa entrepreneur, baik di lingkungan kampus
maupun di lingkungan masyarakat
10)Mampu memahami konsep dan aplikasi, berperilaku, berkarya, berperan serta
menganalisis gejala-gejala yang ada di masyarakat dalam bidang bisnis.
18
Bisnis dan Manajemen Pemerintahan Daerah.
2.2.6 Mata Kuliah Yang Mengait Pada Bahan Kajian
Mata kuliah yang mengait pada bahan kajian Program Studi Magister Ilmu Manajemen
STIE YAPPAN Surabaya pada prinsipnya di kelompokkan menjadi :
N KEMAMPUAN YANG DIMILIKI MATA KULIAH SK PBM
o. DALAM S
KURIKULUM
1. Pengembangan Kepribadian 1. Agama 3 1. Tatap
a. Sebagai pribadi yang Kristen 3 muka,
memiliki iman yang kuat 2. Kewarganega 3 ceramah
kepada Tuhan Allah yang raan dan tanya
Maha Kuasa 3. Character jawab
b. Sebagai manusia yang Building 2. Diskusi
berbudi pekerti luhur, kelompok
berkepribadian yang 3. Simulasi
mantap, mandiri dan 4. Studi
mempunyai tanggung jawab kasus
serta cinta kepada bangsa lewat
dan negaranya. media
cetak,
maupun
media
visual
elektronik
5. Presentas
i
20
8. Proyek Akhir cetak,
maupun
media
visual
elektronik
5. Presentas
i
6. Praktik
bisnis
nyata
secara
individu,
untuk
memulai
bisnis
sendiri
22
istilah” chalk and talk”. Strategi Pegajaran langsung merupakan bentuk dari
pengajaran yang berorientasi kepada pengajar teacher center approch karena
pengajar yang memegang peranan sangat dominan. Fokus utama pengajaran
langsung adalah kemampuan akademik (academic achievment), metode
pengejaran kuliah dan demonstrasi merupakan bentuk strategi pengajran langsung.
b. Strategi Pembelajaran Dengan Diskusi
Diskusi adalah proses pengajaran melalui interaksi dalam kelompok. Setiap anggota
kelompok saling bertukar ide tentang suatu isu dengan tujuan untuk memecahkan
suatu masalah, menjawab suatu pertanyaan, menambah pengetahuan dan
pemahaman atau membuat suatu keputusan. Apabila proses diskusi melibatkan
seluruh anggota kelas, maka pengajaran dapat terjadi secara langsung dan bersifat
student center approcah. Dikatakan pengajaran langsung, oleh karena dosen
menentukan tujuan yang harus dicapai melalui diskusi, mengontrol aktivitas
mahasiswa serta menentukan fokus dan keberhasilan pengejaran. Sedangkan
dikatakan berpusat pada mahasisea dikarenakan sebagian besar input pengajaran
berasal darisiswa, mereka secara aktif akan meningkatkan belajar dan mahasiswa
dapat menentukan hasil diskusinya.
c. Strategi Pengejaran Kerja Kelompok Kecil
Mengorganisasikan mahasiswa dalam kelompok kecil merupakan strategi yang
banyak direkomendasikan oleh para pendidik. Strategi ini dpat dilakukan untuk
mengajarkan materi-maateri khusus. Strategi pengajaran kelompok kerja kecil
merupaka strategi pengajaran yang berpusat kepada mahasiswa karena mahasiswa
dituntut untuk memperoleh pengetahuan sendiri melalui bekerja secara bersama-
sama. Tuga dosen hanyalah memonitor apa yang dikerjakan siswa. Output yang
diharapka melalui strategi pengajaran kelompok kerja kecil adalah kemempuan
interaksi sosial, kemampuan akademin dan interaksi keduanya.
d. Strategi Pengajaran Cooperative Learning
Co-oprerative learning adalah strategi pengajaran yang menekankan kepada proses
kerjasama dalam suatu kelompok yang bisa terdiri dari 2-3 orang mahasiswa untuk
mempelajari suatu materi akademik yang spesifik sampai tuntas. Strategi
pengajaran Co-oprerative learning mahasiswa didosong untuk bekerjasama secara
maksimal sesuai dengan keadaan kelompoknya. Kerjasama dimaksudkan agar
setiap anggota kelompok harus saling membantu, karena penilaian akhir ditentukan
oleh keberhasilan kelompok.
e. Strategi Pengajaran Problem Solving
Mengajar memecahkan masalah berbeda dengan penggunaan pemecahan masalah
24
sebagai suatu strategi pengajaran. Mengajar memecahkan masalah adalah
mengajar bagaimana mahasiswa memecahkan suatu persoalan. Sedangkan strategi
pengajaran pemecahan masalah adalah tekhnik untuk membantu mahasiswa agar
memahami dan menguasai materu pengajaran denga menggunakan strategi
pemecahan masalah.
AETB Semarang menerapkan Sistem Kredit Semester (SKS) yang bobot belajarnya
dinyatakan dalam satuan kredit semester
a. Pengertian dan Penetapan SKS
Sistem Kredit Semester (SKS) adalah sistem pendidikan dimana beban studi
mahasiswa, bebean kerja dosen dan beban penyelenggaraan pendidikan dinyatakan
dalam satuan kredit semester. Penyelenggaraan pendidikan dengan memakai SKS
mengandung arti bahwa pendidikan dan kegiatan akademik lainnya dalam setiap
semester diselenggarakan dalam tiga kegiatan yaitu kegiatan tatap muka, kegiatan
terstruktur dan kegiatan mandiri. Satuan Kredit Semester adalah takaran
penghargaan terhadap pengalaman belajar yang diperoleh selama satu semester
melalui kegiatan terjadwal per minggu sebanyak 1 jam perkuliahan setara dengan 50
menit atau 2 jam praktikum, atau 4 jam kerja lapangan yang masing-masing diiringi
oleh 1-2 jam kegiatan terstruktur dan sekitar 1-2 jam kegiatan mandiri.
Sistem pemebelajaran pada Program Studi Diploma Tiga AETB Semarang dalam
mengunakan Sistem Kridit Semester (SKS). Sistem pembelajaran SKS mahasiswa
dituntuk untuk dapat dan mampu menyelesaian beban studi dalam satu semester.
Dalam SKS beban studi mahasiswa, beban kerja tenaga pengajar (dosen), pengalaman
belajar dan beban penyelenggaraan program dinyatakan dalam satuan kredit atas
dasar satuan waktu semester yang setara dengan 16-19 minggu kerja
Pada dasarnya tujuan penggunaan sistem kredit adalah sebagai berikut :
1. Memberikan kesempatan kepada mahasiswa yang cakap dan giat belajar
agar dapat menyelesaikan studi dalam waktu sesingkat-singkatnya.
24
b. Beban Studi dalam Satu Semester
Berdasarkan adanya perbedaan kemampuan mahasiswa satu dengan yang lain,
maka baik cara dan waktu untuk menyelesaikan beban studi maupun komposisi
kegiatan studi untuk memenuhi beban studi yang diwajibkan tidak harus sama bagi
setiap mahasiswa, meskipun mereka dalam jenjang pendidikan yang sama. Beban
studi maupun susunan kegiatan studi seorang mahasiswa dalam suatu semester tidak
perlu sama dengan mahasiswa lainnya. Dalam menentukan beban studi untuk satu
semester seorang mahasiswa perlu memperhatikan kemampuan dirinya yang dapat
dilihat dari hasil studinya (Indeks Prestasi) pada semester-semester sebelumnya.
Sistem pemebelajaran pada Program Studi Diploma Tiga AETB Semarang dalam
mengunakan Sistem Kridit Semester (SKS). Sistem pembelajaran SKS mahasiswa
dituntuk untuk dapat dan mampu menyelesaian beban studi dalam satu semester.
Dalam SKS beban studi mahasiswa, beban kerja tenaga pengajar (dosen), pengalaman
belajar dan beban penyelenggaraan program dinyatakan dalam satuan kredit atas
dasar satuan waktu semester yang setara dengan 16-19 minggu kerja
Pada dasarnya tujuan penggunaan sistem kredit adalah sebagai berikut :
1. Memberikan kesempatan kepada mahasiswa yang cakap dan giat belajar
agar dapat menyelesaikan studi dalam waktu sesingkat-singkatnya.
Dalam menentukan beban studi untuk satu semester seorang mahasiswa perlu
memperhatikan kemampuan dirinya yang dapat dilihat dari hasil studinya pada
semester-semester sebelumnya, yang diukur dengan indeks prestasi (IP). Ada dua
faktor yang diperlukan untuk menentukan beban pendidikan dalam satu semester,
yaitu rata-rata waktu kerja sehari dan kemampuan individu. Pada umumnya orang
bekerja rata-rata 6-8 jam sehari selama 6 hari berturut-turut. Akan tetapi seorang
mahasiswa dituntut untuk bekerja lebih dari rata-rata tersebut. Kalau seorang bekerja
normal rata-rata 6-8 jam pada siang hari dan 2 jam pada malam hari, maka ia
diperkirakan memiliki waktu 8-10 jam, sehingga beban pendidikan yang dapat diambil
oleh seorang mahasiswa berkisar antara 9-20 SKS atau rata-rata 16 SKS.
Dalam rangka evaluasi terhadap kegiatan dan kemajuan belajar mahasiswa Program
26
Studi Diploma Tiga AETB Semarang, dilakukan penilaian secara berkala yang
dilakukan memalui ujian mingguan atau bulaan (Quis) pada pertengahan semester
(Ujian Tengah Semester) dan pada akhir semester (Ujian Akhir Smester) dalam bentuk
ujian lisan atau tulisan. Setiap satu semester diselenggarakan dua kali ujian untuk
seluruh mata kuliah dalam program dengan persyaratan yang diatur tersendiri.
Evaluasi studi dilakukan pada tengah semester dan akhir semester serta evaluasi
akhir studi atau evaluasi tahap akhir. Ujian Tengah Semester dilaukan stelah
perkuliahan berlangsung minimal 7 kali pertemuan, dan Ujian Akhir Semester
dilakukan setelah minimal 14 kali pertemuan. Disamping evaluasi memalui metode
ujian juga dilakukan penilaian untuk membantu nilai ujian dengan pemberian tugas-
tugas, penilaian keaktifan dalam kegiatan diskusi, seminar dan laian-lain. Metode
penilaian dilakukan dengan mengacu kepada Keputusan Menteri Pendidikan Nasional
Republik Indonesia Nomor 232/U/2000 pasal 12 ayat (3).
2.3.3 Media Pembelajaran
Pengembangan program pemebelajaran handaknya memperhatikan hal-hal
berikut antara lain: (1) Penyusun program pembelajaran yang lebih menekankan pada
penguasaan, kecakapan, keterampilan bukan pada target waktu; (2) Memilih dan
mengembangkan program yang difokuskan pada peningkatan penguasaan
kacakapan, kererampilan, profesionalisme dankeahlian serta kompetensi di bidang
Ilmu Manajemen. Untuk megenbangkan program pembelajaran di Program Studi
Diploma Tiga AETB Semarang, maka pendekatan dan metode pembelajaran yang
dapat digunakan adalah kombinasi dari berbagai metode-metode pembelajran antara
lain: pembelajaran kooperatif, pembelajaran langsung, pemebelajaran simulasi,
pemebelajaran praktek, pemebelajaran dilapangan, metode espositori, metode
kegiatan-kegiatan kelompok.
Keberhasilan dari program pemebalajaran tidak hanya bergantung dari metode
pembelajaran, tetapi juga dipengaruhi oleh media pembelajaran yang digunakan.
Media utama yang diguanakan dan menjadi alat pembelajaran di Program Studi
Diploma Tiga AETB Semarang adalah ruang perkuliahan yang kondusif dilengkapi
dengan faslitas AC dan disertai dengan papan white board, OHP, LCD serta
seperangkat laptop untuk kebutuhan perkuliahan. Disampig itu Program Studi Diploma
Tiga AETB Semarang untuk menambah kemampuan praktis, proses perkuliahan juga
akan diadakan di laboratorium, menggunakan media komputer untuk beberapa
konsep terapan dan aplikatif yang tersedia di Laboratorium Bahasa, Laboratorium
terpadu untuk berbagai pendalaman keahlian. Program Studi Diploma Tiga AETB
Semarang juga akan menggunakan tenaga pengajar yang kompeten, tidak saja
26
pengajar dari Program Studi Diploma Tiga AETB Semarang, tetapi juga dosen tamu
yang diundang dari berbagai perguruan tinggi swasta dan negeri favorit di Jawa Timur
dan nasional. Tidak hanya itu, proses pembelajaran juga akan didukung oleh tenaga
profesional yang akan melayani mahasiswa dalam segala urusan yang berkaitan
dengan proses akademik.
2.3.4 Sistem Evaluasi
Sistem evaluasi pada Program Studi Diploma Tiga AETB Semarang dilakukan
dalam bentuk 3 (tiga) jenis evaluasi yaitu (a) evaluasi masukan, dilikukan untuk
mengukur dan menilai calon mahasiswa; (b) evaluasi proses, untuk memperbaiki
penyelenggaraan pendidikan, meliputi sistem administrasi dan kurikulum; (c) evaluasi
lulusan, untuk melihat tingkat keterserapan lulusan pada sekolah-sekolah dasar baik
negeri maupun swasta.
2.3.4.1Evaluasi masukan
Evaluasi masukan dilakukan pada pendaftaran mahasiswa baru guna melihat
perkembangan prestasi mahasiswa dikaitkan dengan cutting score tes penerimaan
dan jumlah pendaftar. Target utama Program Studi Diploma Tiga AETB Semarang
bukan hanya pada aspek kwantitas mahasiswa tetapi pada juga lebih diprioritaskan
aspek kualitas, sehingga calon mahasiswa yang dicari adalah yang memiliki prestasi
studi yang baik dan dianggap mampu menempuh dan menyelesaikan proses
perkuliahan sesuai denganwaktu yang telah ditentukan.
Calon mahasiswa Program Studi Diploma Tiga AETB Semarang eksternal bisa
berasal dari pegawai yang sedang ditugas belajarkan atau izin belajarn oleh lembaga
tempat kerjanya (baik instansi pemerintah maupun swasta), maupun bagi mereka
yang baru lulus SMU/SMK dan bermaksud meneruskan pendidikannya ke jenjang
pendidikan lebih tinggi.
28