Anda di halaman 1dari 4

Indonesia negeri diatas Ring of Fire

Oleh
Aang F Alfarizky
Tim Rekonstruksi Pasca Gempa Urbane-Seputar Indonesia

Gempa bumi atau seringkali disebut gempa (saja) yang secara khusus dipelajari dalam ilmu
Seismologi (Greek; seismos, “to shake”), adalah sebuah fenomena gerakan/goyangan
permukaan Bumi yang muncul secara tiba-tiba, bersifat sementara (transient).

Goyangan permukaan bumi ini, menurut


TEORI TEKTONIK LEMPENG diakibatkan
pergeseran dan pergesekan lapisan
batuan bumi (Crust). Lapisan batuan ini
menyimpan Energi, yang biasanya
diproduksi oleh tegangan akibat
pergerakan tektonik batuan, bila secara
tiba-tiba dilepaskan (suddenly releases)
akibat leleh di daerah Patahan (Fault)
atau terjadi retakan (Fracture) maka,
terjadilah Gempa. Pelepasan Energi ini
ditransmisikan ke permukaan melalui
gelombang, gelombang ini dinamakan
dengan Gelombang Seismik (seismic waves).

Bahasa Arab menyebut Gempabumi dengan istilah ZALZALAH yang bermakana


goncangan/goyangan ke kanan-kiri, ke muka-kebelakang, (kesegala arah) secara bolak-balik
atau berulang-ulang.

Sekitar 90% dari gempa bumi yang terjadi dan 81% dari gempa bumi terbesar terjadi di
sepanjang Cincin Api ini. Daerah gempa berikutnya (5–6% dari seluruh gempa dan 17% dari
gempa terbesar) adalah sabuk Alpide yang membentang dari Jawa ke Sumatra, Himalaya,
Mediterania hingga ke Atlantika. Berikutnya adalah Mid-Atlantic Ridge.

Daerah yang sering mengalami gempa bumi dan letusan gunung berapi yang mengelilingi
cekungan Samudra Pasifik. Daerah ini berbentuk seperti tapal kuda dan mencakup wilayah
sepanjang 40.000 km. Daerah ini juga sering disebut sebagai sabuk gempa Pasifik daerah ini
sering disebut sebagai Cincin Api Pasifik atau Lingkaran Api Pasifik (Ring of Fire)
Wilayah yang masuk Cincin Api Pasifik atau Lingkaran Api Pasifik

Di dunia ini, berdasarkan hasil pencatatan tentang gempa-gempa tektonik yang terjadi,
terdapat 3 (tiga) Jalur Gempa Bumi, dimana Indonesia dilalui oleh 2 (dua) jalur tersebut.

a. Jalur Sirkum Pasific ( Circum Pacific Belt )


Antara lain melalui daerah-daerah Chili, Equador, Caribia, Amerika Tengah,
Mexico, California, Columbia, Alaska, Jepang, Taiwan, Philipina, Indonesia
(Sulawesi Utara, Irian), Selandia Baru dan negara-negara Polinesia.

b. Jalur Trans Asia ( Trans Asiatic Belt )


Antara lain melalui daerah-daerah Azores, Mediterania, Maroko, Portugal,
Italia, Rumania, Turki, Irak, Iran, Afganistan, Himalaya, Myanmar, Indonesia
(Bukit Barisan, Lepas pantai selatan P. Jawa, Kep. Sunda Kecil, Maluku).

c. Jalur Laut Atlantic ( Mid-Atlantic Oceanic Belt )


Antara lain melalui Splitbergen, Iceland dan Atlantik Selatan.
Berdasarkan SNI-03- 1726-2002 (revisi) tentang “Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa
untuk Rumah dan Gedung”, untuk percepatan puncak pada batuan dasar perioda ulang 500
tahun, indonesia dibagi menjadi 6 wilayah gempa seperti dalam gambar berikut ini;

Percepatan puncak pada batuan dasar perioda ulang 500 tahun di indonesia

Sebagaimana dapat dilihat dalam gambar diatas, nilai maksimum percepatan gempa periode
ulang 500 tahunan pada batuan dasar di wilayah indonesia adalah 0,3g (warna merah) dan
minimum 0,03g (warna putih), 1g adalah rata-rata percepatan gravitasi bumi. Dari gambar ditas
dapat dilihat mayoritas wilayah indonesia, kecuali sebagian pulau kalimantan, kepulauan riau
dan bangka belitung sisanya merupakan wilayah yang rawan terhadap gempa.

Indonesia selain terletak di jalur lingkaran gunung api, juga dikepung oleh lempeng Eurasia,
lempeng Indo-Australia, dan lempeng Pasifik. Sewaktu-waktu lempeng itu sangat mungkin
bergeser patah hingga menimbulkan gempa bumi. Jika tumbukan terjadi antar lempeng
tektonik dapat menghasilkan tsunami, seperti di Aceh dan Sumatera Utara. Direktorat
Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (DVMBG), Departemen ESDM, menyebutkan,
setidaknya ada 28 wilayah di Indonesia yang dinyatakan rawan gempa dan tsunami. Daerah-
daerah itu di antaranya NAD, Sumatra Utara, Sumatra Barat, Bengkulu, Lampung, Banten,
Jateng dan DIY bagian Selatan, Jatim bagian Selatan, Bali, NTB, NTT, Sulut, Sulteng, Sulsel,
Maluku Utara, Maluku Selatan, Biak, Yapen dan Fak-Fak di Papua, serta Balikpapan Kaltim.
Berikut ini adalah beberapa daftar peristiwa gempa besar di Indonesia pasca tahun 2000 an ;
 28 November 2009, Gempa berkekutan 6.2SR, terjadi pada kedalaman 30 Km, pos -
10.84 118.96, atau 195 km BaratDaya WAINGAPU-NTT pada 13:04 wib
 09 November 2009, Gempa tektonik 6.7SR terjadi pada pukul 02:41 wib, di kedalaman
25 Km, pos -8.24 118.65, atau 28 km BaratLaut RABA-NTB Hingga Senin pukul 10.40
Wita, sekitar 30 orang warga ditemukan luka berat akibat gempa.
 24 Oktober 2009, pukul 21:40 wib 7.3SR, kedalaman 165 Km, pos -6.23 130.60, atau 209
km BaratLaut SAUMLAKI-MALUKU
 30 September 2009, Gempa bumi Sumatera Barat merupakan gempa tektonik yang dari
pergeseran patahan Semangko, gempa berkekuatan 7,6 Skala Richter (BMG Indonesia)
atau 7,9 Skala Richter (BMG Amerika) mengguncang Padang-Pariaman’ Menyebabkan
sedikitnya 1.100 orang tewas dan ribuan terperangkap reruntuhan bangunan.
 2 September 2009, Gempa Tektonik 7,3 Skala Richter mengguncang Tasikmalaya,
Indonesia. Gempa ini terasa hingga Jakarta dan Bali, berpotensi tsunami. Korban jiwa
masih belum diketahui jumlah pastinya karena terjadi Tanah longsor sehingga
pengevakuasian warga terhambat.
 3 Januari 2009 - Gempa bumi berkekuatan 7,6 Skala Richter di Papua.
 12 September 2007 - Gempa Bengkulu dengan kekuatan gempa 7,9 Skala Richter
 6 Maret 2007 - Gempa bumi tektonik mengguncang provinsi Sumatera Barat, Indonesia.
Laporan terakhir menyatakan 79 orang tewas.
 27 Mei 2006 - Gempa bumi tektonik kuat yang mengguncang Daerah Istimewa
Yogyakarta dan Jawa Tengah pada 27 Mei 2006 kurang lebih pukul 05.55 WIB selama 57
detik. Gempa bumi tersebut berkekuatan 5,9 pada skala Richter. United States
Geological Survey melaporkan 6,2 pada skala Richter; lebih dari 6.000 orang tewas, dan
lebih dari 300.000 keluarga kehilangan tempat tinggal.
 26 Desember 2004 - Gempa bumi dahsyat berkekuatan 9,0 skala Richter mengguncang
Aceh dan Sumatera Utara sekaligus menimbulkan gelombang tsunami di samudera
Hindia. Bencana alam ini telah merenggut lebih dari 220.000 jiwa.

Mengingat begitu fakta-fakta diatas, mungkin inilah saatnya, kita memulihkan kesadaran sangat
pentingnya belajar tentang bencana alam, khususnya tentang gempa dimana negeri kita berada
di jalur gempa dan gunung api, Cincin Api Pasifik. Selain belajar secara ilmiah (sains dan
teknologi) kita juga perlu kembali belajar dari kearifan lokal tentang berbagai bencana alam,
termasuk gempa. Inilah saatnya di sekolah-sekolah, sejak dini, dimulai diajarkan ilmu yang
berkaitan langsung dengan kemungkinan terjadinya bencana alam khususnya gempa bumi,
serta apa yang seharusnya dilakukan jika bencana alam terjadi. Sehingga kita yang hidup di atas
permukaan yang rawan bergoyang dapat lebih siap dalam menghadapi peristiwa-peristiwa
alam ini.

Anda mungkin juga menyukai