Anda di halaman 1dari 6

Administrasi, Perencanaan, Pembangunan, dan Perencanaan Pembangunan…

Pengertian administrasi masih merupakan suatu penertian yang belum tegas dan uniform diantara para
sarjana dan hingga saat ini masih ramai didiskusikan. Dalam perkataan bahasa Inggris “administer”
adalah kombinasi kata-kata bahasa Latin ad + ministrare, yang berarti “to serve”, melayani. Kamus
mengatakan bahwa “to administer” adalah “to manage” atau “to direct”, dan menekankan persoalan
abadi dari kehidupan sosial mengenai bagaimana menjaga agar para penyelenggara tetap ditempatnya,
sambil memberikan kepada mereka kekuasaan yang diperlukan untuk melakukan tugas-tugas yang
diberikan kepada mereka.

Pengertian administrasi dalam arti luas adalah keseluruhan proses kerjasama antara dua orang manusia
atau lebih yang didasarkan atas rasionalitas tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Pengertian administrasi dalam arti sempit adalah tata usaha

a. Menurut Prof. Prajudi Atmosudirdjo, tata usaha merupakan pekerjaan pengendalian data dan
informasi.

b. Menurut The Liang Gie, tata usaha merupakan segenap rangkaian aktivitas menghimpun, mencatat,
mengolah, mengganda, mengirim, dan menyimpan keterangan-keterangan yang diperlukan dalam
setiap organisasi.

Perencanaan dapat didefinisikan sebagai “keseluruhan proses pemikiran dan penentuan secara matang
daripada hal-hal yang akan dikerjakan dimasa yang akan datang dalam rangka pencapaian tujuan yang
telah ditentukan”. Ciri-ciri suatu perencanaan yang baik adalah :

1. Rencana harus mempermudah tercapainya tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.

2. Rencana harus dibuat oleh orang-orang yang sungguh-sungguh memahami tujuan organisasi.

3. Rencana harus dibuat oleh orang-orang yang sungguh-sungguh mendalami teknik-teknik


perencanaan.

4. Rencana harus disertai oleh suatu perincian yang teliti.

5. Rencana tidak boleh terlepas sama sekali dari pemikiran pelaksanaan.

6. Rencana harus bersifat sederhana.

7. Rencana harus luwes.

8. Di dalam rencana terdapat tempat pengambilan risiko.

9. Rencana harus bersifat praktis (pragmatis).


10. Rencana harus merupakan “forecasting”.

Pembangunan didefinisikan sebagai “suatu usaha atau rangkaian usaha pertumbuhan dan perubahan
yang berencana yang dilakukan secara sadar oleh suatu bangsa, negara, dan pemerintah, menuju
modernitas dalam rangka pembinaan bangsa”.

Perencanaan pembangunan adalah suatu pengarahan penggunaan sumber-sumber pembangunan


(termasuk sumber-sumber ekonomi) yang terbatas adanya, untuk mencapai tujuan-tujuan keadaan
sosial ekonomi yang lebih baik secara lebih efisien dan efektif. Menurut Albert Waterson perencanaan
pembangunan adalah “melihat ke depan dengan mengambil pilihan berbagai alternatif dari kegiatan
untuk mencapai tujuan masa depan tersebut dengan terus mengikuti agar supaya pelaksanaanya tidak
menyimpang dari tujuan”.

A. Perencanaan Pembangunan di Negara-Negara Berkembang

Umumnya perencanaan pembangunan yang sering dilakukan oleh negara-negara berkembang adalah :

1. Perencanaan proyek demi proyek.

2. Perencanaan sektoral. Perencanaan kebijaksanan dan kegiatan usaha untuk perkembangan suatu
sektor kegiatan ekonomi tertentu.

3. Perencanaan investasi menyeluruh sektor publik.

4. Perencanaan komprehensif meliputi sektor pemerintah dan sektor masyarakat.

C. Ciri-Ciri dan Tujuan Perencanaan Pembangunan di Negara-Negara Berkembang

Ciri suatu perencanaan pembangunan yang bersifat usaha pencapaian tujuan-tujuan pembangunan
biasanya berkait pula dengan peranan pemerintah sebagai pendorong pembangunan. Adapun ciri-ciri
dan tujuan perencanaan pembangunan adalah :

• Usaha yang dicerminkan dalam rencana tersebut untuk mencapai perkembangan sosial ekonomi yang
tetap.

• Usaha yang dicerminkan dalam rencana tersebut untuk meningkatkan pendapatan per kapita.

• Usaha untuk mengadakan perubahan struktur ekonomi.

• Perluasan kesempatan kerja.

• Usaha pemerataan pembangunan.


• Usaha pembinaan lembaga-lembaga ekonomi masyarakat yang lebih menunjang kegiatan-kegiatan
pembangunan.

• Usaha sedemikian rupa supaya kemampuan membangun secara bertahap lebih didasarkan kepada
kemampuan nasional.

• Terdapatnya usaha secara terus menerus menjaga stabilitas ekonomi.

Administrasi dalam Proses Pembangunan di Indonesia

Proses adalah suatu rangkaian kegiatan yang berlangsung terus menerus. Dalam hubungannya dengan
pembangunan, harapan yang tersimpul dalam proses itu adalah bahwa tidak akan ada akhir dari proses
tersebut.

Dalam proses pembangunan di Indonesia selalu terdiri dari fase-fase yang berdiri sendiri dan dibuat
menurut berbagai kategori : satu jangka waktu tertentu (misalnya REPELITA), jumlah biaya tertentu,
jumlah hasil tertentu, jumlah tenaga tertentu.

A. Pola Tata Negara Republik Indonesia Berdasarkan UUD 1945

Sistem politik negara Republik Indonesia berpangkal kepada rakyat, yang mempunyai kedaulatan, yang
dalam pelaksanaannya dilakukan oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) (Pasal 1 ayat (2) UUD
1945).

Fungsi “rulemaking” (legislatif) di tingkat pusat dapat ditahapkan ke dalam empat tingkat kebijaksanaan,
yaitu :

1. Tingkat penentuan kebijaksanaan nasional, yang dilakukan oleh MPR yang hasilnya berupa ketetapan-
ketetapan dan keputusan-keputusan MPR.

2. Tingkat penentuan kebijaksanaan umum, yang hasilnya dapat berbentuk Undang-Undang, Peraturan
Pemerintah, Keputusan dan Instruksi Presiden

3. Tingkat penentuan kebijaksanaan khusus, yang terletak pada wewenang Menteri yang dapat berupa
Peraturan Menteri, Keputusan Menteri atau Instruksi Menteri dalam masing-masing bidang kekhususan
yang dipertanggung jawabkan kepadanya.

4. Tingkat penentuan kebijaksanaan teknis, yang pada umumnya terletak pada lembaga non-
departemen, Direktoral Jenderal, hasilnya berupa Peraturan, Keputusan/Instruksi pimpinan lembaga
non-departemen/Direktoral Jenderal dalam masing-masing sektor pemerintahan yang dipertanggung
jawabkan kepadanya.
Fungsi legislatif di daerah dikenal dua macam, yaitu :

1. Kebijaksanaan pelaksanaan Pemerintah Pusat di Daerah yang terletak pada


Gubernur/Bupati/Walikotamadya.

2. Kebijaksanaan Pemerintahan Daerah (otonom), yang terletak pada Kepala Daerah dengan
persetujuan DPRD.

B. Sistem Pemerintahan di Indonesia

Sistem Pemerintahan Indonesia didasarkan pada dua macam azas, yakni :

1. Azas keahlian

Bahwa Pemerintah (Presiden) dibantu oleh Menteri-Menteri yang ahli dibidangnya masing-masing yang
membawahi departemen-departemen. Tiap-tiap departemen menempatkan pegawai-pegawai yang ahli
dalam kesatuan kerja.

2. Azas kedaerahan

Azas kedaerahan mengandung dua macam prinsip pemerintahan :

a. Dekonsentrasi yaitu pelimpahan kekuasaan dari alat kelengkapan negara tingkatan lebih atas kepada
bawahannya.

b. Desentralisasi Politik, yaitu pelimpahan kekuasaan perundangan dan pemerintahan kepada daerah-
daerah otonom di dalam lingkungannya.

C. Organisasi dan Manajemen Pemerintahan Daerah

Berdasarkan pasal 13 ayat 1 UU No. 5 Tahun 1974 dalam tiap-tiap organisasi Pemerintahan Daerah
terdapat Kepala Daerah dan DPRD, yang merupakan Pemerintah Daerah. Akan tetapi dalam
menyelenggarakan Pemerintah Daerah dibentuk pula Sekretariat Daerah dan Dinas-Dinas daerah (Pasal
13 ayat 2).

Baik tidaknya suatu manajemen Pemerintahan Daerah tergantung banyak kepada pimpinan Daerah itu,
yaitu terutama kepada Kepala Daerah, selaku manajer Daerah yang bersangkutan. Sukses tidaknya suatu
pembangunan di Daerah dalam segala bidang, sangat bergantung kepada kecakapan, kewibawaan, dan
kelincahan pemimpinnya yaitu Kepala Daerah.

D. Peranan dan Fungsi Pemerintah dalam Pelaksanaan Pembangunan Nasional


Tujuan dari pembangunan adalah mewujudkan kebahagiaan merata lahir batin rakyat baik dalam bidang
politik, ekonomi, sosial, dan kebudayaan. Untuk merealisir program pembangunan, diperlukan suatu
aparatur pemerintahan yang dikenal dengan birokrasi dalam arti positif.

Peranan dan fungsi pemerintah dalam pembangunan nasional yaitu untuk mencegah/mengurangi
timbulnya konflik yang ada dalam masyarakat, memenuhi segala kebutuhan masyarakat, memelihara
ketertiban dan ketenangan, sebagai pertahanan dan keamanan, memelihara hubungan baik dengan
negara lain (yang sederajat, berdaulat, dan merdeka), sebagai stabilitator (baik dibidang politik,
ekonomi, dan sosial budaya), sebagai innovator (dari segi administrasi pembangunan berarti penemuan
baru dalam cara-cara kerja, metode baru, sistem baru, dan cara berpikir baru).

E. Aspek-Aspek Politik, Ekonomi, dan Sosial Budaya yang Berpengaruh Terhadap Administrasi
Pembangunan

Aspek politik yang berpengaruh yaitu pancasila sebagai filsafat hidup yang menjadi dasar dan arah
tujuan dari administrasi pembangunan, komitmen dari para elite kekuasaan yang berpengaruh terhadap
stabilitas politik dan keamanan dalam negeri, kematangan dari partai-partai politik, hubungan baik
antara kaum politik dengan birokrasi, hubungan baik dengan negara-negara lain.

Aspek ekonomi yang berpengaruh yaitu uang sebagai imbalan. Jadi pekerjaan dianggap sebagai suatu
barang dagangan dan harganya adalah upah yang diberikan kepada pekerja itu. Adanya kebebasan
untuk memilih sesuatu juga berpengaruh, produktivitas yang tinggi.

Di dalam kehidupan masyarakat Indonesia, terdapat nilai-nilai sosial yang mengatur kehidupan para
warganya. Oleh karena itu para administrator pembangunan harus mampu menganalisa nilai-nilai sosial
mana yang perlu dikembangkan sehingga proses pembangunan dapat berjalan lancar, dan nilai-nilai
sosial mana yang harus diganti yang menghambat proses pembangunan.

F. Pengalaman Perencanaan Pembangunan di Indonesia Pada Umumnya

Usaha-usaha perencanaan pembangunan dilakukan di Indonesia dimulai sejak tahun 1947. Pada tanggal
12 April 1947 dibentuk badan bernama Panitia Pemikir Siasat Ekonomi yang diketuai M. Hatta yang telah
berhasil merumuskan “Dasar Pokok Daripada Plan Mengatur Ekonomi Indonesia”. Juga pada bulan Juli
tahun1947 terdapat rencana yaitu Plan Produksi Tiga Tahun RI dipimpin oleh I. J. Kasimo yang ditujukan
pada bidang pertanian, peternakan, industri, dan kehutanan. Sejak tahun 1952 dimulai usaha-usaha
suatu perencanaan dengan dibentuk Biro Perancang Negara yang diprakarsai oleh Sumitro
Djojohadikusumo yang berhasil menyusun suatu Rencana Pembangunan Lima Tahun 1956-1960. Pada
tahun 1957 dibentuk DEPERNAS yang diketuai Muhammad Yamin yang berhasil menyusun Rencana
Pembangunan Nasional Semesta Berencana (RPNSB) 1961-1969. Baru setelah lahirnya Orde Baru dan
setelah selama dua tahun dari Oktober 1966 secara mantap dilakukan kebijaksanaan stabilitas ekonomi
dan politik maka disusunlah oleh Bappenas dibawah pimpinan Widjojo Nitisastro yaitu Rencana
Pembangunan Lima Tahun Pertama (Repelita I) dimulai dari 1 April 1969, diikuti Repelita II pada tanggal
1 April 1974.

A. Simpulan

Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa proses pembangunan di Indonesia dapat
berhasil dengan baik bila sistem administrasi itu baik, sehat, dan tepat. Juga untuk melaksanakan
program pembangunan dengan sebaik-baiknya diperlukan suatu aparatur pemerintahan yang efektif
dan efisien. Dalam proses pembangunan, peyempurnaan administrasi merupakan syarat yang mutlak
yang tidak dapat terelakkan. Tujuan perbaikan administrasi Pemerintah ialah tercapainya efisiensi dan
efektivitas dalam bidang organisasi, prosedur, dan personil, sehingga aparatur dan administrasi
Pemerintah mampu melaksanakan rencana-rencana dan program-program yang telah disusun.

Bahwa dalam masa pembangunan ini, pendekatan administrasi pembangunan adalah yang paling
sesuai, oleh karena dengan pendekatan ini, diusahakan penyempurnaan administrasi, yang diperlukan
untuk menyelenggarakan dan mendorong kegairahan pembangunan, jadi diperoleh administrasi yang
berorientasi kepada pembangunan (development oriented).

B. Saran

Dalam suatu proses pembangunan bila ingin tercapainya tujuan pembanguanan yang telah
direncanakan harus diperbaiki dulu manajemen pembangunannya terlebih dahulu yaitu dalam bidang
Sumber Daya Manusia yang mencakup perubahan kultur atau kebudayaan yang nilai-nilai sosialnya
harus mendukung proses pembangunan, juga dalam hal peningkatan kapasitas, yang mampu
menyesuaikan diri dengan berbagai perubahan dalam hal ini proses pembangunan dengan cara
peningkatan ilmu pengetahuan, skill. Juga harus diperbaiki yaitu sistem yang ada yang mencakup
perencanaan tersebut, budgeting. Serta peraturan dan perundangan yang berlaku jangan sampai
menghambat proses pembangunan yang sedang terjadi justru harus sebagai faktor pendukung.

Anda mungkin juga menyukai