TRACHEITIS
A. DEFINISI
Laringitis adalah suatu radang laring yang disebabkan terutama oleh virus
dan dapat pula disebabkan oleh bakteri. Berdasarkan onset dan perjalanannya,
laringitis dibedakan menjadi laringitis akut dan kronis. Laringitis akut merupakan
radang laring yang berlangsung kurang dari 3 minggu. Proses peradangan pada
laring seringkali juga melibatkan seluruh saluran nafas baik hidung, sinus, faring,
trakea dan bronkus. (Kris, 2008)
(http://bestpractice.bmj.com/bestpractice/monograph/845/ aetiology.html)
Page | 1
B. SINONIM
Infectious Laringotracheitis
(Sudarisman, 2003)
C. ETIOLOGI
Page | 2
dapat disebabkan virus influenza (tipe A dan B), parainfluenza (tipe 1, 2, 3),
rhinovirus dan adenovirus (Kris, 2008).
Page | 3
Page | 4
2. Tracheitis
E. PATOGENESIS
Page | 5
( Subronto, 2003.)
Keradangan
Dyspnea inspiratorik Kebengkakan
F. DISTRIBUSI
Page | 6
Eropa pertama kali kejadiannya di Inggris dan dilaporkan pada tahun 1958. Di
Australia pertama kali dilaporkan pada tahun 1962 dengan gejala encephalitis
pada anak sapi dan di Selandia Baru pada tahun 1959. Di Afrika, pada tahun
1961 dengan gejala kemajiran. Di Amerika Selatan, tahun 1972, berupa kejadian
abortus dan ocular carcinoma pada sapi di Argentina. Sedangkan di Benua Asia
laporan kejadian baru ada pada tahun 1972, yaitu di Jepang, tahun 1973 di Korea
dan tahun 1974 di Iran. Pada tabel 1 menunjukkan beberapa negara yang
memperlihatkan angka prevalensi IBR pada tahun-tahun terakhir ini. Hal ini
menunjukkan bahwasanya penyakit IBR tidak selalu sulit ditanggulangi,
walaupun hal ini perlu strategi dalam usaha penanggulangan tersebut.
(Sudarisman, 2002)
Tabel 2. Hasil serum netralisasi test (SNT) IBR berbagai jenis sapi dan kerbau
Page | 7
(Sudarisman, l993)
Page | 8
G. DIAGNOSA
Page | 9
H. PENCEGAHAN
Dilakukan pengujian kesehatan atas laring dan trachea pada semua
ternak baru sebelum digabungkan dengan ternak yang lama
Sanitasi kandang dan menstabilkan temperature serta kelembaban
guna mengurangi factor predisposisi.
Pisahkan semua ternak baru kurang lebih 30 hari, dan dilakukan re-
examine sebelum kontak dengan ternak yang lama. Hal ini mampu
mengurangi resiko penularan penyakit.
Menggunakan vaksin untuk mencegah terjangkitnya tracheitis oleh
agen virus sesuai petunjuk pemakaian.
Penggunaan antibiotic pada kasus tracheitis dan laryngitis yang belum
diketahui pasti agen penyebabnya untuk meminimallisir infeksi
sekunder. (Schipper, 1998)
I. TERAPI
Kebanyakan dari infeksi virus yang umum pada laring dan trakea akan
dapat sembuh secara spontan jika hewan yang terkena diistirahatkan, tidak
dipekerjakan, dan tidak dipaparkan pada cuaca yang tidak baik dan makanan
yang berdebu. Komplikasi dari serangan sekunder dari bakteri harus diketahui
dan diberi dengan anti agen bacterial yang sesuai. Infeksi bacterial dapat
menghasilkan keradangan dengan nekrosis dan lesi granulomatosa, dan harus
ditanggulangi dengan antibioitk atau sufonamida.
1. Simple laryngitis
Page | 11
Camphor 30 gram
2. Edematous laryngitis
3. Croupous laryngitis
Page | 12
DAFTAR PUSTAKA
Gibbons W.J., D.V.M., M.S. 1963. Disease Of Cattle A Text and Reference
Work. California : American Veterinary Publications,Inc.
Jubb, K. V. F., et al. 1961. Pathology of Domestic Animal 3rd Edition Volume 2.
New York : Academic Press, INC.
Runnells, R.A. 1956. Animal Pathology. Iowa : The Iowa State College Press.
Page | 13