Anda di halaman 1dari 1

Wajah Desa Kami dalam World Cup 2010

Al Barokah 11 Juni 2010- bermodal sebuah LCD proyektor dari Serikat Paguyuban
Petani Qoryah Thoyyibah (SPPQT), MCT (Multy purpose Community Telecenter) Al-Barokah
menggelar agenda nonton bareng Piala Dunia 2010.
Acara no-bar (nonton bareng) tersebut bertajuk, “Mewujudkan Desa bertekhnologi
dengan MCT”. Lokasi acara Bertempat di sebuah kedai kopi kecil milik Sutrisno (27 Tahun)
tepatnya di pelataran surau Al-Huda Ketapang, Kabupaten Semarang.
Sekilas, beberapa pemuda dan orang tua (mayoritas petani), tampak khusyu’ menikmati
siaran world Cup 2010. Maklum, acara sejenis bisa jadi adalah yang pertamakali mereka lihat.
Bisa menonton piala dunia dengan ukuran besar.
Riuh rendah histeris penonton terus menderu hingga pertandingan selesai. Jika di
amati, Mata penonton seperti terhipnotis mengikuti gerakan bola di layar LCD. Kebetulan,
malam itu pertandingan perebutan juara 3 dan 4 yang mempertemukan Antara Uruguay Vs
German. “Jagoku kalah!”, umpat salah seorang supporter yang tim unggulannya kalah.
Tayangan sepak bola telah merubah wajah desa kami, yang biasanya sekitar jam 9 sepi
menjadi ramai. Sementara itu, Pardi (50 th), seorang penonton mengatakan, “Kulo sedanten
seneng enten acara kados niki (nonton bareng). Ora mung menang atau kalah. Sing luweh
penting niku saget kumpul dan guyub”. (AB)
11 Juni 2010, pukul 00.30

Anda mungkin juga menyukai