PENDAHULUAN
Latar Belakang
Gizi olahraga merupakan bagian dari latihan (exercise). Gizi merupakan komponen
penting dalam program latihan olahraga. Gizi olahraga adalah study multidisiplin yang
menggabungkan fisiologi latihan fisik, biokimia, fisiologi terapan, dan biologi molekuler. Gizi
adalah ilmu tentang makanan dan hubungannya dengan kesehatan dan aktifitas fisik.
Secara mendasar kebutuhan gizi atlet dan non atlet secara mendasar tidak ada perbedaan,
yang berbeda hanya dalam ukuran kuantitas asupan. Keadaan tersebut wajar karena atlet adalah
kelompok orang yang harus mengerahkan kemampuan fisiknya secara maksimal selama latihan
maupun pertandingan atau perlombaan.
a) Beberapa pertimbangan yang harus dilakukan dalam penyajian gizi atlet adalah sebagai
berikut: Bagi atlet yang memerlukan energi tinggi, makanannya perlu dibagi dalam
beberapa porsi dan disantap beberapa kali,termasuk snack yang diberikan.
b) Bagi atlet yang vegetarian atau yang berasal dari golongan ekonomi rendah, para pelaku
penurunan berat badan tanpa supervisi, tata gizinya perlu diperhatikan agar tetap
seimbang.
c) Suplemen vitamin dan mineral tambahan tidak diperlukan bila tidak diperlukan bila tidak
terjadi difisiensi, karena suplemen vitamin dan mineral berlebihan tidak memberikan
keuntungan, malah membahayakan.
d) Atlet mempunyai kebutuhan cairan lebih tinggi dari pada non atlet, tetapi tidak
memerlukan pemberian garam atau elektrolit ekstra.
Dengan demikian dengan pemahaman tersebut diatas, pengertian gizi olahraga yang tepat
adalah mengkonsumsi makan dan cairan dalam jumlah memadai, bertujuan untuk memperoleh
penampilan olahraga dan latihan yang baik, dan perlu memperhatikan tentang:
a) Tata gizi seimbang
b) Status gizi atlet
c) Dehidrasi karena olahraga dan pemulihannya
d) Kebutuhan energi pada macam- macam cabang olahraga
1
BAB II
PEMBAHASAN
Frekuensi makan
Atlet sering memerlukan bantuan untuk memenuhi kebutuhan tata-gizi energi tinggi,
dengan kandungan lemak rendahdan CHO tinggi, oleh karena tata-gizi demikian memerlukan
konsumsi volume makanan yang besar, karena volume makanan yang besar termaksud dapat
menjadi masalah bila kebutuhan kalori telah mencapai lebih dari 3000 kcal/hari. Perlu
dipahami bahwa jumlah CHO tinggi sangat mengenyangkan, oleh karena itu makannya hurus
dibagi dalam beberapa porsi dan beberapa kali, diselingi dengan makan snack yang sering.
Persoalan yang sering muncul adalah ketika atlet terlibat jadwal latihan berat, waktunya
untuk menyantap dan mencernakannya terbatas karena mereka sering mencari makanan kecil
atau makanan lain yang disukainya dan mudah didapat. Pilihan ternyata sering jatuh kepada
makanan dengan nilai energi tinggi tetapi rendah nilai gizinya, misal minuman ringan, coklat,
eskrim, cake, dan makanan-makanan siap saji lainnya. Bila atlet menggunakan makanan-
makanan tersebut sebagai kebutuhan sehari-hari dalam jumlah besar, maka dalam jangka
panjang berisiko untuk terjadinya kekurangan gizi.
4
Indonesia pada umumnya belum memungkinkan terjadinya budaya pola makanan yang
demikian.
Walaupun pada umumnya asupan daya (energi) Atlet lebih tinggi dari pada non Atlet,
tetapi terdapat laporan yang menyatakan telah terjadi asupan mikronutrien yang sub- optimal
pada kelompok Atlet. Atlet endurance adalah salah satunya yang paling potensial menderita
defisiensi mikronutrien disebabkan oleh karena tuntutan- tuntutan yang sangat meletihkan dari
latihan dan kompetisi mereka. Asupan rendah dari zat besi, golongan vitamin B, Zn dan CA
adalah hal yang paling sering dilaporkan. Barr (1987) menulis review komprehensif tentang
asupan gizi atlet wanita. Kesimpulannya adalah bahwa beberapa saat ini mempunyai asupan
energi yang tidak mencukupi tuntutan tingkat aktivitasnya.
Menilai Status Nutrisi
Untuk mengetahui atlet mendapatkan status gizi yang dapat memenuhi tuntutan
Kerja fisiknya pada musim latihan hingga pertandingan tentu memerlukan suatu evaluasi. Hal
tersebut penting dilakukan karena tata gigi yang kandungannya nutrisi tidak cukup untuk
memenuhi kebutuhan akan rnengakibatkan atlet cepat lelah, kurang konsentrasi, mudah
tersinggung, akhirnya kemampuan untuk melakukan latihan tidak memuaskan, karena tidak
dapat tampil maksimal. Cara-cara melakukan evaluasi gizi atlet menurut Deakin dan
Brotherhood dalam Text book of Science and Medicinein Sport, ada beberapa metoda,yaitu:
• Evaluasi tata gizi sehari-hari
Dalam upaya menilai tata gizi harian dapat dilakukan dengan metoda mengingat
kembali atau melalui laporan catatan pribadi makanan yang dikonsumsi. Metoda
mengingat kembal iurnumnya meliputi riwayat tata gizi makanan yang dikonsumsi dan
seringnya mengkunsumsi: makanan khusus dalam 24 jam. Metoda ini pada dasarnya
dapat dilakukan secara kualitatif atau semi kuantitatif. Laporan catatan pribadi
umumnya meliputi perkiraan takaran berat semua makanan yang dikonsumsi selama 3-
7 hari. Cara cepat untuk menilai status gizi dari mengingat kembali dan melihat catatan
makanan yang dikonsumsi dalam 24 jam adalah dengan mengecek gambaran
kecukupan lima bahan pokok.
• Observasi klinik
Pemeriksaan klinis dilakukan adalah untuk mengetahui kondisimedis atau aktor
fisologis yang menggangu asupan makanan, pencernaan dan metabolisme, Hal ini
penting dilakukan, karena penyakit akut atau koronis, anxiety, deperesi dan beberapa
macam obat yang dikonsumsi dapat mengganggu status gizi.Diare selera makan hilang,
gangguan pencernaan dan penurunan berat badan dapat menyertai penyakit yang
disertai.
• Analisis biokimia (misalnya;darahatauurine)
Acuan standar untuk menilai status gizi atlet adalah dari populasi atlet, jadi tidak dan
populasinon atlet. Pemeniksaan perlu dilakukan beberapa kali, karena dalam
pemeniksaan sering ditemukan bahwa kadar suatu zat gizi di dalam darah rendah
dipengaruhi oleh adanya variasidiurnal (misal;VitC, Golongan Vit B, Mg,Fe danZn )
atau mungkin zat-zat tersebut telah didistribusike jaringan-jaringan.
• Pengukuranan tropometrik
PengkuranTB,BB dan lipat kulit (skin fold) dapat digunakan untuk menilai komposisi
tubuh secara tidak langsung sekaligus menghitung kebutuhan energi. Penilaian harus
berdasarkan popolasi-kelompok atlet,diluar populasi itu tidak cocok.
Daya ( Energi)
1. Kebutuhan Daya(Energi) Harian.
Kebutuhan energi harian terdiri dari kebutuhan energi istirahat, untuk
pekerjaan,rekreasi, untuk kepentingan latihan dan kompetsi. Untuk orang dewasa
pada umumnya, khusus Pesantai dan Pekerja ringan, kebutuhan energi harian berkisar
pada 2500-3000 kcal untuk laki-laki dan 2000-2500 kcal wanita. Untuk latihan sering
kebutuhan meningkat 30% atau lebih. Kemudian perlu juga dipahami, setelah latihan
berat yang berlangsung lama, kebutuhan energi istirahat juga meningkat untuk beberapa
jam. Dengan memperhatikan hal tersebut diatas logis bila atlet pada membutuhkan
energi yang lebih tinggi pada kelompok non- atlet. Selain itu perlu juga dipahami bahwa
perilaku kegiatan fisik sehari-hari juga menentukan kebutuhan tata gizinya yang
khusus. Aktivitas dengan intensitas tinggi pada latihan dan kompetisi memberikan stress
nutrisi khusus yang jelas berbeda dengan kebutuhan gizi bukan Atlet.
2. Kebutuhan energi untuk latihan dinamis
Kebutuhan gizi untuk kegiatan dasar misalnya berjalan, berlari, bersepeda dan berenang
telah diketahui dengan baik. Pada kegiatan ini kebutuhan energi untuk latihan dan
kompetisi sangat ditentukan oleh kapasitas aerobik atlet yang bersangkutan.
Brotherhood (1984) mengatakan kebanyakan atlet daya tahan (endurance) berlatih
pada70-75% dan bertanding/berlomba pada 80% V02 max. Tabel berikut menunjukan
perkiraan kebutuhan daya dalam latihan dan kompetisi untuk intensitas/bebansub-
maximal. Hanya sedikit Atlet yang dapat menggunakan energi lebih dan 5000
KJ (1200 kcal)/jam, tetapi beberapa Pembalap dan Perenang sebagai hasil latihan
jangka panjang dapat menggunakan energi lebih dari 12500 kJ (3000kcal)/
6
hari(Costill1988).
Tabel1
Estimasi pengguanaan energi oleh atlet, konsumsi CHO dan banyaknya air yang hilang selama
latihan dan kompetisi, sesuai dengan kapasitas aerobik anintensitas olahraga yang dilakukan.
Hanya sedikit informasi yang dapat diperoleh berkenaan dengan penggunaan energi
dalam olahraga beregu dan permainan individual, oleh kerena kesulitan teknis dalam mengukur
ambilan 02 selama latihan maupun kompetisi. Tetapi pertandingan- pertandingan yang terus-
menerus dan belangsung lama atau kegiatan yang bersifat intermitent sesungguhnya adalah
latihan daya-tahan (endurance), karena itu perkiraan kebutuhan energi untuk olahraga-olahraga
termaksud dapat diperhitungkan berdasarkan tabel di atas. Umumnya penggunaan energi untuk
cabang olahraga permainan lebih rendah dari pada untuk olahraga daya-tahan, oleh karena
kapasitas aerobik mereka biasanya lebih rendah.Selama kompetisi olahraga-olahraga
tersebut rata-rata intensitasnya lebihdari75% V02 max.
Karbohidrat
Porsi CHO yang tepat dalam tata gizi merupakan faktor penting, karena CHO adalah
sumber energi yang dipergunakan oleh otot untuk latihan berat dan penampilan maksimal
dalam kompetisi. Untuk kegiatan sehari-hari, hampir separuh energi dipasok oleh lemak,
sedangkan selama kerja berat sumber daya utarna adalah CHO. Padalatihan dengan intensitas
7
>70%V02 max, asam lemak bebas (FFA=FreeFattyAcid) yang diambil oleh sel-sel otot sangat
kurang mencukupi oleh karena terbatasnya jumlah FFA dalam plasma. Akibatnya paling
sedikit 70% pengeluaran energgi berasal dari oksidasi CHO. Dalam kompetisi,bila intensitas
kerja fisik >85% V02max harus dipertahankan, maka metabolisme FFA dihambat, karena itu
hampir seluruh energi dihasilkan dari glikogen. Bila glikogen otot terkuras hingga hampir
habis, maka latihan dengan intensitas tinggi tidak dapat ditampilkan (Perhatikan Tabel diatas)
Karena itu atlet memerlukan lebih benyak CHO ± satu jam latihan berat.
Bagian terbesar penggunaan CHO selama latihan berat dan kompetisi dipasok dari
glikogen otot, tetapi pada olahraga daya-tahan (endurance) oleh karena meningkatnya
ambilan gluksa darah oleh sel-selotot, juga merangsang peningkatkan tuntutan terhadap
glikogen hati pada awal latihan, meningkatnya produksi energi hampir seluruhnya dipasok oleh
glikogen otot. Dengan berlanjutnya latihan, maka kontribusi energi dari glukosa darah dan
lemak meningkat, tetapi penggunaan glikogen otot terus berlangsung sehingga cadangan
glikogen otot terus berkurang. Bila glikogen otot habis, maka penampilan (performance)
memburuk. Glukosa darah dipertahankan oleh hepar, tetapi bila glikogen hepar habis,
glukoneogenesis tidakcukup cepat untuk memeperthankan glukosa darah selama kerja berat.
Jadi bila glikogen otot dan hati mendekati habis,terjadi kelelahan dan hipoglikemia dan hal
tersebut dipercepat bila pada awal olahraga persediaan keduanya memangs udah rendah. Itulah
sebabnya pemuatan karrbohidrat sebelum melakukan olahraga berat perlu dilakukan.
Bila semalam tidak makan maka cadangan glikogen hepar berkurang kurang lebih dari
setengah jumlahnya dari post- prandial (= 2 jam setelah makan) dan akan habis dalam 24 jam
sekalipun dalam keadaan istiraha twaktu berpuasa, atau asupan CHO-nya rendah.Persediaan
glikogen otot lebih stabil pada istirahat dan hanya berubah sedikit dengan puasa beberapa hari
atau kelaparan.Tetapi akibat berolahraga glikogen otot dan glikogen hati habis dengancepat
karena digunakan sebagai energi. Pada aktivitas daya tahan (endurance) yang hampir maximal
saat kompetisi, habisnya glikogen dapat terjadi dalam waktu kurang dari satu jam.Glikogen hati
cepat pulih dalam waktu ± 1 jam dengan makanan yang mengandung 100-150g CHO.
Sebaliknya pemulihan persediaan glikogen otot dapat memerlukan waktu antara 24-48 jam
sekalipun tata gizinya mengandung jumlah CHO tinggi. Pemeliharaan persediaan glikogen otot
dan hati merupakan faktor penting untuk mempertahankan kapasitas penampilan tingkat tinggi,
karena itu kandungan CHO dalam tata gizinya harus selalu diperhatikan. Tentang hubungan
antara CHO dalam makanan dan jumlah glikogen otot serta hubungannya dengan olahraga
enduarance tersusun dalam tabel hasil experimen Bergstrom (1967) di bawah ini:
8
Asupan CHO yang lebih tinggi dari rata-rata, penting untuk pemulihan penuh dan
latihan bera tsehari-hari. Bila atlet mengkonsumsi CHO kurang dari yang dipergunakan untuk
latihan, glikogen otot tidak sepenuhnya diganti dan kemampuannya untuk mempertahankan
kerja berat pada hari-hari berikutnya akan menurun.
Pengamatan Costill (1988) pada atlet menunjukkan bawa glikogen otot sehari-hari tidak pulih
bila CHO dalam tata gizinya tidak kaya akan CHO. Sebaliknya bila dalam tata gizi kaya CHO,
maka glikogen otot dan kapasitas daya tahan dapat pulih sepenuhnya. Untuk atlet daya tahan
yang berlatih lebih berat memerlukan tata gizi yang mengandung CHO 60-70% energi total,
misalnya 550g untuk keperluan daya sebesar 3500kcal/hari. Untuk olahraga lain walaupun
intensitasnya tidak setinggi itu, sebaiknya juga mengkonsumsi CHO sejumlah 60-70% daya
total untuk lebih menjamin kecukupan daya keperluan latihan harian.
Semua atlet harus menyadani bahwa penurunan penampilan selama jangka waktu
latihan intensif sangat mungkin disebabkan oleh terkurasnya secara progresif glikogen otot.
Demikian juga Atlet yang harus berlatih dan bertanding sekali dalam seminggu atau setiap hari
untuk jangka waktu tertentu harus yakin bahwa asupan CHOnya sudah terpenuhi.
Protein
Protein bukanlah sumber energi utama, karena itu protein dalam tata gizi jauh lebih
sedikit dari pada lemak dan CH0. Kebutuhan protein untuk orang dewasa sehat sehari-harinya
adalah untuk mengganti Nitrogen yang hilang yang berhubungan dengan metabolisme-
nya,serta yang hilang dari kulit dan usus, yaitu sebesar 0,6g/KgBB/hari. Tingkat asupan yang
aman protein yang aman menurut rekomendasi (FAO,WH01985) yang disebut Recommended
Daily Allowance (RDA) keperluan harian protein adalah 0,75g/KgBB/hari untuk dewasa
dan1,0g/gBB/hari untuk anak-anak dan pubertas. Pada masa pertumbuhan cepat, anak
memerlukan tambahan protein sekitar 50%. Hampir semua tata gizi yang mengandung jumlah
protein ini mengandung asam amino essential yang cukup memenuhi kebutuhan.Rekomendasi
ini tidak mempunyai kaitan dengan kebutuhan daya, tetapi kira- kira setara dengan 9%
kebutuhan daya total untuk individu dengan aktivitas harian sedang.Sebagai perbandingan,
konsumsi protein pada banyak bagian dunia ini melebihi nilai 10% asupan daya sehari- hari.
10
telur dan produk-produk peternakan) karena makanan- makanan itu juga merupakan sumber
nutrisi penting lainnya misalnya zat besi (Fe), Zn, riboflavin, VitA dan Ca. Konsumsi CHO
tinggi tidak akan menyebabkan kekurangan asam protein oleh karena makanan yang berasal
dari padi-padian, sayuran yang mengandung tepung, kacang-kacangan dan biji-bijian juga
mengandung protein.
Kelebihan protein
Brotherhood (1984) mengatakan banyak atlet mempunyai kebiasaan makan protein
lebihdari 16%, dan beberapa atlet power mengkonsumsi 30 lebih dari % asupan energinya
yang standar. Penting untuk diketahui, kelebihana sama mino dan protein yang dimakan akan
disimpan, diokxidasi atau diubah menjdi lemak atau glukosa dan dengan demikian menjadi
bagian dan pasokan energi. Tetapi para akhli tidak menemukan keuntungan dari asupan protein
yang tinggi, bahkan sebaliknya justru dapat merugikan atlet oleh karena tentang hal tersebut
Guyton (1961) mengatakan:
• Protein adalah mahal
• Dapat menyebabkan berkurangnya asupan CHO yang sangat penting dalam tata
gizi
• Dapat menyebabkan kelebihan lemak, karena lemak ada bersama protein hewani
• Menyebabkan ekresi nitrogen extra yang menyebabkan bertambahnya
pengeluaran air melalui urine
• Tata gizi tinggi dapat mengganggu balans asam basa dan dapat menghambat
performance dengan intensitas tinggi
• Energi pengolahan protein untuk dapat dipergunakan sebagai sumber energi
(SDA protein = Specific Dynamic Actionprotein) tinggi, yaitu sekitar 30-60% dari nilai
kalori yang terdapat dalam jumlah protein yang dikonsumsi
Perlu diketahui SDA untuk protein dapat mencapai 30-60% dari nilai protein yang
dimakan. Karbohidrat dapat mencapai ±50%, kemudian lemak ±10%. Dengan demikian jelas
bahwa protein bukan untuk sumber energi yang dapat diandal kegiatan olahrag akompetitif.
Keadaan tersebut dibuktikan dengan peristiwa yang dialami oleh sekelompok atlet gulat
(sistem energinya dominan anaerobik) pada malam hari menjelang pertandingan
mengkonsumsi protein dalam jumlah besar (kenyang), gagal dalam pertandingan karena
kurang mampu rnengerahkan kekuatan. Karena itu perlu disadari dan diingat kembali bahwa
olahraga yang dominan anaerobik, ototnya sangat memerlukan kecukupan CHO, karena hanya
karbohidart yang mampu menghasilkan energi dalam suasana anaerobik.
Elektrolit
Keringat mengandung vitamin-vitamin yang larut dalam air dan trace minerals, tetapi
jumlahnya sedikit, sehingga sekalipun terjadi pengeluaran keringat yang banyak dan berulang
setiap harinya, tetapi tidak memerlukan tambahan secara khusus dalam tata gizinya.
13
Kehilangan Kalium, Magnesium dan Calsium tidaklah banyak. Pada atlet, kehilangan
ion tersebut agaknya tidak mungkin mencapai 1% dari kandungannya dalam tubuh,di samping
cepat diganti oleh tata gizi yang mengandung makanan yang bervariasi (Costill1988). Dengan
olahraga berat berulang-ulang dalam lingkungan panas maka terjadilah aklimatisasi. Salah satu
wujud aklimatisasi ialah menurunnya kandungan Natrium dalam keringatnya. Pada orang yang
telah beraklimatisasi dengan baik, kandungan Natrium dalam keringtnya sebesar10-20mMol/L,
kira-kirahanya sepertiga dari yang terdapat dari dalam keringat orang yang tidak terlatih
dan belum beraklimatissasi. Selanjutnya sebagai hasil dari paparan panas atau olahraga yang
berlangsung lama dan berulang-ulang, terdapat peningkatan produksialdosteron yang
menyebabkan ginjal mengkonservasi Natrium (Costilll984).
14
Persiapan Nutrisi untuk Kompetisi
Persiapan nutrisi untuk kompetisi adalah aspek yang paling tidak dipahami dalam
nutrisi olahraga. Tata gizi persiapan yang tepat untuk kompetisi, seperti halnya nutrisi yang
tepat selama latihan, adalah hal yang paling rawan untuk penampilan kompetitif yang bersifat
maximal.
Dampak nutrisional yang besar dan olahraga berat adalah oksidasi yang cepat dari
persediaan CHO yang terbatas dan hilangnya sejumlah besar air. Untuk olahraga yang
dilakukan lebih dari satu jam, durasi penampilan tergantung pada kandungan awal glikogen
dalam hati dan otot serta tingkat hidrasi. Bila atlet berlatih berat tetapi tidak mengkonsumsi
CHO yang cukup, glikogen ototnya secara progresif terkuras dan menjadi tidak adekuat untuk
kompetisi (Costill1988), oleh karena itu nutrisi persiapan untuk kompetisi harus memenuhis
yarat:
• Telah pulih dari latihan atau kompetisi sebelumnya,dan kandungan glikogen
otot serta hepar telah penuh.
• Terhidrasi penuh.
Faktor utama yang harus diperhatikan ialah sifat olahraga dan durasinya. Olahraga yang
memerlukan waktu kurang dari satujam, kandungan glikogennya harus normal. Kompetisi
olahraga berat intermiten maupun kontinu selama 90 menit atau lebih, maka kandungan
glikogen harus penuh, sedangkan olahraga daya tahan yang berlangsung 2 jam atau lebih, maka
persediaan glikogennya harus super-penuh.
Untuk atlet terutama pelari-pelari yang sedang menjalani latihan berat, persiapan yang
terbaik untuk menghadapi kompetisi yang berlangsung 2 jam atau lebih adalah istirahat 2-3
hari sebelum kompetisi atau latihan ringan dengan tata gizi tinggi CHO.
Tujuan pemuatan karbohidrat adalah untuk menambah cadangan energi, karena itu
diperlukan asupan energi yang melebihi penggunaannya,karena itu dengan sendirinya akan
terjadi peningkatan massa tubuh. Glikogen yang disimpan dapat mencapai500-600 gram. Hal
ini akan disertai meningkatnya massa tubuh sekitar 2kg ,oleh karena untuk setiap 1 gram
glikogen yang tersimpan akan tebawa sebanyak 2,7 gramair. Untuk kompetisi jenis daya
tahan, air extra yang tersimpan sangat bermanfaat, karena pada pengolahan glikogen selama
olahraga air itu dapat menghemat kehilangan air melalui keringat.
16
essensial:
1. Untuk mengganti cadangan glikogen hati yang habis.
2.Untuk meyakinan kondisi hidrasi yang penuh
3.Untuk mencegah lapar dan mual.
Saat pemberian makan dan komposisi makanan menjadi penting karena akan
mempengaruhi perolehan sumber daya dari penggunaan glikogen, dan dengan sendirinya akan
mempengaruhi juga daya tahannya, yang paling bermanfaat ternyata adalah makanan ringan,
rendah lemak dan rendah protein dengan CHO tidak lebih dari100 gram disertai dengan jumlah
air yang tepat, dan dimakan 3-4 jam sebelum kompetisi. CHO dengan index glikemik yang
penyerapannya lambat lebih menguntungkan dari pada glukosa sederhana dengan index
glikemik tinggi yang akan menyebabkan perubahan besar dan cepat pada kadar glukosa darah
dan insulin (Jenkinsetal.1984). Makanan yang banyak mengandung gas juga hendaknya
dihindari.
Pola hidangan yang dapat dikonsumsi atlet menjelang pertandingan adalah sebagai
berikut:
• 3-4 jam sebelum bertanding makan lengkap seperti biasa,yang terdiri dari nasi
dengan lauk-pauknya.
• 2-3 jam sebelum bertanding sebaiknya dalam bentuk makanan kecil misalnya
roti dengan nilai kurang dari 500kcal.
• 1-2 jam sebelum bertanding makanan cair berupa juice buah
• 30-60 menit sebelum bertanding hanya boleh diberi cairan/minuman saja.
Makanan Cair
Beberapa Atlet, mungkin oleh karena anxietas tidak dapat mentolerit makanan dengan
baik menjelang kompetisi dan lebih memilih berpuasa. Hal tersebut membuat dirinya berisiko
mengalami kelelahan prematur. Mereka akan mendapat manfaat dari makanan cair yang dapat
dicema dengan cepat dan lebih mudah mentoleransinya dari pada terhadap makanan padat.
Makanan cair juga mempunyai keuntungan oleh karena mudah dibawa-bawa dan dapat
dikonsumsi secara berangsur.
18
Penggan tianair
Pentingnya kondisi hidrasi penuh sebelum olahraga pada latihan maupun pada kompetisi
di lingkungan panas perlu dipahami dan diterapkan. Dianjurkan demikian karena fakta
lapangan menunjukan, bahwa walaupun atlet selalu dianjurkan minurn air dalam jumlah yang
cukup, tetapi umumnya pengantian secara sempurna jarang terjadi. Karena itu sinyal haus tidak
boleh diabaikan hingga menunggu kerongkongan terasa kering. Artinya bila rasa haus sudah
muncul segera minum secukupnya. Memang umumnya atlet secara sadar berupaya melakukan
penggantian air yang hilang bersama keringat waktu bertanding atau berlomba, maupun
berlatih, namun hidrasi tida kmungkin terpenuhi. Keadaan tersebut terjadi menurut Deakin dan
Brothehood dalam Scienceand MedicneinSport (1992) yangdi edit oleh Blompield, dan kawan-
kawan dikatakan, “pada saat latihan, pertandingan atau perlombaan, pengeluaran keringat lebih
dari satu liter per jam, keadaan ini menunjukan bahwa pengeluaran air melalui keringat
melebihi kecepatan air yang keluar dan lambung”.
D. VEGETARIAN
Vegetarian adalah gaya hidup yang tidak mengkonsumsi daging, produk unggas, atau ikan dan
produk turunannya. Mereka juga menghindari bahan makanan yang mengandung susu dan telur.
Banyak yang meyakini, dengan menjadi vegetarian orang lebih aman dari penyakit-penyakit
mematikan, seperti jantung koroner dan stroke. Soalnya makanan-makanan itu cenderung
mengandung bahan-bahan membayakan, misalnya kolesterol.Kendati begitu, menjadi vegetarian
bukan berarti aman seratus persen alias tanpa risiko. "Tetap saja ada risikonya. Sebab, kelompok
ini potensial kekurangan pangan hewani" kata Prof Dr Ir Ali Khomsan, Guru Besar Jurusan Gizi
Masyarakat dan Sumber Daya Keluarga IPB. "Akibatnya, tak jarang di antara vegetarian yang
mengalami anemia atau penyakit kurang darah" ujarnya.Hal itu dapat terjadi karena mereka
kekurangan zat besi dan vitamin B 12 dari bahan pangan hewani. Di samping itu, para vegetarian
juga kekurangan protein yang berfungsi membangun tubuh. Itu sebab, sebaiknya anak-anak tidak
menjadi vegetarian. "Soalnya, kekurangan protein, terutama protein hewani, dapat menghambat
pertumbuhan mereka" tegasnya.Diingatkan, sebaiknya seseorang baru memutuskan menjadi
vegetarian bila masa pertumbuhannya telah selesai. Yakni sekitar usia 18 tahun. Begitu pun
dengan olahragawan, bila ia menjadi vegetarian kemungkinan daya tahan tubuh menjadi
berkurang. Karena makanan dari hewani juga memberi kekuatan bagi energi tubuh.
"Olahragawan yang vegetarian biasanya akan merasa lebih lemas dibanding yang bukan
vegetarian" tandas Ali Khomsan.Secara umum, vegetarian dibagi menjadi tiga golongan. Yakni
pure vegetarian (vegan), lacto vegetarian, dan lacto-ovo vegetarian. Pure vegetarian adalah orang
21
yang benar-benar hanya makan bahan dari tumbuhan dan sama sekali tidak mengonsumsi bahan
makanan dari hewani. Sementara lacto vegetarian masih mengonsumsi susu. "Sedang lacto-ovo
vegetarian adalah vegetarian yang masih mengonsumsi susu dan telur" jelasnya.
Memang, menu utama vegetarian adalah sayurdan buah-buahan. Namun, tentu saja itu tidak
cukup. Para vegetarian perlu suplemen (makanan tambahan) tertentu, untuk mengganti
kekurangan bahan yang dibutuhkan tubuh akibat tidak mengonsumsi pangan hewani. Terutama
untuk bahan zat besi dan vitamin B kompleks. Suplemen didapatkan dari luar bahan makanan
pokok. Namun, sejauh vegetarian tidak merasa mengalami gangguan dengan kesehatannya, tidak
mengkonsumsi suplemen juga tidak apa-apa.
Memulai menjadi vegetarian
Mudah sekali untuk memulai bervegetarian. Saya sarankan mulai mengurangi daging secara
bertahap, agar tubuh bisa melakukan penyesuaian. Misalnya mulai mengurangi makanan daging
binatang berkaki 4, kemudian berkaki 2, kemudian binatang laut, dan seterusnya.
Secara intensitas juga dikurangi bertahap, misalnya tadinya setiap hari makan daging, cobalah
tidak makan daging seminggu sekali, kemudian seminggu 3 kali, dan akhirnya setiap hari tidak
makan daging. Kemudian tahap lebih lanjut, kuah makanan yang ter-"cemar" daging juga tidak
boleh, demikian juga minyak bekas menggoreng makanan hewani.
Menurut saya usia di dalam kandungan pun boleh vegetarian, dengan catatan si ibu harus
memperhatikan gizi dan nutrisi yang dikonsumsinya, dan tentunya konsultasikan dengan dokter
yang mendukung vegetarian.
Tidak benar bahwa menjadi vegetarian badan jadi tidak bertenaga. Buktinya banyak atlet yang
bervegetarian dan berprestasi. Orang yang bervegetarian lalu badannya jadi tidak bertenaga dapat
dipastikan tidak memperhatikan pola makan dan asupan gizinya. Pemakan daging pun akan tidak
bertenaga jika kekurangan gizi.
Cara yang benar adalah makanlah dengan menu yang bervariasi, seperti tahu, tempe, variasi
sayuran aneka warna, variasi kacang-kacangan, variasi aneka jenis jamur, jangan terlalu sering
makan gorengan, makanan bersantan, hindari telur, jangan terlalu banyak garam atau gula. Dan
jangan lupa untuk minum air yang cukup dan banyak makan buah-buahan.
Makanan tradisonal kita kan banyak yang vegetarian seperti gado-gado, karedok, urap, lalapan
22
dan lain-lain. Tapi kalau mau beli di luar juga sekarang sudah banyak di kafe, kantin, food-court
atau rumah makan yang menyediakan masakan vegetarian. Saya punya daftarnya di
www.vegetarian-guide.com/vegetarian-restaurants-indonesia
Risikonya tidak ada. Hanya saja berdasarkan pengalaman pribadi, kadang ada teman yang suka
mencemooh kita dalam batas bergurau. Tapi itu tidak apa-apa, karena kita tahu mereka yang
mencemooh itu sebenarnya tidak paham.
Manfaatnya banyak sekali. Dari aspek kesehatan sudah banyak penelitian menunjukkan terbukti
jauh lebih sehat. Dari aspek lingkungan, sekarang para pakar lingkungan membeberkan ternyata
peternakan menjadi penyumbang terbesar pemanasan global, jadi dengan bervegetarian berarti
kita turut menyelamatkan bumi kita. Dengan bervegetarian kita juga lebih berpotensi terhindar
dari penyakit-penyakit yang menular melalui hewan seperti penyakit sapi gila, flu burung, flu
babi, flu kambing.
Tips menjadi vegetarian yang baik, karena kondisi lingkungan kadang-kadang membuat
vegetarian tidak disiplin
Menurut saya, kalau ingin bervegetarian dengan baik, tentunya kita harus lebih sering
berkomunikasi atau bersosialisasi dengan lingkungan orang-orang yang bervegetarian, sehingga
ketika kita berada di lingkungan yang tidak mendukung, disiplin kita tetap terjaga. Punya teman
yang sama-sama vegetarian juga sangat membantu menjaga semangat bervegetarian. Berbagilah
dengan lingkungan disekitar kita info-info vegetarian, sehingga mereka menjadi tahu
manfaatnya.
BAB III
KESIMPULAN
Beberapa Atlet dengan tata gizi yang nyata-nyata adekuat dapat memperlihatkan tanda-
23
tanda yang berhubungan dengan adanya defisisensi nutrisi dan gizi yang tidak seimbang.
Sebaliknya Atlet dengan asupan gizi sub-optimal tidak memperlihatkan tanda- tanda defisiensi
atau pengaruh terhadap penampilannya. Kegagalan mendeteksi tanda defisisensi secara
biokimia atau klinis dalam hubungan dengan asupan gizi yang rendah, merupakan refleksi
bahwa diperlukanwaktu untuk menghabiskan cadangan-cadangan nutrisi. Asupan gizi rendah
secara kronis meningkatkan risiko terjadinya gangguan nutrisi yang akhirnya dapat
mengganggu kesehatan dan penampilan. Pengukuran tunggal komponen-komponen biokimia
untuk menilai status nizi kurang akurat. Diperlukan monitoring status gizi secara reguler,
termasuk suplemen vitamin dan mineral selama seluruh program latihan untuk mendapatkan
pola makan seimbang yang konsisten.
Diperlukan kekhususan nutrisi yang berhubungan dengan latihan dan kompetisi yang
berat, kemudian praktek-praktek tata gizi yang salah harus dihindari karena dapat menurunkan
penampilan.
Kebutuhan suplemen vitamin atau mineral atau asupan sejumlah besar nutrien misalnya protein
hanya bermanfaat bagi Atlet bila memang ternyata ada defisiensi.
Pembakaran CHO dan hilangnya air melaui keringat merupakan stress nutrusional
mayor pada latihan yang berat dan asupan CHO yang tidak adekuat berakibat kelelahan dini.
Dehidrasi juga menghambat penampilan maximal, tetapi yang lebih gawat adalah terganggunya
fungsi termoregulasi yang menempatkan Atlet dalam resiko kegawatan panas. Asupan CHO dan
air yang tepat penting dalam persiapan untuk kompetisi, dan tata- gizi tinggi CHO pada hari-
hari menjelang pertandingan yang meliputi olahraga berat dan kontinu bermanfaat untuk
meningkatkan daya tahan, oleh karena hal itu meningkatkan besar simpanan glikogen dalam
otot.Untuk beberapa cabang olahraga, diperlukan CHO dan air selama olahraga.
DAPTAR PUSTAKA
Matjan, Bastinus N., Olahraga dan Cedera , fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan,
Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung, 2008
24
http://file.upi.edu/Direktori/F - FPOK/JUR. PEND. OLAHRAGA/195906281989012 -
LILIS KOMARIYAH
http://www.medicalera.com
25