Anda di halaman 1dari 10

BAB II

PEMBAHASAN

A. Unsur-Unsur Pendukung Drama


1. Unsur instrinsik
Unsur instrinsik adalah unsur yang membangun karya satra dari dalam
karya seni itu sendiri, unsur instrinsik meliputi :
a. Plot /Alur
Plot/alur adalah susunan peristiwa-peristiwa yang diceritakan dalam
cerita, plot atau alur dalam karya sastra hendaknya jangan dartikan
sebagai peristiwa-peristiwa yang diceritakan dengan panjang lebar
dalam suatau rangkaian tertenntu, tetapi lebih merupakan
penytususnan yang dilakukan oleh penulis tentang suatu peristiwa
berdasarkan hubungan – hubungan kausalitas yanga ada dalam
cerita. Pada drama ondel-ondel lumutan alur yang digunakan adalah
alur progresif menceritakan dari awal samapai akhir tanpa sedikitpun
tercampur dengan alur flas back dan alur lainnya, ceritanya dimulai
dari eksposisi melalui komplikasi dan klimaks yang berawal dari
konflik tertentu seta berakhir pada denuoment atau pemecahan. Jadi
drama ondel-ondel lumutan hanya menggunakan satu buah alaur
yaitu alur progresif.

Hal ini dapat dibuktikan melalui jalan cerita yang disajikan yang
berawal dari perkenalan para tokoh yang mempunyai prilaku dan
kegemaran yang berbeda lalu muncullah konflik ketika none kuning
akan tinggal di rumah dibolehkan tinggal namun keempat yaitu None
Abang, None Ijo, None Biru dan None Ungu anak Nyak Minul tetap
memusuhi None Kuning dan None Kuning diperlakukan seperti
pembantu walau demikian None Kuning tetap bersyukur, bagian
tengah drama ini dimulai dari berita di TV yang akan mengabarkan
ada lelaki kaya yang mencari istri yang bernama ondel-ondel
lumutan. Anak-anak enyak Minul menyambut dengan gembira
pengumuman itu, mereka ingin mengikuti pendaftaran menjadi istri
Ondel-ondel lumuten. Lalu merekapun pergi menuju rumah, Ondel-
Ondel Lumuten tetapi tetapi None Kuning tak izinkan mengikuti
pendaftaran tersebut oleh ketiga enyak Minul karena menurut
Mereka None Kuning tidak pantas menjadi calon istri Ondel-Ondel
Lumuten. Maka disinilah timbul klimaks masalah None Kuning
disuruh mengerjakan pekerjaan rumah dan menemani Enyak Minul
di rumah, None Kuning sangat kecewa walaupun begitu None
Kuning tetap menerima perlakuan-perlakuan dari anak-anak Enyak
Minul. Maka kemudian pergilah keempat anak enya Minul ke
Kampung rambutan tempat Ondel-Ondel Lumuten tinggal dengan
menumpang bajaj.

Bagian akhir cerita ini berisi tentang perjuangan None Kuning


menuju rumah Ondel-Ondel Lumuten, salah satunya None Kuning
harus mengendarai bajaj dengan sendiri karena sopir bajaj tak mau
mengantarkannya. Setelah sampai di rumah Ondel-Ondel Lumuten
none Kuning bertemu saudara-saudara anagkatnya yang tidak suka
dengan kehadirannya. Namun namun pada akhirnya setelah
dilakukan tes justru malah None Kuning melarikan diri setelah
mengetahui wajah dan fisik Ondel-Ondel Lumuten yang ternyata
jelek dan bodoh.

Ditinjau dari segi akhir ceritanya drama Ondel-Ondel Lumuten


termasuk ke dalam jenis plot tertutup yaitu pengarang memberikan
kesimpulan cerita kepada penonton pada jenis plot ini pembaca di
bawah wibawa pengarang, hak penonton disudutkan pada satu arah
yang ditujukan pengarang. Dengan demikian kesimpulan yang akan
diambil oleh penonton terhadap cerita yang ditonnton, harus
mengikuti isyarat-isyarat yang telah disampaikan pengarang dalam
tubuh cerita.

b. Akting
Akting adalah seni bermain peran, akting sangat mendukung peran
yang dimainkan karena dengan acting yang baik maka tokoh yang
diperankan oleh para pemain drama Ondel-Ondel Lumuten sudah
baik dan menarik namun masih ada sedikit kekurangan yaitu kurang
pemain mengusai peran hal ini dapat terlihat pada saat bermain
peran, karena drama ini termasuk drama ini termasuk drama komedi
para pemain darama masih sering ikut tersenyum dan tertawa
mendengar dialog yang diucapkan oleh pemain lainnya yang
memang terdengar lucu, lalu ketika anak-anak Enyak minul pergi
menuju pangkalan bajaj terjadilah dialog kesalahan dialog yang
diucapkan oleh salah satu anak enyak Minul yaittu None Ungu
sehingga untuk beberapa saat acting pemain semapat terhenti.
Apabila ditinjau dari vocal/pengucapan sudah jelas apa yang
diucapkan pemain bisa dimengerti oleh penonton walau kadang
suara yang diucapakan kurang dapat terdengar karena mikrofon yang
letaknya terbatas.

- Mimik
Mimik adalah ekspresi wajah dan bahasa tubuh para pemain
drama. Pada drama Ondel-Ondel Lumutan, para pemain sudah
dapat menghayati peran yang diaminkan. Sehingga peran yang
dibawakan tidak terkesan dibuat-buat sehingga ekspresi wajah
dan bahasa tubuh pemain sesuai dengan yang diucapkan. Hal ini
dapat dilihat pada penamipaln maksimal hamper keseluruhan
pemain, hanya menurut kelompok kami yang menjadi Sutini
kurang maksimal ia masih terlihat malu-malu dan terkesan
kurang menghayati peran sebagai adik Ondel Ondel Lumutan.

- Bloking
Bloking dapat terlihat dari sahut-menyahut dialog-dialog yang
dilakukan pemain. Para pemain Ondel Ondel Lumutan sudah
bias memanikan bloking secara baik. Hal ini dapat dilihat
lancarnya dialog yang saling bersahutan antar pemain sehingga
dialog-dialog yang diucapkan membentuk satu urutan cerita yang
berkaitan.

c. Diksi
Diksi adalah pemilihan kata-kata, drama Ondel Ondel Lumutan
menggunakan bahasa daerah, yaitu bahasa betawi, sehingga kata-
kata yang digunakan dalam dialog dipengaruhi logat Betawi. Hal ini
sangat cocok sekali dengan topic yang disajikan karena memang
cerita drama ini mengandung cultural budaya Betawi.

d. Tema
Tema adalah makna cerita, gagasan sentral atau dasar cerita. Wujud
tema dalam karya fiksi biasanya muncul pada alasan tindak atau laku
tokoh karena tema merupakan makna yang dilepaskan oleh suatu
cerita atau makna yang ditemukan dalam cerita. Ia merupakan
implikasi yang penting bagi suatu cerita secara keseluruhan bukan
sebagian dari suatu cerita yang dapat dipisahkan.

Tema yang digunakan oleh drama Ondel Ondel Lumutan adalah


tema organic yaitu tema yang mencakup hal-hal yang berhubungan
dengan moral manusia. Yang wujudnya tentang hubungan antar
manusia, antar pria dan wanita.

e. Tata Musik
Pada pementasan drama tata music digunakan untuk mengiring
drama. Tata musik sangat berpengaruh pada suasana yang terdapat
dalam adegan drama. Contohnya ketika suasana sedih maka iringan
music bernada lirih, suasana dilukiskan dengan iringan musik yang
berbeda pula. Tata musik dalam drama Ondel Ondel Lumutan sangat
bervariasi suasana drama ini. Hal ini dapat dilihat pada adegan-
adegan yang ditampilkan iringan musiknya menjadikan drama ini
semakin menarik untuk ditonton.

f. Perlengkapan
Ditinjau dari segi perlengkapan drama Ondel Ondel Lumutan,
perlengkapan yang disiapkan terlihat matang, hal ini dapat dilihat
dari tata lampu yang bekerja maksimal dan didukung oleh mesin
diesel untuk mengantisipasi podamnya listrik. Kostum para pemain
yang mendukung cerita, tat arias yang cukup baik serta sound sistem
yang berfungsi sebagai pengeras suara. Serta barang-barang yang
menjadi pendukung cerita seperti bunga-bunga, ondel-ondel, burung
dengan sangkarnya tertata dengan benar sehingga panggung
pertunjukan terlihat lebih hidup. Namun letak mikrofon yang
terbatas menjadi hambatan ruang gerak para pemain drama.

g. Tata Panggung
Pada pementasan Ondel Ondel Lumutan tata bpanggung bernuansa
adat Betawi. Terlihat dari rumah enyak minul yang menyerupai
rumah orang Betawi. Selain itu tata panggung pada drama ini cukup
menunjang drama yang diperankan akan mengandung banyak
kreatifitas yang dibuat oleh piñata panggung. Salah satunya
pembuatan barang-barang yang menunjang cerita seperti televise dan
bajaj. Namun semua itu kurang didukung dengan penutup layar
panggung yang terlambat menutupi panggung pertunjukan ketika
akan menata setting tempat berikutnya.

2. Unsur Ekstrinsik
Unsure ekstrinsik adalah unsure yang membangun drama dari luar. unsur
ekstrinsik meliputi :
a. Sosial
Drama Ondel Ondel Lumutan berusaha memberikan pesan sosial
kepada para penontonnya bahwa kita harus saling tolong-menolong
antar sesame manusia dan member pertolongan kepada orang yang
kesusahan. Semua pesan ini terlihat pada ceritanya yaitu ketika
Nenek Koneng yang yaitim piatu dan tidak punya sanak saudara
ingin menumpang tinggal di rumah Enyak Minul, walau anak-anak
Enyak Minul tidak setuju namun berkat kebaikan hati Enyak Minul,
Nenek Koneng diperbolehkan tinggal di rumahnya. Selain pesan
sosial drama ini juga memberikan pesan moral kepada penonton
bahwa sebagai seorang anak harus sayang kepada orang tua terutama
seorang ibu yang telah melahirkan kita ke dunia. Pesan moral ini
disampaikan oleh anak-anak Enyak Minul yang sangat menyayangi
Ibunya. Karena Ibunya (Enyak Minul) selalu memberikan kebebasan
kepada anak-anaknya.

b. Budaya
Unsure budaya yang ditampilkan pada drama ini adalah budaya
Betawi. Latar budaya Betawi sangat kental mrwarnai drama ini. Hal
ini dilihat dari kostum para pemain drama yang menggunakan kebaya
adat Betawi. Dan naskah drama yang menggunakan bahasa orang
Betawi. Selain itu panggung juga dihiasi dengan suasana yang
bernuasnsa Betawi. Seperti Enyak Minul yang sama dengan rumah
orang Betawi. Dan Ondel Ondel yang diletakkan di depan panggung
pertunjukan menandakan bahwa cerita pada drama ini mengandung
budaya Betawi.

c. Agama
Drama Ondel Ondel Lumutan kurang menyinggung hal yang
menyangkut religious/ agama. Drama ini kurang mengaitkan situasi
manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan, maka pada bagian-bagian
ceritanya nilai-nilai agama hanya sedikit ditunjukkan. Selebihnya
drama ini bersifat hiburan karena memang termasuk kedalam drama
komedi.
ANALISIS UNSUR INSTRINSIK DAN EKSTRINSIK DRAMA

ONDEL ONDEL LUMUTEN

Oleh:
Kelompok
Ketua : Dian Afrillia Maya Sari 06040112
Anggota : Devi Agista Bekti Pratiwi 06040001
Nana Elya 06040
Amin Fauzi 06040

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(STKIP) MUHAMMADIYAH PRINGSEWU-LAMPUNG

2009
KATA PENGATAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-

Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini tepat pada waktunya.

Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam

penyelesaian tugas ini. Penulis menyadari bahwa penyusunan tugas analisis ini

belumlah sempurna, maka oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran

yang bersifat membangun agar menjadi lebih baik.

Pringsewu, Desember 2009


Penulis

Kelompok
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................... i
KATA PENGANTAR............................................................................. ii
DAFTAR ISI........................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah............................................ 1
B. Rumusan Masalah..................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Unsur-unsur Pembangun Drama Ondel Ondel
Lumuten....................................................................
1. Unsur Instrinsik.......................................
2. Unsur Ekstrinsik......................................
B.

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan................................................................
B. Saran..........................................................................

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai