Anda di halaman 1dari 1

Pembalikkan parsial susunan pola Metilasi pada kromosom X- terkait gen HUMARA selama proses

diferensiasi hematopoisis pada stem sel embrio manusia.

Stem sel embrio manusia (hESC) telah banyak digunakan untuk kepentingan medis, terutama
dalam hal-hal yang berkaitan dengan pengobatan, seperti pada leukemia. hESC sangat menjanjikan
untuk diaplikasikan dalam bidang kedokteran regenaratif, dilihat dari kemampuan membelah yang
sangat tinggi dan kemampuan diferensiasi jaringannya pada kondisi tertentu.

Hematopoeisis adalah suatu proses diferensiasi pembentukan sel-sel darah dari sel pluripotent
(sel induk) yang diambil dari hESC. Pada penelitian ini, dilakukan analisis status metilasi pada kromosom
X yang terkait gen fosfogliserate kinase (PGK) atau HUMARA (human Androgen receptor) dalam proses
hematopoeisis. Pengertian dari proses metilasi itu sendiri adalah proses pembentukan/penghilangan
gugus metil pada basa C ke 5. Proses metilasi berfungsi sebagai pengatur ekspresi gen pada saat
diferensiasi.

Sebelum dilakukan penelitian, Kromosom X yang akan digunakan harus dinonaktifkan (X-
chromosome inactivation) terlebih dahulu dengan cara ditranskripsikan membentuk XIST (X inactive –
specific transcript). XIST memiliki peranan penting bagi pembentukan XCI, XIST akan melapisi kromosom
X sehingga tidak akan mengekspresikan gennya (non aktif). Analisis XCI pada hESC telah dilakukan pada
beberapa sel penting dengan menggunakan teknik ekspresi XIST transcript oleh RT-PCR atau oleh RNA
flouresens in situ hybridization (FISH). Hasil pengujian, mengungkapkan bahwa XCI dapat diatur dengan
cara menghilangkan XIST. Akan tetapi ekspresi XIST tunggal bukan penunjuk keberadaan XCI .

Analisis status metilasi pada gen HUMARA dilakukan pada sel H9, embrio, dan pada hematopoetic sel.
Sel sampel diambil secara acak dari kultur. Digunakan 2 jenis sel hESC wanita, H9 dan HUES9, pada lokus
PGK dan HUMARA. Berdasarkan hasil analisis, kedua sel menunjukkan perbedaan jumlah pengulangan
CAG pada lokus HUMARA, memungkinkan terjadinya pemisahan antara Xp dan Xm. Akan tetapi, pada
sel HUES9, perbedaan hanya terjadi pada satu triplet CAG, sehingga tidak memungkinkan terjadinya
pemisahan dua alel. Di lain sisi, pada sel H9, pemisahan Xp dan Xm diperkuat dengan adanya
pengulangan triplet hingga enam kali, sehingga proses analisis metilasi dapat dilakukan. Proses metilasi
pada lokus HUMARA juga terlihat pada saat proses diferensiasi H9 menjadi embrio.

Untuk mengetahui tingkat kestabilan status metilasi gen HUMARA pada diferensiasi sel H9 dilakukan
analisis progenitor hematopoesis dengan cara analisis HUMARA setelah ekstraksi DNA. Dari hasil
analisis tersebut, diketahui bahwa proses metilasi pada sel H9 menunjukkan stabilitas yang cukup tinggi
pada proses perbaikan dan pembentukkan sel baru akan tetapi cenderung berubah pada saat proses
diferensiasi hematopoesis, terutama pada sel progenitor. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan status
epiginetik dari gen HUMARA cukup stabil pada H9, dan dapat digunakan untuk mempelajari aktivitas
diferensiasi dari sel pluripotent stem sel wanita dan proes diferensiasinya.

Anda mungkin juga menyukai