A. Latar Belakang
Ilmu pengetahuan dan teknologi terus berkembang dengan pesat seiring
berjalannya waktu. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi ini tidak
lepas dari peranan ilmu fisika sebagai salah satu dasar yang membangun
teknologi. Berbagai produk teknologi yang telah dikonsumsi oleh masyarakat
dihasilkan dari aplikasi ilmu fisika. Oleh karena itu perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang terjadi menuntut sumber daya manusia yang
berkualitas terutama sumber daya menusia yang ahli dalam ilmu fisika.
Dalam menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas maka mutu
pendidikan harus ditingkatkan. Banyak usaha yang telah dilakukan pemerintah
untuk meningkatkan mutu pendidikan diantaranya memperbaiki sarana dan
prasarana, mengadakan pelatihan guru serta melakukan sertifikasi guru.
Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa bealajar fisika adalah hal
yang tidak menyenangkan. Belajar fisika dirasakan sebagai beban bagi siswa
karena pelajarannya sulit, hanya mendengarkan penjelasan guru, dan mencatat
rumusan matematis yang diberikan guru. Banyak siswa yang menganggap
bahwa belajar fisika hanyalah rutinitas untuk mengisi absensi di dalam kelas.
Pembelajaran fisika memerlukan waktu latihan yang banyak.
Siswa seharusnya dapat mengulang kembali pelajaran yang telah
dipelajari dirumah dengan berpedoman pada buku cetak ataupun catatan yang
mereka buat. Namun hal tersebut jarang dilakukan oleh siswa karena mereka
tdak mengerti dengan bahasa buku dan juga tidak memahami apa yang telah
mereka catat sendiri. Siswa cenderung malas belajar karena tidak mampunyai
sumber belajar yang dipahami.
Observasi yang dilakukan di SMAN 4 Padang terhadap hasil belajar
fisika ternyata nilai fisika juga menunjukkan hasil yang kurang
1
menggembirakan. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata ujian akhir semester
ganjil kelas X Tahun Ajaran 2009/2010 seperti Tabel 1.
Tabel 1. Nilai rata-rata ujian akhir semester ganjil kelas X SMAN 4 Padang
TA 2009/20101
Kelas X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8
Nilai Rata-
74,89 75,13 69,68 66,95 67,79 66,78 67,71 67
Rata
Persentase
Tuntas 87 89 63 62 62,5 65 60 61
KKM
( Sumber: Guru Mata Pelajaran Fisika Kelas X SMAN 4 Padang )
2
dilakukan guru untuk memotivasi siswa adalah dengan pemberian reward bagi
siswa yang mempunyai kemampuan lebih.
Guru harus lebih kreatif dalam menciptakan model pembelajaran yang
tepat agar siswa lebih aktif dalam belajar. Guru harus bisa memberikan
instruksi yang jelas dan dapat menciptakan suasana belajar yang kondusif.
Selain itu guru dapat memberikan motivasi yang lebih kepada siswa dengan
cara pemberian penghargaan/ reward terhadap hasil belajar siswa. Guru juga
diharapkan mampu mengkondisikan pembelajaran agar dapat menggunakan
waktu seefektif mungkin.
Untuk melakukan hal ini guru memerlukan model pembelajaran yang
dapat membuat siswa lebih mengerti dengan konsep fisika. Salah satu model
pembelajaran yang dapat digunakan guru adalah Model “QAIT”. Model ini
merupakan suatu model pembelajaran yang terdiri dari empat komponen yaitu
quality of intruction, appropriate levels of instruction, incentive, dan time
(Slavin, 1987:90 dalam Elliot, 1996: 448)
Sebelumnya telah ada yang melakukan penelitian mengenai model
pembelajaran “QAIT” ini yaitu penelitian yang dilakukan oleh Teti (2008) .
Penelitian tersebut telah dapat meningkatkan hasil belajar siswa, namun Teti
sendiri menyatakan akan lebih baik lagi jika siswa dapat mengingat pelajaran
dalam jangka waktu yang lama dan dapat mengaitkan sendiri konsep-konsep
yang ada .
Dari penelitian tersebut peneliti tertarik untuk menggunakan model
“QAIT” yang dipadukan dengan teknik pencatatan yang menuntut siswa dapat
mengaitkan sendiri konsep-konsep yang ada. Untuk mengantisipasi hal
tersebut perlu adanya dilakukan teknik pencatatan yang kreatif yang dapat
membuat siswa menjadi tidak bosan, kreatif dan kritis. Salah satu yang dapat
dilakukan adalah dengan menggunakan mind map. Mind map ini adalah teknik
mencatat yang menggunakan kata kunci, warna dan gambar. Siswa dapat
membuat catatan berdasarkan pikiran mereka untuk menyimpulkan pelajaran
yang diberikan. Siswa akan lebih kreatif dalam membentuk peta pikiran dan
mampu menyelesaikan persoalan secara sistematis.
3
Model pembelajaran “QAIT” ini dapat dilengkapi dengan pemakaian
teknik pencatatan yang dapat memberikan suasana yang kondusif dan dapat
membuat siswa belajar dengan aktif. Dengan penggunaan mind map ini siswa
dituntut untuk lebih aktif dan kreatif. Siswa dapat membuat pemetaan materi
dengan caranya masing-masing. Pembuatan mind map ini dapat dilakukan
dalam kelompok- kelompok kecil ataupun secara pribadi.
Dengan adanya penerapan model pembelajaran “QAIT” menggunakan
mind map ini diharapkan hasil belajar siswa kan meningkat, karena kualitas
pembelajaran telah meningkat. Bukan hanya peningkatan yang berasal dari
guru seperti pemberian instruksi yang jelas, suasana yang kondusif, pemberian
incentive serta pengaturan waktu yang baik, peran siswa untuk mereka sendiri
akan lebih sempurna dengan pencatatan hasil pembelajaran berdasarkan
pemikiran mereka secara aktif dan kreatif.
B. Rumusan Masalah
C. Batasan Masalah
Agar penelitian ini lebih terpusat dan terarah, maka penulis perlu
membatasi masalah yang akan dibahas sebagai berikut:
1. Materi yang diberikan sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) yaitu pada materi listrik yang terdapat pada KD
Memformulasikan besaran-besaran listrik rangkaian tertutup sederhana
4
(satu loop), mengidentifikasi penerapan konsep listrik AC dan DC dapam
kehidupan sehari-hari, dan menggunakan alat ukur listrik.
2. Hasil belajar dalam penelitian ini adalah hasil tes akhir dari materi
pelajaran yang diteliti pada ketiga aspek (kognitif, afektif dan
psikomotor).
D. Tujuan Penelitian
E. Manfaat Penelitian
Sesuai dengan tujuan, maka penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk:
1. Sebagai bahan masukan bagi guru dalam pelaksanaan pembelajaran di
kelas.
2. Sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan studi pada jenjang program
S1 Pendidikan Fisika di Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Padang.
3. Sebagai referensi dan informasi bagi peneliti lain.
F. Kajian Teoritis
1. Tinjauan Tentang Belajar dan Pembelajaran
5
“belajar adalah suatu proses yang berlangsung di dalam diri seseorang
yang mengubah tingkah laku, baik tingkah laku dalam berfikir, bersikap,
6
individu untuk mendapatkan sesuatu yang lebih baik dalam kurun waktu
tersebut juga akan bertahan dalam waktu yang relatif lama dan bersifat
pemanen. Anak dapat belajar dari proses mengalami dan mencatat sendiri
7
melalui tahap rancangan, pelaksanaan, dan evaluasi dalam konteks
kegiatan belajar mengajar.
8
Sebagai ilmu yang mempelajari fenomena alam, fisika juga memberikan
pelajaran yang baik kepada manusia untuk hidup selaras berdasarkan
hukum alam.
9
diri sebagai bekal untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang
yang lebih tinggi serta mengembangkan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
10
3. Inspiratif, yaitu dapat menggugah dan memotivasi siswa untuk terus
mencintai, mengembangkan dan menyebarkan ilmunya.
11
untuk mereview apa yang sudah dijelaskan sebelumnya (http://
psychemate.blogspot.com)
12
Langkah terbaik yang harus dilakukan guru agar siswa
termotivasi adalah setiap awal pembelajaran kepada siswa deserahkan
kemajuan hasil belajarnya misalnya dengan tugas atau kuis. Dengan
mengetahui hasil yang diperolehnya siswa akan dapat menilai sejauh
mana kemampuan mereka. Hasil tersebut bisa menjadi cermina bagi
mereka untuk pembelajaran selanjutnya.
d. Time
a) Tahapan I (Quality)
(1) Guru memberkan instruksi yang jelas mengenai
pembelajaran yang akan dilaksanakan.
(2) Guru membagikan bahan ajar yang dilengkapi dengan
informasi materi dan permasalahan yang menyangkut materi
yang dipelajari.
b) Tahapan II (Appropriate)
Membuat situasi kondusif, maksudnya agar pembelajaran lebih
efektif guru membagi siswa dalam kelompok kecil yang
heterogen.
c) Tahapan III(Incentive)
13
Guru memberikan penghargaan / bonus kepada siswa.
d) Tahapan IV(Time)
Penggunaan waktu dalam pembelajaran harus seefektif
mungkin.
Berdasarkan uraian tersebut dapat dikatakan bahwa model
pembelajaran ”QAIT” ini menuntut adanya pembelajaran yang
berkualitas dari guru, suasana belajar yang kondusif, pemberian reward
kepada siswa yang aktif dan pemakaian waktu yang efektif dalam proses
pembelajaran.
4. Tinjauan Tentang Mind Map
Tony Buzan (2007),menyatakan bahwa Mind Map adalah teknik
mencatat atau mengingat sesuatu dengan bantuan gambar dan warna,
sehingga kadua bagian otak manusia dapat digunakan secara maksimal.
Menurut Buzan, dengan memanfaatkan gambar dan teks pendek
(kata kunci) ketika kita mencatat atau mengungkapkan ide yang ada
dalam pikiran kita, maka kita telah menggunakan kadua belah otak
secara sinergis. Apalagi kalau kita menambahkan warna-warni cerah
untuk teks pendek dalam catatan itu. Karena menurut penelitian, otak
dapat lebih mudah menerima teks pendek daripada teks panjang.
Mind map bertujuan membuat materi pelajaran terpola secara visual
dan grafis yang akhirnya yang dapat membantu merekam, memperkuat
dan mengingat kembali informasi yang telah dipelajari (Jansen dalam
Mispawati 2008:9). Hal ini sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh
Buzan dalam Mispawati (2008:9) bahwa mind map merupakan peta
pelajaran yang hebat bagi ingatan, dengan memberikan kemudahan dalam
mengatur segala fakta dan hasil pemikiran sehingga cara kerja alami otak
akan dilibatkan dari awal, ini berarti bahwa upaya untuk mengingat
(remembering) dan menarik kembali (recalling) informasi akan lebih
mudah dan lebih dapat diandalkan daripada menggunakan pencatatan
tedisional.
14
Gegesik (2009) menyatakan ada beberapa manfaat Mind Map untuk
pengembangan diri, diantaranya adalah untuk:
a. Memperkaya kegiatan brainstorming, baik
yang dilakukan secara berkelompok maupun perorangan. Cocok
dengan teknik pemetaan pikiran yang strukturnya mengalir
bebas.
b. Untuk mengefektifkan waktu, pemetaan
pikiran dapat menjadikan waktu lebih efektif dan produktif.
c. Menyusun daftar tugas, pemetaan pikiran
dapat membantu dalam menyusun daftar tugas yang dapat
memotivasi kita untuk menyelesaikannya.
d. Melakukan presentasi yang dinamis. Dengan
pemetaan pikiran, materi presentasi akan dapat diingat lebih
mudah dan membuat para pendengar mendapatkan materi yang
kaya dan bervariasi.
e. Membuat catatan yang memberdayakan diri.
Metode pencatatan pemetaan pikiran yang menggabungkan teks
dan gambar ini akan membantu seseorang dalam mengelola
informasi, menambahkan kaitan dan asosiasi, serta menjadikan
informasi lebih bertahan lama dalam ingatan.
15
b. Gunakan gambar atau foto untuk ide sentral.
c. Gunakan berbagai warna karena bagi otak, warna sama
menariknya dengan gambar.
d. Hubungkan cabang-cabang utama ke gambar pusat dan
hubungkan cabang-cabang tingkat dua dan tiga ke tingkat satu
dan dua.
e. Gunakan garis-garis lengkung dan alur yang nyaman buat
Anda. Tidak ada aturan khusus dalam membuat mind mapping
sebab pembuatannya berdasarkan pemikiran masing-masing
individu.
f. Gunakan satu kata kunci untuk setiap garis.
16
senantiasa dilakukan selama proses pembelajaran dalam usaha
memperbaiki prestasi dan tingkah laku peserta didik.
17
a. Pengetahuan (knowledge)
Siswa dituntut untuk mengetahui dan mengenal satu atau
lebih fakta-fakta yang sederhana.
b. Pemahaman (comprehension)
Siswa diminta untuk membuktikan bahwa ia memahami
hubungan yang sederhana diantara fakta-fakta atau konsep.
c. Aplikasi (apllication)
Dalam aplikasi ini siswa dituntut untuk memiliki kemampuan
dalam menyeleksi atau memilih suatu konsep, hukum, aturan,
gagasan, dan cara tertentu secara tepat untuk diterapkan
dalam suatu situasi baru dan menerapkannya dengan benar.
d. Analisis (analysis)
Siswa diminta untuk menganalisis suatu hubungan atau
situasi yang kompleks atas konsep-konsep dasar.
e. Sintesis (synthesis)
Dengan sintesis diminta untuk melakukan generalisasi.
f. Evaluasi (evaluation)
Mengevaluasi dalam aspek kognitif ini menyangkut masalah
benar atau salah yang didengarkan atas dalil, hukum, prinsip
dan pengetahuan.
2. Ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai yang terdiri dari
lima aspek, yaitu penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian,
organisasi, dan internalisasi.
3. Ranah psikomotor berkenaan dengan hasil belajar keterampilan
(skill) dan kemampuan bertindak setelah seseorang menerima
pengalaman belajar tertentu. Ada enam aspek psikomotor yaitu
gerakan refleks, keterampilan gerakan dasar, kemampuan
perseptual, keharmonisan atau ketepatan, gerakan keterampilan
kompleks, dan gerakan ekspresif dan interpretatif.
G. Kerangka Berpikir
18
Menurut KTSP dalam proses pembelajaran harus dapat melibatkan
siswa secara aktif dengan didampingi guru sebagai fasilitator dan
motivatornya. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal, dalam proses
pembelajaran dapat menggunakan model pembelajaran yangs sesuai dengan
satuan pendidikannya. Dengan menerapkan model pembelajaran “QAIT”
menggunakan mind map diharapkan siswa akan lebih aktif dalam
pembelajaran dan guru dapat menjalankan perannya sesuai dengan tutuntan
KTSP. Dengan demikian diharapkan nantinya akan berdampak yang baik
terhadap hasil belajar siswa. Diharapkan hasil belajar siswa akan lebih
meningkat. Secara diagram dapat dilihat dari Gambar 1 berikut:
KTSP dan
Pembelajaran Fisika
Hasil Belajar
Siswa
H. Perumusan Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian
yang masih harus diuji kebenarannya. Berdasarkan kajian teoritis, maka dapat
dirumuskan hipotesis penelitian (Hi) yaitu: ”terdapat pengaruh yang berarti
penerapan model pembelajaran “QAIT” menggunakan Mind Map terhadap
hasil belajar fisika siswa kelas X SMAN 4 Padang.
I. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
19
Penelitian yang dilakukan ini adalah penelitian eksperimen semu
(quasi eksperimental research), yang bertujuan untuk memperoleh
informasi yang nerupakan perkiran bagi informasi dalam keadaan yang
memungkinkan untuk mengontrol atau memanipulasi semua variabel yang
relevan. Pada penelitian ini digunakan dua kelas sampel, yaitu kelas
eksperimen dan kelas kontrol. Pada kelas eksperimen diberi perlakuan
berupa penerapan model pembelajaran “QAIT”, menggunakan mind map
sedangkan pada kelas kontrol menggunakan pembelajaran model “QAIT”
saja. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Randomized Control
Group Only Design. Suryabrata (2006: 105) menyatakan desain penelitian
Randomized Control Group Only Design dapat digambarkan seperti pada
Tabel 2.
a. Populasi
20
b. Sampel
21
Sugiyono (2006: 60) menyatakan bahwa variabel penelitian
adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal
tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Sesuai dengan defenisi
diatas dan untuk kepentingan penelitian,maka penelitian ini
mempunyai tiga variabel yaitu variabel bebas, variabel terikat, dan
variabel kontrol.
4. Prosedur Penelitian
a. Tahap persiapan
1) Menetapkan jadwal penelitian
2) Mempersiapkan materi penelitian
3) Menentukan populasi dan sampel
22
4) Mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan
silabus.
5) Mempersiapkan instrumen
b. Tahap pelaksanaan
Pembelajaran yang diterapkan pada kedua kelas yaitu kelas
eksperimen dan kelas kontrol berdasarkan KTSP, tetapi model
pembelajaran yang digunakan berbeda. Skenario pembelajaran pada
kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada Tabel 3 dibawah
ini:
23
membuat mind map dari
permasalahn yang ada
e. Setiap kelompok akan dipilih
secara acak untuk e. Setiap kelompok akan dipilih
mempresentaikan hasil diskusi secara acak untuk
mereka dalam bentuk mind mempresentaikan hasil diskusi
map. mereka
f. Melakukan diskusi kelas yang f. Melakukan diskusi kelas yang
dibimbing oleh guru. dibimbing oleh guru.
g. Guru memberikan g. Guru memberikan
penghargaan kepada kelompok penghargaan kepada kelompok
yang memperoleh hasil diskusi yang memperoleh hasil diskusi
terbaik dan membuat mind terbaik serta nilai tertinggi
map yang paling kreatif serta (Incentive)
nilai tertinggi (Incentive)
h. Waktu untuk diskusi kelompok h. Waktu untuk diskusi kelompok
dibatasi (time) dibatasi (time)
Penutup (20 menit) Penutup (20 menit)
a. Siswa a. Siswa dibawah bimbingan
dibawah bimbingan guru guru menyimpulkan materi
menyimpulkan materi pembelajaran
pembelajaran b. Memberikan kesempatan
b. Memberika bertanya kepada siswa
n kesempatan bertanya kepada mengenai materi yang telah
3 siswa mengenai materi yang dibahas
telah dibahas c. Guru memberikan kuis
c. Guru mengenai materi yang telah
memberikan kuis mengenai dibahas
materi yang telah dibahas d. Guru memberikan tugas
d. Guru kepada siswa sesuai dengan
memberikan tugas kepada materi selanjutnya
siswa sesuai dengan materi
selanjutnya
c. Tahap Penyelesaian
Pada tahap akhir penelitian ini,maka peneliti akan melakukan:
24
5. Instrumen Penilaian
Instrumen adalah alat pengumpul data yang merupakan prosedur
yang sistematik dengan memperhatikan aturan yang telah ditentukan.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar
yang merupakan salah satu jenis tes yang digunakan untuk mengukur
perkembangan atau kemajuan belajar peserta didik, setelah mereka
mengikuti proses pembelajaran. Instrumen ini mencakup pada tiga aspek,
yaitu kognitif, afektif dan psikomotor.
1. Instrumen Ranah Kognitif
Instrumen dalam penelitian ini adalah item tes objektif yang
dilaksanakan di akhir penelitian. Agar tes menjadi alat ukur yang
baik, maka perlu diperhatikan langkah-langkah sebagai berikut :
a. Membuat kisi-kisi soal tes akhir berdasarkan KD dan indikator
b. Menyusun item tes akhir berdasarkan kisi-kisi yang telah dibuat.
c. Melakukan uji coba soal.
d. Melakukan analisis soal untuk mengetahui apakah soal tersebut
reliabel, valid, memiliki daya beda dan bagaimana tingkat
kesukarannya.
e. Dari hasil uji coba yang telah dianalisis diperoleh soal-soal tes
akhir yang baik.
Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam menganalisis
soal adalah sebagai berikut:
1) Tingkat Kesukaran Soal (D)
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau
tidak terlalu sulit. Bilangan yang menunjukkan sukar atau
mudahnya soal disebut Tingkat Kesukaran (D). Tingkat kesukaran
ini dapat digunakan sebagai suatu indikator untuk menentukan
adanya perbedaan kemampuan peserta tes. Untuk menentukan
tingkat kesukaran soal dapat digunakan perumusan seperti yang
diungkapkan oleh Slameto (1999: 219), yaitu :
25
RU + R L
D=
NU +N L … (1)
Keterangan :
D : proporsi menjawab benar / tingkat kesukaran
RU : Right Upper = jumlah jawaban benar dari kelompok atas
RL : Right Lower = jumlah jawaban benar dari kelompok bawah
NU : Number Upper = jumlah siswa yang termasuk 27%-33,3%
kelompok atas
NL : Number Lower = jumlah siswa yang termasuk 27%-33,3%
kelompok bawah
26
NU : Number Upper=jumlah sisa yang termasuk 27%-33,3%
kelompok atas
… (3)
27
∑X N ∑ X 2 −( X ) 2
dimana M= dan S=
N N ( N −1 )
∑ X N ∑ X 2 −( X )2
M= dan S=
N N ( N −1 ) … (4)
Keterangan :
r11 : reliabilitas tes secara keseluruhan
N : jumlah butir soal tes
M : rata-rata skor tes
N : jumlah pengikut tes
S2 : varians total
X : skor pengikut tes
28
melibatkan diri adalah aktif dalam belajar, serta menerima tanggung
jawab. Format penilaian ranah afektif ini dapat dilihat pada Tabel 7
berikut ini.
laporan kerja ilmiah, dan di akhir praktikum mengacu pada ujian praktek.
menyatakan :
29
”Pengisian rubrik penskoran tersebut memiliki pedoman
penskoran:
30
a) Data x1, x2, x3,..........xn yang diperoleh dari data yang terkecil
hingga data yang terbesar.
b) Data x1, x2, x3,..........xn dijadikan bilangan baku Z1, Z2,
Z3,...........Zn dengan rumus:
x i −x
Zi=
S …
(6)
Keterangan :
x : skor rata-rata
S : simpangan baku
c) Dengan menggunakan daftar distribusi normal baku, kemudian
dihitung dengan peluang F ( Zi ) = ( Z < Zi ).
d) Dengan menggunakan properti Z1, Z2, Z3,..........Zn yang lebih
kecil dari atau sama dengan Zi, properti ini dinyatakan dengan S (
Zi ), maka :
banyaknya Z1 , Z 2 , Z 3 ..........Z n yang Z i
S(Zi) n … (7)
31
dilakukan uji F. Uji ini dilakukan dengan langkah-langkah sebagai
berikut :
Keterangan :
32
2 2
( n1 −1) S1 +( n2 −1) S 2
… (10)
S=
√n1 +n2 −2
Keterangan :
√ n1
12
+
n2
12
… (11)
W 1 t 1 +W 2 t 2
t '>
W 1 +W 2 … (12)
S S
12 22
W 1= ;W 2 =
Dimana: n1 n2
33
t 1 =t( 1−α )(n −α )
1
t 2=t (1−α )( n −α )
2
n 2(n +1)
2
U=n1 n2 + −∑ R2
2 … (14)
Keterangan:
34
1
U min − n1 n2
2
z=
1
√ 12
n1 n2 ( n1 + n2 +1)
… (15)
1 ≤z≤z 1
( 1−α ) ( 1−α )
Dengan kriteria pengujian terima H0 jika –z 2 2
statistik, sebab pada aspek afektif nilai pada akhirnya akan disajikan
dapat dilakukan menjumlahkan item-item dari tiap aspek yang dicek (√)
afektif dalam penelitian ini diisi dengan cara mencek skor yang
35
SP
x 100 %
SA= SM …
(16)
Keterangan:
Rentangan Kriteria
0 – 20 Sangat Kurang
21 – 40 Kurang
41 – 60 Cukup
61 – 80 Baik
81 – 100 Sangat Baik
c. Ranah Psikomotor
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini
untuk ranah psikomotor adalah sama dengan teknik analisis data
pada ranah kognitif.
36
DAFTAR PUSTAKA
37
Elliot, SN.et.ui.1996. Educational Psycologi: Effective Teaching, Effective
Learning. Sidney Brown daan benchmark Publishing.
Nana Sudjana. 2002. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Ngalim Purwanto. 2001. Prinsip- Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran .
Jakarta: PT Remaja Rosdakarya.
38
http://id.wikipedia.org/wiki/Pendidikan_mind_map
39