PEMBAHASAN
Sementara semi finished product di jalur flat product adalah hot rolled coil
(HRC), hot rolled plate (HRP) dan cold rolled coil (CRC). HRC selain
merupakan bahan baku terbesar dari industri pengolahan flat product seperti
untuk konstruksi, pipa las spiral dan otomotif. Sementara CRC digunakan
sebagai bahan baku industri peralatan rumah tangga, otomotif, pelapisan
seng. Pelat baja merupakan semi finished product yang digunakan sebagai
bahan baku industri pipa las longitudinal, profil dan perkapalan.
SASARAN
B. Strategi Kebijakan
1. Memenuhi kebutuhan nasional;
2. Melakukan persebaran pembangunan pabrik semen ke arah luar Pulau
Jawa;
3. Meningkatkan daya saing industri semen melalui efisiensi penggunaan
energi;
4. Meningkatkan kemampuan kompetensi sumber daya manusia dalam
desain dan perekayasaan pengembangan industri semen.
5. Kebijakan
a. Pengaturan alokasi SDA lokal sebagai bahan baku industri petrokimia.
b. Pengaturan efisiensi bahan baku/energi melalui penghematan maupun
diversifikasi bahan baku/energi.
c. Pengaturan limbah/scrap/used-product petrokimia sebagai bahan baku.
d. Pengaturan insentif pajak untuk mendorong peningkatan investasi
industri petrokimia.
e. Pengaturan peningkatan SDM melalui peningkatan standar
kompetensi kerja nasional industri petrokimia.
f. Pengaturan mengenai pembangunan infrastruktur industri antara
Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah dan swasta.
g. Pengaturan yang mengutamakan penggunaan produksi DN.
h. Pengaturan pengembangan litbang teknologi DN yang terintegrasi dan
berkualitas melalui pemberian insentif.
No Uraian
Keramik ubin/ tile :
1
Ubin lantai, ubin perapian atau ubin dinding
Keramik Saniter :
Bak cuci, wastafel, alas baskom cuci, bak mandi, bidet, bejana
2 kloset, tangki air pembilasan, tempat kencing dan perlengkapan
saniter semacam itu dari keramik, dari porselen atau tanah
lempung China
Keramik table ware :
3 Perangkat makan, perangkat dapur,
perlengkapan rumah tangga lainnya
SASARAN
Dalam rangka program pembangunan ketenagalistrikan nasional sudah saatnya
mulai dikembangkan konsep kemandirian dalam pembangunan pembangkit
tenaga listrik dan pembangunan jaringan transmisi – distribusi. Sehingga
diharapkan akan diperoleh pembangunan ketenagalistrikan yang tidak
tergantung pada impor mesin peralatan, yang berdampak pada biaya
pembangunan dan pemeliharaannya. Dalam rangka meningkatkan kemampuan
industri mesin listrik dan peralatan listrik, untuk mendukung kemandirian
pembangunan ketenagalistrikan nasional perlu adanya arah pembangunan
industri mesin peralatan listrik yang mempunyai tujuan yang jelas dan sasaran
yang ingin dicapai.
Tujuan pembangunan industri mesin listrik dan peralatan listrik adalah
meningkatkan kemampuan industri dalam negeri dalam mendukung
kemandirian pembangunan ketenagalistrikan nasional dengan sumber daya
lokal.
Sasaran pembangunan industri mesin listrik dan peralatan listrik adalah
meningkatnya daya saing produk industri mesin listrik dan peralatan listrik
dalam negeri yang digunakan dalam pembangunan ketenagalistrikan baik di
dalam negeri maupun untuk pasar luar negeri.
1. Jangka Menengah (2010 -2014)
1. Meningkatnya peran industri mesin listrik dan peralatan listrik dalam
pembangunan ketenagalistrikan program 10.000 MW tahap II.
2. Meningkatnya kemampuan SDM industri untuk mendukung
pengembangan industri mesin listrik dan peralatan listrik.
3. Meningkatnya sinergi antara lembaga litbang dengan industri mesin
listrik dan peralatan listrik untuk mendukung penguasaan teknologi,
khususnya untuk produk seperti turbin, generator, dsb.
4. Meningkatnya investasi baru dan perluasan usaha industri mesin listrik
dan peralatan listrik.
5. Industri mesin listrik dan peralatan listrik bersama EPC nasional
menjadi pelaku utama dalam pembangunan ketenagalistrikan
6. Meningkatnya tingkat komponen lokal dalam pembangunan
ketenagalistrikan nasional.
C. Visi dan Arah Pengembangan Industri Mesin Listrik dan Peralatan Listrik
1. Visi Industri Mesin Listrik dan Peralatan Listrik
Menjadikan industri mesin listrik dan peralatan listrik berdaya saing
tinggi untuk mendukung kemandirian pembangunan ketenagalistrikan
nasional.
2. Arah Pengembangan
Menyediakan mesin peralatan listrik untuk mendukung kemandirian
pembangunan ketenagalistrikan nasional.
Menjadi basis pengembangan teknologi pembangunan
ketenagalistrikan.
Meningkatkan pangsa pasar ekspor .
3.2.2 Industri Mesin dan Peralatan Umum
A. Ruang Lingkup Industri Mesin Peralatan Umum
Ruang lingkup industri mesin peralatan umum mencakup mesin
peralatan yang digunakan untuk berbagai industri dan sektor seperti
konstruksi baja, alat berat, alsintan, mesin peralatan pabrik, mesin
perkakas, mesin pengukur, engine, boiler industri, dan sebagainya.
Cakupan HS meliputi HS 84.
B. Pengelompokan Industri Mesin Peralatan Umum
Berdasarkan karakteristik dari masing-masing produk mesin peralatan
umum dapat dikelompokkan menjadi :
1. Konstruksi baja
Konstruksi baja struktur, konstruksi baja bangunan, konstruksi baja
pelat, dan sejenisnya (HS 7308, 7309, 7310, dan 7311).
2. Alat konstruksi
Alat berat, alat handling mekanik, dan sejenisnya (HS 8428, 8429,
8430).
3. Mesin pertanian
Traktor, thresher, reaper, RMU, huller, dan sejenisnya (HS 8424,
8432, 8433, 8435, 8436, 8437).
4. Mesin proses
Mesin peralatan pabrik untuk pabrik tekstil, pabrik kulit, pabrik
kertas, pabrik percetakan, pabrik pengolahan makanan dan
minuman, pabrik kimia dan sebagainya (HS 8422, 8438, 8439, 8440,
8441, 8443, 8444, 8446, 8447, 8448, 8449, 8456, 8457, 8458, 8459,
8460, 8461, 8462, 8463, 8464, 8465, 8474, 8479).
5. Alat energi
Boiler industri, heat exchanger, engine, dan sebagainya (HS 8406,
8407, 8408, 8410, 8411).
6. Mesin penunjang
Mesin perkakas, pompa, peralatan pemanas dan pendingin, alat ukur,
dan sejenisnya (HS 8413, 8414, 8417, 8418, 8419, 8423, 8425, 8426,
8427, 8483, 9024, 9026, 9427, 9428, 9429, 9430).
SASARAN
Dalam rangka program pembangunan industri nasional sudah saatnya mulai
dikembangkan konsep kemandirian dalam setiap pembangunan pabrik-pabrik
pengolahan dan pembangunan infrastruktur dimana peranan EPC nasional
dapat lebih diutamakan agar mampu menarik industri mesin peralatan umum
sebagai industri pendukungnya. Sehingga diharapkan pembangunan industri
mesin peralatan umum menjadi tulang punggung daripada pembangunan
industry unggulan yang akan datang, dengan mengurangi ketergantungan pada
impor mesin peralatan.
Tujuan pembangunan industri mesin peralatan umum adalah meningkatkan
kemampuan industri dalam negeri dalam mendukung pembangunan industri
manufaktur dan sektor ekonomi lainnya.
Sasaran pembangunan industri mesin peralatan umum adalah meningkatnya
daya saing produk industri mesin peralatan umum dalam negeri untuk
mendukung pembangunan industri manufaktur dan sektor ekonomi lainnya.
A. Jangka Menengah (2010 -2014)
1. Meningkatnya kemampuan industri mesin peralatan umum untuk
memenuhi kebutuhan mesin peralatan pembangunan industri
manufaktur dan sektor ekonomi lainnya.
2. Meningkatnya kemampuan SDM industri untuk mendukung
pengembangan industri mesin peralatan umum.
3. Meningkatnya sinergi antara lembaga litbang dengan industri mesin
peralatan umum dalam rangka penguasaan teknologi.
4. Meningkatnya investasi baru/perluasan usaha dan penyebaran industri
mesin peralatan umum di Jawa maupun di luar Jawa.
5. Meningkatnya peran EPC nasional dalam setiap pembangunan di dalam
negeri yang didukung oleh Industri mesin peralatan umum.
B. Jangka Panjang (2010 – 2025)
1. Meningkatnya kemampuan industri mesin peralatan umum bersama
EPC nasional dalam setiap pembangunan industri manufaktur dan
sector ekonomi lainnya.
2. Meningkatnya kemampuan industri mesin peralatan umum dalam
negeri untuk memproduksi barang modal.
3. Meningkatnya pangsa pasar luar negeri.
SASARAN
A. Jangka Menengah (2010 -2014)
1. Mantapnya struktur ITPT melalui peningkatan investasi (proyeksi
total 2014 = Rp. 172 trilyun);
2. Meningkatnya ekspor dengan proyeksi 2014 = US$ 16,7 Milyar;
3. Teramankannya pasar dalam negeri (proyeksi nilai produksi = Rp.
144,8 trilyun dan konsumsi perkapita = 6 kg);
4. Penyerapan tenaga kerja (proyeksi 2014 = 1,47 juta orang) dan
meningkatkan kemampuan.
5. Meningkatnya ekspor ke pasar non tradisional.
2. Kebijakan
Kebijakan yang diperlukan sektor TPT untuk memperbaiki iklim
usahanya adalah untuk merestrukturisasi permesinannya,
ketersediaan bahan baku, ketersediaan energi listrik dan
ketenagakerjaan.
Melanjutkan program peningkatan teknologi (restrukturisasi
permesinan) di industri TPT.
Peninjauan ulang kebijakan ekspor MIGAS agar dapat lebih
memenuhi kebutuhan PTA dan MEG didalam negeri dan
memberikan kontinyuitas suplai energi dengan harga
dibawah 6 cent/ kwh.
Kebijakan kemudahan/insentif bagi industri yang
melakukan diversifikasi sumber energi dan industri yang
memproduksi dissolving pulp.
Pengaturan peningkatan kemampuan SDM melalui
peningkatan standar kompetensi kerja nasional dan
penyiapan Lembaga Sertifikasi Profesi industri TPT.
Pengaturan pengembangan litbang teknologi DN yang
terintegrasi dan berkualitas melalui pemberian insentif.
SASARAN
A. Jangka Menengah (2010 -2014)
1. Sasaran Kualitatif
Berkembangnya Merk Nasional, terutama untuk kebutuhan
pasar dalam negeri dan secara bertahap mampu bersaing di pasar
regional.
Meningkat dan bertambahnya negara tujuan ekspor , terutama
untuk produk dengan nilai tambah tinggi dan memiliki
keunggulan/ diferensiasi, seperti sepatu kulit formal/pesta.
Meningkatnya penggunaan produksi dalam negeri dan
meningkatnya pangsa pasar dalam negeri
Berkurangnya impor terutama pemasukan dengan cara tidak
wajar/illegal impor
Terciptanya iklim usaha yang kondusif.
Berkembangnya industri supporting dan berkurangnya
ketergantungan terhadap impor bahan baku
Meningkatnya daya saing produk alas kaki di pasar dunia
2. Sasaran Kuantitatif.
Peningkatan ekspor rata-rata 10 % per tahun sehingga tahun
2014 ekspor mencapai USD 3,2 Milyar
Penambahan tenaga kerja baru rata-rata 4 % pertahun
Tambahan investasi baru maupun perluasan sekitar USD. 500
juta pertahun.