menyebabkan air dilaut, sungai dan danau menguap. Uap air yang
hangat tersebut akan bergerak naik keatas, dan saat uap tersebut
naik, uap air mulai menjadi dingin. Hasilnya, uap air tersebut mulai
berkondensasi membentuk kembali butiran-butiran air. Kumpulan
dari butiran-butiran air dilangit tersebut yang kita kenal sebagai
awan. Butiran-butiran air yang makin lama makin membesar
akhirnya akan jatuh kembali ke bumi sebagai hujan. Kadangkala,
suhu udara yang terlalu dingin membuat butiran-butiran air tersebut
membeku membentuk es dan jatuh kembali ke bumi sebagai salju.
Inti kondensasi adalah partikel padat atau cair yang dapat berupa
debu, asap, belerang dioksida, garam laut (NaCl) atau benda
mikroskopik lainnya yang bersifat higroskopis, dengan ukuran 0,001
mm – 10 mm.
- Tetes air kemudian mulai tumbuh menjadi tetes awan pada saat
RH mendekati 100 %. Karena uap air telah digunakan oleh inti-inti
yang lebih besar dan inti yang lebih kecil kurang aktif tidak
berperan maka volume tetes awan yang terbentuk jauh lebih kecil
dari jumlah inti kondensasi.
- Jadi perbedaan antara tetes awan dan tetes hujan adalah pada
ukurannya.
Jika sebuah awan tumbuh secara kontinu, maka puncak awan akan
melewati isoterm 0 0C. Tetapi sebagian tetes-tetes awan masih
berbentuk cair dan sebagian lagi berbentuk padat atau kristal-kristal
es jika terdapat inti pembekuan. Jika tidak terdapat inti pembekuan,
maka tetes-tetes awan tetap berbentuk cair hingga mencapai suhu
-40 0C bahkan lebih rendah lagi2.
begitulah penjelasanya.
materi referensi:
http://www.ceritakecil.com/ilmu-pengetah…
http://dayant.blog.friendster.com/2008/0…
• 2 tahun lalu
1. Pengertian
Aerosol didefinisikan sebagai partikel padat atau cair yang tersuspensi di udara.
Partikel aerosol memiliki rentang ukuran mulai dari sekitar 2 nm sampai 100 um.
Aerosol terdiri dari sistem dua fasa yang terdiri dari partikel dan gas dimana
partikel-partikel tersebut tersuspensi di dalamnya. Oleh karena itu istilah aerosol
menunjuk pada campuran yaitu antara partikel dan gas. Partikel debu tanah yang
tersuspensi di udara, asap yang keluar dari cerobong pabrik, partikel garam dari
percikan air laut, tetes air awan, dan lain-lain sejenisnya merupakan contoh dari
aerosol. Dalam beberapa keadaan, aerosol bersifat tidak stabil sehingga sifatnya
berubah-ubah terhadap waktu. Namun untuk mengkaji dan mempelajari efeknya
terhadap kesehatan, aerosol diasumsikan cukup stabil terutama ketika
menghitung beban sistem pernafasan pada waktu berlangsung proses
penghirupan udara di sekitarnya.
Gambar 1.
Distribusi ukuran
partikel dari
berbagai jenis
sampel. Debu
atmosfer
mempunyai ukuran
lebih dari 0,001 - 1
um, sedangkan
asap rokok
berukuran antara
0,01-1 um.
2. Konsentrasi Massa
Konsentrasi massa suatu aerosol adalah massa partikel per satuan volume
campuran. Satuan yang biasa digunakan adalah mg/m3. Satuan ini biasa
digunakan untuk standar pengukuran aerosol yang berhubungan dengan
keselamatan kerja. Satuan lainnya adalah ug/m3 yang digunakan untuk standar
pengukuran polusi udara. Aerosol dapat juga dikarakterisasi dengan konsentrasi
jumlah yaitu jumlah partikel per satuan volume dan sering digunakan
partikel/m3. Konsentrasi jumlah biasanya digunakan untuk analisis bioaerosol,
asbestos, clean room dan partikel super-halus.
Untuk membersihkan suatu ruangan dari partikel udara yang dapat menggangu
sistem pernafasan terutama aerosol radioaktif karena akan menyebabkan radiasi
interna di dalam tubuh (khususnya sistem pernafasan) maka dikembangkan
sistem penyaring partikulat udara. Mengingat partikulat udara berukuran
mikroskopis maka penyaring ini harus mampu menangkap partikel halus
tersebut, dan dibuatlah penyaring (filter) HEPA.. Filter HEPA (High Efficiency
Particulate Air) telah dikembangkan sejak tahun 1940-an ketika US Atomic
Energy Commission mengembangkan teknologi untuk menghilangkan partikulat
radioaktif. Filter HEPA dapat menangkap 99,97% partikel berukuran 0,3um. Awal
1960-an telah dikembangkan filter ULPA (Ultra Low Penetration Air) yang
memiliki efisiensi 99,999% untuk partikel sampai berukuran 0,12um. Sedangkan
SULPA( Super ULPA) memiliki efisiensi 99,9999% untuk partikel berukuran
0,12um.
(epudjadi©jan2009)